Legenda Futian

Tujuh Teknik Ilahi



Tujuh Teknik Ilahi

2Para pengunjung lainnya juga dibuat penasaran dengan generasi muda di Desa Empat Sudut.      0

Mereka mungkin juga memiliki kemampuan yang luar biasa, namun kemampuan generasi muda di Desa Empat Sudut yang mampu berkultivasi juga tidak kalah hebat. Jumlah kultivator di Wilayah Shangqing yang berasal dari Desa Empat Sudut memang tidak banyak, tapi mereka mampu meraih reputasi yang menakjubkan.     

Di antara para kultivator yang tak terhitung jumlahnya di dunia ini, satu dari sepuluh juta di antaranya mungkin bisa menjadi Renhuang. Kesempatan untuk menjadi sosok terkemuka di Wilayah Shangqing sangatlah kecil. Namun meski demikian, desa sekecil itu telah menghasilkan beberapa Renhuang terkemuka yang sangat terkenal di Wilayah Shangqing. Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa tempat ini adalah tempat yang penuh dengan keajaiban.     

Ada banyak rumor yang beredar tentang desa ini. Pasukan-pasukan terkemuka di Wilayah Shangqing semuanya memiliki koneksi tertentu dengan Desa Empat Sudut. Mereka akan selalu mengawasi situasi di dalam desa ini. Tentu saja, mereka ingin melihat apa yang mampu dilakukan oleh para remaja ini.     

Terutama bagi Muyun Shu, yang berasal dari Keluarga Muyun di Desa Empat Sudut. Dia memiliki seorang kakak laki-laki yang merupakan sosok terkemuka di dunia luar.     

Saat ini, para pengunjung telah memenuhi jalanan desa. Mereka semua menikmati pertunjukan ini sambil tersenyum dengan penuh arti. Bagaimanapun juga, mereka hanyalah sekelompok remaja.     

"Aku pasti bisa melakukannya," Tie Tou berbalik dan memandang Ye Futian, Beigong Ao dan yang lainnya. Ye Futian bisa melihat tekad di dalam mata Tie Tou mengangguk padanya. Beigong Ao juga memahaminya dan melangkah mundur.     

Ye Futian mengangkat kepalanya dan mengamati kerumunan orang yang berkumpul di sekitar mereka. Dia langsung menyadari bahwa tidak ada satu pun dari mereka yang merupakan sosok-sosok biasa. Orang-orang ini bertindak seperti orang awam di Desa Empat Sudut tanpa menarik perhatian atau kecurigaan siapa pun. Mereka sama sekali tidak mengungkapkan kemampuan mereka di sini, padahal, mereka semua adalah kultivator terkenal di dunia luar.     

Meski begitu, penduduk desa tidak tertarik pada reputasi mereka. Karena orang-orang ini berada di wilayah Desa Empat Sudut, maka mereka harus mematuhi peraturan yang berlaku di desa ini.     

Muyun Shu sendiri tidak berniat untuk bertarung. Sebaliknya, dua orang di kedua sisinya yang berjalan menuju Tie Tou. Dengan hati yang dipenuhi oleh amarah, Tie Tou berdiri di tempatnya seperti seekor binatang buas. Meskipun dia masih sangat muda, dia sudah memiliki energi yang kuat terpancar di tubuhnya, yang memberi gambaran seperti apakah kekuatannya.     

*Whoosh*     

Dua pemuda itu melancarkan serangan terlebih dahulu. Mereka menerjang ke arah Tie Tou seperti dua sambaran petir. Salah satu dari mereka berkilauan dengan cahaya perak, dan satu sosok lainnya mengeluarkan suara seperti angin yang bergemuruh. Mereka tiba di tempat Tie Tou berada hampir pada waktu yang bersamaan. Satu orang mengerahkan tangannya ke depan sementara sosok lainnya membuat gerakan memotong, seolah-olah dia menggunakan tangannya sebagai sebilah pedang. Saat mereka mengeluarkan kekuatan masing-masing, suara gemerisik samar-samar bergema di udara. Serangan mereka dikerahkan pada Tie Tou secara bersamaan.     

*Brak* Pada saat ini, Tie Tou mengeluarkan cahaya keemasan yang menyilaukan dari tubuhnya. Saat tubuh kekarnya berubah menjadi keemasan dan bersinar terang, sepertinya cahaya suci dari Jalur Agung sedang menyinarinya. Serangan dari kedua pemuda itu mendarat tubuhnya tetapi hanya menimbulkan suara gemeretak. Tie Tou hanya terdorong beberapa langkah ke belakang.     

Tie Tou membuka lengannya dan kemudian menghentakkan kakinya ke depan secara tiba-tiba. Bahkan ubin batu di permukaan tanah ikut retak, dan sebuah badai keemasan yang mengerikan terbentuk di sekitar mereka. Sambil merentangkan tangannya, Tie Tou menerjang ke depan dan memukul bagian dada dari dua pemuda tersebut. Kedua pemuda itu langsung terdorong ke belakang dan menghantam permukaan tanah dengan keras. Darah tampak mengalir dari sudut mulut mereka.     

*Brak*     

Tie Tou kembali menghentakkan kakinya. Dalam sekejap, lingkaran cahaya keemasan yang tak terhitung jumlahnya mulai mengitari tubuhnya dan menyelimutinya seperti sebuah cangkang. Orang-orang tampak menyipitkan mata mereka dan menyaksikan cahaya suci keemasan itu turun dari atas langit.     

Itu adalah energi dari Jalur Agung.     

Dia hanyalah seorang remaja yang belum memahami kekuatan dari Jalur Agung, dan dia juga belum mengerti bagaimana cara menggunakannya. Meski demikian, dia terlahir dengan energi Jalur Agung di dalam tubuhnya. Bahkan para kultivator dari pasukan-pasukan terkemuka merasa iri dengan anugerah yang dimiliki olehnya.     

"Luar biasa," seseorang bergumam pelan. Mereka jadi sangat tertarik dengan konflik antar remaja ini. Desa Empat Sudut memang memiliki reputasi yang menakjubkan.     

Kini mereka mulai mengerti kenapa para kultivator yang datang berkunjung ke Desa Empat Sudut mampu mengalami perkembangan yang sangat pesat.     

Para penduduk desa diberkati dengan kekuatan Jalur Agung, namun mereka juga dikutuk oleh hal tersebut. Hanya beberapa dari mereka yang mampu mencapai puncak kekuatan.     

"Majulah!" Tie Tou menatap Muyun Shu yang berada di depannya dan berteriak.     

Muyun Shu diam tak begeming di tempatnya sambil menatap Tie Tou. Kedua matanya dipenuhi dengan penghinaan dan kesombongan. Kemudian, dia berjalan menghampiri Tie Tou, selangkah demi selangkah. Saat melihat lingkaran cahaya keemasan yang datang dari atas langit, dia berpikir dalam hati, "Aku terlalu meremehkan Tie Tou. Dia memang telah membuat beberapa kemajuan. Tidak heran guru memberikan pujian padanya."     

*Whoosh*     

Muyun Shu juga mengeluarkan cahaya keemasan yang menakjubkan dari tubuhnya. Namun, hal yang lebih mengerikan adalah sebuah pola yang muncul di belakang tubuh Muyun Shun dan mulai membentuk sosok yang mengerikan.     

Itu adalah seekor Burung Peng Raksasa Bersayap Emas, dimana setiap helai bulunya tampak seperti bilah-bilah pedang ilahi yang menakjubkan. Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu membentangkan sayapnya seolah-olah dia sedang melayang dan terbang mengitari pola tersebut. Ada juga monster iblis raksasa lainnya, seperti Qilin, Taotie, naga iblis, dan burung phoenix di sana. Namun semua monster iblis raksasa itu dibantai dan dimusnahkan dimana pun Burung Peng Raksasa Bersayap Emas itu melintas, seolah-olah dia adalah raja dari semua monster iblis.     

"Itu adalah Bayangan Burung Peng Emas yang Mengerikan." Tatapan mata semua orang tertuju pada pemandangan itu. Keluarga Muyun memiliki Roh Kehidupan berbentuk Burung Peng Raksasa Bersayap Emas dan dapat membentuk Bayangan Burung Peng Emas yang Mengerikan sejak lahir. Kultivator dari Keluarga Muyun yang tinggal di dunia luar telah membunuh banyak lawannya dengan menggunakan kekuatan tersebut.     

Rumor mengatakan bahwa ada tujuh Teknik Ilahi Tertinggi yang tersembunyi di dalam Reruntuhan Ilahi di Desa Empat Sudut. Salah satunya dimiliki oleh Keluarga Muyun. Tiga di antaranya dimiliki oleh tiga keluarga yang berbeda. Satu teknik menghilang di dunia luar dan diambil oleh salah satu pasukan terkemuka di dunia luar. Dan dua teknik terakhir masih belum diketahui oleh siapa pun.     

Itu juga yang menjadi alasan bagi para kultivator di seluruh penjuru Wilayah Shangqing untuk datang berkunjung ke Desa Empat Sudut setiap tahunnya. Ditambah lagi, para pengunjung yang berdatangan adalah para jenius dari pasukan-pasukan terkemuka. Orang awam tidak akan memiliki kesempatan untuk datang kemari.     

Kultivator muda seperti Muyun Shu sudah bisa menggunakan teknik sekuat itu. Sudah jelas bahwa itu adalah bakat yang membuat banyak orang merasa iri padanya.     

*Whoosh* Hembusan angin yang kencang menyapu area ini. Dua sayap penuh bulu kini dapat terlihat di belakang tubuh Muyun Shu, seolah-olah dia telah berubah wujud menjadi Burung Peng Bersayap Emas yang masih muda. Sambil mengepakkan sayapnya, sosok Muyun Shu tiba-tiba menghilang tanpa jejak.     

Ekspresi Tie Tou tampak serius. Dia tentu saja mengetahui seperti apa kekuatan yang dimiliki oleh Muyun Shu. Muyun Shu adalah salah satu murid terbaik dari sang guru. Terlebih lagi, Keluarga Muyun memiliki status yang lebih tinggi dari keluarganya di Desa Empat Sudut. Itulah sebabnya Muyun Shu berani bersikap sombong dan tidak sopan padanya.     

*Brak* Tie Tou menghentakkan kakinya ke permukaan tanah dan menghancurkan ubin batu di sekitarnya. Dia menerjang ke depan dan mengangkat lengannya untuk mengerahkan kepalan tinjunya. Namun, seberkas kilatan cahaya suci keemasan muncul secara tiba-tiba, dan Burung Peng Bersayap Emas itu muncul di atas langit. Tubuh Muyun Shu tampak melayang di udara. Dia menundukkan kepalanya dan memandang ke arah Tie Tou yang berada di bagian bawah, lalu berkata, "Kau terlalu lambat."     

*Whoosh*     

Sebelum suaranya menghilang, dia terbang menukik ke bawah dan membentuk sebuah lengkungan emas dengan tubuhnya. Tie Tou mendongak dan kembali mengerahkan kepalan tinjunya ke arah Muyun Shu. Namun meski demikian, dia merasa bahwa serangannya itu hanya mengenai udara. Pada saat berikutnya, sayap emas Muyun Shu diayunkan ke arah Tie Tou. Disertai dengan suara gesekan, Tie Tou bisa merasakan tubuhnya tersayat dan terlempar ke udara.     

Tubuhnya menghantam permukaan tanah, dan lingkaran cahaya keemasan yang mengitari tubuhnya kini telah hancur berkeping-keping. Dia memiliki luka sayatan di punggungnya yang terus menerus mengeluarkan darah. Sambil menggertakkan giginya, Tie Tou berusaha menahan rasa sakit yang dia rasakan dan tidak berkomentar apa-apa.     

"Tie Tou!" Ling Kecil bergegas menghampirinya dan membantunya berdiri. Kedua mata Tie Tou yang memerah terpaku pada Muyun Shu, yang masih melayang di udara sambil membentangkan sayapnya seperti seorang dewa perang muda yang sombong.     

Ye Futian tidak menengahi keduanya dan menyaksikan mereka bertarung dengan tenang. Dia melihat seperti apa kemampuan yang dimiliki oleh Muyun Shu dan mulai mengerti kenapa dia bisa bersikap begitu sombong. Pemuda itu pasti punya alasan tersendiri untuk merasa yakin dengan kemampuannya sendiri. Menilai dari penampilan Muyun Shu barusan, sudah bisa dipastikan bahwa dia adalah salah satu kultivator terbaik di usianya di seluruh penjuru Prefektur Ilahi, apalagi di Desa Empat Sudut. Pasukan-pasukan terkemuka akan berjuang keras untuk mendapatkan seorang jenius seperti dirinya.     

Meski begitu, Ye Futian tidak menyukai kepribadian Muyun Shu. Pemuda itu sama sekali tidak memberi ampun pada Tie Tou. Dia yakin bahwa jika diperbolehkan, Muyun Shu pasti tidak segan-segan untuk membunuh Tie Tou.     

"Kau sudah tahu hasil akhirnya sekarang. Sudah cukup," ujar Ye Futian.     

Muyun Shu menoleh dan memandang Ye Futian dengan penuh penghinaan. Kemudian dia kembali memandang ke arah Tie Tou dan berkata, "Kau harus bertanya padanya. Tie Tou, aku akan membiarkanmu pergi jika kau bersedia membukakan jalan untukku setiap kali kita berpapasan di masa depan."     

"Bermimpilah!" Tie Tou berdiri dari tempatnya dengan mata memerah. Ye Futian melangkah ke depan, namun seseorang berkata, "Ini bukanlah urusanmu. Jangan ikut campur dalam urusan terkait Desa Empat Sudut."     

Ye Futian memandang sosok yang baru saja berbicara. Sudah jelas dia juga tamu dari Desa Empat Sudut.     

Ye Futian mengabaikan kata-katanya dan terus bergerak ke depan. Dia tiba di samping Tie Tou dan berkata pada Muyun Shu, "Kalian adalah rekan satu sekolah. Berlatih bersama sudah lebih dari cukup bagi kalian."     

"Pergi sana!" Muyun Shu mendengus pada Ye Futian.     

"Jangan ikut campur," sosok lainnya mengingatkan. Chen Yi tampak mengamati kerumunan orang di sekitarnya dan menganggap tempat ini menjadi semakin menarik di matanya.     

"Paman Ye, aku masih bisa bertarung." Kedua mata Tie Tou seperti dibasahi oleh darah. Dia melangkah ke depan dan menatap tajam ke arah Muyun Shu. "Jangan terlalu yakin pada kemampuanmu sendiri."     

Kemudian, dia mengeluarkan pancaran energi yang lebih kuat dari tubuhnya. Sinar-sinar dari cahaya suci keemasan tampak bersinar terang di sana.     

"Tie Tou."     

Pada saat ini, sebuah suara menghentikan langkahnya. Seorang pria buta tampak berjalan menghampiri mereka dari kejauhan. Itu adalah Si Buta Tie, pemilik dari toko pandai besi di Desa Empat Sudut.     

"Ayah." Tie Tou memandang arah dimana suara itu berasal.     

"Ayo kita pulang," ujar Si Buta Tie. Mendengar hal ini, Tie Tou menatap tajam ke arah Muyun Shu, tidak mau menyerah begitu saja. Namun, dia tidak punya pilihan lain karena ayahnya kini berdiri di sampingnya. Dia menundukkan kepalanya dan berkata pada Ling Kecil, "Ling Kecil, aku pergi duluan."     

"Baiklah." Ling Kecil mengangguk pelan. Kemudian Tie Tou berjalan menghampiri ayahnya.     

Si Buta Tie berbalik dan pergi, sementara Tie Tou mengikutinya dari belakang dengan tenang. Muyun Shu memandang mereka dan berkata, "Masalah ini masih belum berakhir."     

Si Buta Tie berhenti dan berbalik menghadap Muyun Shu. Pada saat itu juga, Muyun Shu memiliki perasaan aneh bahwa dia sedang ditatap oleh seekor binatang buas, meskipun faktanya, sosok yang menatapnya adalah seorang pria buta yang benar-benar tidak bisa melihat. Secara mengejutkan, dia merasa tidak nyaman saat ketakutan mulai muncul dalam dirinya.     

"Ayo kita pergi." Si Buta Tie berbalik dan pergi bersama Tie Tou. Kali ini, Muyun Shu tidak menghentikan mereka. Dia hanya memandang mereka pergi dengan tatapan mata sedingin es.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.