Legenda Futian

Pembantaian



Pembantaian

1Yan Dongyang dan Ling He mengerutkan kening setelah mendengar kata-kata Ye Futian. Mereka semua belum cukup kuat untuk mengalahkannya?      2

"Hati-hati," seseorang mengingatkan mereka. Diagram Yin dan Yang di atas langit itu sepertinya sangat berbahaya.     

*Sring* Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang tajam dan mengerikan. Arus penghancur yang dikeluarkan dari Diagram Yin dan Yang itu menerjang ke bawah, membuat semua orang tetap berada dalam cengkeramannya. Yan Dongyang dan Ling He juga terjebak dalam serangan tersebut.     

Saat merasakan kekuatan dari arus penghancur itu, keduanya mengeluarkan Roda Ilahi masing-masing. Pada saat yang bersamaan, ada juga benda-benda ilahi yang muncul dengan memancarkan cahaya yang menyilaukan.      

Saat ini, tubuh Yan Dongyang sepertinya telah terbungkus dalam sosok naga sejati saat bayangan seekor naga raksasa muncul di sekelilingnya. Arus penghancur itu menghantamnya dan menghasilkan suara-suara yang mengerikan. Yan Dongyang mendapati bahwa bayangan naga miliknya tidak mampu menahan rentetan serangan yang dikerahkan padanya itu. Sebuah baju zirah bersisik naga emas perlahan-lahan menempel pada tubuhnya, yang membuatnya tampak mengerikan dan mengintimidasi. Kedua matanya tampak menakutkan untuk dilihat. Ketika dia pertama kali bertarung melawan Ye Futian di Menara Pengintai Wangshen, dia tidak begitu mengetahui tentang kekuatannya. Tidak lama kemudian dia menyadari bahwa selama ini Ye Futian telah menyembunyikan kekuatan sejatinya.     

Sekarang dia tahu bahwa dia dan Ye Futian tidak bisa disejajarkan satu sama lain, dan efektivitas bertarung lawannya itu berada di tingkatan yang jauh berbeda darinya.     

Kondisi Ling He juga tidak jauh berbeda darinya, dimana dia sedang sibuk menghadapi arus pedang penghancur yang menyerangnya dari atas langit itu.     

Pada saat ini, kultivator lainnya juga mengambil tindakan. Tiga Renhuang tingkat kedelapan tampak mengeluarkan kekuatan Jalur Agung yang mengerikan pada saat yang bersamaan. Dalam sekejap, ribuan bayangan tombak bermunculan, dan diikuti oleh bayangan yang tak terhitung jumlahnya muncul di bagian langit ini. Tombak Lingxi kembali dikeluarkan dan langsung menembus ruang hampa dalam satu serangan. Sementara itu di arah lainnya, sebuah Pagoda Lingxiao muncul di atas kepala Ye Futian; Itu adalah Roda Ilahi milik salah satu Renhuang tingkat kedelapan. Cahaya yang dipancarkan oleh Roda Ilahi itu mengalir ke bawah dan meratakan segala sesuatu yang menghalangi jalanya serta menahan Ye Futian untuk tetap berada di tempatnya. Di belakang Ye Futian, muncul seekor naga ilahi raksasa, dan suara raungan dari Nyanyian Naga Yan menghancurkan gunung-gunung dan sungai. Tidak hanya itu saja, langit dan bumi pun sepertinya akan hancur berantakan saat serangan gelombang suara menerjang area tersebut dan langsung menyerang jiwa spiritual targetnya. Cakar tajam dari naga raksasa itu juga diayunkan ke bawah dan mengoyak bagian langit tersebut.     

Ye Futian diserang oleh tiga Renhuang tingkat kedelapan secara bersamaan. Pada saat itu juga, rasanya ruang hampa seperti akan meledak dan hancur berkeping-keping; tidak ada tempat untuk bersembunyi bagi Ye Futian.     

Yan Dongyang dan Ling He memandang ke arah yang sama. Apakah Ye Futian mampu bertahan hidup dari serangan gabungan itu?     

Pada saat itu, sebuah badai penghancur terbentuk dan bergejolak di atas medan pertempuran. Baik itu jiwa spiritual maupun tubuh fisik akan dihancurkan oleh kekuatan Jalur Agung yang mengerikan di dalamnya. Sepertinya badai itu tidak bisa dihentikan oleh apa pun.     

Di sisi lain, badai bintang yang mengelilingi tubuh Ye Futian terkoyak dan hancur. Meskipun arus pedang yang dia keluarkan cukup kuat, namun serangan itu tidak mampu mempengaruhi serangan yang dilancarkan oleh tiga kultivator tersebut. Nyawanya bisa terancam kapan saja.     

Pada saat ini, pancaran hawa dingin yang ekstrem menyebar di udara dan menyegel medan pertempuran dengan lapisan es. Serangan hawa dingin ini memperlambat kecepatan serangan dari ketiga kultivator itu, dan waktu sepertinya telah berhenti. Pada saat yang bersamaan, seberkas cahaya suci yang mengerikan terpancar dari tubuh Ye Futian. Cahaya suci ini mengandung kekuatan Jalur Agung, yang telah menyatu dengan tubuh Ye Futian serta aura petarung miliknya. Pada saat itu juga, ketiga Renhuang tingkat kedelapan itu bisa merasakan tekanan yang sangat dahsyat, seolah-olah tekanan ini berasal dari kultivator di tingkat Plane yang sangat tinggi.     

Momen ini seakan tidak ada habisnya. Serangan mereka seharusnya tiba dalam waktu singkat, namun kini semuanya tampak melambat. Pergerakan serangan yang bisa mengenai targetnya dalam sekejap itu telah diperlambat dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Namun, mereka juga melihat cahaya suci yang mengitari tubuh Ye Futian. Aura petarung dari tombak di tangan Ye Futian menerjang ke depan dan menghancurkan semua kekuatan Jalur Agung yang menghalangi jalannya.     

Tubuh Ye Futian bergerak, dan pada saat itu juga, tubuh Ye Futian serta tombak itu seperti bergabung menjadi satu kesatuan. Ketika tombak itu dikerahkan ke depan, Renhuang tingkat kedelapan dari Istana Lingxiao itu hanya bisa merasakan bahwa kekuatan Jalur Agung di sekitarnya hancur berkeping-keping. Tampaknya lawan yang dia hadapi bukanlah Ye Futian, melainkan semacam keturunan dewa yang tak tertandingi.     

Saat bayangan tombak itu melintas, orang-orang melihat jejak-jejak keemasan muncul saat tombak itu dikerahkan ke depan, dan segala sesuatu yang dilewati oleh tombak itu telah berubah menjadi debu.     

Waktu sepertinya telah berhenti, dan perhatian semua kultivator kini tertuju pada Renhuang tingkat kedelapan dari Istana Lingxiao itu. Dia berdiri tanpa bergeming sedikit pun dari tempatnya, dengan tubuh yang dikelilingi oleh cahaya suci keemasan, seperti sebuah patung.     

Pada saat berikutnya, sosok yang terlihat seperti patung itu hancur menjadi debu keemasan hingga akhirnya hilang tak berbekas.     

Seorang Renhuang tingkat kedelapan telah dimusnahkan dengan begitu mudahnya.     

Ekspresi semua orang berubah ketika mereka menyaksikan apa yang telah terjadi. Selain itu, mereka juga melihat cahaya kaisar yang menakjubkan terpancar dari tubuh Ye Futian. Cahaya itu langsung melesat ke atas langit. Cahaya kaisar itu telah digabungkan ke dalam aura petarung dari tombak tersebut, dan membuat aura petarung itu menjadi nyata, yang kemudian berubah menjadi aurora tombak yang mengerikan.     

"Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?" Ling He menatap ke arah Ye Futian, seolah-olah tidak mempercayai apa yang dilihat oleh matanya saat ini. Bukankah Ye Futian adalah penerus dari Pulau Dewa Timur? Bagaimana mungkin dia bisa memiliki kekuatan semengerikan ini?     

Lalu apakah cahaya yang terpancar dari tubuhnya itu adalah cahaya kaisar?     

Bagaimana caranya dia bisa mewarisi aura dari Kaisar Agung?     

Apakah dia benar-benar 'hanya' sang penerus dari Pulau Dewa Timur?     

Ekspresi Yan Dongyang tidak kalah menarik. Tatapan matanya terpaku pada pemandangan yang tersaji di hadapannya, seolah-olah dia tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Seorang Renhuang tingkat kedelapan baru saja dikalahkan hanya dengan satu serangan tombak.     

Ye Futian tidak memedulikan mereka semua. Saat ini, tombak di tangannya diarahkan ke depan, dan cahaya kaisar yang menyelimuti tubuhnya melesat ke atas langit. Seolah-olah cahaya itu langsung bergabung dengan Diagram Yin dan Yang, sehingga menghasilkan cahaya bencana berwarna emas.     

"Awas!" orang-orang berseru saat cahaya bencana itu turun dari atas langit. Tubuh seorang Renhuang tingkat ketujuh langsung tercabik-cabik dan akhirnya hancur hingga tak bersisa.     

Ekspresi kultivator lainnya langsung berubah drastis. Kecuali dua Renhuang tingkat kedelapan yang berada di sana, kultivator lainnya memilih untuk mundur sambil mengeluarkan arus Jalur Agung yang mengerikan. Namun, Ye Futian masih melayang di udara, serta Diagram Yin dan Yang itu terus membesar. Cahaya bencana yang turun dari atas langit itu telah menghancurkan kekuatan Jalur Agung yang menghalangi jalannya. Di bawah cahaya bencana tersebut, semua kultivator juga dihancurkan hingga menjadi ketiadaan.     

Suara jeritan terus menerus bergema di udara. Kecuali dua Renhuang tingkat kedelapan itu, tidak ada kultivator lain yang mampu menahan cahaya bencana yang mengerikan ini. Tentu saja, Yan Dongyang dan Ling He masih hidup, namun itu bukan karena mereka memiliki kemampuan yang mumpuni untuk melawan balik. Mereka berdua masih hidup karena Ye Futian tidak ingin terburu-buru membunuh mereka.     

Pada saat ini, Ye Futian bergerak menuju dua Renhuang tingkat kedelapan itu. Ketika cahaya bencana turun dari atas langit, dua Renhuang itu berusaha melawannya dengan sekuat tenaga. Namun, ketika mereka melihat Ye Futian bergerak mendekat, wajah mereka berubah menjadi pucat.     

*Whoosh* Cahaya dari Diagram Yin dan Yang langsung menyinari salah satu Renhuang tingkat kedelapan itu. Saat dua kekuatan bulan dan matahari yang dahsyat itu turun, disertai dengan cahaya pedang bencana yang tak terbatas, Renhuang tingkat kedelapan itu langsung mengeluarkan Pagoda Lingxiao di tingkat maksimal untuk menahan serangan tersebut. Namun pada saat yang bersamaan, sosok Ye Futian telah menghilang dari tempatnya berdiri dalam sekejap.     

Tombak milik Ye Futian menghantam Pagoda Lingxiao disertai dengan suara ledakan yang keras. Dihadapkan dengan aura petarung yang dahsyat, Roda Ilahi berbentuk pagoda itu pun hancur berkeping-keping. Cahaya bencana turun saat Renhuang tingkat kedelapan itu berteriak. Namun pada saat berikutnya, sebuah tombak menembus kepalanya dan mengakhiri hidupnya.     

"Siapa kau sebenarnya?" Renhuang tingkat kedelapan yang tersisa bertanya sambil menatap tajam ke arah Ye Futian.      

"Orang yang akan membunuhmu." Begitu suara Ye Futian memudar, dia kembali menyerang dengan tombaknya. Saat tombak yang mengerikan itu menghantam sosok naga ilahi dari sang Renhuang, banyak retakan terus menerus bermunculan di tubuhnya. Pada saat yang bersamaan, cahaya bencana itu pun tiba, mencabik-cabik tubuh naga tersebut dan menembus pertahanannya. Terdengar jeritan menyedihkan lainnya saat cahaya bencana itu menimpa sang Renhuang. Tubuh Renhuang itu hancur sedikit demi sedikit, hingga akhirnya berubah menjadi debu.     

Dalam sekejap mata, pasukan Renhuang yang sangat kuat itu hanya menyisakan Yan Dongyang dan Ling He di dalamnya, sedangkan kultivator lainnya tewas terbunuh.     

Ye Futian menoleh ke arah Yan Dongyang dan Ling He. Setelah sekian lama, akhirnya ada ketakutan yang luar biasa di mata mereka. Ling He memandang Ye Futian dan berkata, "Kau tidak bisa membunuh kami!"     

"Yah, anggap saja kalian dibunuh oleh monster iblis. Lalu apa hubungannya hal itu denganku?" jawab Ye Futian dengan nada dingin.     

"Tidak..." Ling He menjawab, "Jika kami mati di sini, semua orang akan tahu bahwa ini adalah perbuatanmu. Klan Yan, Istana Lingxiao, dan bahkan Istana Pemimpin Wilayah tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja.     

"Ketika kalian mengejarku kemari, apakah kalian sama sekali tidak mempertimbangkan konsekuensi yang akan kalian hadapi?" Aura petarung yang dahsyat terpancar dari tombak yang ada di tangan Ye Futian. Keinginan membunuhnya tampak berkobar. Dia telah membunuh begitu banyak orang, sehingga tidak ada bedanya apabila dia akan membunuh keduanya atau tidak.     

Ling He memandang ke arah dimana orang-orang itu menghilang dan sepertinya menyadari bahwa Ye Futian tidak punya jalan lain. Dia berkata, "Masih ada kesempatan untukmu. Selama kau bersedia membiarkan kami pergi, maka semua kesalahanmu akan dimaafkan. Klan Yan dan Istana Lingxiao tidak akan melanjutkan masalah ini. Bagaimana menurutmu?"     

*Jleb* Ye Futian justru merespon dengan serangan tombaknya, yang langsung menusuk lehernya. Ling He menatap pria di depannya ini dengan rasa sakit yang terlintas di matanya. Dia tidak bisa mempercayai bahwa dia akan dibunuh dengan semudah ini.     

Tombak itu berputar pelan, dan tubuh Ling He langsung hancur menjadi debu. Seolah-olah dia tidak pernah ada di dunia ini.     

Tatapan mata Yan Dongyang terpaku pada Ye Futian, rasa takut yang luar biasa muncul di dalam benaknya. Sepertinya dia bisa menebak apa yang akan terjadi padanya.     

Ling He telah dimusnahkan, dan Ye Futian tidak akan membiarkannya kabur; dia tidak bisa melarikan diri dari situasi ini.     

"Kau akan segera bergabung dengan kami," ujar Yan Dongyang pada Ye Futian. Nada bicaranya terdengar sangat percaya diri. Seolah-olah dia bisa memprediksi tamatnya riwayat Ye Futian.     

"Tidak masalah, lagipula kau tidak akan bisa melihatnya," jawab Ye Futian. Saat dia selesai berbicara, cahaya bencana turun dari atas langit. Saat menerima serangan tersebut, Yan Dongyang mengeluarkan suara jeritan yang menyedihkan saat tubuhnya tercabik-cabik, hingga akhirnya hilang tak berbekas.     

Semua kultivator itu telah tewas terbunuh!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.