Legenda Futian

Berkultivasi di Pulau Dewa Penyu



Berkultivasi di Pulau Dewa Penyu

1Pertempuran yang terjadi di Menara Pengintai Wangshen kembali mengejutkan Wilayah Donghua. Setelah semua pasukan terkemuka di benua-benua utama mendengar tentang berita tersebut, akhirnya berita itu juga menyebar ke benua lainnya di Wilayah Donghua dan menjadi sebuah kisah legendaris.     
3

Pada hari dimana Ketua Ning memerintahkan agar nama Menara Pengintai Wangshen dihapuskan dari Wilayah Donghua, semua pusaka yang dimiliki oleh Menara Pengintai Wangshen dijarah oleh semua Renhuang yang berpartisipasi di dalamnya. Pada saat itu, murid nomor satu dari Menara Pengintai Wangshen, Li Changsheng, pergi ke puncak Menara Pengintai Wangshen, berniat untuk menyatu dengannya. Dia telah menggabungkan jiwa spiritualnya ke setiap bagian dari Menara Pengintai Wangshen ketika dia dikepung oleh semua orang dan tewas terbunuh.     

Namun, secara mengejutkan, dia kembali dari kematian dan dihidupkan kembali. Jiwa spiritual Li Changsheng telah menyatu dengan Menara Pengintai Wangshen, dan memungkinkan dirinya untuk bereinkarnasi. Dia membantai para Renhuang itu dan membasahi Menara Pengintai Wangshen dengan darah mereka. Li Changsheng telah hidup kembali dan mengatasi belenggu dalam kultivasinya, membuktikan Jalur Agung miliknya,     

Yan Hanxing adalah satu-satunya kultivator yang berhasil melarikan diri karena dia sudah memiliki firasat buruk. Setelah itu, Menara Pengintai Wangshen disegel saat semua kultivator dibantai di dalamnya, termasuk pemimpin dari Istana Suci Alkimia.     

Menara Pengintai Wangshen telah dihancurkan, dan Zong Chan tewas terbunuh. Tidak ada seorang pun yang menyangka bahwa situasi ini akan memaksa satu sosok mengerikan lainnya terlahir ke dunia ini.     

Setelah Li Changsheng meraih terobosan dan pergi meninggalkan Menara Pengawal Wangshen, beberapa orang berspekulasi bahwa dia ingin mencari Kaisar Millet. Sebelumnya, karena Li Changsheng tidak memiliki harapan untuk balas dendam, dia mempertaruhkan nyawanya dalam pertempuran terakhirnya. Sekarang situasinya sudah berbeda. Sosoknya saat ini memungkinannya untuk membalas dendam. Dia dan Kaisar Millet sudah lebih dari cukup untuk melawan Klan Yan dan Istana Lingxiao. Dalam situasi seperti itu, Li Changsheng tidak perlu lagi mempertaruhkan nyawanya dan memfokuskan diri untuk membalaskan dendam Zong Chan dan murid-murid dari Menara Pengintai Wangshen yang telah tewas terbunuh.     

Kaisar Millet masih hidup, dan sekarang Li Changsheng telah hidup kembali. Mungkin, mulai sekarang, tidak ada seorang pun yang berani menginjakkan kaki di Menara Pengintai Wangshen secara sembarangan, meskipun tempat itu masih berbentuk reruntuhan. Namun, siapa pun yang ingin memasuki Menara Pengintai Wangshen harus mempertimbangkan konsekuensinya.     

Segala sesuatunya menjadi berbeda sekarang.     

Kekacauan ini tampaknya masih jauh dari selesai, namun tidak ada lagi yang memperdebatkan siapa yang benar atau siapa yang salah. Lagipula, itu bukanlah hal yang penting. Hal terpenting untuk saat ini adalah bagaimana kekacauan ini akan berkembang di masa depan. Bahkan efek yang ditimbulkan masih belum terlihat.     

Ye Futian baru mengetahui tentang berita ini setelah beberapa hari berlalu. Dia sedang berkultivasi saat dia mendengar berita itu dari pesan yang disampaikan oleh Xia Qingyuan secara telepati. Selama ini dia mengkhawatirkan nasib Li Changsheng, dan sekarang dia bisa bernapas lega.     

Yang Wuqi datang mengunjungi Ye Futian, dan ketika dia melihat bahwa Ye Futian sudah selesai berkultivasi, dia tampak lega. Kemudian dia berkata sambil tersenyum, "Sepertinya kau sudah mengetahuinya."     

"Mmm," Ye Futian mengangguk pelan.     

"Aku tidak pernah menyangka bahwa murid tertua dari Kaisar Millet akan memiliki kesempatan seperti ini. Setelah meraih terobosan, tidak akan mudah bagi Istana Pemimpin Wilayah dan Klan Yan untuk berurusan dengannya," ujar Yang Wuqi. Setelah meraih terobosan, Li Changsheng telah mencapai tingkat yang berbeda dari sebelumnya, dan potensinya juga semakin meningkat.     

Meskipun Li Changsheng baru saja meraih terobosan, namun dia belum cukup kuat untuk menghadapi sosok-sosok terkemuka itu. Prefektur Ilahi sangatlah luas, dan Li Changsheng bisa berada dimana saja. Dia mungkin telah pergi meninggalkan Wilayah Donghua, dan tidak akan mudah untuk melacak keberadaannya.     

Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Dia juga ikut senang atas pencapaian yang diraih oleh Li Changsheng, namun ketika dia teringat akan Zong Chan, suasana hatinya kembali memburuk. Dia berbisik, "Jika Kakak Senior Zong masih hidup, mungkin Menara Pengintai Wangshen akan menghasilkan tiga sosok terkemuka di masa depan.     

"Tetapi jika Zong Chan masih hidup, Li Changsheng mungkin tidak bisa memiliki kesempatan seperti ini." Yang Wuqi berkata, "Mungkin ini yang dimaksud dengan 'Roda akan selalu berputar.' Tidak perlu memikirkannya terlalu berlebihan. Kau harus menatap masa depan, dan ketika kau mencapai Renhuang tingkat kesembilan suatu hari nanti, bukanlah hal yang mustahil untuk mendirikan kembali Menara Pengintai Wangshen."     

Ye Futian tidak banyak berkomentar, dia berkata, "Beberapa teman saya akan tiba di sini dalam beberapa hari ke depan. Karena itulah, saya harus merepotkan anda."     

"Tidak masalah." Yang Wuqi menganggukkan kepalanya.     

"Terima kasih," Ye Futian membungkuk hormat ke arah Yang Wuqi. Dewi Donglai dan Xia Qingyuan sedang dalam perjalanan menuju kemari.      

…     

Setelah Dewi Donglai dan kelompoknya kembali ke Pulau Dewa Timur, mereka membagi sumber daya yang dimiliki oleh pulau tersebut untuk anggota mereka. Setelah itu mereka dibubarkan dan diizinkan kembali ke pasukan mereka masing-masing.     

Meskipun pasukan-pasukan seperti Istana Pemimpin Wilayah tidak begitu peduli terhadap Pulau Dewa Timur dan bahkan tidak mau repot-repot menyerangnya, namun mereka harus tetap waspada terhadap Klan Yan agar tidak menyeret pasukan lainnya ke dalam masalah ini. Karena itulah, Dewi Donglai memutuskan untuk membubarkan Pulau Dewa Timur. Meskipun dia sangat enggan melakukannya, namun hal itu harus dilakukan untuk menghindari risiko di masa depan.     

Tentu saja, Pulau Dewa Timur masih berdiri di tempatnya, dijaga oleh beberapa kultivator yang bersedia untuk tetap tinggal di Pulau Dewa Penglai. Dewi Donglai masih menaruh harapan bahwa suatu hari nanti dia bisa kembali ke sana.     

Setelah membubarkan Pulau Dewa Timur, Dewi Donglai membawa beberapa orang dengannya dan pergi menuju Benua Samudra Ilahi.     

Saat ini, ketika mereka melintasi Samudra Ilahi, mereka melihat sebuah pulau raksasa yang menyerupai seekor penyu ilahi di depan mereka.     

"Kita sudah sampai," ujar Kaisar Alkimia. Dia juga ikut bersama kelompok Dewi Donglai. Kaisar Millet dan Dewa Tertinggi Donglai adalah penyelamatnya. Sekarang mereka berdua menjadi korban dari peristiwa yang menyedihkan, dan terungkap bahwa semua itu adalah perbuatan Ketua Ning. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk ikut bersama Dewi Donglai dan membantunya dalam meraih tujuannya.     

Pada saat itu juga, jiwa spiritual yang kuat melesat melintasi semua orang. Kaisar Alkimia dan Dewi Donglai memandang ke arah yang sama dan melihat satu sosok muncul dari udara. Pria yang baru saja melintasi ruang hampa dan muncul di hadapan mereka itu tampak biasa-biasa saja, dan tidak ada aura yang terdeteksi dari tubuhnya. Meski begitu, Kaisar Alkimia, Dewi Donglai, dan yang lainnya tahu bahwa pria ini bukanlah sosok biasa.     

Yang Wuqi menangkupkan tangannya dan membungkuk hormat pada mereka, lalu dia memperkenalkan diri, "Perkenalkan, namaku Yang Wuqi."     

Setelah memperkenalkan diri, Dewi Donglai dan kelompoknya juga menyapanya dengan hormat. Xia Qingyuan berkata, "Terima kasih telah membantu kami, Tetua."     

Yang Wuqi memandang ke arah Xia Qingyuan dan mengangguk sambil tersenyum, itu hanya masalah sepele; mari, silahkan masuk."     

Kelompok itu berbalik dan pergi menuju Pulau Dewa Penyu. Tidak lama kemudian, mereka tiba di puncak sebuah gunung, dan ada sebuah kastil yang berukuran sangat besar di sana. Di satu area di bagian belakang pegunungan tersebut, ada satu sosok yang berdiri di sana dengan tenang sambil menatap ke arah langit. Saat melihat kehadiran Dewi Donglai, Xia Qingyuan, dan yang lainnya, dia langsung merasa emosional.     

Elang Kecil pergi menghampiri Ye Futian, yang langsung menepuk-nepuk kepalanya. Kemudian dia memandang Dewi Donglai sambil tersenyum, "Aku senang bisa melihat bahwa Dewi Donglai baik-baik saja."     

"Apa rencanamu untuk ke depannya?" Dewi Donglai bertanya. Istana Pemimpin Wilayah telah memasukkan mereka ke dalam daftar buronan. Seluruh bagian dari Wilayah Donghua secara resmi berada dalam kendali Istana Pemimpin Wilayah. Mereka akan menjadi buronan kecuali mereka pergi meninggalkan Wilayah Donghua.     

"Aku berencana mengasingkan diri untuk sementara waktu." Ye Futian berkata, "Aku ingin meningkatkan kultivasiku di Pulau Dewa Penyu sebelum menerobos ke tingkat berikutnya."     

Dalam perjalanannya ke Perjamuan Donghua kali ini, dia merasakan banyak tekanan. Sekarang, selain Wilayah Donghua, pasukan-pasukan terkemuka yang telah dia singgung di Dunia Asal mungkin sudah mendengar kabar bahwa dia masih hidup. Karena itulah, dia harus lebih berhati-hati lagi.     

Saat ini dia berada di Renhuang Plane tingkat keempat. Dengan Roda Ilahi yang sempurna, bahkan jika dia mampu berurusan dengan Renhuang tingkat kedelapan, namun kemampuannya belum cukup kuat untuk bisa menghadapi sosok di tingkat Ning Hua. Saat menghadapi lawan-lawan seperti itu, dia tidak memiliki kekuatan untuk melawan balik dan tidak bisa berbuat apa-apa.     

Memang seperti inilah dunia kultivasi, sebuah perjalanan yang tak berujung. Dia pernah menganggap bahwa Renhuang adalah tingkat Plane tertinggi. Namun ketika dia mencapai tingkat ini, lawan-lawan yang dia temui justru berada di tingkat kultivasi yang lebih tinggi.     

Karena itulah dia harus terus menerus meningkatkan kemampuannya. Mungkin suatu hari nanti, ketika dia mencapai puncak Renhuang Plane, dia akan mampu mendominasi Prefektur Ilahi.     

Dewi Donglai mengangguk sebagai tanggapan. Selama Kaisar Xi menjaga Pulau Dewa Penyu, tempat ini adalah tempat teraman bagi mereka.      

"Kalau begitu kami harus merepotkan Kaisar Xi," ujar Dewi Donglai pada Yang Wuqi.     

"Tidak masalah. Guru menitipkan pesan bahwa kalian boleh tinggal di sini selama mungkin." Yang Wuqi tersenyum. "Kalau begitu aku pamit undur diri terlebih dahulu dan kalian bisa berbincang-bincang satu sama lain."     

Setelah itu, dia berbalik dan pergi.     

Dewi Donglai menghela napas. Kepercayaan diri seperti ini hanya dimiliki oleh orang-orang berkekuatan besar. Bahkan jika Ketua Ning mengetahui keberadaan Ye Futian suatu hari nanti, dia mungkin tidak akan berani berurusan dengan Kaisar Xi. Dia sudah menyatakan perang terhadap Kaisar Millet dan Li Changsheng sebelumnya. Dia berani melakukan hal tersebut karena lawan yang dia hadapi tidak sekuat Kaisar Xi atau orang-orang seperti Thunder Punishing Skylord. Jika dia cukup bodoh untuk melakukan hal itu, bahkan Kaisar Agung mungkin akan mempertanyakan kewarasan dan kemampuannya.     

Bagaimanapun juga, Kaisar Agung mengutusnya untuk memimpin Wilayah Donghua, bukan untuk menyulut peperangan.     

Selain itu, apa yang terjadi di Perjamuan Donghua sebelumnya diakibatkan oleh salah dalam mengambil langkah penanganan, yang menyebabkan banyak pasukan jadi waspada terhadap Istana Pemimpin Wilayah. Namun, hal ini tidaklah mengejutkan. Jika Ye Futian telah dibunuh oleh Klan Yan di dalam Area Rahasia Fuyao, maka situasinya akan menjadi sangat berbeda. Dalam hal ini, bahkan tanpa keterlibatannya, Klan Yan, Istana Lingxiao, dan Kaisar Millet akan berperang satu sama lain. Dengan demikian, situasinya akan sama seperti kematian Dewa Tertinggi Donglai; tidak ada seorang pun yang akan mencurigainya.     

Dapat dikatakan bahwa Ye Futian adalah faktor yang berperan cukup penting dalam semua ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.