Legenda Futian

Bahaya Tersembunyi



Bahaya Tersembunyi

0'Seorang Pemimpin Paviliun yang tak dikenal berani meremehkan Jun Qiuyan?' Ekspresi banyak orang tampak curiga. Mereka tidak mempercayainya. Ada beberapa orang yang menguasai tempat-tempat suci dari berbagai macam benua di sebelah Jun Qiuyan. Sebelumnya, mereka mencoba untuk menebak-nebak tentang identitas Ye Futian. Namun, mereka tidak pernah membayangkan bahwa dia ternyata adalah seorang Pemimpin Paviliun. Tingkat kultivasinya juga tidak terlalu tinggi.      2

"Tidak sopan!" tiba-tiba ada seseorang yang berseru. Pada saat itu juga, orang-orang mengalihkan pandangan mereka ke arah sosok yang baru saja berbicara. Mereka melihat seorang wanita yang sangat cantik. Dia adalah Beigong Shuang, yang berdiri di samping Ye Futian.     

"Kau menyebut sikapmu itu sebagai kekaguman?" ujar Beigong Shuang sambil memandang Jun Qiuyan. Kenapa dia merasa tidak nyaman hanya dengan memandang pria ini? Meskipun Jun Qiuyan memiliki wajah yang tampan, namun dia adalah sosok yang munafik.     

Rasanya seolah-olah semua orang harus mematuhi perintahnya. Dia menyinggung orang-orang yang tidak mematuhinya, mengatakan bahwa mereka memandang rendah dirinya.     

"Shuang'er," ujar Beigong Ao dengan lembut. Dia ingin mengendalikan emosi putrinya itu. Mereka adalah tamu di sini. Klan Jun tidak hanya kuat; mereka adalah salah satu pasukan terkuat di Benua Penglai. Menyulut konflik dengan mereka di sini jelas bukan sikap yang bijaksana.     

Beigong Shuang menatapnya dengan dingin dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Namun pada saat ini, Jun Qiuyan memandang ke arahnya. Dia tidak marah dan masih bertanya dengan tenang, "Benarkah begitu?"     

Beigong Shuang ingin menanggapinya, tapi Beigong Ao kembali mengingatkannya untuk menjaga emosi dengan cara memandang matanya.     

Suasana di pertemuan itu menjadi canggung untuk beberapa saat. Tidak lama kemudian, Bai Mu berkata, "Kalian semua datang kemari untuk mengunjungi Pulau Dewa Timur. Karena kita semua adalah rekan dari Pulau Dewa Timur, mari kita lupakan hal-hal buruk yang telah terjadi di masa lalu."     

Dia mencoba menenangkan suasana saat ini. Sambil tersenyum, Jun Qiuyan berkata, "Dewi, kekhawatiranmu terlalu berlebihan. Aku sama sekali tidak tersinggung. Karena merasa penasaran, aku hanya bertanya kenapa dia menganggap sikapku ini bukanlah suatu kekaguman."     

Ye Futian mengerutkan keningnya. Bai Mu sudah mencoba menengahi situasi ini, namun Jun Qiuyan masih tidak mau membiarkannya berlalu begitu saja.     

Meskipun nada bicaranya terdengar begitu tenang dan ekspresinya tampak acuh tak acuh, namun tidak bisa dipungkiri bahwa statusnya sangatlah tinggi. Pertanyaan semacam itu menyiratkan bahwa dia ingin mereka mengalah dan memberikan penjelasan.     

Lalu, bagaimana sebaiknya Beigong Shuang menanggapi hal ini?     

Para kultivator yang berada di sana juga menyadari bahwa Beigong Ao sedang mengawasi Beigong Shuang. Pada saat ini, banyak orang memandang ke arah Beigong Shuang. Sepertinya mereka menunggu wanita yang angkuh dan cantik ini untuk mengalah.     

Jun Qiuyan ingin membuatnya mengakui kesalahannya.     

"Beberapa hari lagi, kita semua akan pergi ke Pulau Dewa Timur untuk berlatih. Jika saat itu tiba, bagaimana kalau kau bergabung denganku dan berlatih di sana?" Ye Futian memberi saran sambil menatap Jun Qiuyan.     

Begitu dia mengatakan hal ini, area itu langsung diselimuti oleh keheningan yang menakutkan.     

Ye Futian ingin Jun Qiuyan mendampinginya ke Pulau Dewa Timur untuk berlatih?     

Apakah dia tidak tahu siapa itu Jun Qiuyan? Ye Futian, pemimpin dari Paviliun Dongyuan, yang kemungkinan besar hanya berperan sebagai boneka, berani mengundang Jun Qiuyan untuk mendampinginya berkultivasi?     

Pada saat ini, ekspresi banyak orang tampak aneh. Sepertinya mereka tidak dapat memahami apa yang sedang terjadi. Begitu seseorang mencapai Renhuang Plane, mereka jelas bukan orang yang bodoh. Agar bisa berlatih di Prefektur Ilahi, seseorang harus memiliki kebijaksanaan dalam bertindak untuk bertahan hidup.     

Kata-kata Ye Futian tidak diragukan lagi akan sangat menyinggung perasaan Jun Qiuyan.     

Apakah dia ingin mempermalukan Jun Qiuyan di depan umum?     

Bahkan Jun Qiuyan juga tercengang. Dia tampak sangat terkejut saat mengetahui bahwa ini adalah kata-kata yang didengarnya dari Ye Futian. Dia menatap Ye Futian dan merasa ada sesuatu yang aneh. Dia tidak pernah membayangkan bahwa seseorang akan mengatakan hal-hal seperti itu padanya.     

"Baiklah. Ketika saatnya tiba, aku akan mendampingi Pemimpin Paviliun Ye ke Pulau Dewa Timur," jawab Jun Qiuyan tanpa tersulut amarah. Faktanya, dia masih tersenyum polos saat dia menjawab penawaran Ye Futian. Seolah-olah dia sedang berbicara dengan seorang teman lama.     

"Sepertinya kekagumanku tidak lagi bertepuk sebelah tangan. Sepertinya aku memang telah bertindak tidak sopan sebelumnya. Kau adalah sosok yang sangat bijaksana. Aku benar-benar tidak bisa menandingimu dalam bersikap," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Dia juga berbicara dengan acuh tak acuh, seolah-olah dia tidak memiliki ego.     

Bahkan setelah mendengar kata-katanya, orang-orang masih tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi.     

Jun Qiuyan mungkin pernah mengundang Ye Futian untuk mendampinginya ke Pulau Dewa Timur sebelumnya dan ditolak, sehingga menyebabkan Jun Qiuyan menjadi tidak senang.     

Karena itulah, pemandangan ini bisa terjadi.     

Tentu saja, orang-orang tidak akan menyalahkan apa yang dilakukan oleh Jun Qiuyan. Dengan status yang dia miliki di Benua Penglai, sudah jelas dia berhak untuk mengundang Pemimpin Paviliun Dongyuan untuk bergabung dengannya. Sebaliknya, apakah Ye Futian layak mengundang tuan muda dari Klan Jun untuk mendampinginya ke Pulau Dewa Timur?     

Sejak awal status mereka berbeda satu sama lain.     

Tanpa adanya perdebatan yang sengit, konflik tersembunyi ini sepertinya telah diselesaikan oleh sandiwara yang dimainkan oleh kedua individu ini. Namun, orang-orang mengetahui bahwa sejak Jun Qiuyan menanggapi apa yang dikatakan oleh Ye Futian, Ye Futian sudah menyinggung perasaan Jun Qiuyan.     

Kemungkinan besar akan ada tindak lanjut dari masalah ini.     

Beigong Ao memandang Ye Futian, tampaknya dia ingin mengatakan sesuatu kepadanya, tetapi pada akhirnya dia ragu-ragu untuk melakukannya. Sementara itu, Beigong Shuang tampak tidak peduli. Meskipun wanita ini telah berkultivasi hingga mencapai Renhuang Plane, dia memberi Ye Futian sensasi seolah-olah dia tidak pernah mengalami kekejaman dari dunia kultivasi.     

"Pemimpin Paviliun, Jun Qiuyan tidak ingin membiarkan apa yang telah sebelumnya berlalu begitu saja. Dapat terlihat dengan jelas bahwa pria ini sangat sombong dan berharap agar kita tunduk padanya. Kata-kata yang kau ucapkan jelas merupakan sebuah pembalasan di hadapan publik. Meskipun dia tidak menunjukkan amarahnya, kemungkinan besar dia akan mengingat hal ini," Kaisar Helian memperingatkan Ye Futian. "Setelah memasuki Pulau Dewa Timur, kau harus berhati-hati terhadap pria ini."     

Kaisar Helian jelas juga merasa khawatir dan sengaja mengingatkan Ye Futian.     

"Hmm," jawab Ye Futian secara telepati. Sebelumnya, dia tidak ingin membuat keributan dan terpaksa menahan emosinya. Dia tidak perlu berkonflik dengan Jun Qiuyan. Namun, dia tidak pernah membayangkan Beigong Shuang akan angkat bicara.     

Karena Beigong Shuang berani berbicara, tentu saja dia harus membelanya. Dia tidak bisa meninggalkan Beigong Shuang untuk menanggung konsekuensi dari tindakannya.     

Beigong Ao sepertinya juga merasa khawatir. Meskipun dia adalah seorang pemimpin klan, ada terlalu banyak pasukan terkemuka di Prefektur Ilahi. Seringkali, mereka harus menanggung berbagai macam kesulitan.     

Di sisi lain, para kultivator seperti Ye Futian, yang tidak memiliki keluarga atau pasukan, dapat bertindak sesuka hatinya dan tidak memiliki batasan.     

Di deretan kursi bagian atas, Bai Mu memandang Ye Futian dengan tatapan penuh arti. Dia merasa aneh saat melihat Ye Futian membalas tindakan Jun Qiuyan secara langsung. Dengan cara ini, Ye Futian akan menemui kesulitan dalam perjalanannya ke Pulau Dewa Timur.     

Namun, dia tidak memiliki hubungan dengan kedua belah pihak. Pulau Dewa Timur tidak akan ikut campur dalam masalah-masalah seperti itu.     

"Akan ada beberapa peluang yang langka dari Jalur Agung dalam perjalanan ke Pulau Dewa Timur ini. Kalian semua adalah kultivator-kultivator terkemuka dari berbagai macam benua. Setelah kalian memasuki Pulau Dewa Timur, kuharap kalian semua dapat mendapatkan keuntungan selama berada di sana. Jika ada kultivator dari pasukan mana pun yang ingin terus berlatih di Pulau Dewa Timur, kalian bisa datang menemuiku," ujar Bai Mu sambil mengalihkan topik pembicaraan untuk mencegah perselisihan yang terjadi sebelumnya itu terus berlanjut.     

"Aku sudah lama ingin mengunjungi Pulau Dewa Timur. Aku telah mendengar reputasinya selama bertahun-tahun," ujar Jun Qiuyan. "Sepuluh tahun lalu, aku ingin pergi ke sana. Hanya saja, pada saat itu, kultivasiku masih terlalu lemah, dan ayah tidak mengizinkanku untuk pergi ke sana. Kali ini, aku pasti akan menjelajahi setiap sudut dari Pulau Dewa Timur. Bahkan, aku mungkin bisa mendapatkan kesempatan untuk berlatih dengan Dewi di masa depan." Saat dia mengatakan hal ini, dia menatap Bai Mu sambil tersenyum lembut. Seolah-olah dia telah melupakan apa yang baru saja terjadi.     

"Jika Tuan Jun berkata demikian, maka aku akan menantikan kedatanganmu," jawab Bai Mu.     

Kali ini, Bai Mu mengundang para tamu tanpa ada tujuan tertentu. Ini hanyalah sebuah perjamuan sederhana untuk mengakrabkan para kultivator. Mereka mungkin akan saling berinteraksi di masa depan. Namun, karena insiden yang terjadi antara kelompok Jun Qiuyan dan Ye Futian, suasana perjamuan ini menjadi canggung.     

Meskipun tidak ada yang menyinggung kejadian itu setelahnya, namun tetap saja, apa yang telah terjadi memengaruhi suasana perjamuan itu.     

Sudah jelas, Ye Futian dan kelompoknya kini dikucilkan. Perselisihan telah terjadi antara kelompok kultivator dari Paviliun Dongyuan dan Klan Jun, dimana keduanya merupakan pasukan terkemuka di Benua Penglai. Bagaimana reaksi dari pasukan-pasukan lainnya? Sudah tidak perlu diragukan lagi, dari sudut pandang mereka, tindakan yang dilakukan oleh kelompok Ye Futian sangat ceroboh dan bodoh. Kelompok Ye Futian kemungkinan besar akan menanggung konsekuensi yang mengerikan atas tindakan mereka ini.     

Dunia kultivasi sangatlah kejam dan tidak kenal belas kasihan.     

Setelah tinggal untuk beberapa saat, Ye Futian berinisiatif untuk pamit undur diri dan pergi. Dia merasa bosan menghabiskan waktunya di sini. Dia lebih suka berjalan-jalan menjelajahi Wilayah Dewa Penglai.     

Bai Mu juga tidak menahannya dan membiarkan kelompok Ye Futian pergi. Setelah mereka pergi meninggalkan Teras Dewa Hujan, Ye Futian bertanya pada Beigong Shuang, "Kenapa kau berani angkat bicara?"     

"Aku tidak tahan melihat sikapnya, jadi aku memberanikan diri untuk angkat bicara. Apakah aku memerlukan alasan lain untuk melakukan hal tersebut?" jawab Beigong Shuang sambil menatap Ye Futian.     

"Tidak, kau telah melakukan hal yang tepat," jawab Ye Futian karena dia tidak membantah alasan yang disampaikan oleh Beigong Shuang.     

"Sebelumnya, ketika aku berlatih denganmu di Paviliun Dongyuan, apakah kau juga memikirkan alasan untuk berlatih denganku? Kenapa kau membuat segala sesuatunya menjadi rumit ketika kau mempertimbangkan sesuatu? Bukankah kita akan melakukan apa pun yang kita inginkan saat berkultivasi?" Beigong Shuang melanjutkan kata-katanya sambil memandang Ye Futian dengan kedua matanya yang indah. "Kala itu, aku hanya ingin melihatmu berlatih, jadi aku mengikutimu."     

Ye Futian menatap Beigong Shuang dengan ekspresi serius di wajahnya. Apakah selama ini dia berpikir terlalu berlebihan?     

Beigong Shuang selalu bersikap seperti anak kecil dan tidak terpengaruh oleh dunia luar. Ye Futian menatap Beigong Ao dengan aneh. Dia bisa menebak bahwa pemimpin dari Keluarga Beigong ini adalah rubah tua yang licik. Namun, kenapa dia justru melindungi putrinya dengan begitu ketat?     

Beigong Ao, yang berdiri di bagian belakang, tersenyum masam sekarang. Dia memang telah dipengaruhi oleh keburukan dari dunia ini dan tidak lagi memiliki hati yang murni. Akan sangat sulit baginya untuk menebus kesalahannya sendiri. Setelah putri kecilnya, Beigong Shuang, lahir dengan bakat yang luar biasa, dia telah bertekad bahwa putrinya itu tidak akan dicemari oleh keburukan dari dunia ini. Karena itulah, kultivasi Beigong Shuang meningkat dengan kecepatan yang mencengangkan. Bakatnya sungguh luar biasa.     

Ketika Ye Futian muncul, Beigong Ao menduga bahwa Ye Futian memang sosok yang luar biasa. Oleh karena itu, dia mengirim Beigong Shuang untuk berlatih di Paviliun Dongyuan. Pada kenyataannya, dia melakukan hal ini untuk kepentingan pribadinya.     

Namun, Jun Qiuyan mungkin ingin mengincar Beigong Shuang sekarang. Hal ini membuat Beigong Ao merasa khawatir. Pemimpin Keluarga Beigong yang biasanya tidak pernah menunjukkan emosi, sekarang memiliki ekspresi khawatir di wajahnya.     

"Pemimpin Paviliun, aku ingin mengirim Shuang'er kembali, jadi dia tidak ikut memasuki Pulau Dewa Timur," pinta Beigong Ao. "Tentu saja, aku akan mendampingi Pemimpin Paviliun ke Pulau Dewa Timur."     

Ketika Ye Futian mendengar kata-kata Beigong Ao, dia memahami kekhawatirannya. Dia merasa aneh. Sebelumnya, dia benar-benar memandang rendah Beigong Ao sebagai rubah tua licik yang pendiriannya selalu berubah mengikuti perkembangan situasi. Namun entah kenapa, meskipun sosok Beigong Ao masih sama di matanya, namun Ye Futian memiliki kekaguman padanya sekarang. Di dunia kultivasi, setiap orang memiliki cara tersendiri untuk bertahan hidup, tidak peduli apakah mereka memiliki kultivasi yang kuat atau lemah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.