Legenda Futian

Kenyataan dan Ilusi



Kenyataan dan Ilusi

2Muyun Shu sedang berada di satu sisi dari Negeri Ilahi ini, dan sosok lainnya berada di seberangnya. Terdapat pemandangan menakjubkan lainnya yang muncul di sana.      1

Sepertinya itu adalah sebuah dunia bintang dimana ada bayangan seperti dewa yang terwujud di sana. Dia berdiri di atas punggung seekor Kera Ilahi raksasa dari langit berbintang di zaman kuno. Keduanya muncul dengan menakjubkan, yang membuat sosok dewa di punggung Kera Ilahi itu menjadi semakin agung. Dia tampak seperti raja dari langit berbintang.     

Ye Futian menyadari bahwa sosok itu kemungkinan besar juga merupakan salah satu dari tujuh Pelindung Dewa. Keluarga Shi dari Desa Empat Sudut yang mewarisi, dan sosok yang berdiri di sana saat ini adalah seorang pemuda dari Keluarga Shi.     

Dari tujuh Teknik Ilahi, empat di antaranya dimiliki oleh empat keluarga yang berbeda di Desa Empat Sudut—Keluarga Muyun, Keluarga Shi, Keluarga Gu, dan Keluarga Tie. Faktanya, Si Buta Tie adalah satu-satunya anggota Keluarga Tie yang mewarisi teknik tersebut. Penduduk desa telah memperlakukannya dengan cara yang berbeda semenjak dia kehilangan penglihatannya dan kembali ke desa. Banyak orang percaya bahwa Keluarga Tie cepat atau lambat akan tergantikan. Semua itu bergantung pada kemampuan putra Si Buta Tie, Tie Tou, dalam menguasai teknik tersebut.     

Meskipun beberapa orang bisa saja mendapatkan peluang Jalur Agung lainnya, namun tidak ada seorang pun di luar empat keluarga itu yang mampu menguasai Teknik Ilahi tersebut.     

Ye Futian berdiri di tempatnya dan menyaksikan semuanya dengan tenang, memikirkan kekuatan macam apa yang mampu menciptakan dunia ini. Dia mengeluarkan untaian energi dari tubuhnya, dan matanya mulai bersinar dengan cahaya suci yang mengerikan, seolah-olah dia mencoba untuk melihat misteri di balik dunia ini.     

Pada saat ini, dunia menjadi lebih jelas di matanya. Ye Futian bisa merasakan bahwa dunia ilusi ini terlihat sangat nyata. Energi Jalur Agung yang ada di dalamnya sempurna, dan dunia ini benar-benar seperti sebuah dunia yang diciptakan oleh Dewa-Dewa kuno.     

Penduduk desa percaya bahwa hanya orang-orang yang diberkati oleh Dewa yang bisa memperoleh peluang Jalur Agung di sini. Ye Futian menduga bahwa hal itu disebabkan karena mereka yang diberkati cocok dengan Jalur Agung yang ada di sini. Itulah alasan mengapa mereka dapat melihat beberapa pemandangan dari Jalur Agung dan mendapatkan peluang Jalur Agung. Orang awam tidak dapat merasakan apa pun yang terjadi di sini karena pola pikir mereka tidak mampu beresonansi dengan Jalur Agung.     

Meski begitu, kenapa dunia ini hanya muncul setiap empat tahun sekali? Tepatnya pada hari yang disebut sebagai Hari Upacara Pengorbanan oleh penduduk desa.     

Dunia ini terbentuk setiap empat tahun sekali saat Hari Upacara Pengorbanan tiba, menyelimuti seluruh penjuru desa, dan membawa beberapa orang ke dalam dunia ilusi.     

Ye Futian mengamati sekelilingnya dan berkata, "Aku akan pergi ke sana untuk memeriksanya."     

Kemudian, dia melayang ke atas langit dan terus bergerak ke atas hingga mencapai bagian puncak dari dunia ini. Kedua matanya yang cerah memandang ke bawah, seolah-olah dia ingin mengungkap misteri di balik dunia ini.     

Dia melihat banyak fenomena yang menakjubkan, termasuk Palu Pelindung Ilahi, Bayangan Burung Peng Emas yang Mengerikan, Dewa yang Menunggangi Kera Ilahi dari Langit Berbintang, dan banyak Pintu Ruang dan Waktu...     

Ye Futian menduga bahwa dia bisa melihat semua peluang Jalur Agung terkait tujuh Teknik Ilahi di sini. Sebenarnya apa saja berkah yang diterima oleh penduduk Desa Empat Sudut?     

Tidak lama kemudian, tatapan mata Ye Futian tertuju pada sebatang pohon yang berayun-ayun dengan lembut dan tenang tertiup angin. Tingginya hanya sekitar tiga meter, tidak terlalu tinggi maupun tebal. Tidak ada orang lain yang akan peduli pada pohon seperti itu.     

Meski begitu, Ye Futian menyadari bahwa ada untaian energi yang mengalir dari pohon itu ke dunia di sekitarnya.     

Ye Futian menghampiri pohon itu seperti kilatan petir. Tidak lama kemudian, dia sudah tiba di depan pohon tersebut. Meskipun Xia Qingyuan dan yang lainnya tampak terkejut saat melihat tindakan Ye Futian, mereka juga pergi ke tempatnya berada.     

Ye Futian berdiri dengan tenang di depan pohon kuno itu sambil memperhatikan cabang-cabang dan dedaunannya berayun-ayun tertiup angin dan menimbulkan suara gemerisik. Dia tidak bisa merasakan auranya bahkan ketika dia berada tepat di depannya. Namun, dia ragu bahwa pohon biasa akan muncul di dalam dunia dari Negeri Ilahi Kuno ini tanpa ada alasan yang tertentu.     

Selain itu, sepertinya ini adalah satu-satunya pohon yang berada di sini.     

Tumbuhan juga makhluk hidup. Sehingga dapat dikatakan bahwa pohon kuno ini adalah satu-satunya makhluk hidup yang ada di dunia ini.     

Ye Futian menyaksikan pergerakan dari pohon kuno itu. Untaian energi dan jiwa spiritual mengalir dari tubuhnya dan mulai memasuki pohon kuno tersebut.     

Ketika energi Jalur Agung milik memasuki pohon kuno itu, ayunannya menjadi sedikit lebih kencang, seolah-olah dia bereaksi pada energi yang baru saja memasuki tubuhnya. Dalam sekejap, deretan gelombang yang tak terlihat menyebar di udara, dan ukuran pohon kuno itu semakin membesar. Tidak lama kemudian, tingginya sudah mencapai 100 meter dengan cabang-cabang dan dedaunan yang semakin rimbun dan berayun-ayun tanpa henti.     

Disertai dengan suara gemerisik, cabang-cabang pohon itu tiba-tiba mulai bergerak dan menyerang Ye Futian dengan agresif. Pohon kuno yang semula sangat tenang itu tiba-tiba mengamuk. Ye Futian bergegas mundur untuk menghindari serangan tersebut, namun pohon kuno itu begitu cepat sehingga dahan-dahannya mampu menyelimuti seluruh tempat dalam waktu sepersekian detik. Tidak ada seorang pun yang cukup cepat untuk melarikan diri darinya. Ye Futian dilahap oleh pohon itu dalam waktu singkat.     

Ye Futian terkejut oleh peristiwa yang baru saja dia alami. Pohon kuno ini melahapnya dan menjerat tubuhnya dengan sulur-sulurnya, memasukkan energi ke dalam tubuhnya, seolah-olah pohon ini ingin melebur tubuhnya dan menyerapnya secara keseluruhan.     

Pada saat ini, Xia Qingyuan dan yang lainnya juga tiba di sana. Mereka terkejut oleh perubahan situasi yang telah terjadi. Beigong Ao dan Chen Yi langsung melesat ke depan. Mereka meledakkan pohon kuno itu dengan Petir Ilahi yang agresif dan menebasnya dengan Pedang Cahaya, tetapi tidak ada yang bisa menjinakkan pohon itu.     

"Paman Ye." Ling Kecil dan Tie Tou juga berlari ke depan dengan ekspresi cemas di wajah mereka.     

"Apa-apaan ini?" ujar Chen Yi. Cahaya suci yang terpancar dari tubuhnya tidak memberikan pengaruh apa pun pada pohon kuno tersebut.     

Ye Futian mulai memiliki firasat bahwa pohon kuno ini berusaha mengambil alih tubuhnya. Dia mengeluarkan pancaran energi yang mengerikan dan menerangi area yang diambil alih oleh pohon kuno tersebut. Sementara itu, dia juga mengeluarkan Roh Pohon Dunia untuk menyerang balik pohon kuno itu. Dua jenis energi itu pun saling bertautan satu sama lain.     

Satu titik cahaya muncul di pandangan Ye Futian, dan dia merasa bahwa titik cahaya itu mengandung energi kehidupan di dalamnya dan merupakan roh dari pohon kuno tersebut.     

Pohon ilahi ini menjadi hidup.     

Titik cahaya itu langsung menerjang ke arah Ye Futian. Pada saat itu juga, Ye Futian mengerahkan semua aura spiritualnya untuk melepaskan tiga jenis kekuatan dari Kaisar Agung secara bersamaan. Darah bergejolak di dalam nadinya, dan dia menembakkan tiga sinar cahaya suci yang mengelilingi Roh Pohon itu.     

Empat sinar cahaya suci saling tumpang tindih satu sama lain dan memancarkan kilatan yang menyilaukan. Ye Futian melihat banyak gambaran di dalam titik cahaya tersebut. Roh Pohon itu kemungkinan besar memiliki aura spiritual Dewa Sifang di dalamnya dan menjadi makhluk hidup, menopang dunia ini.     

Ye Futian tidak pernah menyangka bahwa dia akan bertarung melawan roh dari sebatang pohon. Akan tetapi, dia tidak boleh lengah. Tiga pancaran cahaya suci miliknya telah berubah menjadi tiga macam kekuatan dan membombardir Roh Pohon itu, yang setelah beberapa saat tidak mampu menahan rentetan serangan tersebut.     

Pada saat ini, sulur-sulur yang menjerat tubuh Ye Futian menghilang seketika. Melihat hal ini, Chen Yi dan yang lainnya menghela napas lega. Namun, Ye Futian masih berdiri di depan pohon kuno itu seolah-olah dia telah menyatu dengan pohon tersebut. Dia membuka matanya, lalu mengangkat kepalanya dan menatap dedaunan di sekitarnya, dimana dari sana, dia bisa melihat gambaran dari dunia ini secara keseluruhan.     

Dia juga menyadari hal lainnya. Terdapat sebuah dunia ilusi di balik area ini. Desa Empat Sudut dan banyak penduduk desa terperangkap di dalamnya dan tidak bisa keluar.     

Ye Futian baru menyadari bahwa Dunia Empat Sudut adalah dunia yang tidak nyata dan area yang muncul empat tahun sekali ini adalah dunia nyata.     

Fakta ini benar-benar mengejutkan Ye Futian. Semua orang di Desa Empat Sudut ternyata tanpa sadar hidup di sebuah dunia ilusi. Apakah itu berarti hanya orang-orang yang memiliki Akar Roh dan mampu mengalami kebangkitan-lah yang dapat memasuki dunia nyata?     

Mungkin itulah alasan mengapa sang guru mampu menebak siapa yang bisa berkultivasi dan siapa yang tidak bisa melakukannya. Bahkan bagi orang-orang yang tidak bisa berkultivasi atas keinginan mereka sendiri, itu hanyalah sebuah mimpi yang terjadi di dunia yang tidak nyata.     

Banyak gambaran muncul di dalam benak Ye Futian. Kemudian, dia melihat sehelai daun yang terlihat seperti sebuah cermin. Satu sosok lelaki tua yang samar muncul di permukaan cermin tersebut.     

Lelaki tua itu sepertinya juga memandang ke arah Ye Futian. Mereka saling menatap satu sama lain. Ye Futian belum pernah bertemu dengan lelaki tua ini sebelumnya, namun dia sudah tahu bahwa lelaki tua ini adalah sang guru dari Desa Empat Sudut.     

"Tuan?" Ye Futian mengirimkan untaian aura spiritualnya pada sosok tersebut.     

Sang guru mengangguk pelan di dalam cermin itu, seolah-olah dia telah menerima pesan yang dikirimkan oleh Ye Futian padanya.      

"Apakah ini adalah dunia nyata?" Ye Futian ingin memastikan dugaannya. Lelaki tua itu mengangguk lagi.     

"Apa yang harus saya lakukan?" Ye Futian bertanya. Pada saat ini, dia tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dia tidak punya pilihan selain meminta saran dari lelaki tua ini.     

"Biarkan mereka melihat seperti apa itu dunia nyata," sebuah suara bergema di dalam benak Ye Futian.     

Ye Futian tampak berpikir sejenak, lalu dia mengangguk dan berkata, "Saya mengerti."     

Sang guru sedang duduk dengan tenang di sekolah tempatnya mengajar di Desa Empat Sudut. Dia memandang ke kejauhan. 'Apakah sosok terpilih telah datang ke desa ini?'     

Dia memandang ke arah Desa Empat Sudut. Dalam sekejap, langit bersinar terang, dan penduduk desa terbangun dengan terkejut. Mereka tampak takjub saat menyaksikan pemandangan menakjubkan yang sepertinya telah menyelimuti desa ini secara keseluruhan.     

"Ini adalah… dunia dari Negeri Ilahi," seseorang berseru. Para kultivator yang telah berada di sana selama Hari Upacara Pengorbanan di masa lalu juga bertanya-tanya tentang apa yang sedang terjadi.     

Seperti biasa, banyak orang dari Desa Empat Sudut dapat memasuki dunia dari Negeri Ilahi dan mendapatkan peluang Jalur Agung di sana ketika Hari Upacara Pengorbanan tiba. Namun, pada saat ini, pembatasan itu telah dicabut, dan semua penduduk desa dapat memasuki dunia dari Negeri Ilahi.     

Apa maksudnya ini?     

Banyak orang bisa merasakan jantung mereka berdegup kencang.     

Si Buta Tie yang sedang berada di kediamannya mengangkat kepalanya, seolah-olah dia bisa melihat dunia itu dengan kedua matanya yang buta. Palu yang digenggamnya pun jatuh ke permukaan tanah.     

Sementara itu, Tetua Ma tampak berdiri di halaman rumahnya. Pemandangan yang ada di depan matanya saat ini tiba-tiba mengingatkannya pada langit berwarna kemerahan yang muncul saat Ye Futian dan kelompoknya pertama kali memasuki Desa Empat Sudut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.