Legenda Futian

Permintaan Maaf



Permintaan Maaf

3Nanhai Qing tertegun saat melihat apa yang ingin dilakukan oleh Ye Futian. Dia berani mengabaikannya hingga seperti ini?     
1

Ye Futian terus bergerak ke depan, seolah-olah berniat untuk melewatinya begitu saja. Targetnya adalah Muyun Shu.     

Tekanan dari Jalur Agung terpancar dari tubuhnya dan langsung menekan area ini, sehingga menyebabkan semua orang yang ada di dalam kesulitan untuk bergerak.     

Ada tekanan dari Jalur Agung yang membuat siapa pun yang berada dalam jangkauannya merasa seperti terjebak di dalam air dan mengalami sesak napas. Bahkan sulit sekali untuk menggerakkan tubuh mereka.     

Sudah jelas, Ye Futian juga merasakan kekuatan ini. Cahaya suci mengelilingi tubuhnya saat dia mengambil satu langkah ke depan, seolah-olah tekanan Jalur Agung ini tidak cukup kuat untuk membelenggunya.     

Nanhai Qing ingin melakukan sesuatu, tetapi satu sosok tiba-tiba muncul di hadapannya. Pria ini memiliki senyuman di wajahnya dan berdiri di tempatnya sambil menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Nanhai Qing merasa tidak nyaman. Pergerakan pria itu terlalu cepat, bahkan dia tidak punya waktu untuk bereaksi sebelum pria itu tiba di hadapannya.     

Selain itu, dua sinar cahaya saat ini terpancar keluar dari mata pria tersebut. Cahaya yang menyilaukan itu hampir membuatnya buta, dan tiba-tiba ada kekacauan yang melumpuhkan pikirannya untuk beberapa saat. Meskipun dia mampu membebaskan diri dalam sepersekian detik, namun mata Nanhai Qing masih dipenuhi dengan cahaya yang menyilaukan, jadi dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dan hanya bisa memusatkan perhatiannya dan menunggu.     

Pada saat ini, Nanhai Qing merasa sangat terancam, dan dia bisa merasakan ada bahaya yang mendekat. Dia sama sekali tidak bergerak dari tempatnya, namun tatapan matanya terpaku pada pria yang berada di hadapannya itu.     

"Jalur Agung Cahaya!"     

Nanhai Qing telah melihat banyak hal di dunia ini dan langsung mengetahui bahwa lawannya mahir dalam menggunakan Jalur Agung Cahaya, yang membuatnya merasa sangat terancam. Dia tidak berani bertindak gegabah. Dia merasa bahwa begitu dia bergerak, pria di hadapannya ini akan langsung melancarkan serangan padanya.     

Terlebih lagi, tingkat Plane pria ini setara dengannya, yang membuat Nanhai Qing terkejut. Lawannya adalah seseorang yang memiliki Roda Ilahi sempurna dan berada pada tingkat Plane yang sama dengannya, dan pria ini bahkan bukanlah sosok utama dalam kelompok ini, seperti Ye Futian.     

Nanhai Qing tidak lagi memandang rendah lawannya ini. Dalam waktu singkat, dia merasa terancam oleh kehadiran pria di depannya ini, dan dia tidak lagi memedulikan Ye Futian.     

Sudah jelas, sosok yang muncul di hadapannya adalah Chen Yi. Penampilan Chen Yi sudah sangat menakjubkan semenjak dia menghadiri Perjamuan Donghua sebelumnya. Alih-alih menghabiskan waktunya dengan bermalas-malasan, selama ini dia terus mengembangkan kemampuannya.     

Dan kemajuan yang dia dapatkan sungguh luar biasa.     

Kemunculan Chen Yi membuat Nanhai Qing berada dalam kesulitan. Situasinya sekarang menjadi aneh. Ye Futian berjalan menghampiri Muyun Shu tanpa ada gangguan, karena tidak ada siapa pun di sana yang bisa menghentikannya. Selama Chen Yi berada di sana, Nanhai Qing tidak akan berani bertindak gegabah.     

Ye Futian kini berada di depan Muyun Shu dan melihat bahwa ekspresinya telah berubah drastis. Muyun Shu memandang ke arah Nanhai Qing dan yang lainnya, lalu dia mengutuk mereka dalam hati. Orang-orang ini benar-benar tak berguna, dan mereka dengan bangga memuji diri mereka sendiri sebagai bagian dari Keluarga Nanhai, yang merupakan salah satu pasukan terkemuka di Upper Third Heavens.     

Mereka bahkan tidak mampu mengatasi orang-orang asing ini.     

Tatapan mata yang tertuju pada Ye Futian itu masih menunjukkan perlawanan, tanpa ada niatan untuk mundur. Dia menatap Ye Futian dan berkata, "Meskipun orang asing diperbolehkan bertarung pada Hari Upacara Pengorbanan, namun jika kau berani menyentuh penduduk Desa Empat Sudut yang berada di sini, kau tidak akan pernah bisa keluar hidup-hidup dari sini."     

Tidak peduli apakah hari ini adalah Hari Upacara Pengorbanan atau bukan, begitu orang asing memasuki Desa Empat Sudut, mereka akan dibatasi oleh peraturan yang benar-benar menghalangi mereka untuk menginjak-injak martabat penduduk desa. Mereka tidak diizinkan untuk mencelakai mereka.     

Karena itulah, Muyun Shu tidak takut pada Ye Futian. Sepertinya dia merasa sangat yakin bahwa lawannya itu tidak akan berani melukainya.     

Ye Futian menghampiri Muyun Shu dan memandangnya dengan penuh penghinaan. "Jika kau bersikap sesombong ini di dunia luar, kau bahkan tidak akan mengetahui seperti apa kematianmu."     

Muyun Shu mengerutkan keningnya saat dia mengangkat kepalanya untuk memandang Ye Futian dengan tatapan dingin, "Ketika aku pergi ke dunia luar, semua orang akan mengetahui namaku. Siapa yang berani berurusan denganku?     

Orang-orang mengatakan bahwa generasi muda cenderung memiliki sikap yang sombong, apalagi pemuda yang luar biasa seperti Muyun Shu, yang memiliki bakat dan temperamen lebih unggul dari rekan-rekannya. Masih ada hal-hal yang belum sepenuhnya dia pahami, tetapi memang tidak dapat disangkal bahwa dia memiliki kepercayaan diri yang luar biasa terhadap kemampuannya sendiri.     

*Boom* Sebuah kekuatan yang tak terlihat menekan tubuh Muyun Shu. Dalam sekejap, ekspresi Muyun Shu berubah menjadi sangat canggung. Tatapan mata Ye Futian yang sedingin es itu menusuk matanya seperti bilah-bilah pedang yang tajam, seolah-olah ada tangan tak terlihat yang sedang mencengkeram tubuhnya.     

*Whoosh*     

Sepasang sayap roc emas yang menakjubkan muncul di punggungnya, berusaha untuk dibentangkan dan membebaskan diri dari tekanan yang membelenggunya.     

Namun, dia tidak bisa mengepakkan sayapnya dengan leluasa. Tekanan Jalur Agung yang tak terlihat itu sepertinya telah berubah menjadi tangan yang mencengkeram tubuhnya sehingga dia tidak bisa bergerak dengan bebas.     

"Kau berani menyerangku di Desa Empat Sudut... Apa kau ingin mati?" Muyun Shu memandang Ye Futian dengan tatapan sedingin es.     

"Aku tidak perlu melakukan apa pun selain tinggal di sini bersamamu dalam kondisi seperti ini. Aku punya banyak waktu luang, dan tujuh hari tidak berarti apa-apa bagiku." Ye Futian mengabaikan ancaman dari Muyun Shu dan malah berkata, "Bagaimana kalau aku mendampingimu dalam kondisi seperti ini dan mengajarimu bagaimana berperilaku dengan benar?"     

"Berani-beraninya kau!" Muyun Shu menatap tajam ke arah Ye Futian dan menggertaknya. Ye Futian berniat membelenggunya sehingga dia tidak akan dipenjara atas tindakannya ini.     

Dengan demikian, Hari Upacara Pengorbanan akan berlalu begitu saja.     

Dia harus melewatkan kesempatan yang begitu berharga dan terjebak di sini bersama Ye Futian?      

"Yah, jika kau tidak ingin hal itu terjadi, maka kau harus meminta maaf dengan cara membungkuk hormat pada Tie Tou sebanyak tiga kali," ujar Ye Futian dengan nada dingin.     

"Aku? Minta maaf padanya?" Muyun Shu mendengar kata-kata Ye Futian dan memandangnya. "Lupakan saja."     

"Kalau begitu, kau tidak perlu mencari peluang dari Jalur Agung. Aku akan membantumu dengan tetap berada di sini bersamamu." Ye Futian menjawab dan berbalik untuk memandang ke arah medan pertempuran. Ekspresi Muyun Shu berubah; dia menyadari bahwa Ye Futian tidak bercanda.     

Di medan pertempuran ini, tiga sosok tak berguna itu tidak punya waktu untuk melindunginya. Nanhai Qing, yang disebut-sebut memiliki kemampuan luar biasa, saat ini disibukkan oleh seorang pemuda sehingga dia tidak bisa mengambil tindakan apa pun.     

Sementara di dua pertempuran lainnya, pihak mereka juga berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.     

Mereka melihat apa yang terjadi di tempat Ye Futian berada, tapi mereka tidak mengkhawatirkan keselamatan Muyun Shu. Tidak peduli senekad apa pun Ye Futian, dia tidak akan berani untuk melakukan apa pun pada Muyun Shu di Desa Empat Sudut. Jika tidak, dia tidak akan bisa pergi meninggalkan desa ini hidup-hidup.     

"Maaf." Muyun Shu berbicara dengan suara pelan. Sebelumnya, ketika dia melihat Tie Tou berada di sini, dia hanya ingin mencegahnya mendapatkan peluang dari Jalur Agung. Tapi sekarang, hal itu sepertinya mustahil untuk dilakukan. Dia tidak ingin berurusan dengan Ye Futian; dia hanya ingin pergi ke tempat lain untuk menemukan peluang Jalur Agung-nya sendiri.     

"Aku tidak bisa merasakan ketulusan dari nada bicaramu. Kau harus menghadap wajah Tie Tou dan membungkuk sebanyak tiga kali." Ye Futian menoleh dan menatap Tie Tou. Muyun Shu mengepalkan telapak tangannya saat tatapan matanya tertuju pada Ye Futian. Namun, ekspresinya kembali normal dalam sekejap saat dia membungkuk hormat pada Tie Tou dan berkata, "Maafkan aku."     

Tiga kali berturut-turut. Muyun Shu benar-benar membungkuk hormat dan meminta maaf sebanyak tiga kali.     

Kemudian dia memandang Ye Futian sambil tersenyum. "Apakah ini sudah cukup?"     

Ye Futian memandang ke arah Muyun Shu dan bisa merasakan tubuhnya merinding. Pemuda ini membuatnya merasakan firasat buruk. Dia pasti akan tumbuh menjadi sosok yang sombong dan egois di masa depan.     

"Enyahlah dari sini."     

Ye Futian menarik kembali auranya, dan Muyun Shu akhirnya dapat bergerak dengan leluasa. Dia menatap Ye Futian dengan tajam sebelum dia berbalik dan berkata, "Ayo kita pergi."     

Dari tatapan mata itu, Ye Futian bisa merasakan keinginan membunuh di dalamnya. Namun, mengingat apa yang dia ketahui tentang pemuda ini, Ye Futian sama sekali tidak terkejut!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.