Legenda Futian

Fang Gai



Fang Gai

2Tidak ada seorang pun yang meragukan ucapan dari sang guru; bahkan Muyun Long tidak berani mencurigai sang guru.      0

Sang guru selalu benar. Jika sang guru mengatakan bahwa ketujuh Teknik Ilahi akan muncul, maka hal itu akan benar-benar terjadi.     

Apakah itu berarti empat keluarga utama di Desa Empat Sudut akan berubah menjadi tujuh keluarga utama di masa depan?     

Muyun Long merasa gelisah dengan kemungkinan ini. Dia merasa bahwa semua ini adalah bagian dari rencana sang guru. Siapakah tiga keluarga yang akan bergabung dengan mereka?     

Apakah orang-orang asing yang akan mendapatkannya?     

Banyak orang asing telah memperoleh beberapa keuntungan dalam sejarah Desa Empat Sudut. Jika tidak, mereka tidak akan bersikeras untuk datang ke desa ini. Meski begitu, sepertinya mustahil bagi mereka untuk mewarisi Teknik Ilahi dari Desa Empat Sudut.     

Penduduk desa ini adalah keturunan dari Negeri Ilahi Empat Sudut. Mereka sudah ditakdirkan untuk menjadi pewaris dari tujuh Teknik Ilahi tersebut.     

Semakin banyak orang di setiap generasi yang berhasil mengalami kebangkitan. Pada akhirnya, ketujuh Teknik Ilahi akan muncul di hadapan publik. Namun penduduk desa tidak menyangka bahwa hari itu akan datang secepat ini. Menurut sang guru, prosesnya mungkin dipercepat karena perubahan yang baru saja terjadi di Desa Empat Sudut.     

Setelah itu, sang guru berhenti berbicara, namun sikapnya ini tidak membawa kedamaian dan ketenangan bagi hati semua orang. Apa yang telah terjadi pada hari ini memiliki arti penting bagi Desa Empat Sudut. Akhirnya sang guru mengizinkan penduduk desa untuk berinteraksi dengan dunia luar. Sementara itu, dia juga memperkirakan bahwa ketujuh Teknik Ilahi akan segera muncul. Tidak lama lagi Desa Empat Sudut akan mengalami perubahan total.     

Untuk saat ini, tidak ada yang tahu apakah perubahan itu berakibat baik atau buruk di masa depan.     

"Karena sang guru telah angkat bicara, maka kalian bisa kembali sekarang," ujar Tetua Ma sambil memandang ke arah Muyun Long dan yang lainnya. Dua dari empat keluarga utama yang saat ini bertanggung jawab atas Desa Empat Sudut menentang pengusiran Ye Futian. Sang guru juga mengatakan bahwa mereka harus menunggu sampai ketujuh Teknik Ilahi muncul dan mereka bisa membuat keputusan bersama-sama.     

Dalam situasi seperti ini, Muyun Long tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk mengusir Ye Futian dari desa ini.     

"Karena sang guru berkata demikian, aku tidak punya pilihan selain menunggu untuk menyaksikan momen munculnya tujuh Teknik Ilahi di desa ini," ujar Muyun Long. Kemudian, dia berbalik dan pergi bersama kelompoknya. Kerumunan itu segera membubarkan diri dan kembali menjelajahi misteri di balik dunia baru ini.     

Tidak lama lagi, tiga Teknik Ilahi yang tersisa akan muncul di hadapan publik. Hal ini sangat penting bagi orang-orang yang tinggal di Desa Empat Sudut. Semua orang sangat menantikan momen tersebut. Bagaimana jika mereka adalah sosok-sosok yang terpilih?     

Banyak orang awam di desa ini berharap bisa mewarisi Teknik-Teknik Ilahi itu dan menjadi kultivator yang kuat. Jika tidak, penduduk desa tidak akan begitu berambisi untuk berinteraksi dengan dunia luar dan pergi meninggalkan desa terpencil ini.     

Penduduk desa bukanlah satu-satunya pihak yang berharap bisa mewarisi Teknik-Teknik Ilahi tersebut. Para kultivator yang datang dari dunia luar juga memiliki harapan besar untuk mendapatkannya.     

Apakah mereka memiliki peluang untuk mewarisi Teknik-Teknik Ilahi itu?     

Ini adalah hal yang sangat penting bagi mereka dan mungkin peluang paling menguntungkan yang pernah mereka temui. Tidak ada yang bisa menebak apa yang akan terjadi di masa depan.     

Banyak dari mereka telah memberitahu keluarga masing-masing tentang hal ini dan meminta mereka untuk mengirim lebih banyak anggota mereka kemari. Sekarang setelah Desa Empat Sudut telah resmi dibuka untuk umum, para kultivator dari dunia luar seharusnya bisa keluar-masuk dengan bebas, bukan?     

Setidaknya mereka harus mencobanya.     

Desa Empat Sudut menjadi lebih ramai sekarang. Setelah munculnya masa-masa damai yang kemudian diikuti dengan kejutan besar, desa ini kembali menjadi tempat yang dipenuhi oleh para kultivator. Pada awalnya mereka mengira bahwa mereka tidak perlu terburu-buru mencari peluang Jalur Agung. Tetapi sekarang, semua orang bermimpi untuk mewarisi Teknik-Teknik Ilahi dan tidak akan menyia-nyiakan waktu sedikit pun untuk mendapatkannya.     

Namun, Ye Futian dan kelompoknya justru kembali bersantai. Tetua Ma dan Si Buta Tie juga tampak tenang dan tidak terpengaruh oleh semua ini.     

"Sikap Keluarga Muyun menjadi semakin tidak masuk akal," ujar Tetua Ma dengan suara pelan. "Tidak heran putra mereka berperilaku seperti ini. Muyun Shu dulu adalah anak yang baik. Siapa yang menyangka bahwa dia akan tumbuh menjadi seorang penindas?"     

"Keluarga Muyun tampil cukup mendominasi dalam beberapa tahun terakhir. Mereka memiliki pengaruh yang kuat di desa ini dan dikuasai oleh kesombongan dan ambisi mereka sendiri," ujar sosok lain di sebelah mereka sambil tersenyum. "Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Muyun Long, dia mungkin dia sudah lama ingin membuka Desa Empat Sudut untuk umum."     

"Putranya adalah sosok terkenal di dunia luar. Jika desa ini tetap diisolasi dari dunia luar, maka putranya tidak akan memiliki kesempatan untuk mengunjunginya, apalagi memamerkan kekayaan dan kekuatan yang dia peroleh di dunia luar. Sudah jelas, Muyun Long ingin membuka desa ini untuk umum." Penjelasan yang disampaikan oleh Tetua Ma tepat sasaran, dimana dia mengungkapkan alasan terpenting di balik tindakan yang dilakukan oleh Muyun Long.     

"Fang Gai, aku yakin kau juga menginginkan hal yang sama. Jangan berbohong padaku."     

"Hei!" Fang Gai tersenyum dan berkata, "Aku sudah mengatakan bahwa aku akan mengikuti keputusan yang dibuat oleh sang guru."     

Tetua Ma memandang ke arah Fang Gai. Pria ini memang licik dan pandai mengelak.     

"Kenapa kau berani berani menyinggung Muyun Long di depan publik kali ini?" Tetua Ma bertanya.     

"Tentu saja untuk menegakkan keadilan," Fang Gai berjalan mendekati meja mereka dan bertanya, "Bolehkan aku bergabung dan minum-minum bersama kalian?"     

Dia menyipitkan matanya dan menatap ke arah Tetua Ma serta Si Buta Tie. Dia sudah cukup lama berdiri di bagian samping, namun dua b*jingan ini tidak menawarinya untuk bergabung. Benar-benar tidak tahu terima kasih.     

"Duduklah," ujar Tetua Ma. Fang Gai mengajak cucunya, Fang Cun, untuk duduk bersamanya. Kedua mata Fang Cun yang cerah mengamati orang-orang di meja tersebut. Dia tidak begitu memahami tindakan yang dilakukan oleh kakeknya.     

"Ling Kecil semakin hari menjadi semakin cantik. Kau pasti akan menjadi seorang wanita yang sangat cantik saat tumbuh dewasa nanti!" Fang Gai memuji Ling Kecil setelah dia duduk di kursinya. Ling Kecil mengedipkan matanya dan menundukkan kepalanya karena malu. Dia bergumam, "Kakek Fang."     

"Kau sungguh pemalu, haha." Fang Gai tertawa. "Fang Cun, berhenti menjahili Ling Kecil."     

"Aku tidak menjahilinya," Fang Cun membantah dengan nada kesal.     

Fang Gai menjentikkan jarinya pada kening Fang Cun karena berani menjawab kata-katanya. Ling Kecil langsung angkat bicara, "Kakek Fang, Fang Cun memang tidak pernah menjahiliku."     

"Baguslah kalau begitu. Ajaklah Fang Cun untuk lebih sering bermain denganmu di masa depan." Fang Gai tertawa. Sementara itu, seorang pemuda lainnya sedang menatap tajam ke arahnya. Fang Gai menyadari tatapan tajam dari Tie Tou dan menunjuk ke arahnya. "Tie Tou, sebaiknya kau bergabung dengan mereka sehingga kau juga tidak akan ditindas."     

"Aku tidak akan ditindas oleh siapa pun," ujar Tie Tou dengan penuh percaya diri.     

"Hah, lalu siapa yang ditindas oleh bocah dari Keluarga Muyun hari itu?" ujar Fang Gai dengan nada bercanda.     

"Ayahku tidak memperbolehkanku untuk melawan balik. Aku sama sekali tidak takut padanya," ujar Tie Tou. Dia menyentakkan kepalanya dan berkata dengan nada kesal. Sosok-sosok lainnya tidak bisa menahan tawa mereka. Ye Futian memandang ke arah Fang Gai. Dia terkesan dengan betapa cepatnya Fang Gai mengakrabkan diri dengan Ling Kecil dan Tie Tou. Suasananya menjadi menyenangkan dan sama sekali tidak canggung, seolah-olah mereka sudah lama berteman baik satu sama lain.     

"Berhenti menggodanya. Semua orang sedang mencari peluang Jalur Agung di luar sana. Kenapa kau tidak ikut pergi?" Tetua Ma bertanya pada Fang Gai.      

"Peluang Jalur Agung yang didapatkan oleh setiap individu sejak awal sudah ditakdirkan. Karena para leluhur telah muncul kembali, aku yakin semua ini sudah menjadi bagian dari takdir. Ini bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan, dan semua ini bergantung pada keberuntungan," Fang Gai berkata, "Keluargaku tidak cukup beruntung, sehingga aku harus berusaha agar cucuku bisa mendapatkan keberuntungan di sini."     

"Kenapa kau malah mencari keberuntungan di rumahku?" ujar Tetua Ma sambil mengerutkan keningnya.     

Fang Gai memandang Tetua Ma sambil menyipitkan matanya. Dia yakin bahwa Tetua Ma sebenarnya adalah seekor rubah licik yang berusaha menyembunyikan keberuntungannya. Menurut dugaannya, kediaman dari Tetua Ma adalah tempat paling beruntung di seluruh penjuru Desa Empat Sudut.     

"Tetua Ma, kita sudah saling mengenal selama bertahun-tahun. Kenapa kau sulit sekali untuk mempercayaiku?" Fang Gai memandang Tetua Ma dan bertanya, "Aku dan Muyun Long adalah sosok yang berbeda, bukan?"     

"Yah, siapa yang tahu?" ujar Tetua Ma.     

"Dasar tua bangka..." Fang Gai mengumpat dengan suara pelan. "Benar-benar tidak tahu terima kasih. Seharusnya aku tidak membantumu sebelumnya."     

"Tidak usah berbasa-basi. Katakan saja apa yang ingin kau lakukan." Mereka tumbuh besar di desa yang sama dan usia mereka tidak jauh berbeda satu sama lain. Bahkan usia Muyun Long satu generasi lebih muda dari mereka.     

Karena itulah, mereka sangat mengenal satu sama lain.     

"Tindakan Muyun Long menjadi semakin tak terkendali. Desa Empat Sudut mungkin akan menjadi kacau jika dia tetap memegang kekuasaan di desa ini. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Aku akan selalu memihakmu. Tie Tou telah mewarisi Teknik Ilahi dan menurut penjelasan sang guru, seharusnya dia memiliki pengaruh cukup besar sekarang. Bagaimanapun juga, kita harus menjadikan desa ini sebagai prioritas utama kita, tidak peduli apa pun motif tersembunyi yang mungkin kumiliki." Fang Gai berkata, "Karena kalian berdua tidak menyukai kehadiranku di sini, maka aku tidak akan berlama-lama lagi di sini."     

Kemudian, dia berdiri dari kursinya dan pergi bersama Fang Cun.      

Orang-orang yang berada di sana menyaksikan mereka pergi. Ling Kecil melirik ke arah Tetua Ma dan berbisik, "Kakek Fang adalah orang yang baik."     

Meskipun Fang Gai dan Fang Cun memiliki status yang tinggi di desa ini, mereka tidak pernah menindas orang lain. Mereka suka bercanda, namun tidak ada niat buruk di dalamnya.     

"Aku tahu, tapi rubah tua ini pasti sedang merencanakan sesuatu." Tetua Ma memandang ke arah Ye Futian. Sejak awal hingga akhir, Fang Gai sama sekali tidak berbicara pada Ye Futian. Namun apakah dia benar-benar datang kemari hanya untuk mengunjungi Tetua Ma dan Si Buta Tie?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.