Legenda Futian

Kebetulan?



Kebetulan?

3Ye Futian mengikuti Ling ke tempat tinggalnya, yang merupakan sebuah paviliun sederhana.      1

Di bagian halamannya, seorang lelaki tua sedang duduk di sebuah kursi dengan tenang. Sepertinya dia sedang bersantai dan menikmati waktu senggangnya.     

"Kakek!" Ling berseru saat dia masih berada cukup jauh dari rumahnya. Lelaki tua itu memandang ke arah mereka, mengamati Ye Futian dan mereka yang mengikuti Ling dari belakang. Ye Futian melihat lelaki tua itu tetapi tidak mendeteksi aura apa pun dari tubuhnya, hanya saja dia terlihat sangat tua!     

"Kita kedatangan tamu."     

Dia berdiri secara perlahan-lahan dari kursinya, dan tubuhnya sedikit bungkuk. Sepertinya dia cukup kesulitan untuk bergerak dengan leluasa. Sepasang mata itu tampak sayu saat dia memandang ke arah Ye Futian.     

"Silakan duduk, Kakek," ujar Ye Futian sambil melangkah ke depan. Ada banyak orang awam di desa ini, jadi lelaki tua ini pasti termasuk salah satunya. Dia tampak berusia sekitar 80 tahun, namun Ye Futian sendiri sudah tidak muda lagi. Sebenarnya, tidak pantas baginya untuk memanggil pria itu sebagai 'kakek', tetapi ini adalah caranya dalam menunjukkan rasa hormat.     

Jika menilai berdasarkan umur mereka yang sesungguhnya, jauh lebih pantas bagi Ye Futian untuk memanggilnya sebagai 'kakak senior'.     

Namun di dunia kultivasi, usia bukanlah faktor yang penting, dan tidak ada yang peduli akan hal tersebut.     

"Aku baik-baik saja." Melihat Ye Futian bersikap begitu sopan padanya, lelaki tua itu mengayunkan tangannya dan berkata, "Silahkan masuk dan duduk dimana pun yang kalian inginkan."     

"Terima kasih, Tetua," jawab Ye Futian.     

"Panggil saja aku Tetua Ma," jawab lelaki tua itu sambil tersenyum dan mengantar Ye Futian dan kelompoknya memasuki rumah tersebut. Ye Futian akan tinggal di sini untuk sementara waktu.     

Tempat dimana Ye Futian menetap tampak sepi, yang berkebalikan dengan keramaian yang ditimbulkan oleh dua kelompok yang tiba terlebih dahulu. Selain itu, semakin banyak orang yang memasuki Desa Empat Sudut setiap harinya.     

Perlahan-lahan, suasana di Desa Empat Sudut menjadi semakin ramai. Setelah Ye Futian berkenalan dengan Tetua Ma dan Ling Kecil, dia memutuskan untuk berjalan-jalan mengitari desa dan membiasakan diri dengan situasi yang ada di sini.      

Tetua Ma menyuruh Ling Kecil untuk mengajak Ye Futian berkeliling desa. Saat mereka berjalan di atas jalanan berbatu biru di dalam Desa Empat Sudut, dia dapat melihat bahwa meskipun suasana desa ini lebih ramai dari biasanya, namun desa ini masih belum memiliki kemegahan yang ditawarkan oleh kota-kota besar pada umumnya.     

Namun, meskipun Desa Empat Sudut tidak memiliki bentang alam yang menakjubkan, namun pemandangan yang disajikan memiliki pesona tersendiri. Sebuah sungai yang jernih terhampar di sepanjang jalanan berbatu, sementara perahu-perahu kecil sesekali berlayar di sungai tersebut. Kadang-kadang beberapa orang akan berhenti dan menyapa Ling Kecil, yang selalu disambut dengan tanggapan penuh semangat darinya.     

Ketika mereka tiba di sebuah jembatan, seorang pria paruh baya bertubuh gemuk muncul dari arah yang berlawanan dan berkata, "Ling Kecil."     

"Paman Zhong," jawab Ling Kecil. Sambil tersenyum, pria itu memandang dan orang-orang di samping Ling Kecil dan bertanya. "Tamu?"     

"Yah, seperti itulah. Perkenalkan, ini adalah Paman Ye," Ling Kecil menganggukkan kepalanya.     

"Dari mana mereka berasal?" pria itu bertanya lebih jauh.     

"Dari tempat yang sangat jauh. Paman Ye mengatakan bahwa dia berasal dari Wilayah Donghua." Ling Kecil tidak tahu dimana tempat itu berada; dia masih belum mengetahui tentang banyak hal di dunia ini.     

Pria itu mengamati Ye Futian dan kelompoknya dengan seksama, lalu melanjutkan kata-katanya, "Sepertinya tidak buruk, namun mungkin tidak begitu berguna. Apakah Tetua Ma yang memilih mereka?"     

"Kakek menyuruhku untuk berkeliling, Pada saat itulah aku bertemu dengan Paman Ye dan yang lainnya," jawab Ling Kecil.     

"Tetua Ma terlalu gegabah dalam bertindak," ujar pria itu dengan nada sedikit tidak percaya. "Setiap rumah hanya memiliki satu tempat, dan kalian memberikannya dengan begitu mudah."     

Dia menggelengkan kepalanya saat dia melintas pergi. Ketika dia melewati Ye Futian, dia masih bergumam, "Bagaimanapun juga, mereka tidak tahu apa yang baik untuk mereka. Sayang sekali Keluarga Fang telah mendapatkan anak laki-laki dan kerja sama dari Keluarga Lu; mereka mungkin akan memiliki peluang terbaik kali ini. Meskipun kau tidak memahaminya, namun ada peluang bagi Tetua Ma untuk memilih seseorang yang terkenal di Wilayah Shangqing. Percuma menyia-nyiakannya untuk orang-orang seperti kalian."     

Dia tidak takut bahwa dia akan menyulut amarah dan kelompoknya. Di Desa Empat Sudut, orang asing dilarang melakukan kekerasan dalam bentuk apa pun. Tidak ada yang berani melanggar peraturan ini selama bertahun-tahun, karena ini adalah perintah dari Donghuang Agung sendiri.     

Ditambah lagi, dia percaya bahwa, bahkan jika ada seseorang yang berani melanggar peraturan dan melakukan sesuatu di desa ini, para pelanggar itu tidak akan bisa pergi hidup-hidup dari sini, bahkan tanpa campur tangan dari Donghuang Agung.     

"Paman Ye, tidak usah pedulikan kata-katanya." Setelah pria itu pergi, Ling Kecil mengangkat kepalanya dan menatap Ye Futian dengan kedua matanya yang polos.     

"Tidak akan." Ye Futian tersenyum dan merangkul bahu Ling Kecil sambil berkata, "Ayo kita kembali berkeliling."     

"Baiklah." Ling Kecil mengangguk sambil tersenyum dan terus melangkah ke depan.     

Desa ini tidak begitu luas, namun juga tidak sekecil itu. dan kelompoknya berjalan cukup lama hingga akhirnya mereka tiba di sebuah bangunan besar. Seseorang berteriak, "Ling."     

Ling Kecil berbalik dan melihat bahwa orang yang memanggilnya adalah seorang remaja berpakaian rapi, yang di desa ini sudah dianggap sebagai suatu kemewahan. Dia memiliki sebuah senyuman di wajahnya dan temperamen yang luar biasa. Bahkan ada untaian aura yang samar terpancar keluar dari dirinya, yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang kultivator.     

Namun, hal yang lebih mengejutkan adalah fakta bahwa meskipun dia masih sangat muda, tingkat kultivasinya saat ini sudah cukup tinggi.     

Ye Futian tahu bahwa penduduk dari Desa Empat Sudut terdiri dari dua golongan di dalamnya, yaitu mereka yang tidak bisa berkultivasi atau jika mereka mampu berkultivasi, mereka pasti memiliki bakat yang luar biasa. Dan pemuda ini jelas memiliki potensi dalam berkultivasi.     

"Saudara Fang Cun!" Ling Kecil memanggilnya. Namun, nada suaranya sedikit berbeda dari biasanya. Sepertinya dia menjadi malu-malu di hadapan bocah itu.     

Namanya adalah Fang Cun, dan tatapan matanya mengandung sedikit kebencian di dalamnya. Dia memandang Ye Futian dan kelompoknya, lalu berkata, "Ling Kecil, kemarilah sebentar."     

Ling Kecil menundukkan kepalanya saat dia berjalan di sampingnya, dan dia mendengar Fang Cun berkata padanya, "Ada begitu banyak orang yang memasuki desa akhir-akhir ini, dan kalian terlalu ceroboh dalam memilih mereka. Apakah ini adalah ide kakekmu?"     

Ling Kecil masih menundukkan kepalanya saat Fang Cun menariknya ke dalam rumah. Saat masuk ke dalam rumah itu, Ling Kecil bisa merasakan tekanan yang samar dan melihat seorang pria paruh baya berdiri dengan tenang di bagian depan sambil memandang ke arah mereka.     

Ada beberapa orang yang berdiri di belakang pria paruh baya itu, dan di sebelahnya, ada seorang pemuda yang menakjubkan di sana.     

"Kakek Fang." ujar Ling Kecil. Keluarga Fang berbeda dari keluarga mereka. Keluarga Fang terkenal di Desa Empat Sudut karena mereka telah melahirkan beberapa sosok yang luar biasa. Sekarang, keturunan mereka, Fang Cun, juga sangat berbakat. Dia sedang belajar di sekolah di desa ini dengan sang guru; dia adalah murid favorit di sana.     

Terlebih lagi, Ling Kecil juga mendengar kabar dari penduduk desa bahwa ayah dari Fang Cun saat sini sangat terkenal di dunia luar. Namun mengenai detailnya, itu bukanlah sesuatu yang bisa dia ketahui.     

Keluarga Fang bisa memilih siapa pun yang memasuki Desa Empat Sudut, dan tidak akan ada seorang pun yang menolak undangan mereka.     

"Mmm." Pria paruh baya itu mengangguk pelan dan memandang ke arah Ling Kecil, lalu berkata, "Ling Kecil, apakah kakekmu yang mengundang orang-orang itu?"     

"Sepertinya begitu. Kakek mendengar kabar bahwa seseorang datang ke desa, jadi dia menyuruhku untuk memeriksanya, dan jika ada kesempatan, mengajak mereka untuk datang ke rumah kami," Ling Kecil menanggapi.     

Pria paruh baya itu mengangguk pelan dan berkata, "Baiklah kalau begitu, kau boleh pergi sekarang."     

"Ya, Kakek Fang." Setelah Ling Kecil pergi, Fang Cun melihatnya pergi ke kejauhan lalu bertanya pada pria paruh baya itu, "Kakek, kenapa kau menanyakan hal-hal seperti itu pada Ling Kecil?"     

Pria paruh baya itu tidak memberikan tanggapan. Dia memandang pemuda di sebelahnya dan mendengar pemuda itu berbisik, "Aku mendengar informasi bahwa pria ini datang jauh-jauh dari Wilayah Donghua. Dia mungkin datang ke Desa Empat Sudut untuk menguji peruntungannya. Aku dengar karena dia telah memasuki desa pada saat yang bersamaan dengan dua individu yang bernama 'Lu' dan 'An,' kehadirannya menjadi sedikit diabaikan."     

"Ya, karena orang-orang yang berada di barisan depan, kehadiran mereka jadi diabaikan," pria paruh baya di sebelahnya menganggukkan kepalanya.     

Hal ini mengejutkan pemuda itu, dan dia pun bertanya, "Apa maksudmu?"     

Sepertinya pengabaian yang mereka maksud memiliki arti yang berbeda.     

"Apakah kau tahu peraturan yang berlaku terkait jalur masuk menuju desa?" pria paruh baya itu bertanya.     

"Ya, mereka yang tidak memiliki keberuntungan tidak akan bisa masuk ke dalamnya," jawab pemuda itu.     

Pria paruh baya itu mengangguk. "Aku telah mengamati orang-orang yang dianggap 'beruntung' ini setiap tahunnya. Secara garis besar, para kultivator dengan Roda Ilahi yang sempurna-lah yang bisa melewati jalur itu, sementara mereka yang tidak memiliki Roda Ilahi sempurna akan kesulitan untuk melakukannya. Peluang mereka untuk bisa masuk menjadi sangat tipis.     

Ketika pemuda itu mendengar kata-katanya, dia tampak berpikir dan menyadari sesuatu.     

"Berapa banyak orang dalam kelompok itu yang memiliki Roda Ilahi sempurna?" Pria paruh baya itu melanjutkan kata-katanya, "Jika semua anggotanya memiliki Roda Ilahi yang sempurna, maka hal itu patut untuk diwaspadai. Ada begitu banyak kultivator dengan Roda Ilahi yang sempurna. Akan sulit bagi pasukan-pasukan terkemuka di Wilayah Shangqing untuk mengerahkan kekuatan mereka."     

"Hal itu tidak mungkin terjadi," pemuda itu bergumam.     

"Jika hal itu mustahil untuk terjadi, maka situasinya menjadi semakin mengkhawatirkan," ujar pria paruh baya itu sambil menyipitkan matanya. Pemuda itu memandangnya dan mendengar pria paruh baya itu melanjutkan kata-katanya, "Ada seseorang yang cukup beruntung dan mampu melindungi rekan-rekannya untuk memasuki desa tanpa dideteksi oleh penduduk desa. Jika ada satu orang yang membawa mereka semua ke dalam desa, itu berarti keberuntungan orang itu sungguh luar biasa. Sehingga belum dapat dipastikan siapa yang telah menyebabkan munculnya fenomena mekarnya dedaunan maple merah di desa ini."     

Ekspresi pemuda di sebelahnya itu tiba-tiba menjadi sangat serius. Sebelumnya, semua orang percaya bahwa fenomena itu disebabkan oleh salah satu pendatang baru, atau lebih tepatnya, pemuda bernama 'Lu' itu. Bagaimanapun juga, dia memiliki reputasi yang luar biasa di dunia luar; bakatnya sangatlah menakjubkan.     

Namun setelah mendengarkan ucapan pria paruh baya itu, ada kemungkinan pelakunya bukanlah pemuda itu maupun An Ruosu, melainkan sosok misterius lainnya.     

"Rupanya Tetua Ma masih belum menua." ujar pria paruh baya itu sambil menyipitkan matanya. Apakah semua ini hanya kebetulan belaka?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.