Legenda Futian

Tombak



Tombak

3Yan Zhu—pangeran dari Klan Yan—adalah orang yang duduk di dalam kereta perang milik Klan Yan. Pada saat ini, dia berdiri dari kursinya dan keluar dari dalam kereta tersebut. Dia berdiri di depannya dan memandang sosok yang berada di seberangnya itu.      1

Apakah pria ini adalah 'Ye Liunian' yang telah membunuh adiknya, Yan Dongyang? Sekarang, dia telah menghalangi rombongan mereka dan ingin membunuhnya.     

"Yang Mulia, sebaiknya anda mundur. Pria ini berbahaya," ujar seorang pria berjubah hitam sambil berjalan di samping Yan Zhu. Dia menyarankan Yan Zhu untuk mundur dan melarikan diri. Ye Futian sudah menjadi lebih kuat daripada sebelumnya. Selama Perjamuan Donghua berlangsung, Ye Futian adalah seorang Renhuang tingkat keempat; sekarang, dia sudah berada di tingkat kelima. Jalur Agungnya juga telah stabil, artinya dia telah mencapai tingkat Plane-nya saat ini sekitar tiga atau empat tahun yang lalu.     

Selain dari tingkat kultivasi Ye Futian, tampaknya dia telah mendapatkan peluang dari Jalur Agung. Qi iblis yang samar-samar memenuhi udara sepertinya berasal dari tubuh Ye Futian. Kemungkinan besar hal ini ada hubungannya dengan peluang Jalur Agung yang dia peroleh dari Kuil Dewa Iblis di dalam Area Rahasia Fuyao saat itu.     

Dari kejauhan, Ye Futian menatap tajam ke arahnya. Kedua matanya memancarkan pesona yang misterius. Tatapan matanya terlihat begitu dalam dan dingin, membuat Yan Zhu merinding saat melihat matanya. Ye Futian memandangnya tanpa ada rasa kasihan di dalamnya. Seolah-olah dia sedang memandang mayat hidup.     

Yan Zhu adalah salah satu pangeran dari Klan Yan, dan para kultivator yang hadir di sini semuanya memiliki status yang tinggi. Jajaran anggota mereka sangatlah kuat. Di sisi lain, Ye Futian hanya memiliki beberapa orang di sisinya. Namun, mereka berani menghadang rombongan dari Klan Yan dan mengabaikan jumlah anggota mereka. Kedengarannya memang menggelikan, namun saat ini, para kultivator dari Klan Yan benar-benar merasa terancam.     

Ye Futian sedang berjalan ke arah mereka. Kemana pun dia pergi, hujan darah akan turun dari atas langit. Naga-naga itu meraung dengan menyedihkan, dan para Renhuang dihancurkan hingga menjadi debu. Tidak ada seorang pun yang bisa menghentikannya. Bahkan Kaisar Naga tingkat kedelapan pun tewas terbunuh olehnya. Tidak ada Renhuang di bawah tingkat kesembilan yang bisa menghentikannya.     

Jauh di luar medan pertempuran, para anggota dari pasukan-pasukan terkemuka di Benua Tianchi yang datang kemari untuk menyambut Klan Yan kini merasa bingung. Apakah mereka sebaiknya turun tangan dalam pertempuran ini?     

Mereka juga memandang ke arah Ye Futian. Mereka tentu saja mengetahui siapa orang ini. Sesuai dugaan, pemuda legendaris ini sama kuatnya dengan rumor yang beredar. Renhuang tingkat kedelapan saja mampu dibunuh seperti kawanan semut olehnya. Dia membantai siapa pun yang menghalangi jalannya menuju kereta perang itu. Jika dia terus melakukan hal ini, Yan Zhu mungkin akan benar-benar dalam bahaya.     

Jika mereka mengambil tindakan sekarang, ini adalah waktu yang tepat, dan mereka akan meninggalkan kesan yang baik terhadap Klan Yan. Namun, apakah tindakan itu sepadan dengan konsekuensinya?     

Sebesar apakah risikonya?     

Sulit sekali untuk menebaknya. Karena itulah, mereka menjadi ragu-ragu. Mereka seperti menunggu pasukan lain untuk mengambil tindakan. Tidak ada satu pun yang ingin bertindak terlebih dahulu.     

Begitu mereka memutuskan untuk bergerak, maka mereka tidak akan bisa mundur lagi. Begitu mereka memilih untuk membantu Klan Yan, mereka sama saja telah mempertaruhkan nasib klan mereka masing-masing.     

Mereka juga khawatir apabila kelompok Ye Futian ternyata berhasil membunuh Yan Zhu dan pasukannya, apakah Klan Yan akan menyalahkan mereka karena tidak segera memberi bantuan?     

Meskipun masalah ini pada awalnya tidak ada hubungannya dengan mereka, namun bagaimanapun juga, mereka sudah hadir di sini. Mereka juga sengaja datang kemari untuk menyambut kedatangan Klan Yan. Jika mereka hanya menyaksikan semuanya dari bagian samping ketika pertempuran besar terjadi dan mengakibatkan para Renhuang dari Klan Yan terbunuh, Kaisar Yan mungkin akan menyalahkan mereka dan melenyapkan mereka semua jika dia berkenan untuk melakukannya. Ketika hal itu terjadi, mereka tidak akan punya kesempatan untuk berunding dengannya. Dalam dunia kultivasi, seseorang tidak dapat berbuat apa-apa jika pihak lawan tidak ingin berunding dengannya.     

Hal ini membuat banyak dari mereka menyesal karena telah datang kemari. Kenapa mereka harus ikut bersenang-senang? Secara kebetulan, mereka justru menemui pertempuran besar di sini, dan kini mereka berada dalam posisi yang menyulitkan. Mereka tidak bisa menyerang sembarangan, namun mereka juga tidak bisa duduk diam.     

Di sisi lain, Yan Zhu tidak mundur dari tempatnya berada. Sebagai seorang pangeran dari Klan Yan, bagaimana mungkin dia bisa kabur saat dihadapkan dengan kelompok Ye Futian yang ingin membunuhnya?     

Bahkan jika dia memilih untuk kabur, memang apa bedanya? Jika Klan Yan kalah dalam pertempuran ini, hasil akhirnya akan tetap sama.     

"Hadapi dia," Yan Zhu memberi perintah pada sang pria berjubah hitam, yang menganggukkan kepalanya. Dia adalah seorang Tetua dari Klan Yan yang sudah menjaga Yan Zhu sejak kecil. Dia sudah bertahun-tahun lamanya berada di Renhuang Plane tingkat kesembilan. Dia dapat dianggap sebagai pengawal pribadi Yan Zhu.     

Kali ini, dia ikut mendampingi Yan Zhu dalam perjalanannya menuju Langit Donghua untuk melangsungkan upacara pernikahan. Sekarang, mereka diserang secara tiba-tiba oleh pasukan musuh.     

Dia melangkah ke depan dan melintasi langit, bergerak menuju Ye Futian. Ye Futian sepertinya menyadari kehadirannya dan memandang ke arahnya. Dia melihat pria berjubah hitam itu berjalan mendekat. Sebuah aura yang sangat berbahaya terpancar dari pihak lawan. Arus kegelapan mengelilingi tubuhnya, dan seekor naga hitam yang mengerikan juga muncul di sana. Tetua itu tampak memegang sebuah tombak hitam yang memancarkan arus penghancur di tangannya.     

Saat merasakan aura ini, seberkas cahaya suci yang mengerikan bersinar dari tubuh Ye Futian. Dia tampak sangat sombong. Tetua berjubah hitam ini sangat berbahaya, bahkan Ye Futian tidak berani meremehkannya. Seorang Renhuang tingkat kesembilan adalah sosok yang berada di puncak Renhuang Plane. Arus kegelapan di sekitar Tetua itu mengandung kekuatan penghancur dan pengikis yang sangat kuat.     

"Semuanya, mundur!" Tetua berjubah hitam itu berteriak. Dalam sekejap, para kultivator yang berada di sekitar Ye Futian menjauh dari medan pertempuran. Aura berwarna hitam yang mematikan menyebar hingga menutupi langit dan mengelilingi area tempat Ye Futian berdiri. Aura tersebut membentuk seekor naga hitam yang langsung menerjang ke arahnya, berniat untuk melahapnya hidup-hidup.     

*Whoosh*     

Cahaya Dewa Iblis terpancar dari sosok, dan jantung milik Dewa Iblis Merak berdetak di dalam tubuhnya. Pancaran cahaya warna-warni bersinar terang, diikuti dengan munculnya bayangan seekor merak ilahi setinggi puluhan ribu meter. Itu adalah sebuah pemandangan yang menakjubkan.     

"Ini…"     

Para kultivator yang berada di sana bisa merasakan jantung mereka berdegup kencang. Saat ini, bayangan merak setinggi sepuluh ribu kaki itu membentangkan sayapnya. Cahaya yang menyilaukan langsung ditembakkan dari bulu-bulu ilahi miliknya yang mempesona, dikerahkan menuju tubuh naga tersebut. Serangan itu menyebabkan naga hitam itu berubah menjadi debu seketika. Arus penghancur yang mengerikan itu tidak berhasil mencapai sosok Ye Futian sebelum akhirnya dihancurkan oleh cahaya suci tersebut.     

Banyak orang memandang ke arah medan pertempuran. Cahaya suci yang dipancarkan oleh burung merak itu telah menyinari seluruh tempat dan menyebabkan hati banyak orang berdebar kencang. Para Kaisar Naga pun meraung panjang. Dengan suara manusia, salah satu Kaisar Naga berkata, "Itu adalah aura milik Dewa Iblis. Dia telah mendapatkan sesuatu dari Dewa Iblis."     

Para kultivator bisa merasakan hati mereka berguncang. Ye Futian telah mendapatkan sesuatu dari Dewa Iblis?     

Sesuai dugaan, dia mendapatkan benda itu dari dalam Area Rahasia Fuyao di Istana Pemimpin Wilayah. Cahaya Dewa Iblis tampak mengitari sosoknya, dan penampilannya terlihat sangat sombong.     

Ye Futian mencengkeram tombaknya, dan cahaya suci masih mengelilingi tubuhnya. Dia mengarahkan tombaknya pada sang Renhuang tingkat kesembilan, dalam sekejap, pancaran cahaya suci mengalir dari tombak itu dan ditembakkan menuju targetnya.     

*Whoosh*     

Tubuh Ye Futian bergerak dari tempatnya. Dia menyerang dengan tombaknya, sehingga menyebabkan langit dan bumi berguncang. Dalam sekejap, orang-orang melihat banyak sosok Ye Futian muncul pada saat yang bersamaan. Di bawah pancaran cahaya suci dari burung merak itu, tampaknya ada lebih dari satu Ye Futian dan satu tombak di sana.     

Apakah ini adalah kemampuan yang diwariskan oleh Dewa Iblis?     

Semua orang bisa merasakan hati mereka berguncang. Ekspresi pria berjubah hitam itu juga berubah. Dia merasa bahwa setiap tombak itu nyata, bukan ilusi belaka. Sebelum Ye Futian tiba di tempatnya berada, pria berjubah hitam itu seperti melihat ada Dewa Iblis Merak yang tak tertandingi menerjang ke arahnya. Cahaya suci merak menyinari tubuhnya dan membuatnya merasa seolah-olah dia bukanlah tandingan bagi sang Dewa Iblis.     

Tiba-tiba terdengar suara raungan keras, yang sepertinya menyebabkan langit dan bumi berguncang. Seekor naga hitam yang mengerikan muncul sambil meraung ke arah langit. Pria berjubah hitam itu tidak punya tempat untuk melarikan diri. Dia mengerahkan tombak hitam miliknya ke depan. Dalam sekejap, seekor naga hitam yang mengerikan muncul di depan tombaknya dan bertabrakan dengan bayangan merak raksasa itu.     

Ketika dua cahaya suci itu bertabrakan, cahaya yang sangat menyilaukan langsung menghalangi pandangan orang-orang yang berada di sekitarnya. Banyak orang tidak bisa membuka mata mereka. Tidak hanya itu saja, sebuah gelombang kejut yang mengerikan juga terbentuk dan menyebar hingga ribuan mil jauhnya.     

Pada saat ini, semua bangunan yang berada dalam lingkup ribuan mil di Kota Crimson telah rata dengan tanah. Banyak kultivator memuntahkan darah segar dari mulut masing-masing. Sementara para kultivator yang mengamati pertempuran itu dari jarak dekat menderita dampak yang lebih parah. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa pertempuran yang terjadi jauh di atas langit itu akan menghasilkan gelombang kejut yang begitu mengerikan hingga menyebar ribuan mil jauhnya.     

Para Renhuang hampir tidak bisa menahan dampaknya. Hanya Renhuang tingkat menengah yang bisa melihat apa yang telah terjadi. Mereka melihat bayangan Dewa Iblis Merak mencabik-cabik tubuh naga hitam itu. Pancaran cahaya suci merak itu kini berubah menjadi tombak-tombak yang langsung melesat ke depan. Ye Futian dan Tetua berjubah hitam itu bertukar tempat. Keduanya tampak tak bergeming di atas langit. Seolah-olah waktu telah berhenti.     

Gelombang kejut yang mengerikan itu telah mengguncang langit dan bumi, namun situasi di atas medan pertempuran kini menjadi sunyi senyap.     

Namun, pada saat berikutnya, sosok Tetua berjubah hitam itu berubah menjadi debu dan menghilang tertiup angin.     

Satu serangan tombak telah membunuh seorang Renhuang tingkat kesembilan.     

Tujuh tahun yang lalu, Ye Futian mampu membunuh Renhuang tingkat kedelapan. Sekarang, dia sudah bisa membunuh Renhuang tingkat kesembilan.     

Seorang Renhuang tingkat kelima yang sangat tangguh telah muncul!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.