Legenda Futian

Tak Terkalahkan



Tak Terkalahkan

2Desolation tidak mengucapkan sepatah kata pun dan langsung berbalik untuk pergi menuju Panggung Pertempuran Hukum. Semua orang bisa menebak siapa yang akan dia tantang.     1

Di seluruh penjuru Wilayah Donghua, selain sosok-sosok yang berdiri di puncak kekuatan, hanya ada empat orang yang memiliki Roda Ilahi sempurna. Karena Desolation adalah salah satu di antara mereka berempat, siapa lagi selain tiga sosok itu yang layak ditantang olehnya?     

Tapi Jiang Yueli berada di Renhuang tingkat kedelapan dan dia seorang wanita, sementara Zong Chan baru saja meraih ketenaran. Melihat kepribadian Desolation, dia tidak akan sembarangan dalam mengajukan tantangan, jadi hanya Ning Hua, yang dikenal sebagai sang jenius nomor satu di Wilayah Donghua-lah yang memenuhi syarat untuk ditantang olehnya.     

Desolation hanya akan menantang Ning Hua—sosok yang menempati peringkat pertama di antara empat kultivator muda paling berpengaruh di Wilayah Donghua. Sebelumnya, ketika dia datang berkunjung ke Akademi Donghua, dia telah mengajukan tantangan untuk Ning Hua.     

"Aku tidak menyangka bahwa kita bisa menyaksikan duel antara dua yang sosok luar biasa di pertarungan pertama," ujar Pemimpin Klan Nanhua sambil tersenyum. Bahkan sosok-sosok terkemuka ini tampaknya cukup tertarik dengan pertarungan antara mereka berdua. Baik Desolation maupun Ning Hua akan menjadi sosok terkemuka di masa depan, dimana keduanya ditakdirkan untuk berada di tingkatan yang sama dengan Tetua mereka di masa depan. Oleh karena itu, pertarungan seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa mereka abaikan begitu saja.     

Di masa depan, dua kultivator ini mungkin akan melampaui semua orang yang duduk di sini. Ini bukanlah hal yang mengejutkan; para kultivator dari generasi tua sudah menunggu generasi muda untuk melampaui mereka.     

"Kukira pertarungan dengan tingkat setinggi ini akan terjadi di putaran-putaran berikutnya dan aku benar-benar tidak menyangka bahwa penerus dari Istana Dewa Kehancuran akan bersikap setegas ini. Tampaknya dia ingin sekali membuktikan dirinya sebagai kultivator nomor satu di Wilayah Donghua." Pemimpin Istana Lingxiao tersenyum dan berkata, "Hanya saja, tidak mudah untuk mengalahkan Ning Hua. Menurutku, Desolation akan kalah dalam pertarungan ini."     

Ketua Ning tidak berkomentar apa-apa. Orang yang ditantang kali ini adalah putranya, Ning Hua—kultivator muda nomor satu di Wilayah Donghua. Akan tetapi, tidak peduli sehebat apa pun putranya, tidak pantas baginya untuk memujinya, terutama dalam situasi seperti saat ini.     

"Menarik sekali. Menurut kalian siapa yang akan keluar sebagai pemenangnya?" Thunder Punishing Skylord bertanya sambil tersenyum.     

"Ning Hua," ujar Dewi Pedang dari Istana Fluttering Snow.     

"Ning Hua," Dekan dari Akademi Donghua juga memberi tanggapan. "Di Akademi Donghua, Desolation terlibat dalam pertarungan sebelumnya, tapi dia tidak memiliki kekuatan yang mumpuni untuk mengalahkan semua lawannya. Meskipun dia sangat kuat, namun bukan berarti dia tidak dapat dikalahkan."     

Orang yang paling mengetahui seperti apa kekuatan Ning Hua adalah dia, Dekan dari Akademi Donghua. Karena bagaimanapun juga, Ning Hua selama ini berkultivasi di Akademi Donghua.     

Desolation pernah bertarung melawan Kaisar Pedang Xuanwu, yang merupakan seorang Renhuang tingkat kesembilan di Akademi Donghua. Dia berhasil dikalahkan oleh Kaisar Pedang Xuanwu, yang membuktikan bahwa dia dapat dikalahkan.     

Namun jika Ning Hua harus berhadapan dengan Kaisar Pedang Xuanwu, bahkan Kaisar Pedang Xuanwu tidak bisa memastikan bahwa dia mampu mengalahkan Ning Hua.     

Pria itu adalah seorang jenius tak tertandingi yang bisa membuat orang lain merasa bahwa dia adalah sosok yang tak terkalahkan. Ketika Ning Hua bertarung, dia selalu memberi semua orang perasaan yang sama, tidak peduli siapa lawannya atau sekuat apakah mereka. Mereka semua adalah sosok yang sama di matanya.     

Karena hal inilah dia disebut sebagai sang jenius nomor satu di Wilayah Donghua.     

Jalur Agung Penyegelan miliknya mampu menaklukkan semua lawan yang pernah dia hadapi.     

"Ning Hua," Kaisar Yan juga angkat bicara. Tampaknya semua orang yang berada di Istana Donghua memiliki pendapat yang sama. Mereka semua beranggapan bahwa, meskipun Desolation adalah sosok yang luar biasa dan merupakan salah satu dari empat kultivator muda terbaik di Wilayah Donghua, dia masih belum mampu menggoyahkan sang jenius nomor satu dari posisinya.     

Bagaimanapun juga, meskipun orang-orang menyebut mereka sebagai Empat Kultivator Terbaik, namun faktanya, Ning Hua berada di tingkat yang berbeda jika dibandingkan dengan tiga sosok lainnya.     

"Kita hanya bisa mengetahuinya setelah pertarungan ini berakhir." Pada saat ini, sebuah suara bernada dingin terdengar di telinga semua orang yang hadir di Istana Donghua. Semua kultivator langsung mengalihkan pandangan mereka dan melihat bahwa orang yang baru saja berbicara adalah pemimpin dari Istana Dewa Kehancuran, sosok mengerikan yang dikenal sebagai 'Dewa Kehancuran'.     

Semua orang berpendapat bahwa penerusnya, Desolation, akan kalah dalam pertarungan ini.     

Semua orang memandang ke arah Dewa Kehancuran dan tersenyum, tidak ada seorang pun yang membantah kata-katanya. Mereka memilih untuk terus memandang ke arah panggung pertempuran.     

Sementara itu di bagian bawah, Ye Futian dan kultivator lainnya sangat tertarik pada pertarungan ini, termasuk Jiang Yueli dan Zong Chan. Mereka berdua mendapatkan julukan yang sama dengan Ning Hua dan Desolation. Sehingga dapat dikatakan bahwa mereka adalah salah satu sosok terkuat di Wilayah Donghua.     

"Menurutmu siapa yang akan menang?" Li Changsheng memandang ke arah Ye Futian dan bertanya dengan suara pelan.     

"Aku tidak begitu mengetahui seperti apa kekuatan Ning Hua yang sesungguhnya." Ye Futian menjawab, "Penampilan yang ditunjukkan oleh Desolation di Akademi Donghua sangat mendominasi. Roda Kehancuran miliknya sangat mengerikan; bahkan orang-orang di tingkat Plane yang sama dengannya mengalami kesulitan untuk mengalahkannya. Namun, lawannya kali ini disebut-sebut sebagai sang jenius nomor satu di Wilayah Donghua, jadi aku tidak bisa menebak siapa yang akan menang dalam pertarungan ini."     

"Ning Hua yang akan menang," ujar Li Changsheng. Meskipun dia menjawab sambil tertawa, namun nada bicaranya terdengar sangat yakin. Seolah-olah dia sudah mengetahui hasil akhir dari pertarungan ini.     

"Kakak Senior yakin dengan hal itu?" tanya Ye Futian.     

"Lihatlah sendiri. Aku yakin dugaanku terbukti benar." Li Changsheng tersenyum sambil memandang ke arah Panggung Pertempuran Hukum. Pada saat yang bersamaan, Ning Hua akhirnya melangkahkan kaki ke atas panggung pertempuran.     

Di sisi lain, aura dari Jalur Agung yang mengerikan terpancar di sekitar tubuh Desolation, dan arus Jalur Agung yang dahsyat menyebar ke seluruh penjuru langit. Di dalam area dari Panggung Pertempuran Hukum, sebuah istana kehancuran telah muncul di atas langit dan berputar-putar di udara. Saat kekuatan yang tak terbatas berkumpul dan mengalir ke dalam istana yang dibentuk oleh Roda Kehancuran itu, seberkas cahaya penghancur yang tak tertandingi ditembakkan dari istana itu dan menyebar ke bawah. Dalam sekejap, area Jalur Agung yang sangat luas itu berubah menjadi sebuah dunia yang sudah mendekati akhir zaman.     

Tidak peduli sekuat apa pun Desolation, lawannya kali ini adalah Ning Hua, yang berada di peringkat lebih tinggi darinya. Dia jelas tidak akan berani meremehkannya dan langsung berubah ke bentuk terkuatnya dan siap untuk bertarung.     

Kedua matanya berubah warna menjadi hitam pekat, dan kilatan petir penghancur seperti menyambar dari matanya, yang mampu menghancurkan segalanya.     

Pada saat ini, Ning Hua tiba di atasnya dan melangkah ke depan tanpa ragu-ragu. Seberkas cahaya suci yang menyilaukan terpancar dari tubuhnya, seolah-olah tubuhnya telah berubah menjadi tubuh ilahi yang kokoh.     

Dia menatap ke arah Desolation. Kedua matanya sangat mengerikan untuk dilihat. Mereka saling menatap satu sama lain di udara, dan kekuatan Jalur Agung Penyegelan yang tak tertandingi dikeluarkan. Dalam sekejap, cahaya suci yang tak terbatas ditembakkan dan berubah menjadi huruf-huruf dari Jalur Agung. Setiap huruf itu mengandung kekuatan penyegel yang mengerikan, menerjang tubuh Desolation, serta kedua matanya.     

*Brak* Kekuatan Jalur Agung yang berkumpul di tubuh Desolation sangat dahsyat, dan dia melancarkan teknik Eyes of Destruction untuk menghancurkan aura dari Jalur Agung Penyegelan yang menyerangnya. Namun huruf-huruf itu seperti tidak ada habisnya. Mereka terus menerus menyerang dengan agresif. Bahkan huruf-huruf itu juga melingkupi area di sekitarnya.     

Itu adalah salah satu teknik pamungkas dari Jalur Agung Penyegelan, Sihir Segel Dewa.      

"Hancurkan," Desolation memberi perintah, dan dari atas langit, pancaran cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan dari Roda Kehancuran. Sinar-sinar yang terlihat seperti kilatan petir hitam ini menghantam huruf-huruf yang semakin mendekat dan menghancurkannya tanpa henti. Bahkan beberapa kilatan petir menerjang ke arah tubuh Ning Hua seperti serangan dari ribuan Divine Catastrophe.     

Namun tepat pada saat itu, sebuah tirai cahaya yang sangat mengerikan muncul di belakang Ning Hua, disertai dengan sebuah pola raksasa. Pola itu terbentuk dari huruf-huruf yang dia keluarkan sebelumnya, membentuk pola berbentuk Yin dan Yang, yang memiliki beberapa kesamaan dengan teknik Ye Futian sebelumnya. Namun di dalam pola ini, ada sebuah huruf raksasa yang bertuliskan 'Segel'.     

Tidak hanya itu saja, pola yang berukuran sangat besar itu benar-benar terbentuk dari satu huruf ini, dan masing-masing huruf memancarkan cahaya suci yang sangat menakjubkan. Dengan satu perintah dari dalam pikiran Ning Hua, pola itu mulai membesar dengan mengikuti ritme tertentu. Setiap kali pola itu membesar, cahaya yang dipancarkan oleh Roda Ilahi itu menjadi semakin terang, dan semakin banyak pula huruf-huruf yang dikeluarkan darinya.     

"Itu...Roda Ilahi milik Ning Hua." Hati banyak orang berguncang. Ini adalah Roda Ilahi yang mampu membentuk enam lingkaran cahaya di Cermin Ilahi dari Roda Surgawi.     

Dalam waktu singkat, Roda Ilahi itu telah membesar hingga menutupi langit dan matahari. Cahaya suci yang dipancarkan oleh Roda Ilahi itu telah menyelimuti dan menyegel area ini. Huruf-huruf yang tak terhitung jumlahnya tampak melayang dan mengitari panggung pertempuran.     

Meskipun huruf-huruf ini terus menerus dihancurkan oleh Roda Kehancuran, mereka tampaknya tidak pernah berkurang karena mereka masih menutupi bagian langit ini. Semua orang bisa merasakan dengan jelas bahwa kekuatan yang dikeluarkan oleh Roda Kehancuran mulai melemah, seolah-olah dipengaruhi oleh Jalur Agung Penyegelan milik Ning Hua.     

Desolation berdiri di tempatnya dan tiba-tiba merasa tak berdaya. Pada saat ini, baik itu langit maupun jiwa spiritual-nya, semuanya dipenuhi dengan huruf-huruf penyegel yang dibentuk dari cahaya suci dari Jalur Agung yang tidak bisa dihancurkan. Dia merasa bahwa kekuatan Jalur Agung Penyegelan itu perlahan-lahan mengikis area tempatnya berada.     

Kekuatan itu juga menyerang Roda Ilahi miliknya.     

"Roda Ilahi-mu lebih lemah dariku. Bagaimana mungkin kau bisa bertarung melawanku?" Ning Hua menundukkan kepalanya untuk memandang ke arah Desolation. Nada bicaranya terdengar sangat sombong. Dia memancarkan kekuatan yang membuat orang lain merasa bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat disejajarkan dengannya.     

Desolation tidak bisa membantahnya. Roda Ilahi miliknya memang tidak sekuat Roda Ilahi Ning Hua, yang menunjukkan bahwa dia akan kalah dalam pertarungan melalui area Jalur Agung. Kekalahannya juga menyiratkan bahwa lawannya akan memiliki kendali mutlak atas area Jalur Agung ini, yang didominasi oleh kekuatan Jalur Agung Penyegelan. Karena itulah, semua serangannya pasti akan disegel dan diredam oleh Ning Hua. Tanpa menggunakan Roda Ilahi, bagaimana mungkin dia bisa menghindari kekalahan dalam situasi seperti ini?     

"Kau adalah penerus dari Dewa Kehancuran, dan kau memiliki kemampuan bertarung yang luar biasa. Saat ini kau sudah menjadi seseorang yang berdiri di puncak kekuatan. Di Wilayah Donghua, selain sosok-sosok yang sangat kuat, hanya segelintir orang yang bisa mengalahkanmu. Meski begitu, bukan berarti kau bisa menantangku. Suatu hari nanti, ketika kau merasa percaya diri bahwa kau mampu menghadapi Roda Ilahi milikku, kau bisa menantangku lagi."     

Ning Hua menarik kembali kekuatan Jalur Agung miliknya. Ketika semua orang mendengar kata-katanya, mereka semua terdiam, namun sebenarnya hati mereka berguncang.     

Para kultivator dari Wilayah Donghua menganggap bahwa Ning Hua berada di tingkatan yang berbeda. Meskipun tiga sosok lainnya juga sama-sama terkenal, namun mereka tidak bisa disejajarkan dengannya.     

Hari ini, kata-kata Ning Hua sepertinya semakin menegaskan hal ini. Meskipun tidak banyak orang di Wilayah Donghua yang mampu mengalahkan Desolation, namun bukan berarti dia bisa menantang Ning Hua. Ning Hua adalah sosok yang tak terkalahkan.     

Tatapan mata semua orang mengikuti pergerakan Ning Hua saat dia berjalan kembali ke kursinya. Tidak ada yang mengira bahwa pertarungan antara keduanya akan berakhir seperti ini. Tidak ada adu serangan yang fantastis atau tabrakan-tabrakan yang dahsyat. Ning Hua hanya mengerahkan Roda Ilahi miliknya, dan tidak ada seorang pun yang bisa menandinginya, termasuk Desolation.     

Ning Hua benar-benar tak terkalahkan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.