Legenda Futian

Mencari Informasi



Mencari Informasi

1Ye Futian memandang sosok Tie Tou dan Si Buta Tie yang pergi ke kejauhan dengan ekspresi serius di wajahnya.      0

Beberapa saat yang lalu, dia mendeteksi adanya jejak energi yang terpancar dari tubuh Si Buta Tie. Energi itulah yang mampu membuat Muyun Shu, seorang remaja yang sangat sombong, bisa merasakan ketakutan dalam dirinya. Oleh sebab itulah dia membiarkan dua sosok itu pergi.     

Sesuai dugaan Ye Futian dan Chen Yi, Si Buta Tie bukanlah seorang pandai besi biasa.     

Dan terlebih lagi, Muyun Shu mungkin sudah mengetahui tentang hal tersebut.     

Meskipun Muyun Shu masih muda, dia bukanlah anak yang polos. Menilai dari sikapnya yang begitu kurang ajar dan angkuh, serta bagaimana dia menyuruh Tie Tou untuk enyah sebelumnya, sangat aneh untuk melihat bahwa dia tidak berani menghalangi jalan Si Buta Tie.     

Berdasarkan temperamen yang dimiliki oleh Muyun Shu, sepertinya dia tidak mungkin membiarkan Si Buta Tie pergi begitu saja jika memang Si Buta Tie hanya seorang pria buta biasa.     

Selain itu, apakah Tie Tou berniat mengeluarkan Roh Kehidupan miliknya sebelum ayahnya datang?     

Tie Tou berhasil mengendalikan emosinya dan menahan kekuatannya karena kedatangan Si Buta Tie. Namun, sepertinya dia juga bukan seorang remaja biasa.     

Banyak orang mengalihkan perhatian mereka pada Ye Futian setelah Si Buta Tie dan Tie Tou pergi. Muyun Shu memandang ke arah Ye Futian. Tatapan matanya masih dipenuhi dengan kesombongan dan penghinaan yang luar biasa. Meskipun Muyun Shu sangatlah berbakat, namun Ye Futian tidak senang dengan sikap pemuda itu.     

"Sebaiknya kau segera pergi dari desa ini." Muyun Shu sama sekali tidak menunjukkan keramahan pada Ye Futian. Dia memberi peringatan padanya dengan tatapan mata sedingin es.     

"Memangnya kenapa?" Ye Futian memandang Muyun Shu dan bertanya padanya.     

"Tidak ada alasan khusus; aku hanya memberikan saran. Terserah apakah kau akan mendengarkannya atau tidak." Kemudian, Muyun Shu berbalik dan berjalan menuju sekelompok orang yang mengamati Ye Futian dan Ling Kecil seolah-olah mereka adalah orang asing yang tidak berhak untuk berada di sini.     

"Ayo kita pergi." Ye Futian memandang Ling Kecil, yang berdiri di sampingnya, lalu meraih tangannya.     

Situasi yang sedang terjadi di sekitar mereka sepertinya membuat Ling Kecil sedikit ketakutan. Dia tampak gugup dan cemas. Saat melihat tangan Ye Futian yang diulurkan padanya, dia mendongak untuk memandangnya. Senyuman lembut di wajah Ye Futian membuatnya merasa tenang. Dia pun menggenggam telapak tangan Ye Futian.     

Ye Futian tersenyum lebar dan mulai berjalan sambil memegang tangannya. Ling Kecil juga tampak tersenyum. Senyuman lebar di wajah Ye Futian seperti menular padanya. Senyuman itu menenangkannya dan bahkan membantunya mengatasi stress dan kecemasannya.     

Meskipun mereka dikelilingi oleh banyak orang, tidak ada satu pun dari mereka yang menghentikan Ye Futian dan kelompoknya untuk pergi. Apa yang telah terjadi di sini hari ini adalah konflik antar remaja, yang tidak ada hubungannya dengan Ye Futian. Ditambah lagi, orang asing tidak diizinkan untuk bertarung di dalam desa. Setiap pengunjung, tidak peduli seperti apa pun tingkat kultivasi mereka, harus berperilaku baik selama berada di desa ini.     

Orang-orang mulai membubarkan diri setelah Ye Futian dan Ling Kecil pergi. Tidak ada yang tetap tinggal di sana karena pertunjukan ini telah berakhir.     

Ye Futian tidak peduli pada pendapat orang lain. Bersama Ling Kecil, dia berjalan menyusuri jalan setapak batu di Desa Empat Sudut. Pada saat ini, dia menyadari bahwa Desa Empat Sudut bukanlah desa biasa. Semua remaja yang belajar di sekolah bukanlah remaja biasa, apalagi Muyun Shu, yang merupakan pemuda dengan bakat yang luar biasa.     

Selain itu, Si Buta Tie juga sosok yang mengagumkan. Bahkan Tie Tou memiliki rahasia tersendiri.     

Suara yang dihasilkan oleh sang guru di sekolah terdengar seperti musik ilahi dari Jalur Agung. Rune-rune emas melayang di udara saat dia sedang mengajar.     

Setiap bagian dari desa ini menimbulkan sensasi misterius bagi Ye Futian. Sepertinya dia membutuhkan waktu untuk menjelajahi tempat ini.     

Banyak orang saling berbisik dan bergosip sambil mengamati Ye Futian yang berjalan menyusuri desa.     

"Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh Tetua Ma? Apa gunanya mengundang sosok tak dikenal dalam kesempatan yang langka ini?"     

"Benar. Semua orang memilih untuk mengundang sosok-sosok terkemuka di Wilayah Shangqing, seperti kultivator-kultivator muda terbaik dari pasukan-pasukan terkemuka atau bekerja sama dengan kultivator-kultivator unggulan dari dunia luar untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan satu sama lain."     

"Pria ini memiliki wajah yang tampan dan tampak berkarisma. Kudengar dia bukan berasal dari Wilayah Shangqing. Tapi apa keuntungan yang dia miliki terhadap Tetua Ma? Bagaimana mungkin dia bersaing dengan kultivator lainnya?" Orang-orang terus berbincang-bincang satu sama lain.     

Ye Futian masih belum sepenuhnya memahami peraturan yang berlaku di Desa Empat Sudut. Dia ikut mendengarkan perbincangan orang-orang dan memutuskan untuk bertanya pada Tetua Ma ketika dia kembali ke kediamannya.     

"Ini bukan salah Tetua Ma. Putra dari Keluarga Ma dulu cukup menonjol. Sayang sekali dia meninggal dunia di usia yang begitu muda. Tetua Ma hanya memiliki Ling Kecil untuk mendampinginya sekarang. Kesehatannya juga memburuk. Lagipula para kultivator tingkat atas dari Wilayah Shangqing mungkin tidak ingin tinggal bersama keluarganya. Sepertinya keluarganya tidak cukup beruntung."     

Meskipun penduduk desa berbicara dengan suara pelan, namun perbincangan mereka didengar oleh Ye Futian. Bahkan beberapa orang berbicara dengan penuh simpati, sementara ada pula yang berbicara dengan nada sinis, seolah-olah mereka sedang menunggu untuk dihibur dengan melihat tindakan Tetua Ma yang membodohi dirinya sendiri. Pasti akan selalu ada orang-orang seperti ini di belahan dunia mana pun.     

Dan Desa Empat Sudut tidak terkecuali.     

Ye Futian dan kelompoknya akhirnya kembali ke kediaman Ling Kecil. Tetua Ma masih duduk sendirian di luar rumah dan tampaknya dia sedang bersantai.     

"Kakek." Ling Kecil berjalan menghampirinya dan membenamkan wajahnya di pangkuan Tetua Ma, yang mengusap kepalanya dan bertanya dengan lembut, "Siapa yang membuatmu merasa kesal?"     

"Muyun. Dia menindas Tie Tou dan bersikap tidak sopan pada Paman Ye. Dia bahkan menyuruh Paman Ye untuk segera pergi dari desa ini," ujar Ling Kecil. Dia meluapkan kekesalannya pada Tetua Ma karena sang Tetua adalah satu-satunya keluarga yang dia miliki di desa ini.     

"Bocah dari Keluarga Muyun itu sangat sombong dan egois. Cepat atau lambat, dia pasti akan mendapat pelajaran. Abaikan saja dia," ujar Tetua Ma dengan tenang.     

"Aku tidak mengganggunya. Dia yang menghalangi jalan kami," ujar Ling Kecil. "Dia juga melukai Tie Tou."     

"Bagaimana kondisi Tie Tou sekarang? Apakah dia baik-baik saja?" Tetua Ma bertanya dengan nada cemas.     

"Dia baik-baik saja. Paman Tie membawanya pulang," jawab Ling Kecil. Tetua Ma mengangguk dan menjawab, "Tie Tou adalah anak yang baik. Aku yakin dia akan memiliki masa depan yang cerah."     

"Ya, aku juga memiliki pemikiran yang sama. Tie Tou berkata bahwa dia ingin terbang meninggalkan desa ini di masa depan," ujar Ling Kecil sambil tersenyum polos. Mungkin dia belum tahu apa arti dari masa depan yang cerah. Anak-anak seusianya masih belum bisa memahami banyak hal di dunia ini.     

"Aku yakin dia mampu melakukannya di masa depan. Ling Kecil, kau pasti lelah. Sebaiknya kau pergi tidur sekarang," ujar Tetua Ma sambil tersenyum dengan penuh kasih sayang.     

"Baiklah." Ling Kecil berdiri dari tempatnya dan berbalik untuk berbicara pada Ye Futian serta kelompoknya, "Paman Ye, Saudari Xia, sebaiknya kalian juga beristirahat."     

"Tentu saja," Ye Futian tersenyum dan mengangguk. Dia merasa bingung dengan cara Ling Kecil dalam memanggil mereka. Dia tidak keberatan untuk dipanggil sebagai 'Paman Ye,' tapi kenapa Ling Kecil memanggil Xia Qingyuan sebagai 'Saudari Xia'? Bukankah hal itu membuatnya satu generasi lebih tua dari Xia Qingyuan?     

Setelah Ling Kecil pergi, Ye Futian memandang ke arah Tetua Ma dan bertanya, "Bolehkah saya tetap berada di sini dan berbincang-bincang dengan anda?"     

"Duduklah," Tetua Ma menganggukkan kepalanya. Mendengar hal ini, Ye Futian duduk di sebuah kursi di sebelah Tetua Ma.     

Ye Futian tampak nyaman duduk di kursinya. Dia menatap ke arah langit dan bertanya, "Ling Kecil membawa kami ke toko pandai besi tadi. Di sana, kami bertemu dengan ayah Tie Tou, yang memiliki kemampuan luar biasa dalam menempa senjata. Meskipun dia tidak bisa melihat, dia mampu menghasilkan perkakas besi yang sempurna. Apakah anda mengetahui apa yang terjadi dengan matanya?"     

"Apa yang kau maksud dengan 'apa yang terjadi'? Apakah kau bertanya bagaimana dia bisa kehilangan penglihatannya?" Tetua Ma bertanya.     

"Ya," ujar Ye Futian sambil mengangguk.     

"Sudah bertahun-tahun berlalu. Aku tidak ingat bagaimana detailnya. Sepertinya dia adalah sosok yang sangat ambisius di masa mudanya dan kehilangan matanya saat bertarung melawan seseorang," Tetua Ma menjawab sambil mengingat masa lalunya.     

"Kalau begitu, Tuan Tie bisa bekultivasi ketika dia masih muda?" Ye Futian terus bertanya. Tetua Ma tinggal di desa yang sama dan dia seharusnya mengetahui beberapa hal tentang Si Buta Tie. Ye Futian tidak punya alasan untuk berbasa-basi. Dia ingin melihat seberapa banyak informasi yang bisa diberikan oleh Tetua Ma padanya.     

"Tentu saja dia mengetahui tentang kultivasi." Tetua Ma tidak berniat untuk menyembunyikan kebenarannya. Dia mengangguk dan menjawab, "Tidak hanya itu saja, Si Buta Tie juga cukup kuat ketika dia masih muda!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.