Legenda Futian

Diusir



Diusir

0Penduduk desa berjalan keluar dari rumah mereka masing-masing dan menatap fenomena menakjubkan yang muncul di depan mata mereka. Cahaya suci dari Jalur Agung bersinar dari atas langit, dan Negeri Ilahi Kuno itu pun menjadi nyata. Meskipun mereka masih berada di dalam desa, namun desa yang diselimuti oleh cahaya suci itu tampak semakin tidak nyata di mata mereka saat ini. Rasanya mereka selama ini hidup di dalam sebuah dunia ilusi.      2

Banyak orang saling berbisik satu sama lain, mendiskusikan keajaiban yang muncul di depan mata mereka. Pada saat ini, seseorang berseru, "Apakah para leluhur dan Dewa-Dewa kuno yang menciptakan keajaiban ini?"     

Beberapa kultivator terkemuka terlihat sedang berpikir. Mereka belum pernah melihat pemandangan semenakjubkan ini sebelumnya. Apakah hal ini menunjukkan bahwa kedua dunia mulai sekarang akan menjadi kesatuan?     

"Orang-orang dari Desa Empat Sudut adalah keturunan dari Negeri Ilahi Empat Sudut dan memiliki darah para Dewa yang mengalir di dalam nadi kita. Nenek moyang kita telah melindungi kita selama jutaan tahun. Banyak orang dari setiap generasi diberkahi dengan bakat untuk berkultivasi. Itu semua disebabkan karena kita tinggal di tempat yang istimewa dan diberkati oleh nenek moyang kita. Kita bisa mendapatkan peluang Jalur Agung pada Hari Upacara Pengorbanan yang diadakan setiap empat tahun sekali. Dan sekarang, reruntuhan dari Negeri Ilahi telah muncul dengan sendirinya dan berubah menjadi dunia nyata. Bukankah hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak penduduk desa yang mengalami kebangkitan di masa depan dan semua orang di desa ini akan mampu berkultivasi?" seorang lelaki tua bergumam pelan. Sepertinya dia mengetahui banyak hal tentang sejarah dari desa ini.     

Mereka berharap dugaan itu memang benar adanya. Jika benar demikian, maka Desa Empat Sudut akan menjadi semakin makmur dan berpengaruh di masa depan.     

Desa Empat Sudut sudah memiliki sejarah yang menakjubkan dan warisan yang melimpah. Setelah melewati generasi yang tak terhitung jumlahnya, banyak orang telah kehilangan ambisi mereka untuk meraih kembali masa kejayaan dari desa ini sebelumnya. Tetapi beberapa kultivator masih belum menyerah. Mereka tidak hanya ingin meninggalkan desa ini, tetapi mereka juga ingin membuka Desa Empat Sudut pada publik dan mendirikan fondasi di dunia luar.     

Semakin banyak pengetahuan yang mereka dapat, semakin besar pula ambisi yang mereka miliki.     

Para keluarga yang mewarisi Teknik Ilahi adalah contohnya. Keluarga Muyun sudah memiliki reputasi tersendiri di dunia luar. Muyun Lan adalah menantu dari Keluarga Nanhai di Upper Third Heaven dari Wilayah Shangqing.     

"Ayo kita tanya sang guru tentang hal ini," seseorang memberikan saran.     

"Benar. Ayo kita tanya sang guru, sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini," semakin banyak orang yang setuju dengan usulan tersebut. Akhirnya, banyak penduduk desa langsung pergi menuju sekolah. Namun, pada saat ini, terdapat sebuah suara yang muncul dari arah sekolah.     

"Kalian tidak perlu datang ke tempatku. Jika situasi ini terus berlanjut, maka semakin banyak penduduk Desa Empat Sudut yang menyadari bakat mereka dalam berkultivasi. Bahkan mereka yang tidak mengalami kebangkitan akan mampu berkultivasi dengan sendirinya."     

Suara itu bergema ke seluruh penjuru desa dan menimbulkan kegemparan. Penduduk desa langsung membicarakan tentang hal ini. Berita ini muncul seperti petir di siang bolong.     

Meski begitu, beberapa Tetua juga mengkhawatirkan bahwa Desa Empat Sudut akan semakin menarik perhatian publik. Apakah mereka sebaiknya mengizinkan orang-orang asing itu memasuki desa saat mereka datang kemari?     

Segala sesuatunya akan dimulai dari awal. Apakah desa terpencil akan menjadi bagian dari dunia luar di masa depan?     

"Tuan, apa yang telah terjadi? Apakah roh dari para leluhur kita yang menciptakan fenomena ini?" Seseorang menghadap ke arah sekolah dan bertanya.     

"Bisa dibilang seperti itu," jawab sang guru. Meskipun itu bukan jawaban pasti, namun banyak orang merasa senang saat mendengar tanggapannya. Para leluhur telah muncul dan memberikan berkah atas Desa Empat Sudut. Mulai sekarang, semua penduduk desa akan bisa berkultivasi.     

Di masa lalu, hanya beberapa orang di Desa Empat Sudut yang bisa mendapatkan kesempatan untuk berkultivasi. Masalah itu sudah menjadi sumber penderitaan bagi banyak orang di setiap generasinya. Mereka merasakan kekecewaan dan kekesalan yang sama di masa remaja mereka.     

Akhirnya keturunan mereka bisa terbebas dari penderitaan ini sekarang.     

Semua penduduk desa akan bisa berkultivasi.     

Tidak hanya penduduk desa yang saat ini berada di Desa Empat Sudut yang tercengang, tetapi orang-orang yang memasuki dunia dari Negeri Ilahi juga terkejut saat mengetahui bahwa mereka telah kembali. Alih-alih keluar dari dunia Negeri Ilahi ini, kedua dunia itu justru bergabung menjadi satu kesatuan, dan mereka bisa melihat penduduk desa lainnya sekarang.     

"Apa yang telah terjadi di sini?"     

Mereka semua tampak takjub dan tidak bisa memahami apa yang telah terjadi. Langit yang bersinar terang itu telah menyelimuti Desa Empat Sudut, dan desa ini disinari oleh cahaya suci setelah dua dunia itu menyatu.     

Ye Futian masih berdiri di samping pohon kuno yang menjeratnya sebelumnya. Dia mengamati sekelilingnya dengan tenang. Karena dia sudah mengetahui kebenarannya, hanya dia yang tidak terkejut oleh peristiwa ini.     

Meskipun Chen Yi dan yang lainnya tidak mengetahui seperti apa detailnya, namun mereka merasa yakin bahwa semua ini ada hubungannya dengan Ye Futian. Mereka juga cukup terkejut akan hal ini.     

"Paman Ye, apakah kita sudah kembali ke desa?" Tie Tou bertanya.     

"Ya," Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan.     

Pada saat ini, seorang pria buta berjalan ke arah mereka dan berteriak, "Tie Tou!"     

"Ayah." Tie Tou berbalik dan melihat kehadiran Si Buta Tie. Kemudian dia berkata dengan penuh semangat, "Ayah, aku berhasil!"     

"Bagus," Si Buta Tie menganggukkan kepalanya.     

"Oh ya, Paman Ye membantuku saat si b*jingan Muyun Shu ingin menyerangku," ujar Tie Tou. Meskipun Si Buta Tie tidak bisa melihat, sepertinya dia bisa mengetahui dimana Ye Futian berada. Dia menghadap ke arahnya dan berkata, "Terima kasih banyak."     

"Itu bukan masalah besar," jawab Ye Futian dengan santai.     

"Kita sudah kembali ke desa?" Ling Kecil baru menyadari apa yang telah terjadi. Dia tersenyum polos dan menyapa Si Buta Tie, "Paman Tie."     

"Ling Kecil," Si Buta Tie mengangguk pada Ling Kecil. Penduduk desa lainnya juga menyambut kedatangan anggota keluarga mereka. Orang-orang dari Keluarga Muyun berjalan ke arah Muyun Shu. Karena Muyun Shu masih menjalani proses kebangkitannya, mereka berhenti melangkah dan mengamatinya dengan seksama. Mereka memiliki harapan yang tinggi padanya.     

Tetua Ma berjalan secara perlahan-lahan di jalanan desa. Dia berkata sambil tersenyum, "Ling Kecil."     

"Kakek." Ling Kecil berlari ke pelukan Tetua Ma, yang tersenyum dan mengusap-usap kepalanya, lalu berkata, "Tidak buruk."     

Ling Kecil tidak begitu memahami maksud dari ucapan Tetua Ma, tapi dia juga tidak bertanya padanya.     

Ye Futian merasa tertarik dengan kehadiran Tetua Ma di sini. Dia sudah tahu bahwa Si Buta Tie pernah berkultivasi di masa lalu. Namun, bagaimana caranya Tetua Ma bisa datang kemari dengan begitu cepat?     

"Tie Kecil, kau memiliki seorang penerus sekarang. Kuucapkan selamat," ujar Tetua Ma pada Si Buta Tie.     

"Paman Ma, bocah ini masih terlalu muda." Meskipun dia menjawab seperti itu, namun Si Buta Tie tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan di wajahnya.     

"Kau juga harus berusaha lebih keras lagi," ujar Tetua Ma sambil mengusap kepala Ling Kecil.     

"Aku?" Ling Kecil memandang Tetua Ma dengan bingung dan menggerutu. Dia tidak bisa berkultivasi dan tidak bisa melihat fenomena apa pun di dunia Negeri Ilahi. Dia masih belum bisa memahami maksud dari ucapan Tetua Ma.     

"Dengarkan nasihat dari Paman Ye dan belajarlah darinya," Tetua Ma menambahkan. Ling Kecil pun kembali mengangguk dengan polos.     

Ye Futian tampak terkejut. Dia memandang Tetua Ma dan berpikir apakah selama ini dia telah salah menilainya. Apakah lelaki tua yang tampak biasa-biasa saja ini juga tidak sesederhana penampilannya?     

Jika tidak, kenapa dia bisa berkata demikian pada Ling Kecil?     

Ye Futian mencurigai bahwa Tetua Ma juga mengetahui sesuatu. Jika tidak, kenapa dia menyuruh Ling Kecil belajar dari Ye Futian?     

"Ayo kita pergi. Kita bisa mengobrol lebih banyak saat kita kembali ke rumah," ujar Ye Futian. Alih-alih muncul setiap empat tahun sekali, dunia Negeri Ilahi sekarang telah menyatu secara permanen dengan Desa Empat Sudut. Hal itu menunjukkan bahwa dunia ini tidak akan menghilang lagi, dan mereka tidak perlu terburu-buru mencari peluang dari Jalur Agung.     

"Baiklah." Tetua Ma mengangguk dan berkata pada Si Buta Tie, "Apakah kau ingin berbincang-bincang di rumahku?"     

"Tentu saja," jawab Si Buta Tie sambil mengangguk. Kemudian, mereka mulai berjalan ke rumah Tetua Ma. Desa Empat Sudut tetap ada setelah menyatu dengan dunia dari Negeri Ilahi, tetapi semuanya terasa berbeda di bawah langit yang bersinar terang ini. Meskipun Desa Empat Sudut telah menyatu dengan dunia dari Negeri Ilahi, desa tersebut masih berdiri dengan kokoh.     

Tetua Ma mengeluarkan sebotol anggur setelah mereka duduk di halaman rumahnya. Dia berkata, "Tetua Wang membuat anggur ini bertahun-tahun yang lalu. Sudah lama sekali sejak dia meninggal dunia, dan sebenarnya aku tidak ingin meminum anggur yang begitu berharga. Namun, aku merasa bersyukur bisa melihat perubahan yang terjadi di desa hari ini. Ini adalah momen yang tepat untuk menikmati anggur ini."     

Dia menuangkan anggur untuk Si Buta Tie, Ye Futian, dan yang lainnya, kemudian dia duduk dan berkata, "Mulai sekarang semua penduduk desa akan bisa berkultivasi, dan semakin banyak kultivator berbakat yang muncul dari desa ini. Aku jadi tidak sabar."     

"Tetua Ma, aku ingin bersulang denganmu." Si Buta Tie mengangkat gelasnya ke arah Tetua Ma. Dia tahu bahwa Tetua Ma sedang merindukan putranya. Tidak peduli betapa bahagianya dia saat ini, pasti dia juga merasa sedih.     

"Baiklah." Tetua Ma mengangguk dan dia juga bersulang dengan Ye Futian. Dia tersenyum dan berkata, "Andai saja momen ini terjadi beberapa dekade lebih awal."     

"Semua itu sudah berlalu sekarang. Tidak perlu memikirkannya terlalu berlebihan," ujar Si Buta Tie.     

"Kau benar," Tetua Ma tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ling Kecil sedang bermain dengan Tie Tou dan dia tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh orang-orang dewasa itu.     

Di sisi lain, Ye Futian mendengarkan perbincangan mereka dengan seksama. Sekarang dia menyadari bahwa Tetua Ma juga bukan sosok biasa.     

Penduduk desa lainnya juga menyadari bahwa reruntuhan itu kali ini benar-benar telah menyatu dengan Desa Empat Sudut. Keterkejutan mereka perlahan-lahan mereda, dan mereka pun kembali ke rumah masing-masing. Lagipula mereka punya banyak waktu untuk menjelajahinya.     

Saat Tetua Ma dan yang lainnya minum-minum, mereka dikejutkan oleh keributan yang terjadi di luar. Sekelompok orang telah tiba di kediaman Tetua Ma. Salah satu dari mereka berkata, "Permisi, Tetua Ma."     

Kemudian, mereka langsung berjalan memasuki halaman dan mengamati Ye Futian dan kelompoknya dengan tatapan dingin. Pemimpin kelompok itu tampaknya berusia 40-an. Sikapnya yang terlihat tegas membuatnya tampak mengintimidasi. Ling Kecil dan Tie Tou tampak gugup, bahkan Ling Kecil tampak ketakutan.     

Hal itu disebabkan karena mereka melihat Muyun Shu berdiri di samping pria paruh baya itu. Sepertinya orang-orang ini datang kemari karena mereka.     

Muyun Shu menatap Ye Futian, kedua matanya tampak berbinar. Dia kembali mengalami kebangkitan dan membawa beberapa anggota Keluarga Muyun kemari setelah dia kembali ke kediamannya. Pria paruh baya itu adalah ayahnya sekaligus pemimpin dari Keluarga Muyun—Muyun Long.     

"Enyahlah dari desa ini, dan aku akan melupakan masalah ini," ujar Muyun Long dengan nada sombong dan mengintimidasi.     

Ye Futian dan kelompoknya jelas mengetahui siapa yang dimaksud oleh Muyun Long. Dia ingin mengusir mereka dari Desa Empat Sudut.     

Tetua Ma dan Si Buta Tie meletakkan gelas masing-masing dengan ekspresi muram di wajah mereka, terutama Tetua Ma. Mereka tiba-tiba datang ke rumahnya dan ingin mengusir tamunya?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.