Legenda Futian

Kekaguman



Kekaguman

1Dapat terlihat dengan jelas bahwa kemampuan mereka berdua cukup kuat untuk diakui oleh semua orang. Kong Xiao adalah salah satu sosok terkemuka di Akademi Donghua dengan kemampuan bertarung yang mengerikan. Meskipun dia memiliki keunggulan atas Ye Futian dalam hal tingkat kultivasi, namun Roda Ilahi milik Ye Futian jelas lebih kuat darinya.     3

Di atas langit, Kong Xiao menundukkan kepalanya dan memandang ke arah Ye Futian di bagian bawah. Cahaya hijau mengitari area di sekitar mereka. Kemana pun cahaya itu melintas, ruang hampa sepertinya akan hancur berkeping-keping. Ini adalah aura Jalur Agung milik Kong Xiao.     

Cahaya hijau yang lebih menyilaukan dari sebelumnya kini berputar-putar di sekitar tubuh Kong Xiao. Melihat hal ini, Ye Futian mengayunkan lengannya di kedua sisi tubuhnya. Dalam sekejap, muncul sebuah aura pedang yang menjulang tinggi ke atas langit, sepertinya hendak menyebar ke seluruh tempat; pada saat yang bersamaan, suara dentangan pedang yang menusuk telinga terus menerus terdengar dari atas langit. Sebuah aura pedang yang tak terbatas telah menciptakan resonansi yang kuat. Dengan menjadikan tubuh Ye Futian sebagai titik pusatnya, sebuah badai pedang yang mengerikan telah terbentuk, dan badai itu akhirnya bertabrakan dengan cahaya hijau yang dikeluarkan oleh Kong Xiao di atas langit.     

*Syuutt* Puluhan ribu pedang ilahi ditembakkan tanpa henti menuju Kong Xiao. Di sisi lain, cahaya hijau itu masih mengitari tubuh Kong Xiao tanpa henti. Saat cahaya itu bertabrakan dengan bilah-bilah pedang tersebut, semua pedang itu langsung dihancurkan.     

Akan tetapi, jutaan bilah pedang muncul dalam sekejap dan diarahkan menuju langit. Kekuatan Jalur Pedang mengalir ke atas seperti sebuah sungai pedang yang menerjang ke tempat Kong Xiao berada.     

Pada saat ini, Kong Xiao bergerak ke bawah. Ketika dia mulai mengambil langkah, seberkas cahaya hijau muncul di antara mereka dalam sekejap.     

Namun, pada saat Kong Xiao bergerak, Ye Futian juga melancarkan serangannya. Jutaan bilah pedang melesat ke udara dan menghantam cahaya hijau tersebut     

Aliran cahaya hijau yang tak terbatas itu terus menerus dihancurkan, begitu pula kekuatan Jalur Agung di dalamnya. Pergerakan cahaya hijau yang sangat menyilaukan itu juga terhenti. Pada detik berikutnya, cahaya itu akhirnya hancur berkeping-keping, namun pedang Ye Futian juga patah. Satu sosok tampak mundur ke udara, dan dia adalah Kong Xiao.     

"Teknik pedang macam apa itu?" Kong Xiao bertanya pada Ye Futian. Dia tahu sekuat apakah serangan yang baru saja dia lancarkan. Namun, dia dipaksa mundur hanya dengan satu serangan pedang yang mampu menangkis serangannya.     

"Liunian," jawab Ye Futian. Banyak orang tampak terkejut. Pria ini bernama 'Liunian', dan teknik pedang ini dinamai sesuai namanya sendiri. Ini adalah hal yang sangat tidak biasa. Semua orang dapat merasakan bahwa, ketika dia mengeluarkan serangan pedang itu, kekuatan Jalur Agung dipaksa untuk berbalik arah, dan semuanya seperti akan dihancurkan oleh serangan tersebut.     

"Tidak buruk," Kong Xiao memberikan pujian. Dia masih melayang di udara, dan ekspresinya tetap tak tergoyahkan, seolah-olah dia masih memiliki kepercayaan diri bahwa dia mampu mengalahkan Ye Futian. Meskipun kultivator di hadapannya ini adalah sosok yang luar biasa, bukankah dia juga sama? Keduanya memiliki Roda Ilahi yang sempurna. Dengan memiliki keuntungan dalam hal tingkat kultivasi, tidak alasan baginya untuk kalah.     

*Whoosh*     

Seberkas cahaya suci yang sangat menyilaukan terpancar keluar dalam sekejap. Cahaya itu melesat menembus ruang hampa, dan banyak orang tanpa sadar mengulurkan tangan untuk melindungi mata mereka; cahaya ini sangat menyilaukan. Mereka baru menurunkan tangan masing-masing setelah beberapa saat dan memandang ke arah Kong Xiao.     

Di belakangnya, muncul satu sosok raksasa yang bersinar terang. Itu adalah bayangan seekor merak ilahi yang tampak hidup. Saat merak itu mengepakkan sayapnya, bentangan sayapnya langsung menutupi langit dan menghalangi matahari. Di kedua sayapnya, muncul mata yang tak terhitung jumlahnya, dan mereka menembakkan cahaya suci yang menyilaukan.     

Ye Futian juga tampak tertegun sejenak. Pada saat berikutnya, dia melihat bahwa langit kini telah dipenuhi dengan bola mata. Pandangan matanya tampak kabur, dan hal itu tetap tidak berubah meskipun dia telah mengeluarkan jiwa spiritualnya. Bola mata yang tak terhitung jumlahnya itu seperti mengandung kekuatan magis yang membuatnya jatuh ke dalam dunia ilusi. Dia melihat ada banyak sosok Kong Xiao di hadapannya. Rasanya seperti ada sosok Kong Xiao di depan bola-bola mata tersebut.     

"Ilusi," sebuah suara tiba-tiba bergema di dalam hati Ye Futian. Pada saat berikutnya, sepasang mata yang tak terhitung jumlahnya itu memancarkan cahaya suci yang mengerikan. Sinar-sinar cahaya itu terlihat seperti bilah-bilah pedang tajam berwarna hijau yang menerjang ke arahnya. Pada saat itu juga, Ye Futian mulai mengerti kenapa Leng Kuangsheng dua kali mengingatkannya untuk waspada terhadap orang ini.     

Kong Xiao memang jauh lebih berbahaya daripada Ling He.     

Saat ini, dia sudah terjebak di dalam area Jalur Agung milik lawannya. Begitu Roda Ilahi berbentuk burung merak itu dikeluarkan, sepertinya Kong Xiao telah memegang kendali mutlak terhadap area ini.     

'Dia berada dalam bahaya', banyak kultivator yang menyaksikan pertarungan itu dari pegunungan di sekitarnya bergumam dalam hati. Kong Xiao sangat kuat. Sementara bagi para kultivator dari Akademi Donghua, mereka mengetahui seperti apa kemampuan yang dimiliki oleh Kong Xiao, jadi mereka tidak begitu terkejut dengan hal ini.     

Akan menjadi tantangan tersendiri bagi Ye Futian untuk meraih kemenangan melawan Kong Xiao.     

Pada saat ini, ketika cahaya hijau yang tak terbatas itu melesat ke arah Ye Futian, semua orang melihat bahwa ada bulan yang muncul di atas Ye Futian. Bulan ini sepertinya sangat dingin; sinar bulan menerangi seluruh tempat, dan butiran salju tampak beterbangan di sekelilingnya. Pancaran sinar bulan memenuhi area tersebut, hingga akhirnya bertabrakan dengan sinar-sinar cahaya hijau yang dikeluarkan oleh Kong Xiao.     

Orang-orang baru menyadari bahwa di bawah pancaran sinar bulan tersebut, cahaya hijau yang mengandung kekuatan Jalur Agung di dalamnya itu sepertinya dihancurkan dalam sekejap. Kedua cahaya itu saling menghancurkan satu sama lain hingga tidak ada yang tersisa di sana.     

"Ini..." Banyak kultivator tampak terkejut. Ini adalah Roda Ilahi yang belum ditunjukkan oleh Ye Futian sebelumnya.     

Ye Futian belum pernah menunjukkan Roda Ilahi ini sebelumnya—Roda Bulan.     

Ditambah lagi, Roda Ilahi ini tampaknya lebih kuat daripada Roda Ilahi yang dia tunjukkan sebelumnya. Hanya sinar bulan yang dipancarkan oleh Roda Ilahi ini saja mampu menghalangi cahaya hijau itu secara langsung. Mereka berdua sepertinya sedang bertarung dengan Roda Ilahi masing-masing. Akan tetapi, situasinya masih sama: Kong Xiao memiliki keunggulan dalam tingkat kultivasi dan Ye Futian unggul dalam tingkat Roda Ilahi. Hanya dengan mengandalkan kekuatan Roda Ilahi, Ye Futian langsung mengabaikan keunggulan tingkat kultivasi yang dimiliki lawannya atas dirinya; dia mampu menangkis serangan yang dilancarkan lawannya dengan mudah.     

Sebelumnya, dua Roda Ilahi miliknya telah berhasil membuat Cermin Ilahi dari Roda Surgawi membentuk lima lingkaran cahaya. Namun, dia tidak mengeluarkan Roda Ilahi ini sebelumnya. Jika Roda Bulan ini mampu membentuk lebih dari lima lingkaran cahaya, dia akan menjadi kultivator nomor satu di Akademi Donghua, dimana dia berhasil membentuk enam lingkaran cahaya! pikir beberapa kultivator dari Akademi Donghua dalam hati.     

Adapun Jiang Yueli dan Qin Qing, mereka teringat kembali akan pertarungan antara Ye Futian dan Ling He. Aura es itu mungkin berasal dari Roda Bulan-nya. Terlebih lagi, Ye Futian sengaja menyembunyikan Roda Bulan miliknya dan tidak mengujinya pada Cermin Ilahi dari Roda Surgawi. Tapi, kenapa dia melakukan semua ini?     

Apakah dia khawatir bahwa Roda Bulan miliknya akan memecahkan rekor yang dibuat oleh Akademi Donghua?     

Memang benar bahwa ada banyak kultivator yang hadir di sini, seperti Klan Yan dan Istana Lingxiao, memendam kebencian terhadap dirinya. Dia bisa memahami bahwa Ye Futian tidak ingin menjadi pusat perhatian.     

Desolation, Zong Chan, dan Li Changsheng memiliki pemikiran tersendiri saat menyaksikan pertarungan tersebut.     

Sepertinya pertarungan ini akan menjadi semakin menarik.     

Di atas langit, cahaya hijau yang ditembakkan oleh Kong Xiao bertabrakan dengan sinar bulan yang ditembakkan oleh Roda Bulan milik Ye Futian. Kedua cahaya itu saling memusnahkan satu sama lain, dan sepertinya tabrakan itu membentuk semacam dinding penghalang di antara keduanya. Tidak ada satu pun dari mereka yang mampu menembus kekuatan Jalur Agung lawannya.     

Namun, sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa Kong Xiao adalah lawan terkuat yang pernah ditemui oleh Ye Futian sejauh ini.     

Ling He dan Yan Dongyang jauh lebih lemah darinya.     

Hanya Kong Xiao, yang berada di tengah-tengah medan pertempuran, yang mengetahui bahwa aura es yang dipancarkan oleh Roda Bulan itu sedang mengikis area Jalur Agung miliknya secara keseluruhan. Dia bisa merasakan aura es yang menusuk tulang itu. Seolah-olah ada sebuah kekuatan tak berbentuk yang menyebar ke seluruh tempat, mencoba untuk merebut kendalinya atas area ini.     

Di sisi lain, bola mata yang tak terhitung jumlahnya di sayap merak ilahi itu bersinar terang dan memancarkan sinar-sinar dari cahaya suci. Mereka berkumpul di depan tubuh Kong Xiao, dan pada saat itu juga, sepertinya Kong Xiao telah berubah wujud menjadi seorang dewa; sosoknya tampak agung dan tak tertandingi.     

Pada saat dia menggerakkan kedua tangannya secara bersamaan, cahaya hijau yang tak terbatas itu berkumpul di kedua telapak tangannya, yang kemudian berubah menjadi sebilah pedang ilahi berwarna hijau.     

Setelah itu, dia langsung bergerak.     

Akan tetapi, Ye Futian melihat hal yang berbeda di matanya. Dia melihat ada sepasang mata yang tak terbatas menembakkan sinar-sinar cahaya ke arahnya. Sementara itu, bayangan dari sosok Kong Xiao yang tak terhitung jumlahnya berjalan ke arahnya pada saat yang bersamaan. Karena semua ilusi inilah dia mengeluarkan Roda Bulan miliknya dan terus menerus menerima rentetan serangan dari lawannya.     

Meskipun telah melakukan hal tersebut, Ye Futian tiba-tiba merasakan bahaya yang mengancamnya.     

Kedua matanya berubah menjadi mata iblis, yang sepertinya ingin menembus semua ilusi itu dan menangkis kekuatan ilusi dari Jalur Agung milik Kong Xiao. Samar-samar dia bisa melihat seberkas cahaya hijau di sana.     

Pada saat ini, dua sinar cahaya melesat dari matanya. Di sisi lain, Kong Xiao, yang sedang menerjang ke arahnya, tiba-tiba menyadari bahwa dia sedang ditarik ke dalam dunia ilusi. Rasanya seolah-olah dia telah memasuki sebuah dunia yang dibentuk oleh sihir mata.     

Di hadapannya, sebuah ruang hampa yang saling tumpang tindih telah menjebaknya.     

Teknik ini tidak jauh berbeda dari miliknya.     

Namun, Kong Xiao tidak punya waktu untuk ragu-ragu. Kekuatan murni bisa menghancurkan segalanya. Sayap merak ilahi itu dikepakkan, dan dalam sekejap, bulu-bulu yang tak terhitung jumlahnya itu berubah menjadi bilah-bilah pedang yang tajam. Seberkas cahaya hijau yang menakjubkan melesat menembus ruang hampa dengan membawa kekuatan yang mengerikan di dalamnya. Setiap lapisan dari dunia ilusi tersebut ditembus dan dihancurkan. Kekuatan murni mampu menembus area Jalur Agung mana pun. Pada saat ini, Kong Xiao bisa memahami apa arti dari 'begitu dekat namun begitu jauh'. Meski demikian, cahaya hijau itu terus melesat ke depan, dan kemana pun cahaya itu melintas, semuanya akan dihancurkan hingga tak bersisa.     

*Boom* Kong Xiao bisa merasakan bahwa dia akhirnya terbebas dari dunia sihir mata tersebut. Pedang ilahi yang sangat menyilaukan itu menembus segala sesuatu yang menghalangi jalannya dan kini memasuki area yang diselimuti oleh sinar bulan. Aura yang sangat dingin menyebar di udara, disertai dengan kekuatan yang mampu menembus jiwanya dan membekukan area di sekitarnya.     

Suara lengkingan yang tajam bergema ke seluruh tempat saat pedang ilahi itu melesat menembus udara. Kong Xiao tidak pernah merasa sesulit ini untuk mengeluarkan teknik pembunuhnya; ini adalah pertama kalinya dia menghadapi situasi seperti ini. Bahkan ketika bertarung melawan kultivator dengan tingkat kultivasi yang lebih tinggi darinya, dia mampu melancarkan serangannya dengan mudah. Dia belum pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya.     

Dia mengira bahwa dia telah keluar dari dunia sihir mata yang menjebaknya sebelumnya, namun sepertinya dia telah memasuki area Jalur Agung lainnya. Di dalam area ini, dia melihat deretan planet dan bulan melayang di angkasa. Sepertinya ini adalah sebuah galaksi; planet yang tak terhitung jumlahnya tampak mengitari orbitnya, dan suara iblis gajah bergema di sana. Sinar bulan menyinari tubuhnya, dengan membawa aura es di dalamnya. Pedangnya mungkin bisa menembus galaksi ini dan menghancurkan setiap planet yang dihadapinya, tapi sepertinya dia tidak akan bisa mencapai bagian akhir dari area ini.     

Area Jalur Agung yang dia masuki ini adalah Roda Ilahi terkuat milik Ye Futian—area Jalur Agung mutlak.     

Sebuah telapak tangan yang berukuran sangat besar menerjang ke arah pedang ilahi itu dengan agresif. Di dalam galaksi tersebut, tablet batu yang tak terhitung jumlahnya dikerahkan ke bawah bersama dengan telapak tangan tersebut. Deretan planet dan iblis gajah itu juga ikut menyerang. Selain itu, seberkas cahaya Buddha yang menyilaukan menekan tubuh dan jiwa spiritualnya.     

'Gerbang Tekanan Dunia', pikir Kong Xiao dalam hati. Namun, serangan ini tidak terlihat seperti Gerbang Tekanan Dunia.     

Pedang ilahi berwarna hijau itu mampu menghancurkan deretan planet serta tablet-tablet batu itu; namun, pedang itu sudah mencapai batas kekuatannya.     

Disertai dengan suara ledakan yang keras, semuanya kembali seperti sedia kala. Kong Xiao kembali ke tempatnya semula, dan tubuhnya bergetar hebat. Rasanya seolah-olah dia tidak pernah berpindah dari tempatnya berada dan tidak mengalami pertarungan sengit itu.     

Meski begitu, darah segar mengalir dari sudut mulutnya dan tubuhnya yang bergetar hebat menjadi bukti betapa mengerikannya serangan yang dia terima sebelumnya.     

Kong Xiao memandang Ye Futian dengan ekspresi aneh di wajahnya. Kemudian, dia membungkuk hormat dan berkata, "Di masa depan, ketika dia mencapai puncak kekuatan, aku akan mengagumi siapa pun dari Wilayah Donghua yang berani menantangnya!"     

Setelah itu, dia berbalik dan berjalan menjauh!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.