Legenda Futian

Belum Cukup



Belum Cukup

0Ye Futian memandang ke arah Ling He. Pihak lawan sama sekali tidak berniat menyembunyikan tujuan mereka untuk membunuhnya di sini.     
1

Tidak hanya itu saja, orang-orang ini juga tidak akan menahan diri saat bertarung melawan para kultivator dari Menara Pengintai Wangshen. Mereka benar-benar datang kemari untuk membunuh target mereka.     

Apakah Klan Yan dan Istana Lingxiao benar-benar berani bertindak sesombong ini setelah mereka membentuk aliansi?     

Menara ilahi yang dikeluarkan oleh Ling He masih melayang di atas langit, dimana bayangannya yang menakjubkan menekan bagian langit ini. Hal tersebut menyebabkan udara di area ini terasa sangat berat. Dalam sekejap, cahaya dari Jalur Agung langsung mengalir ke arah Ye Futian.     

Ye Futian memberi perintah dalam pikirannya, dan sebilah pedang ilahi yang menakjubkan langsung muncul di hadapannya. Pedang ilahi ini mengandung aura pedang yang mengerikan di dalamnya dan dikerahkan untuk menghadapi aliran cahaya tersebut. Pedang itu melayang di atas kepala Ye Futian, hingga tidak lama kemudian, aura pedang dan cahaya dari menara ilahi itu pun bertabrakan, menghasilkan suara yang menusuk telinga.     

"Serang!" Ling He memberi perintah. Keinginan membunuh yang mengerikan masih berkobar di kedua matanya. Tanpa ragu-ragu, dia memberi perintah pada bawahannya untuk membunuh Ye Futian.     

Setelah dia memberi perintah, seorang Renhuang tingkat kedelapan dari Istana Lingxiao langsung melancarkan serangan. Renhuang itu mengambil satu langkah ke depan, dan tombak emas di tangannya memancarkan cahaya keemasan yang melesat menembus langit.     

*Whoosh* Tombak Lingxiao yang menakjubkan dikerahkan ke depan. Pergerakannya sangat cepat dan mampu menembus ruang hampa. Akan tetapi, Ye Futian juga tidak kalah cepat dalam bereaksi dan berhasil menghindari tombak itu dengan mudah. Akibatnya, tombak tersebut melesat melintasi tubuhnya.     

Sebelum Ye Futian bisa bereaksi lagi, tombak lainnya tiba di dekatnya. Tombak itu mengejar bayangannya sendiri saat Tombak Lingxi tampaknya hendak menyatu dengan Jalur Agung. Ye Futian bisa merasakan ruang hampa di hadapannya terkoyak dan hancur berkeping-keping. Kekuatan Jalur Agung miliknya telah ditembus. Namun, sebuah tombak juga muncul di tangan Ye Futian dan diselimuti oleh aura yang mengerikan. Tanpa ragu-ragu, dia mengerahkan tombaknya ke depan. Dia tidak bisa terus menerus menghindari teknik tombak lawannya. Dia harus melancarkan serangan balasan.     

Dua tombak itu bertabrakan di udara, dan tubuh Ye Futian langsung dihempaskan ke udara akibat gelombang kejut yang dihasilkan. Meskipun dia memiliki Roda Ilahi yang sempurna, namun tetap saja dia masih seorang Renhuang tingkat keempat. Saat ini dia bertarung melawan seorang Renhuang tingkat kedelapan dari Istana Lingxiao yang mahir dalam menggunakan teknik Tombak Lingxi.     

Dalam hal kemahiran menggunakan teknik tombak, dia jelas berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.     

Alih-alih melanjutkan serangannya, Renhuang tingkat kedelapan itu justru memandang Ye Futian dengan ekspresi serius di wajahnya. Orang ini ternyata juga mahir menggunakan tombak?     

Aura yang mengerikan terpancar dari tombak di tangan Ye Futian. Aura ini berputar-putar dan masuk ke dalam tubuhnya, yang menyebabkan aura petarung milik Ye Futian terpancar keluar. Aura itu sangat menakjubkan, seolah-olah seorang dewa tombak telah merasuki tubuhnya.     

Di sisi lain, aura Jalur Agung tampak menyelimuti tubuh Renhuang tingkat kedelapan itu. Dia berdiri di tempatnya dan menyatu dengan tombaknya. Dia memancarkan sensasi yang menakjubkan dan temperamen yang luar biasa. Ye Futian menatap lawannya itu, dan sebuah pohon ilahi tampaknya telah muncul di tubuhnya. Arus Jalur Agung menyebar ke seluruh tempat, hingga menyebabkan area yang luas ini sepertinya telah diselimuti oleh arus tersebut.     

Pada saat yang bersamaan, kekuatan kehidupan yang melimpah terpancar dari tubuh Ye Futian dan menyebabkan aura serta energinya mencapai tingkat maksimal. Aura petarungnya seperti akan meledak dari tubuhnya. Selain itu, sebuah area dari Jalur Agung yang mengerikan telah muncul di belakangnya. Bintang-bintang tampak mengelilingi tubuhnya, dan tablet batu yang tak terhitung jumlahnya bermunculan di sekitarnya. Ada banyak rune yang terukir di setiap tablet tersebut. Cahaya suci dari Jalur Agung bersinar terang, dan suara rapalan sutra Buddha samar-samar bisa terdengar. Itu adalah Lagu Pembunuh Iblis Vajra.     

Pada saat berikutnya, arus-arus dari Jalur Agung muncul di atas kepala Ye Futian, yang menghisap semua kekuatan di sekitarnya. Tidak lama kemudian, Diagram Yin dan Yang dari Jalur Agung telah terbentuk. Diagram ini sepertinya terhubung dengan pohon ilahi di dalam tubuhnya dan menyatu dengan sempurna dengannya. Separuh bagian dari diagram itu sepanas matahari yang terik, sementara separuh bagian lainnya sedingin bulan, yang memancarkan Kekuatan Yin. Di sisi lain, cahaya pedang bencana tampak mengalir di atas langit. Dalam sekejap, area ini telah berubah menjadi sangat mengerikan. Semua ini menyebabkan Renhuang tingkat kedelapan itu pun merasakan tekanan mengerikan yang menimpa tubuhnya.     

Saat ini, Ye Futian terlihat sangat kuat baginya.     

Aura yang lebih kuat dari sebelumnya terpancar dari tubuh Renhuang itu. Dia memang hanya berdiri di tempatnya, tetapi arus dari Jalur Agung yang mengerikan terpancar keluar, dan bayangan yang tak terhitung jumlahnya terus menerus bermunculan dari sosoknya. Setiap bayangan itu mengandung aura yang mengerikan di dalamnya. Mereka semua menerjang ke arah Ye Futian. Dalam sekejap, aura yang dipancarkan oleh tombak mereka terlihat sangat mencengangkan.     

Bayangan yang tak terhitung jumlahnya itu terus bergerak ke depan, bermunculan di lokasi yang berbeda-beda. Pada saat berikutnya, Renhuang tingkat kedelapan itu bergerak dan menghilang dari tempatnya berdiri. Ye Futian tidak bisa melihat kemana Renhuang itu pergi.     

*Whoosh* Di atas langit, Diagram Yin dan Yang mengeluarkan cahaya bencana yang mengerikan dan menyebar ke seluruh tempat. Pada saat yang bersamaan, Ye Futian juga mengerahkan tombaknya ke depan. Aura tombak yang menakjubkan terpancar keluar, seolah-olah mampu menembus ruang hampa.     

*Brak* Terdengar suara yang keras, dan sebuah bayangan muncul di hadapan Ye Futian. Kedua tombak itu langsung bertabrakan satu sama lain. Bayangan itu menunjukkan ekspresi aneh, seolah-olah dia dibuat lengah oleh serangan ini. Ye Futian benar-benar mampu mendeteksi posisinya dengan mudah. Tidak hanya itu saja, Renhuang itu juga merasa bahwa di dalam area Jalur Agung ini, Roda Ilahi miliknya seperti dibelenggu. Salah satu contohnya adalah hawa dingin yang menyebabkan pergerakannya melambat ini.     

Tubuh Renhuang tingkat kedelapan itu menghilang tanpa jejak, seolah-olah itu hanyalah salah satu bayangannya. Pada saat berikutnya, muncul bayangan lainnya, dan tombak mengerikan kembali dikerahkan ke depan untuk membunuh Ye Futian. Pergerakannya sangat cepat sehingga Ye Futian tidak punya waktu untuk bereaksi terhadap serangan tersebut.     

Tablet-tablet batu di sekitar Ye Futian langsung terbang mendekat. Diikuti dengan suara gemuruh yang keras, mereka meledak tanpa henti dan berubah menjadi debu. Di sisi lain, cahaya bencana dari Diagram Yin dan Yang itu langsung melesat menembus ruang hampa. Ketika tombak Ye Futian muncul kembali, tombak itu mendarat tepat di ujung tombak milik Renhuang tersebut. Seolah-olah Ye Futian bisa membaca setiap gerakannya. Namun, serangan yang dahsyat itu masih menyebabkan Jalur Agung di sekitar tubuh Ye Futian hancur berkeping-keping, dan tubuhnya dihempaskan ke belakang.     

Pada saat berikutnya, tombak yang tak terhitung jumlahnya terus menerus bermunculan di lokasi yang berbeda-beda. Setiap tombak itu terlihat seperti tombak milik seorang dewa. Namun, tombak-tombak itu ternyata mampu ditangkis oleh Ye Futian. Setiap kali tubuh Ye Futian dihempaskan ke udara, Renhuang itu merasa bahwa Ye Futian pasti tidak dapat menahan serangan tombak berikutnya. Namun, dia mendapati bahwa selalu ada tombak lain yang mampu ditangkis oleh Ye Futian.     

Akan tetapi, hal yang lebih mengerikan lagi adalah, dia baru menyadari bahwa tempat ini telah menjadi area Jalur Agung milik Ye Futian. Hawa dingin yang dipancarkan menjadi semakin kuat, dan bahkan mulai menyerang tubuhnya dan memengaruhi kecepatannya. Sementara itu, cahaya bencana yang turun dari atas langit juga terus menerus menghancurkan bayangannya.     

Selain tidak mampu mengalahkan Ye Futian, Renhuang itu justru perlahan-lahan dibelenggu olehnya.     

"Ada yang aneh dengan semua ini." Kultivator lainnya juga mulai menyadari hal ini. Arus Jalur Agung juga muncul di sekitar mereka. Arus-arus ini berada dimana-mana. Area yang luas ini tampaknya telah dipengaruhi oleh arus Jalur Agung milik Ye Futian. Tampaknya area ini telah berubah menjadi area Jalur Agung di bawah kendalinya.     

"Jangan buang-buang waktu lagi. Bunuh dia," Yan Dongyang memberi perintah saat hawa dingin terlintas di matanya. Kali ini, jajaran anggota mereka sangatlah kuat. Mereka bahkan memiliki delapan Renhuang tingkat kedelapan. Yan Dongyang dan Ling He dianggap sebagai kultivator dengan kultivasi terlemah di antara jajaran anggota mereka. Dihadapkan dengan lawan seperti itu, sulit bagi Ye Futian untuk melarikan diri dari mereka. Tidak peduli betapa berbakatnya dia, dia pasti akan tewas terbunuh hari ini.     

"Hmm," kultivator lainnya menganggukkan kepala mereka sebagai tanggapan. Mereka bergegas melangkah ke depan, dan dalam sekejap, aura Jalur Agung yang menakjubkan terpancar dari berbagai arah, dikerahkan menuju tempat Ye Futian berada.     

Pada saat yang bersamaan, Diagram Yin dan Yang kembali menghisap kekuatan Jalur Agung di sekitarnya, yang kemudian dibentuk menjadi cahaya bencana yang menyerupai bilah-bilah pedang. Kemanapun cahaya itu melintas, segala sesuatunya akan dihancurkan olehnya.     

Yan Dongyang dan Ling He juga berada di cakupan wilayah dari serangan tersebut.     

Keduanya mengerutkan kening saat mereka menatap tajam ke arah Ye Futian, yang memegang tombak di tangannya. Dia berhadapan melawan mereka berdua sendirian. Saat Ye Futian memandang mereka berdua, dia berkata, "Kalian masih belum bisa mengalahkanku dengan orang-orang ini!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.