Legenda Futian

Enam Orang Terbunuh Dalam Satu Tebasan



Enam Orang Terbunuh Dalam Satu Tebasan

2Puteri Donghuang juga menyaksikan pemandangan ini. Namun, kedua matanya yang indah tidak menunjukkan emosi. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dia pikirkan.     1

Sebaliknya, justru Cao Jun di sampingnya yang berkata, "Kemampuan pria ini tidak buruk. Kekuatan matriks pertempuran yang diwariskan oleh Gunung Kosong sangat mengerikan dan tak tertandingi. Seorang kultivator dengan Roda Ilahi tingkat kedua secara mengejutkan mampu menahannya hingga detik ini. Bahkan di antara anggota dari Istana Kekaisaran, hanya segelintir orang yang bisa melakukan hal seperti itu. Jika dia berhasil bertahan hidup, kita bisa membawanya kembali ke Istana Kekaisaran."     

"Cao Jun, apa kau yakin bahwa dia akan binasa dalam pertempuran ini?" Puteri Donghuang bertanya.     

"Situasi saat ini tidak menguntungkan baginya. Pilar-pilar cahaya dari matriks pertempuran itu dapat memengaruhi kekuatan Roda Ilahi milik Ye Futian dari kejauhan. Hal ini memberi matriks pertempuran itu keuntungan karena tidak terpengaruh oleh kekuatan Roda Ilahi milik Ye Futian. Ditambah dengan serangan yang sangat mengerikan itu, apalagi lawannya adalah seorang kultivator dengan Roda Ilahi tingkat kedua, bahkan seorang Renhuang dengan Roda Ilahi tingkat keempat yang sempurna pun tidak akan mampu menahan serangan dari matriks pertempuran itu," ujar Cao Jun. "Ditambah lagi, ini bukanlah serangan terkuat dari matriks pertempuran itu."     

Saat dia mengatakan semua ini, Cao Jun terlihat sangat tenang. Seseorang di tingkat yang sama seperti dirinya telah mengalami banyak hal. Tewasnya seorang jenius tidak cukup untuk membuatnya menjadi emosional. Bahkan jika mereka kalah dalam perang ini, dia tidak akan terpengaruh oleh hal tersebut.     

Puteri Donghuang menyaksikan jalannya pertempuran dengan tenang dan tidak menanggapi ucapan Cao Jun. Tidak ada yang tahu apakah dia dan Cao Jun memiliki pemikiran yang sama atau tidak.     

Sementara orang-orang yang menyaksikan pertempuran itu di luar Istana Kekaisaran Kosong tidak yakin Ye Futian akan memenangkan pertempuran ini. Dengan serangan ini, Ye Futian telah menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Pedangnya mampu membelah ruang hampa saat dia bergerak, dan pedang ilahi miliknya telah membuka jalur pedang kuno. Namun, meski begitu, dia masih ditekan oleh sebuah kepalan tinju. Lawannya terlalu kuat, sehingga Ye Futian tetap ditekan meskipun dia mampu memberikan perlawanan.     

Pertempuran ini tidak memungkinkan adanya harapan bagi kemenangan Ye Futian.     

Saat mereka mengamati jalannya pertempuran, pertempuran antara Ye Futian dan keenam kultivator itu terus berlanjut. Setelah sosok yang terlihat seperti dewa itu muncul, lengan keenam kultivator itu bergetar. Hal ini menyebabkan kepalan tinju ilahi dari Jalur Agung di sekitar mereka beresonansi satu sama lain. Kemudian, kepalan-kepalan tinju ilahi itu kembali dikerahkan menuju Ye Futian, yang sedang menundukkan kepalanya. Pada saat yang bersamaan, kepalan tinju dari sosok dewa itu juga dikerahkan ke bawah. Di atas langit, dua cahaya suci itu menembus ruang hampa dan mengguncang area ini.     

Pada saat ini, terdapat aura yang mengalir di sekitar sosok Ye Futian. Tiba-tiba, dedaunan dari sebuah pohon kuno yang tak terhitung jumlahnya menyebar keluar. Dengan menjadi sosok Ye Futian sebagai titik pusatnya, medan pertempuran ini sepertinya telah berubah menjadi sebuah area tersendiri. Aura pedang berputar-putar dan menari di sekelilingnya, memancarkan aura yang dingin, suram, dan mengerikan.     

Ketika bayangan kepalan tinju yang memenuhi langit itu tiba, seluruh area langsung diselimuti oleh lapisan embun es. Sebuah kekuatan yang tak terlihat sepertinya telah menahan serangan tersebut. Kepalan-kepalan tinju itu membeku di bawah lapisan es dan salju. Aura pedang yang dingin dan mengerikan itu berputar dan langsung menembus aura kepalan-kepalan tinju itu, menghancurkannya hingga menjadi bagian-bagian kecil.     

Dua sinar cahaya yang melesat menembus langit itu tiba, yang ternyata adalah dua kepalan tinju ilahi raksasa. Namun, sinar-sinar cahaya yang mengalir di udara kini melambat. Mereka juga diselimuti oleh lapisan salju dan embun es. Area itu sepertinya telah membeku total. Medan pertempuran ini telah menjadi area milik Ye Futian. Sosok Ye Futian kini berubah menjadi sebuah badai dari Jalur Agung yang mengerikan. Saat badai itu bergejolak, pedang ilahi miliknya mengeluarkan cahaya dingin yang tak terbatas.     

Ye Futian mengangkat kepalanya dan memandang ke udara. Cahaya dari dua kepalan tinju raksasa yang diselimuti oleh embus es itu masih terus bergerak ke depan dengan membawa tekanan yang mengerikan di dalamnya. Mereka menghancurkan ruang hampa dan mengincar kepala Ye Futian.     

Badai dari Jalur Agung itu mengalir berlawanan arah saat naik ke udara dan menerjang kepalan tinju raksasa tersebut. Di sisi lain, pedang ilahi milik Ye Futian juga melesat ke atas langit dengan membawa aura yang sangat mengerikan dan juga setajam silet di dalamnya.     

*Whoosh, Whoosh*     

Dua kepalan tinju ilahi itu diselimuti oleh embun es, yang tidak lama kemudian hancur menjadi debu setelah ditembus oleh pedang ilahi yang terus melesat ke atas langit.     

Tubuh Ye Futian kembali melayang di udara. Dia menatap enam kultivator yang menjadi lawannya itu. Aura di tubuhnya masih terus mengalir keluar, dan sebuah lingkaran cahaya dari Roda Ilahi bersinar di sekitar tubuhnya. Namun, lingkaran cahaya itu disegel di dalam tubuhnya oleh pilar-pilar cahaya. Pilar-pilar cahaya yang mengelilingi tubuhnya itu adalah sebuah dinding ruang dan waktu yang membelenggu kekuatan di dalam dirinya.     

"Dia benar-benar berhasil menerobos serangan itu."     

Ekspresi banyak orang tampak aneh. Beberapa dari mereka tercengang. Ye Futian benar-benar mampu menerobos serangan di tingkat setinggi itu, dan dia sepertinya masih terlihat sangat tenang. Sebenarnya di tingkat apakah kemampuannya berada?     

Mereka menduga bahwa Ye Futian mungkin telah mengeluarkan aura Kaisar yang dirumorkan pernah dia keluarkan sebelumnya. Namun, dia tidak melakukannya dan telah menembus serangan-serangan lawannya hanya dengan mengandalkan kekuatan murni.     

Hal ini juga menunjukkan bahwa dia belum mencapai kondisi terkuatnya.     

Arus Jalur Agung di tubuh Ye Futian terus mengalir, menyebar dan meluas. Hingga akhirnya kekuatan itu memengaruhi area milik lawan-lawannya. Pada saat yang bersamaan, kedua mata Ye Futian juga berubah menjadi dingin dan acuh tak acuh.     

Tatapan matanya tertuju pada enam kultivator itu. Mereka berenam menatap lurus pada mata Ye Futian dan melihat bulan di dalamnya. Pada saat ini, mereka benar-benar terbawa ke dalam dunia dari sihir mata milik Ye Futian. Hanya dengan satu pandangan mata, hawa dingin mengalir di sekujur tubuh mereka, dan mereka bahkan bisa merasakan jiwa spiritual mereka gemetar.     

Lingkaran-lingkaran cahaya suci yang mengerikan dan mengintimidasi terpancar keluar dari mata mereka saat mereka berusaha membebaskan diri dari ilusi yang mereka saksikan. Ini adalah sihir mata yang bisa membawa mereka ke dalam sebuah dunia yang dibentuk dari sihir mata tersebut.     

Sudah jelas, ini adalah Roda Ilahi berbentuk sihir mata.     

Mereka seperti telah memasuki dunia bulan. Hawa dingin terus menerus menyerang tubuh mereka.     

*Boom*     

Sebuah aura tampak bergejolak. Sementara seberkas cahaya terpancar dari Roda Ilahi ruang dan waktu, yang kemudian membentuk sebuah badai ruang dan waktu yang menakjubkan. Aura enam kultivator itu saling terhubung satu sama lain, dan bayangan dewa itu menjadi semakin nyata dan memadat. Seolah-olah seorang dewa yang sesungguhnya telah turun ke muka bumi.     

Cahaya ruang dan waktu yang mengerikan terpancar dari mata sosok dewa itu dan menyelimuti tubuh Ye Futian. Pada saat yang bersamaan, terdengar rentetan suara gemuruh yang keras. Sosok setinggi sepuluh ribu zhang itu mulai bergerak. Tubuh keenam kultivator itu gemetar, dan sosok emas raksasa itu langsung melesat ke bawah.     

Disertai dengan suara teriakan yang keras, pergerakan keenam kultivator itu terlihat kompak. Dari tubuh mereka, lingkaran-lingkaran cahaya suci melesat menembus ruang hampa. Setiap lingkaran suci itu membawa aura kepalan tinju yang mampu menembus ruang hampa.     

Pada saat yang bersamaan, sosok dewa itu langsung melesat ke bawah. Sosoknya yang tampak mengerikan dan tak tertandingi itu menghancurkan medan pertempuran ini. Kedua kepalan tinjunya langsung dikerahkan menuju Ye Futian. Rasanya seolah-olah ruang hampa di area tersebut benar-benar ditembus oleh serangan itu.     

Pada saat ini, Ye Futian juga menerima tekanan yang dahsyat. Aura Jalur Agung di sekitar tubuhnya mengalir dan membuat area ini menjadi wilayah kekuasaannya. Aura kepalan tinju yang menerjang ke bawah kini diselimuti oleh embun es dan kemudian dihancurkan oleh cahaya dari pedang ilahi milik Ye Futian.     

Teknik Deed of Thorough Comprehension diaktifkan, dan badai Jalur Agung di sekitar tubuh Ye Futian kini mengalir ke atas dengan berlawanan arah. Ketika sosok dewa itu menerjang ke bawah, pedang ilahi miliknya juga diayunkan ke udara. Tidak lama kemudian, terdengar suara gemuruh yang keras. Ketika keduanya bertabrakan satu sama lain, sosok iblis gajah emas yang menyelimuti tubuh Ye Futian hancur secara perlahan-lahan. Namun, sosok dewa setinggi sepuluh ribu zhang itu juga perlahan-lahan terkikis oleh kekuatan Yin. Sosok itu tidak lagi sekokoh sebelumnya.     

*Boom*     

Kilatan petir Yin yang tak terhitung jumlahnya menyambar sosok setinggi sepuluh ribu zhang itu seperti sebuah bencana yang hendak menghancurkan dunia ini. Tubuh Ye Futian terus menerus ditekan, namun lingkaran di pedang ilahi miliknya sama sekali tidak meredup.     

*Krak* Banyak retakan muncul pada sosok setinggi sepuluh ribu zhang itu. Di sisi lain, telapak tangan Ye Futian menghantam pedang ilahi miliknya, dan dalam sekejap, cahaya dari pedang ilahi itu langsung terpancar keluar, seolah-olah cahaya itu telah berubah menjadi lingkaran cahaya dari dewa kehancuran, yang langsung menembus sosok setinggi sepuluh ribu zhang itu. Pada saat itu juga, sosok dewa yang menjulang tinggi itu ditembus oleh cahaya tak terbatas yang melesat ke setiap bagian dari tubuhnya.     

Pada saat berikutnya, diikuti dengan suara gemuruh yang keras, sosok dewa itu hancur dalam sekejap.     

Saat sosok itu dihancurkan, enam kultivator di dalamnya mengerang kesakitan. Pilar-pilar cahaya di sekitarnya juga meredup, dan banyak retakan muncul di pilar-pilar tersebut.     

Sosok Ye Futian tidak lagi terdorong ke bawah. Setelah menyeimbangkan tubuhnya, dia langsung menerjang ke atas langit. Arus kekuatan mengalir di sekujur tubuhnya dan langsung menyelimuti seluruh tempat. Saat pilar-pilar cahaya itu meredup, semua pilar itu diselimuti oleh aura Jalur Agung milik Ye Futian dan menjadi bagian dari wilayah kekuasaannya.     

Dia memandang keenam kultivator itu. Hal ini membuat mereka berenam merasa seolah-olah tubuh mereka telah membeku total. Hawa dingin yang menusuk tulang itu benar-benar membekukan mereka, termasuk jiwa spiritual mereka masing-masing. Mereka berteriak dengan keras, dan sosok petarung mereka kini mengumpulkan kekuatan dari Jalur Agung. Kemampuan mereka masih terlihat sangat mengerikan.     

Namun, pada saat ini, tubuh mereka seperti diselimuti oleh aura yang sangat dingin dan memengaruhi pergerakan mereka.     

Pedang ilahi di hadapan Ye Futian berdentang saat bilahnya bergetar. Ye Futian mengarahkan jarinya ke bawah, dan dalam sekejap. pedang ilahi itu melesat ke depan, yang kemudian berubah menjadi seberkas cahaya suci yang menembus ruang hampa.     

*Whoosh*     

Pedang ilahi yang bergerak secepat kilat itu langsung dikerahkan menuju salah satu dari enam kultivator tersebut. Kultivator itu tidak sempat bereaksi ketika tubuhnya langsung ditembus oleh pedang milik Ye Futian.     

Pedang ilahi itu tidak berhenti sedikit pun dan terus melesat ke depan.     

*Whoosh, Whoosh, Whoosh* Tiba-tiba terdengar enam suara jeritan secara berturut-turut. Pedang ilahi milik Ye Futian kembali ke posisinya semula. Namun, sosok enam kultivator itu gemetar hebat. Ekspresi mereka tampak putus asa dan penuh dengan ketakutan.     

Kultivator pertama yang tertusuk oleh pedang ilahi itu bahkan belum binasa. Secepat itulah pergerakan dari pedang ilahi tersebut.     

"Hancurkan."     

Ye Futian mengucapkan satu kata, dan dalam sekejap, sosok keenam kultivator itu meledak dan hancur pada saat yang bersamaan. Jiwa mereka menghilang, dan tubuh mereka berubah menjadi debu yang berhamburan tertiup angin.     

Hanya dengan satu pedang, Ye Futian telah membunuh enam kultivator sekaligus. Pada saat matriks pertempuran itu dihancurkan, nasib dari keenam kultivator itu telah ditentukan.     

Banyak orang yang berada di sekitar medan pertempuran mengalihkan pandangan mereka ke arah Ye Futian. Mereka tampak tercengang. Itu adalah sebuah matriks pertempuran yang dibentuk oleh enam kultivator kuat. Dan sekarang, Ye Futian telah membunuh mereka semua.     

Para kultivator dari Dunia Evil Emperor sangat terkejut ketika mereka menyaksikan pemandangan ini. Enam kultivator itu semuanya berasal dari Gunung Kosong.     

Saat ini, di luar Istana Kekaisaran Kosong, orang-orang bisa merasakan jantung mereka berdegup sangat kencang.     

'Kuat sekali.' Apakah pria ini adalah sang jenius nomor satu dari Dunia Asal?     

Dia benar-benar berhasil membunuh lawan-lawannya.     

Kemampuan seperti itu jelas sulit untuk dipercaya.     

Jangankan orang-orang yang berada di dalam Istana Kekaisaran Kosong, bahkan banyak orang dari Prefektur Ilahi tercengang dengan hasil pertempuran ini.     

Ekspresi Cao Jun tampak aneh. Kemudian dia berkata, "Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya benar-benar akan salah dalam menilai kemampuannya. Enam kultivator dari Gunung Kosong itu tewas terbunuh hanya dengan satu pedang. Di atas medan pertempuran, pria ini pasti termasuk di antara mereka yang berada di puncak kekuatan."     

Di sisi lain, Puteri Donghuang sedang memikirkan hal lain. Bukankah kekuatan yang baru saja dia rasakan itu adalah…     

Pada saat yang bersamaan, di tempat lainnya, para kultivator dari Dunia Evil Emperor juga sedang menyaksikan jalannya pertempuran. Banyak dari mereka yang menyaksikan bagaimana Ye Futian membunuh enam kultivator itu sekaligus.     

Kultivator dengan Roda Ilahi tingkat keenam, yang mengejar Ye Futian tempo hari, menatap proyeksi di hadapannya dengan keinginan membunuh yang luar biasa. Sudah jelas, dia mengenali Ye Futian.     

Bahkan sang penerus dari Evil Emperor, Shi Xie, juga tertarik pada Ye Futian. Dia bertanya, "Siapa dia?"     

"Namanya Ye Futian," jawab seseorang. "Dia telah dinobatkan sebagai sang jenius nomor satu di Dunia Asal. Sebelumnya, di Dunia Bayangan, banyak orang meyakini bahwa dia telah mati. Namun, ternyata dia mampu bertahan hidup. Hal ini menimbulkan kegemparan yang cukup besar di Dunia Asal." Mereka jelas mengetahui beberapa hal tentang Ye Futian.     

"Itu berarti kekuatan yang dia gunakan mungkin adalah kekuatan Yin." Shi Xie menatap sosok Ye Futian. Cahaya dingin terlintas di kedua mata Shi Xie!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.