Legenda Futian

Meninggalkan Desa



Meninggalkan Desa

3Tahun 10.060 dari Kalender Prefektur Ilahi telah tiba. Dengan ini, Ye Futian sudah berada di Desa Empat Sudut lebih dari satu tahun.     1

Selama satu tahun ini, penduduk desa telah berkultivasi dengan damai dan tidak pergi meninggalkan desa. Mereka mengikuti nasihat sang guru untuk tetap tinggal di desa ini dan memperkuat fondasi mereka, memungkinkan agar semakin banyak penduduk desa yang bisa memulai perjalanan kultivasi masing-masing. Bagaimanapun juga, semenjak masa krisis yang mereka alami terakhir kali, Desa Empat Sudut mungkin telah diincar oleh semua pasukan yang ada di Wilayah Shangqing. Butuh waktu bagi mereka untuk dilupakan oleh orang-orang.     

Selama ini Ye Futian juga menghabiskan waktunya untuk berkultivasi di Desa Empat Sudut, berusaha memahami Teknik-Teknik Ilahi dan mengajarkannya pada para remaja di desa ini.     

Para remaja di Desa Empat Sudut satu per satu mulai bisa berkultivasi. Tentu saja, karena mereka memiliki bakat yang berbeda-beda, para remaja yang paling kuat sejak awal memang sudah bisa berkultivasi, terutama beberapa remaja yang mewarisi Teknik Ilahi. Mereka dilahirkan dengan kekuatan Jalur Agung di dalam tubuh masing-masing. Dahulu, di sekolah dari Desa Empat Sudut, sang guru akan memutuskan siapa yang dapat berkultivasi dengan melihat apakah para remaja tersebut sesuai dengan Jalur Agung leluhur mereka. Ketika sang guru mengajari mereka, dia juga akan menempa tubuh Jalur Agung mereka, sehingga mereka dapat beresonansi dengan kekuatan Jalur Agung sejak dini. Setelah para remaja ini mulai berkultivasi, mereka dapat mengalami perkembangan yang pesat dan tidak harus mengikuti jalur kultivasi pada umumnya.     

Sekarang, sang guru masih bertugas mengajari tentang Jalur Agung, sedangkan Ye Futian dan Tetua Ma bertugas mengajari para remaja itu tentang hal-hal lainnya. Fang Cun dan rekan-rekannya mengalami perkembangan dengan cepat. Kecepatan mereka dalam berkultivasi sangat mencengangkan.     

Tentu saja, Ye Futian juga rajin berkultivasi dan terus berkembang.     

Pada saat ini, lingkaran-lingkaran cahaya suci bersinar terang dan menyelimuti desa kuno ini. Tidak ada malam hari di Desa Empat Sudut. Langit selalu terlihat seperti siang hari, dan semua orang akan selalu bermandikan cahaya suci. Fenomena ilahi tampak memenuhi langit. Ada pintu ilahi keemasan, Burung Peng Raksasa Bersayap Emas yang menakjubkan, dan sosok ilusi dari Dewa Perang kuno. Semua gambaran yang dulunya hanya bisa dirasakan oleh mereka yang memiliki bakat luar biasa ini sekarang telah diproyeksikan di atas langit oleh Ye Futian serta bantuan kekuatan dari pohon kuno. Semua orang kini bisa diselimuti oleh kekuatan ini.     

Ye Futian duduk di samping pohon kuno itu, dan sepertinya dia sedang bermeditasi. Sekarang, dia telah beresonansi dengan langit dan bumi, seolah-olah dia telah menyatu dengan area di sekitarnya.     

"Guru!" seseorang berseru sambil berjalan mendekati Ye Futian dari kejauhan. Ye Futian masih memejamkan matanya, namun tentu saja dia menyadari siapa yang datang mengunjunginya. Dia berkata, "Fang Cun, apa kau benar-benar tidak takut bahwa aku akan memukulmu?"     

Saat Ye Futian mengatakan hal ini, dia membuka matanya, dan lingkaran cahaya di sekitar tubuhnya meredup. Dia menatap pemuda di depannya, yang kini sudah dewasa. Fang Cun mendekati usia 15 tahun ini, dan tidak lama lagi dia akan menjadi pria dewasa. Tubuhnya bahkan hampir setinggi orang dewasa. Akan tetapi, masih ada semangat remaja di wajahnya, dan kedua matanya tampak berbinar. Dengan melihatnya sekilas, orang-orang bisa menebak bahwa dia adalah sosok yang pintar.     

Hanya saja bocah ini berani mengganggu Ye Futian saat dia sedang berkultivasi. Ling Kecil, Duo Yu, dan yang lainnya akan menunggu di sebelahnya jika mereka melihatnya sedang berkultivasi.     

"Guru tidak akan melakukannya. Jika Guru mengurung diri untuk berkultivasi, anda akan membentuk dinding penghalang yang tak terlihat di sekitar anda. Jika tidak, itu berarti Guru hanya sedang bermeditasi," ujar Fang Cun sambil tersenyum. Sepertinya dia sudah sangat memahami Ye Futian.     

Ye Futian menatap tajam ke arahnya dan berkata, "Bicaralah. Kenapa kau datang kemari?"     

"Guru, saya mendapatkan informasi bahwa ada sebuah kota yang dibangung di luar Desa Empat Sudut. Sekarang, kota itu sudah berkembang pesat dan dipenuhi oleh kultivator di dalamnya. Ling Kecil, Tie Tou, dan yang lainnya ingin melihat-lihat kota tersebut," ujar Fang Cun. Dia memandang Ye Futian dengan tatapan penuh harap.     

Meskipun Desa Empat Sudut memutuskan untuk berinteraksi dengan dunia luar, namun sang guru menyarankan agar Ye Futian dan yang lainnya tetap tinggal di dalam desa untuk berkultivasi selama satu tahun terakhir. Karena itulah, mereka tidak pergi kemana-mana selama satu tahun ini.     

Mereka mendengar kabar bahwa perubahan besar sedang terjadi di dunia luar. Para Tetua mengatakan bahwa, sebelumnya, wilayah di luar Desa Empat Sudut hanyalah tanah tandus. Sekarang, setelah mendengar informasi bahwa Desa Empat Sudut akan bergabung dengan dunia luar, banyak pasukan mendirikan sebuah kota di sana. Para remaja tentu saja merasa penasaran dan ingin melihat-lihat kota tersebut.     

Bagi remaja seusia mereka, wajar saja untuk memiliki keinginan bersenang-senang dan rasa penasaran yang tinggi.     

Hal ini terutama berlaku bagi Fang Cun. Bocah ini sejak awal memang sosok yang nakal. Sekarang setelah usianya mendekati 15 tahun, bagaimana mungkin dia bisa duduk diam di desa ini?     

"Ling Kecil, Tie Tou, apakah kalian berdua ingin pergi ke sana?" Ye Futian berseru ke kejauhan. Tidak lama kemudian, dua remaja itu muncul di samping Ye Futian dan menjawab, "Tidak, Guru."     

Mendengar hal ini, Fang Cun memukul dahinya sendiri. Kebohongannya telah terungkap begitu saja. Dua bocah ini benar-benar tidak bisa diandalkan.     

Duo Yu mengikuti keduanya dan bergabung dengan rekan-rekannya. Karena keempat remaja itu kini menjadi murid Ye Futian, tentu saja mereka menjadi akrab satu sama lain. Mereka selalu berkultivasi bersama-sama dan menguji kemampuan satu sama lain.     

Di antara mereka berempat, Fang Cun adalah yang paling tua dan lebih pintar, jadi dia menganggap dirinya sebagai kakak tertua. Tie Tou berada di urutan kedua sementara Ling Kecil di urutan ketiga. Duo Yu adalah yang paling muda dan sangat pendiam, jadi dia adalah adik junior mereka.     

Saat menatap empat remaja di hadapannya itu, Ye Futian merasa bahwa waktu memang telah berlalu dengan cepat. Apalagi jika dibandingkan ketika mereka masih anak-anak, mereka memang tumbuh dengan cepat. Ketika dia pertama kali datang ke desa ini dan bertemu dengan mereka, mereka masih terlihat seperti anak kecil. Namun, mereka semua sudah menjadi remaja sekarang. Mereka sedang berada di puncak masa muda mereka.     

"Duo Yu, apakah selama ini Fang Cun menindasmu?" Ye Futian bertanya pada Duo Yu, yang berdiri di bagian paling belakang.     

"Tidak," jawab Duo Yu sambil menggelengkan kepalanya. "Kakak Senior Fang sangat baik pada saya, dan dia selalu membantu saya berkultivasi."     

Fang Cun tersenyum masam. Guru tidak pernah mempercayainya.     

"Guru, dengan kemampuan saya saat ini, seperti apa tingkatan saya jika berada di dunia luar?" Fang Cun bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Tentu saja kau akan berada di tingkat paling bawah," jawab Ye Futian. "Setelah bertahun-tahun, hanya beberapa orang yang pergi meninggalkan desa ini. Dengan tingkat kultivasimu saat ini, siapa pun dari dunia luar bisa mengalahkanmu dengan mudah. Begitu kau berada di dunia luar, jangan sembarangan membuat masalah. Kau mengerti?"     

Kedua mata Fang Cun berbinar saat dia berkata, "Guru, apakah ini berarti anda akan membawa saya ke dunia luar?"     

"Memangnya aku berkata begitu?" jawab Ye Futian sambil menatap tajam ke arah Fang Cun.     

"Bawa saja mereka ke dunia luar," ujar Tetua Ma sambil berjalan mendekat. "Bocah-bocah ini belum pernah melihat dunia luar. Aku yakin mereka ingin melihatnya secara langsung. Di masa lalu, kita perlu melakukan perjalanan jauh untuk melakukan hal tersebut. Namun, sekarang, ada sebuah kota yang berdiri tepat di luar desa. Orang-orang di dunia luar menamainya sebagai Kota Empat Sudut."     

"Kakek Ma memang yang paling memahami kami," ujar Fang Cun.     

"Hentikan sanjunganmu itu," jawab Tetua Ma. Dia tidak akan tertipu oleh pujian seperti itu. "Jika kalian ingin pergi keluar, kalian tidak boleh pergi sendirian. Ayah Tie Tou akan mendampingi kalian semua. Pergilah ke toko pandai besi dan tanyalah apakah ayah Tie Tou bersedia mendampingi kalian semua ke dunia luar."     

"Adik Kedua, kuserahkan tugas ini padamu," ujar Fang Cun sambil menepuk pundak Tie Tou.     

"Memangnya aku bisa merayu ayahku? Lebih baik kau meminta bantuan Ling Kecil dalam hal ini," ujar Tie Tou sambil memandang Ling Kecil di sebelahnya. Ayah Tie Tou memperlakukan Ling Kecil lebih baik daripada dirinya.     

"Hehe." Fang Cun memandang Ling Kecil sambil tersenyum. Dengan bantuan dari dua bocah ini, kemungkinan besar permintaannya akan dikabulkan.     

"Guru, kami akan pergi menemui Paman Tie sekarang." Fang Cun membawa tiga rekannya itu pergi ke toko pandai besi dan meninggalkan Ye Futian sendirian. Di sisi lain, Tetua Ma berjalan menghampiri Ye Futian.     

"Bagaimana menurut anda?" Ye Futian bertanya pada Tetua Ma.     

"Hmm." Tetua Ma duduk di dekatnya dan berkata, "Sudah lebih dari satu tahun semenjak peristiwa sebelumnya terjadi. Kita tidak tahu berapa banyak orang yang mengincar Desa Empat Sudut. Sang guru telah memperingatkan kita sebelumnya. Namun, karena kita sudah memutuskan untuk bergabung dengan dunia luar, maka cepat atau lambat, kita harus menjelajah ke dunia luar."     

Ye Futian menanggapi, "Dalam waktu yang begitu singkat, sebuah kota telah berdiri di luar Desa Empat Sudut. Saya rasa cukup banyak kultivator yang telah pindah ke Kota Empat Sudut ini. Kita akan menemukan berbagai macam orang di sana. Mungkin para kultivato dari berbagai macam pasukan juga bersembunyi di kota tersebut."     

"Itu sudah jelas. Oleh karena itu, kita perlu melakukan perjalanan ke dunia luar dan memberikan peringatan pada mereka yang memiliki motif tersembunyi terhadap Desa Empat Sudut. Pada akhirnya, kita tetap harus keluar dari desa ini. Mari kita lihat siapa yang akan menjadi pihak pertama yang kita peringatkan," ujar Tetua Ma. Ye Futian mengangguk dan menjawab, "Karena anda sudah mempersiapkan diri, saya tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Keempat remaja ini adalah masa depan dari Desa Empat Sudut. Jika mereka pergi ke dunia luar, kita harus memastikan bahwa tidak ada hal buruk yang menimpa mereka."     

Tetua Ma tersenyum dan berkata, "Meskipun mereka adalah muridmu, namun aku juga peduli dengan mereka. Kuharap kau tidak lupa bahwa aku adalah seorang Tetua di desa ini." Ye Futian memahami maksud dari ucapan Tetua Ma. Dia mengangguk dan berkata, "Baguslah kalau begitu."     

Tidak lama kemudian, keempat remaja itu kembali dengan membawa Si Buta Tie, Xia Qingyuan, dan yang lainnya bersama mereka.     

"Guru, Paman Tie sudah datang. Ayo kita berangkat," ujar Fang Cun.     

"Baiklah," jawab Ye Futian saat dia berdiri dari tempatnya sambil tersenyum. Kemudian dia membawa mereka keluar dari Desa Empat Sudut.     

Sekarang, pintu masuk menuju Desa Empat Sudut sudah dipindahkan. Pintu masuknya adalah tempat dimana Glimmer of Sky berada. Itu adalah sebuah Pintu Ruang dan Waktu yang memancarkan gelombang kekuatan Jalur Agung Ruang dan Waktu. Mereka langsung berjalan melewatinya, dan sosok mereka pun menghilang dari Desa Empat Sudut dan muncul di dunia luar.     

Setelah keluar dari desa, mereka berjalan ke depan dan berdiri di atas pegunungan sambil memandang ke kejauhan. Seperti rumor yang beredar, sebuah kota yang megah telah dibangun di sekitar pegunungan tersebut. Kota itu sangat luas dan tak berujung. Ye Futian merasa emosional. Ketika dia pertama kali datang kemari, tempat ini hanyalah wilayah tandus yang tak berpenghuni!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.