Legenda Futian

Mencari Jalur Agung di Akademi Donghua



Mencari Jalur Agung di Akademi Donghua

0"Ayo kita pergi," ujar Liu Qingzhu. Kemudian dia membawa kerumunan kultivator itu ke area lainnya. Saat mereka terus memasuki bagian dalam akademi, tempat-tempat yang mereka kunjungi menjadi semakin tak terduga. Terkadang mereka akan bertemu dengan para kultivator dari Akademi Donghua, namun area di atas mereka kini benar-benar tersegel rapat.     
3

Di kejauhan, terdapat sebuah area tandus yang dikelilingi oleh pegunungan di sekitarnya. Sementara itu, sisi lain dari area pegunungan tersebut tampak diselimuti oleh lapisan kabut. Bahkan Ye Futian dan kelompoknya samar-samar bisa mendengar suara dari dalam lapisan kabut tersebut.     

"Apa itu?" Qin Qing bertanya sambil memandang ke arah pegunungan di kejauhan. Dari balik lapisan kabut itu, samar-samar dia bisa melihat sebuah menara pencakar langit yang berukuran sangat besar. Sepertinya menara itu bahkan lebih tinggi dari gunung. Di menara itu, terdapat rune yang tak terhitung jumlahnya bersinar terang. Seolah-olah ada cahaya suci yang bersinar menembus lapisan kabut itu. Orang-orang bisa melihat fenomena aneh itu dari kejauhan. Selain itu, ada pula sebuah aura yang samar tapi terasa mengerikan terpancar dari arah menara tersebut. Suara yang terdengar samar itu juga berasal dari sana.     

"Menara itu juga termasuk pusaka yang kami miliki," ujar Liu Qingzhu. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut dan terus bergerak menuju menara tersebut.     

"Itu adalah area terlarang di Akademi Donghua," ujar Ling He pada Qin Qing dengan suara pelan. Sepertinya dia juga mengingatkan kultivator lainnya. Para kultivator langsung terdiam dan tidak memandang ke arah menara tersebut. Karena itu adalah area terlarang, mereka jelas tidak boleh menyelidiki area itu dengan jiwa spiritual masing-masing. Namun, rasa penasaran mereka justru menjadi semakin kuat. Mereka ingin tahu apa yang ada di dalam sana.     

Tentu saja, beberapa dari mereka bisa menebak apa yang ada di dalam area tersebut.     

"Kakak Senior, sepertinya ada Qi iblis yang muncul dari sana," ujar Ye Futian pada Li Changsheng secara telepati. Dia bisa merasakan adanya Qi iblis yang terpancar dari area tersebut. Sepertinya kekuatan penyegel dari menara itu tidak mampu menyegel Qi di dalamnya dengan sempurna.     

Mendengar hal ini, tatapan mata Li Changsheng berubah menjadi aneh. Dia juga telah berkultivasi selama bertahun-tahun dan sudah memiliki banyak pengalaman. Karena telah hidup begitu lama, sudah jelas dia telah melihat banyak hal dan wawasannya lebih luas daripada kultivator pada umumnya. Beberapa hal hanya bisa diketahui dengan mengalaminya secara langsung. Mereka tidak boleh memercayai rumor tanpa mengetahui kebenarannya.     

"Mungkin itu adalah Menara Penyegel Iblis," ujar Li Changsheng. "Menara itu digunakan untuk mengurung iblis-iblis yang sangat kuat."     

Ekspresi Ye Futian tampak aneh. Kenapa Akademi Donghua perlu menyegel iblis yang kuat?     

Namun, Li Changsheng tidak mengatakan apa-apa lagi, jadi Ye Futian tidak bertanya lebih lanjut.     

Saat mereka melanjutkan perjalanan, mereka melihat pohon ilahi lainnya. Dahan-dahan dari pohon ilahi ini merambat ke berbagai tempat dan membentuk sebuah hutan belantara. Faktanya, ada kekuatan penghancur dari Jalur Agung yang mengerikan terkandung di dalam hutan tersebut. Hal ini menyebabkan ekspresi Ye Futian tampak aneh. 'Pohon' melambangkan kehidupan dan kekuatan kehidupan yang melimpah. Namun, pohon yang berada di hadapannya ini sepertinya mengandung kekuatan penghancur yang mengerikan di dalamnya.     

"Itu adalah Pohon Kematian, yang memiliki sebuah roh di dalamnya," ujar seseorang. "Wilayah ini masih memiliki banyak area tersembunyi di dalamnya. Apakah kalian tertarik untuk mengunjunginya?"     

Sebelum rombongan itu sempat menjawab, tiba-tiba terdengar suara yang keras dari kejauhan. Mereka menoleh dan memandang ke kejauhan. Liu Qingzhu mengeluarkan auranya dan menyebarkannya ke segala arah. Tidak lama kemudian, dia tahu dari mana keributan itu berasal.     

Kultivator lainnya memandang ke arahnya. Bagaimanapun juga, mereka telah diperingatkan untuk tidak menggunakan jiwa spiritual mereka secara sembarangan. Karena itulah, mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi.     

"Para kultivator dari Istana Dewa Kehancuran telah tiba di Akademi Donghua. Saat ini mereka sedang berada di Cermin Ilahi dari Roda Surgawi dan Panggung Pencarian Jalur Agung," Liu Qingzhu menjelaskan. Mendengar hal ini, ekspresi orang-orang menjadi aneh. Apakah para kultivator dari Istana Dewa Kehancuran, yang biasanya gemar menyendiri, juga datang ke Akademi Donghua?     

Sebelumnya, para anggota dari Akademi Donghua tidak menunggu kehadiran kelompok dari Istana Dewa Kehancuran. Itu berarti pihak akademi tidak mengetahui bahwa Istana Dewa Kehancuran akan datang kemari. Sekarang, sepertinya mereka telah menjadi tamu tak diundang.     

"Ayo kita pergi ke sana," ujar seseorang. Mereka juga sangat tertarik dengan Cermin Ilahi dari Roda Surgawi. Apa yang sedang direncanakan oleh para kultivator dari Istana Dewa Kehancuran saat berada di Panggung Mencari Jalur Agung.     

"Baiklah." Liu Qingzhu mengangguk sebagai tanggapan. Kelompok itu pun berbalik dan kembali ke arah Panggung Pencarian Jalur Agung dengan kecepatan tinggi.     

Ditambah lagi, mereka tidak sendirian. Banyak orang di wilayah ini juga mendengar keributan itu. Di dalam wilayah dari Akademi Donghua, banyak orang tampak bepergian melalui udara. Mereka bermunculan dari area pegunungan di bawah maupun pulau-pulau terapung di atas langit. Mereka semua bergerak menuju ke arah yang sama.     

Tidak lama kemudian, para kultivator itu tiba di Panggung Pencarian Jalur Agung. Gunung-gunung kuno yang menjulang tinggi hingga ke atas awan tampak mengelilingi Panggung Pencarian Jalur Agung. Di suatu tempat, sekelompok kultivator berjubah hitam tampak berdiri di sana. Mereka memiliki aura yang mengerikan. Tekanan yang dipancarkan oleh mereka sangat menyesakkan.     

Sementara di gunung seberang mereka, terdapat para kultivator dari Akademi Donghua di sana.     

Di antara mereka, tepatnya di atas Panggung Pencarian Jalur Agung, dua Renhuang sedang terlibat dalam pertarungan yang sangat sengit.     

Liu Qingzhu langsung menghampiri tempat para kultivator dari Akademi Donghua berdiri. Sementara itu, kultivator lainnya pergi ke arah yang berbeda-beda. Ye Futian dan para kultivator dari Menara Pengintai Wangshen mendarat di salah satu gunung. Para kultivator dari Istana Fluttering Snow memilih mendarat di gunung lainnya, sedangkan para kultivator dari Istana Lingxiao memilih gunung di samping mereka.     

Mereka semua berdiri di lokasi yang berbeda-beda.     

Pada saat ini, terdengar suara tabrakan yang sangat keras, dan matriks yang mengelilingi Panggung Pencarian Jalur Agung tampak bersinar dengan cahaya yang menyilaukan, menghalangi gelombang kejut yang dihasilkan dari serangan kedua Renhuang itu. Kultivator dari Akademi Donghua berhasil dipukul mundur, dan penampilannya tampak menyedihkan.     

'Mereka sedang menjalani Pertempuran Hukum', pikir orang-orang saat mereka menunjukkan ekspresi aneh di wajah masing-masing. Liu Qingzhu memandang mereka dan berkata, "Istana Dewa Kehancuran, kenapa kalian tidak memberitahu kami bahwa kalian juga datang kemari? Seharusnya kami dapat memperlakukan kalian dengan lebih baik."     

"Tidak perlu repot-repot melakukan hal itu. Lagipula tidak ada bedanya jika kami datang tak diundang kemari. Maaf karena telah membuat keributan," jawab seorang Tetua dari Istana Dewa Kehancuran.     

"Kalian semua adalah para tamu yang datang jauh-jauh kemari. Beberapa saat yang lalu, aku mengajak tamu-tamu lainnya mengelilingi Akademi Donghua. Sekarang setelah para kultivator dari Istana Dewa Kehancuran tiba di sini, apakah ada yang bisa kubantu? Jangan ragu-ragu untuk meminta apa pun padaku," ujar Liu Qingzhu dengan sopan.     

"Kau dapat membantuku dalam hal apa pun?" tiba-tiba terdengar sebuah suara saat sebuah aura yang dingin, acuh tak acuh dan sombong menyebar di udara. Para kultivator langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah orang yang baru saja berbicara. Itu adalah sosok paling mengerikan dari Istana Dewa Kehancuran, yang merupakan 'Dewa Kehancuran' berikutnya— Desolation. Dia dikenal sebagai penerus dari Dewa Kehancuran yang sedang menjabat saat ini.     

"Aku tidak bisa menjanjikan apa pun, tapi tentu saja aku akan membantumu semaksimal mungkin," jawa Liu Qingzhu, tanpa memedulikan nada bicara yang digunakan oleh Desolation. Liu Qingzhu tersenyum dengan tenang. Faktanya, dia penasaran dengan permintaan yang ingin diajukan oleh lawan bicaranya itu.     

Desolation berdiri di puncak gunung, dan jubah hitamnya berkibar tertiup angin. Tatapan matanya sangat tajam saat dia memandang Liu Qingzhu. Meskipun Liu Qingzhu adalah seorang senior baginya, namun Desolation tidak menaruh rasa hormat padanya. Dia berkata, "Hari ini, kami datang ke Panggung Pencarian Jalur Agung di Akademi Donghua untuk menantang Ning Hua."     

Ning Hua!     

Ning Hua adalah salah satu sosok monster di Wilayah Donghua, kultivator paling menonjol dari generasi muda di Wilayah Donghua. Dia adalah wakil pemimpin dari Istana Pemimpin Wilayah. Dia memiliki banyak gelar dan rumor mengenai dirinya.     

Dan sekarang, Desolation mengatakan bahwa tujuannya datang ke Akademi Donghua adalah untuk menantang Ning Hua?     

Namun, hal ini dapat dimengerti. Desolation juga merupakan salah satu sosok terkemuka di Wilayah Donghua. Kultivator biasa tidak pantas untuk bertemu dengan Desolation.     

Ada begitu banyak kultivator dari Akademi Donghua di sana. Namun, hanya beberapa dari mereka yang mampu bertarung melawan Desolation. Dia datang kemari khusus untuk menantang Ning Hua, wakil pemimpin dari Istana Pemimpin Wilayah.     

Liu Qingzhu tersenyum dan berkata, "Saat ini, kami pun tidak tahu dimana Ning Hua sedang berkultivasi. Jika kau bertemu dengannya, kau dapat menantangnya untuk bertarung melawanmu."     

Liu Qingzhu menyerahkan keputusan terkait tantangan ini pada Ning Hua.     

Namun tentu saja, pihak lawan harus menemukan keberadaan Ning Hua terlebih dahulu.     

Mengenai apakah Ning Hua akan menerima tantangan dari Desolation atau tidak, hal itu akan bergantung pada pilihan Ning Hua sendiri. Namun bagi Desolation, yang sudah datang jauh-jauh kemari, kemungkinan besar akan pergi dengan kecewa.     

Saat ini, tidak seorang pun yang bisa menemukan keberadaan Ning Hua, kecuali dia memang berinisiatif untuk muncul di hadapan publik.     

Banyak orang di Akademi Donghua percaya bahwa Desolation adalah sosok yang sombong. Meskipun saat ini Desolation juga dikenal sebagai salah satu dari empat kultivator paling menonjol di Wilayah Donghua, namun di mata mereka, perbedaan kekuatan antara Desolation dan Ning Hua masih terlalu besar. Terlepas dari peringkat apa pun yang ditempati oleh Ning Hua, biasanya dia berada di peringkat paling atas. Hal itu termasuk peringkat di antara empat kultivator paling menonjol di Wilayah Donghua saat ini. Ning Hua masih menempati peringkat pertama.     

"Kalau begitu, karena aku sudah jauh-jauh datang ke Akademi Donghua, aku ingin melihat seperti apa kekuatan yang dimiliki oleh para kultivator dari Akademi Donghua," Desolation melanjutkan kata-katanya. Nada bicaranya masih terdengar sangat sombong dan tidak sopan.     

Para kultivator dari Akademi Donghua merasa bahwa sikapnya ini sangat tidak menyenangkan. Tindakan yang dilakukan oleh Desolation sangatlah lancang. Karena Ning Hua tidak ada di sini, dia ingin menantang para kultivator dari Akademi Donghua. Desolation memiliki Roda Ilahi yang sempurna. Bahkan di antara murid-murid akademi, berapa banyak murid yang bisa menantangnya?     

Pasti hanya ada segelintir orang yang bisa melakukan hal tersebut. Kepribadian yang dimiliki oleh Desolation bisa dilihat dari hal ini.     

Para kultivator dari Istana Dewa Kehancuran datang ke Akademi Donghua untuk menantang kultivator lain dengan seenaknya sendiri.     

"Baiklah."     

"Jika memang itu keinginanmu, maka kami akan menerimanya dengan senang hati!"     

Beberapa Renhuang menanggapi satu per satu. Mereka semua berasal dari Akademi Donghua. Mereka juga ingin melihat sekuat apakah sosok monster dari Istana Dewa Kehancuran ini.     

Dalam sekejap, suasana yang menyelimuti Panggung Pencarian Jalur Agung berubah menjadi sangat menegangkan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.