Legenda Futian

Muak



Muak

2Ye Futian melihat kembali medan pertempuran di hadapannya ketika dia melihat anggota kelompoknya menggelengkan kepala. Itu adalah sebuah pertempuran antara dua pasukan yang sangat mengerikan. Meskipun dia tidak bisa merasakan aura mereka, namun hanya dari pemandangan itu saja, dia samar-samar bisa melihat betapa sengitnya pertempuran itu.      3

Hal ini membuat Ye Futian menyadari bahwa setiap individu akan melihat hal yang berbeda-beda di dunia ini.     

Mungkin takdir benar-benar menjadi faktor yang penting di sini.     

Apakah hal ini menunjukkan bahwa takdirnya lebih hebat daripada orang-orang yang berada di sekitarnya?     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian tanpa menghentikan langkahnya dan terus bergerak ke depan. Sepertinya saat ini mereka telah tiba di istana dari Negeri Ilahi Kuno. Pemandangannya sangat menakjubkan di sini. Ketika Ye Futian menyaksikan istana ini, dia bisa membayangkan betapa makmurnya tempat ini di masa lalu.     

Melihat situasi saat ini, sepertinya rumor-rumor terkait Desa Empat Sudut memang benar adanya. Di masa lalu, Desa Empat Sudut pernah menjadi sebuah negeri ilahi.     

"Paman Ye," pada saat ini, Tie Tou berbicara sambil memandang ke depan. Dia seperti menyiratkan pada Ye Futian untuk pergi ke sana.     

Ye Futian juga memandang ke arah yang dilihat oleh Tie Tou. Ada sederet anak tangga di sana. Di puncak tangga itu, ada sekelompok kultivator dalam jumlah besar di sana. Mereka tampak seperti sebuah pasukan besar, dan saat ini, mereka sedang menaiki tangga tersebut. Dia tidak tahu berapa banyak kultivator yang berada di sana, tetapi di bagian paling atas, Ye Futian melihat satu sosok yang buram. Sosok itu tidak terlihat nyata, muncul seperti aura yang samar dan menyerupai bentuk manusia.     

Namun, ketika Ye Futian ingin melihatnya dengan lebih jelas, sosok itu justru terlihat semakin buram.     

"Apakah ada di antara kalian yang bisa melihat apa yang ada di sana?" Ye Futian bertanya pada Xia Qingyuan dan rekan-rekannya yang berada di sampingnya. Xia Qingyuan dan yang lainnya menggelengkan kepala mereka dengan tatapan bingung. Apa yang mereka lihat sama seperti sebelumnya. Mungkinkah di dunia ini, Ye Futian bisa melihat apa yang tidak bisa mereka lihat?     

"Aku bisa melihatnya," ujar Tie Tou. "Ada satu sosok raksasa di sana. Dia tampak menakjubkan, dan palu yang dibawanya berukuran sangat besar. Seberat apakah palu itu?"     

Ketika Ye Futian mendengar kata-kata Tie Tou, ekspresinya berubah menjadi aneh. Tie Tou ternyata bisa melihatnya. Dia telah mendengar cerita dari Tetua Ma tentang Si Buta Tie. Tie Tou mungkin mewarisi bakat Si Buta Tie dan telah membangkitkan suatu kemampuan khusus. Oleh karena itu, mungkin saja dia telah membentuk resonansi dengan tempat ini.     

Mungkin ini adalah peluang dari Jalur Agung milik Tie Tou.     

"Ayo kita periksa," ujar Ye Futian sambil membawa serta Tie Tou ke sana. Ketika dia mencapai area itu, Ye Futian tiba-tiba merasakan kekuatan yang sangat agung. Kekuatan itu berubah menjadi sebuah gelombang tak berbentuk yang menyebabkan tubuhnya gemetar. Bahkan kekuatan itu mampu membuat tubuhnya terdorong ke belakang. Xia Qingyuan dan yang lainnya berbalik dan menatap Ye Futian. Mereka tidak bereaksi terhadap kekuatan ini karena mereka sama sekali tidak dapat melihat pemandangan yang ada di hadapan mereka.     

"Aneh sekali," seru Ye Futian dengan penuh rasa ingin tahu. Tie Tou melepaskan tangan Ye Futian dan berjalan ke depan sendirian. Ye Futian melihat Tie Tou menaiki tangga itu dan berjalan ke atas. Kemudian, dia berdiri di depan sosok ilusi tersebut.     

Ye Futian memandang ke arah Tie Tou. Sekarang dia semakin memahami maksud dari penjelasan yang disampaikan oleh Tetua Ma. Penguasa dari dunia ini adalah nenek moyang pertama dari Desa Empat Sudut. Tempat ini memang diwariskan untuk mereka. Sebagai seorang pengunjung, kehadiran Ye Futian seperti didorong oleh suatu kekuatan misterius.     

Di sisi lain, Tie Tou mampu melihat semuanya dengan jelas dan langsung mendaki ke atas. Apakah salah satu leluhur dari Desa Empat Sudut sedang mewariskan ajarannya pada keturunannya?     

Saat Tie Tou berdiri di sana, pancaran cahaya suci yang menyilaukan berputar-putar di sekelilingnya. Dia sendiri tidak merasakan apa pun saat dia mengangkat kepalanya dan melihat ke sekelilingnya. Namun tidak lama kemudian, Tie Tou bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda. Sosok ilusi itu tampaknya mulai menjadi nyata, dan cahaya suci yang mengelilingi sosok itu langsung masuk ke dalam tubuh Tie Tou.     

Kemudian, tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. Tie Tou memegang kepalanya dengan kedua tangannya dan berteriak kesakitan.     

"Saudara Tie Tou," Ling Kecil berseru. Dia merasa takut saat melihat Tie Tou berteriak kesakitan. Dia ingin melangkah ke depan, tetapi Ye Futian masih menggenggam tangannya. Dia berkata, "Tie Tou baik-baik saja. Dia pasti sedang mewarisi beberapa ajaran milik leluhurnya."     

"Hmm," jawab Ling Kecil sambil menganggukkan kepalanya. Namun, dia masih memandang ke depan dengan cemas.     

Pada saat ini, sebuah kekuatan yang menakjubkan tiba-tiba menyebar ke seluruh tempat. Sinar-sinar cahaya suci keemasan yang tak terhitung jumlahnya tampak mengalir ke tempat dimana Tie Tou berdiri. Ye Futian samar-samar bisa melihat sosok yang tak terhitung jumlahnya bergabung untuk membentuk satu sosok raksasa yang menjulang tinggi di atas langit.     

Berdasarkan penjelasan dari Tetua Ma, Dewa Sifang memiliki tujuh Pelindung Dewa. Mungkin sosok ini adalah salah satunya, dan sekarang, Tie Tou akan mewarisi kemampuannya.     

Cahaya suci yang lebih kuat dari sebelumnya mengalir ke bawah. Hal ini menyebabkan sebuah kekuatan yang unik menyebar di area tersebut. Tubuh Tie Tou saat ini diselimuti oleh cahaya suci, dan suara gemerisik terus menerus terdengar dari tubuhnya, seolah-olah tulang, otot, dan pembuluh darah di dalam tubuhnya sedang mengalami transformasi.     

Dari kejauhan, orang-orang tampak bergerak mendekat dan memandang tempat Tie Tou berada.     

Dari satu arah, Muyun Shu dan kelompoknya telah tiba di sana.     

Muyun Shu menatap ke arah Tie Tou. Meskipun Muyun Shu masih muda, dia bersikap lebih dewasa dari anak seusianya. Tatapan matanya tampak sedingin es saat dia memandang ke arah Tie Tou. Tie Tou benar-benar telah mendapatkan peluang dari Jalur Agung. Hal ini menunjukkan bahwa Tie Tou sedang mengalami kebangkitan.     

Sosok Muyun Shu tampak bergerak ke depan, melesat ke tempat dimana Tie Tou berada. Namun, sama seperti apa yang dialami oleh, sebuah kekuatan tak berbentuk menghempaskan tubuh Muyun Shu ke belakang saat dia berusaha mendekati Tie Tou.     

Muyun Shu menstabilkan tubuhnya saat dia menatap tajam ke arah Tie Tou. Dia juga tidak bisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi di sekitar Tie Tou. Dia hanya bisa melihat bahwa sosok Tie Tou dikelilingi oleh cahaya suci. Dia tahu bahwa Tie Tou telah mendapatkan peluang dari Jalur Agung.     

Kekuatan ini menghalanginya untuk mendekati Tie Tou.     

"Hentikan dia," Muyun Shu memberi perintah pada orang-orang di sampingnya. Perilakunya ini membuat Ye Futian mengerutkan keningnya. Muyun Shu adalah sosok terkenal di Desa Empat Sudut. Dia adalah seorang pemuda yang mengerikan. Namun, tindakannya benar-benar tidak masuk akal. Bagaimanapun juga, Tie Tou berasal dari sekolah yang sama dengan Tie Tou. Mereka semua belajar di sekolah dan semuanya adalah anggota dari Desa Empat Sudut.     

Muyun Shu seharusnya ikut merasa bahagia atas kebangkitan yang dialami oleh Tie Tou. Keduanya adalah penduduk dari Desa Empat Sudut. Ini adalah sebuah pencapaian yang menggembirakan karena mereka mampu mewarisi ajaran ilahi dari leluhur mereka.     

Namun, Muyun Shu tidak berpikir demikian. Dia sudah memiliki kepribadian yang sangat egois meskipun dia masih sangat muda. Dia akan melakukan apa pun yang dia inginkan, tanpa mempedulikan konsekuensinya.     

"Kalian berdua adalah penduduk dari Desa Empat Sudut. Karena sekarang kau memiliki kesempatan untuk mendapatkan peluang dari Jalur Agung di tempat ini, maka carilah peluangmu sendiri. Sebaiknya kalian mengurus urusan kalian masing-masing dan tidak mengganggu satu sama lain," ujar Ye Futian pada Muyun Shu. Nada bicaranya sedingin es. Pemuda ini benar-benar lancang dalam bertindak.     

"Apakah kau baru saja menasihatiku?" Muyun Shu memusatkan pandangannya pada Ye Futian. Hawa dingin terpancar dari mata pemuda sombong ini. Sepertinya dia sedang memandang rendah Ye Futian.     

"Menyingkir dari hadapanku," Muyun Shu menatap tajam ke arah Ye Futian, yang berdiri menghalangi jalannya.     

Ye Futian juga menatap tajam ke arah Muyun Shu. Meskipun Ye Futian tidak menyukai kepribadian Muyun Shu, namun dia masih mempertimbangkan fakta bahwa Muyun Shu masih sangat muda dan saat ini dia masih berada di dalam wilayah dari Desa Empat Sudut. Sebenarnya Ye Futian tidak tertarik untuk berurusan dengan Muyun Shu, namun pemuda itu terus menerus bersikap kurang ajar.     

"Enyahlah," balas Ye Futian. Dia sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia menatap Muyun Shu dengan ekspresi muak di wajahnya. Ye Futian telah berkultivasi selama bertahun-tahun dan telah bertemu banyak penjahat. Namun, ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan seorang remaja yang memiliki kepribadian sangat buruk di masa mudanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.