Legenda Futian

Pembantaian



Pembantaian

2*Raawwrr*     
2

Saat Tetua Ma selesai berbicara, suara raungan naga memenuhi udara dan menyebabkan langit berguncang hebat. Para kultivator di seluruh penjuru Kota Empat Sudut merasa seolah-olah jiwa spiritual mereka akan hancur. Suara raungan naga itu memiliki kekuatan untuk menghancurkan langit dan bumi.     

Rentetan gelombang suara yang mengerikan di atas langit itu menyebar ke arah Tetua Ma seperti sebuah sungai surgawi. Melihat hal ini, Tetua Ma mengangkat lengannya dan mengerahkan telapak tangannya ke depan. Dalam sekejap, banyak pintu ruang dan waktu bermunculan dan saling tumpang tindih satu sama lain. Akibatnya, gelombang suara dari Jalur Agung itu perlahan-lahan menghilang hingga tidak ada lagi yang tersisa.     

Seberkas cahaya emas keunguan yang menyilaukan ditembakkan dari atas langit, dan akhirnya membentuk sebuah badai emas keunguan di atas medan pertempuran. Badai itu menjadi semakin mengerikan saat menghisap segala sesuatu di sekitarnya.     

Kemudian, orang-orang menyadari bahwa Tetua Ma telah menghilang dari tempatnya. Dia telah dihisap ke dalam badai yang mengerikan itu—Badai Naga.     

Area itu tampaknya telah menjadi dunia milik Kaisar Yan. Seekor naga ilahi raksasa telah muncul di sana. Kepalanya bahkan sebesar gunung. Naga itu memandang ke arah Tetua Ma. Kaisar Yan berdiri di atas kepala naga itu sambil meletakkan kedua tangannya di belakang punggungnya. Dia memandang Tetua Ma dengan tatapan ingin membunuh. Mereka harus membunuh Ye Futian hari ini, dan tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan mereka.     

Di dalam badai itu, sosok Tetua Ma terlihat sangat kecil.     

Naga raksasa itu terbang menukik dengan cepat dan langsung melahap seluruh area. Kemudian, suara raungan naga penghancur bergema di udara.     

Sosok kecil di dalam badai itu tampaknya tidak mampu menahan kekuatan tersebut. Naga ilahi itu telah melahap langit. Dalam sekejap, sosok Tetua Ma ditelan ke dalam perut naga ilahi yang mengerikan itu.     

Kaisar Yan mengerutkan keningnya, Dia merasa gelisah. Kemenangan ini terlalu mudah. Sosok sekuat itu tidak mungkin bisa dikalahkan semudah ini. Tetua Ma bahkan tidak berusaha menangkis serangan itu dan langsung dilahap ke dalam perut naga ilahi tersebut.     

Cahaya suci memenuhi matanya. Kemudian, sisik-sisik naga itu memancarkan cahaya keemasan yang mengerikan dan menjadi sangat kokoh dan tidak dapat dihancurkan.     

Pada saat yang bersamaan, sebuah kekuatan mengerikan lainnya muncul di dalam perut naga itu. Tidak lama kemudian, pancaran cahaya ruang dan waktu mulai menembus perut sang naga, seolah-olah tubuhnya tidak lama lagi akan meledak.     

Cahaya itu menjadi semakin kuat, dan sisik-sisik naga ilahi itu tidak bisa menahan kekuatan dari cahaya tersebut. Ketika cahaya itu menembus tubuh sang naga, tubuhnya seperti dicabik-cabik oleh cahaya ruang dan waktu sedikit demi sedikit.     

*Whoosh* Tiba-tiba muncul pancaran cahaya yang menyilaukan. Kemudian, tubuh naga itu pun hancur berkeping-keping.     

Tetua Ma memandang ke arah Kaisar Yan. Pada saat berikutnya, sinar-sinar cahaya suci ditembakkan dari tubuhnya. Sepertinya ada beberapa pintu ruang dan waktu yang terlepas dari tubuhnya dan muncul di beberapa tempat yang berbeda-beda. Mereka melayang di udara dan menutupi area yang luas di dalamnya.     

Di dalam pintu-pintu ruang dan waktu itu, sebuah badai ruang dan waktu yang mengerikan telah terbentuk di sana. Namun, hal yang lebih mengerikan lagi adalah, tubuh Tetua Ma masih memancarkan sinar-sinar dari cahaya suci. Jumlah pintu ruang dan waktu yang bermunculan terus meningkat. Seolah-olah mereka tidak ada habisnya.     

Kaisar Yan mengerutkan keningnya. Dia bisa merasakan kekuatan dari pintu-pintu ilahi tersebut. Setiap pintu ilahi itu sepertinya mengandung kekuatan Jalur Agung Ruang dan Waktu yang tak terbatas di dalamnya.     

Pada saat berikutnya, cahaya suci itu menutupi langit dan pintu ilahi yang tak terhitung jumlahnya dikerahkan ke tempat Kaisar Yan berada, menghancurkan area di sekitarnya dalam sekejap.     

Itu adalah salah satu dari Tujuh Teknik Ilahi dari Desa Empat Sudut, teknik ilahi yang mampu membentuk pintu ruang dan waktu yang tak terhitung jumlahnya—Eternal Space, yang juga dikenal sebagai Space Exile. Para kultivator yang telah mencapai puncak tingkat kultivasi mereka dapat mengirim targetnya ke dalam dunia ruang dan waktu yang dalam dan tak berujung, meninggalkan mereka di dalam sana untuk selama-lamanya. Orang-orang yang telah mencapai tingkat dewa bahkan bisa menciptakan sebuah dunia ruang dan waktu tersendiri. Dewa Sifang-lah yang menciptakan Teknik ilahi ini. Jika Dewa Sifang yang menggunakan teknik ini, siapa yang tahu akan menjadi sekuat apa serangan yang dihasilkan.     

Dalam waktu singkat, Kaisar Yan terjebak di dalam ruang hampa yang tak berujung. Pemandangan itu membuat mereka yang menyaksikan pertarungan itu di bagian bawah menjadi sangat terkejut. Mereka hanya bisa melihat sosok Kaisar Yan menjadi semakin buram dan mengecil, seolah-olah dia tidak lagi berada di dunia yang sama.     

"Kuat sekali." Hati dan pikiran orang-orang yang berada di Kota Empat Sudut berguncang. Kaisar Yan adalah sosok yang sangat kuat dari Wilayah Donghua. Apakah dia akan tewas terbunuh dengan cara seperti ini?     

Pada saat yang bersamaan, sebuah pertempuran besar dan sengit sedang berlangsung di lokasi lainnya. Ling Yunzi juga merupakan sosok yang sangat kuat. Kekuatannya sudah tidak perlu diragukan lagi; Namun pada saat ini, dia telah terpojok. Si Buta Tie, Shi Kui, dan Gu Huai, ketiga kultivator kuat ini melawannya pada saat yang bersamaan.     

Meskipun ketiganya belum mencapai puncak Renhuang Plane, namun masing-masing dari mereka adalah Renhuang tingkat kedelapan dengan Roda Ilahi yang sempurna dan memiliki kemampuan bertarung yang luar biasa. Gu Huai menguasai teknik Ancient Divine Immortal Form dan sudah menjadi sosok yang luar biasa sejak beberapa tahun yang lalu. Sebenarnya dia memiliki kesempatan untuk menjelajahi dunia luar. Namun, dunia luar terlalu berbahaya, dan banyak orang yang pergi meninggalkan desa telah menemui ajalnya. Karena itulah, dia memutuskan untuk tidak pergi dan terus berkultivasi sampai dia mencapai puncak Renhuang Plane. Dengan tubuh abadi, dia bisa menguasai dunia ini dengan mudah. Ketika hari itu tiba, siapa yang bisa membunuhnya?     

Selain itu, dia juga salah satu penduduk desa yang sangat menyetujui usulan agar Desa Empat Sudut berinteraksi dengan dunia luar. Dia sudah menantikan datangnya hari ini sejak lama. Sudah jelas, dia tidak ingin pergi namun tidak bisa kembali ke Desa Empat Sudut.     

Kekuatan yang dimiliki oleh Shi Kui sudah tidak perlu diragukan lagi. Daya serang dan pertahanan dari teknik Starry Great Ape miliknya benar-benar tak tertandingi. Dikombinasikan dengan kekuatan Si Buta Tie yang tidak ada duanya, ketiga kultivator ini mampu melawan dan menahan pergerakan Ling Yunzi.     

"Potensi yang dimiliki oleh Desa Empat Sudut terlalu mengerikan." Orang-orang di Kota Empat Sudut mendongak untuk menyaksikan pertempuran tersebut. Memiliki beberapa sosok yang sangat kuat dengan Roda Ilahi yang sempurna sudah bisa membuktikan bahwa Desa Empat Sudut memang tempat yang diberkati oleh para Dewa. Jika salah satu dari mereka bisa melangkah lebih jauh, maka jalan menuju kesuksesan akan terbuka bagi mereka.     

Namun, rumor mengatakan bahwa akan jauh lebih sulit bagi para Renhuang dengan Roda Ilahi sempurna untuk melewati tingkat Plane terakhir ini. Banyak kultivator jenius di Prefektur Ilahi yang mengalami hambatan di tingkat ini.     

Karena mereka memiliki Roda Ilahi yang sempurna dan tingkat kesembilan adalah puncak dari Renhuang Plane, hal ini menunjukkan bahwa melewati hambatan terakhir itu akan melahirkan satu sosok Renhuang yang sempurna. Mereka yang mampu melakukan hal tersebut akan menjadi sosok tingkat atas yang dapat menciptakan sebuah pasukan terkemuka baru.     

Setelah itu, akan semakin sulit bagi mereka untuk melangkah lebih jauh. Mereka harus menghadapi Ujian Para Dewa. Rumor mengatakan bahwa hanya segelintir orang di Wilayah Shangqing yang pernah menghadapi Ujian Para Dewa. Jumlah tepatnya mungkin hanya diketahui oleh mereka yang berdiri di puncak kekuatan.     

Selain orang-orang ini, Desa Empat Sudut juga memiliki beberapa Renhuang dalam jajaran anggota mereka. Namun, mereka masih belum mencapai Renhuang tingkat atas. Saat ini, kelompok Ye Futian mengincar orang-orang yang pertama kali melancarkan serangan pada mereka sebelumnya.     

Sembari melindungi keempat remaja itu, Fang Gai juga terus bergerak ke depan. Jiwa spiritual miliknya melingkupi area yang luas, dan dia mengulurkan tangannya ke arah sekelompok Renhuang yang berada tidak jauh darinya. Kemudian, pada saat berikutnya, dia langsung muncul di depan kelompok tersebut. Setelah itu, seberkas cahaya suci yang menyilaukan muncul dan mengepung lawan-lawannya. Para kultivator itu berupaya melarikan diri, namun tidak lama kemudian mereka menyadari bahwa mereka telah terperangkap di dalam dunia ruang dan waktu, sehingga mereka tidak dapat pergi kemana-mana.     

Pada saat berikutnya, mereka mendapati bahwa tubuh mereka telah menyusut dan kini terperangkap dalam sebuah dunia miniatur. Fang Gai mengulurkan tangannya ke arah mereka, kemudian dia mengepalkan telapak tangannya. Pada saat itu juga, dunia miniatur tersebut dihancurkan bersama dengan para kultivator yang berada di dalamnya.     

"Luar biasa," ujar Fang Gai. Sepertinya menghabiskan waktu satu tahun untuk berkultivasi tidaklah sia-sia. Berbeda dengan yang lain, Keluarga Fang baru mengalami kebangkitan dan mewarisi Teknik Ilahi dari generasi Fang Cun. Sedangkan untuk dirinya sendiri, selama ini dia belum mengalami kebangkitan, dan kekuatan yang dia peoleh saat ini adalah hasil dari kultivasinya selama satu tahun dengan bantuan Ye Futian.     

Fang Gai merasa bahwa, dalam sebuah desa dimana peraturan yang berlaku di dalamnya telah berubah drastis, dan mengingat usia serta tingkat Plane-nya saat ini, mampu berkembang sejauh ini sudah menjadi sebuah kesempatan yang luar biasa baginya.     

Dia harus mengakui bahwa rubah tua itu–Tetua Ma–memiliki mata yang tajam karena telah memilih untuk menampung Ye Futian di rumahnya.     

"Mundur," ujar para kultivator. Setelah itu, mereka mulai melarikan diri. Namun, Kota Empat Sudut telah disegel oleh Tetua Ma. Memangnya mereka bisa pergi kemana?     

Fang Gai mengambil satu langkah ke depan dan berkata, "Karena kalian sudah datang jauh-jauh kemari, maka kalian sebaiknya tetap tinggal di sini."     

Pada saat ini, Ye Futian juga muncul di arah lainnya. Beberapa Renhuang yang berada di sana adalah para Renhuang yang memulai serangan dan mengerahkan aura mereka pada kelompok Ye Futian. Namun masih belum diketahui dari mana mereka berasal.     

Tatapan mata mereka tampak dingin saat melihat Ye Futian tiba di sana. Meskipun nama Ye Futian cukup terkenal di Wilayah Shangqing, namun tidak banyak orang yang mengetahui kekuatan Ye Futian yang sesungguhnya. Mereka hanya mengetahui bahwa dia memberikan kontribusi besar terhadap Desa Empat Sudut. Bagi sebagian besar orang, dia hanyalah seorang Renhuang tingkat kelima.     

Tanpa ragu-ragu, kelompok itu mulai melancarkan serangan. Dalam sekejap, serangan-serangan Jalur Agung melesat di udara, diarahkan menuju Ye Futian. Terdapat pancaran cahaya suci keemasan yang berubah menjadi bilah-bilah pedang, dan telapak-telapak tangan raksasa yang dikerahkan dari atas langit. Cahaya penghancur dari Jalur Agung menyelimuti tubuh Ye Futian, dan beberapa serangan langsung diarahkan padanya karena para kultivator itu ingin membuatnya tewas seketika.     

Jika mereka mampu mengalahkan Ye Futian, mereka masih memiliki peluang untuk melarikan diri.     

Namun, pada saat ini, tubuh Ye Futian dikelilingi oleh cahaya suci yang menakjubkan. Dalam sekejap, semua serangan Jalur Agung itu berhenti bergerak dan mengeluarkan suara gemuruh yang bergema di udara; Namun, mereka bahkan tidak berhasil mengguncang tubuh Ye Futian sedikit pun. Dia masih berdiri di tempatnya dengan tenang. Sinar-sinar cahaya suci yang terlihat aneh muncul di sekitar tubuhnya dan menghancurkan semua serangan Jalur Agung yang dikerahkan padanya.     

Saat Ye Futian berdiri di sana, terdengar suara siulan pedang di sekitarnya. Sebuah badai Qi pedang yang mengerikan tiba-tiba muncul di langit yang luas. Sepertinya semua aura Jalur Agung di area ini telah berubah menjadi Qi pedang.     

Bilah-bilah pedang tampak berputar-putar di atas langit. Ye Futian memandang lawan-lawannya, dan dalam sekejap, pedang-pedang itu menerjang ke depan secara bersamaan.     

Dalam waktu singkat, pedang cahaya yang tak terhitung jumlahnya memenuhi langit, seolah-olah ingin mengoyak segala sesuatu yang ada di dunia ini. Para kultivator itu pun dihancurkan hingga tak bersisa. Mereka semua tewas seketika.     

Di kejauhan, beberapa Renhuang mulai berbalik dan berusaha melarikan diri. Dua pemimpin mereka telah terpojok, dan Kota Empat Sudut tersegel dari dunia luar. Mereka memiliki firasat buruk tentang hal ini dan tidak memiliki keinginan untuk tetap berada di sini.     

Ye Futian memandang mereka. Beberapa saat kemudian, suara siulan kembali terdengar dari atas langit dan Qi pedang langsung menyebar melintasi jarak ribuan mil jauhnya.     

Pada saat berikutnya, bilah-bilah pedang menembus langit di atas Ye Futian dan meninggalkan banyak jejak pedang yang menakjubkan di atas langit. Orang-orang yang berada di kejauhan menggunakan kekuatan Jalur Agung untuk menangkis serangannya. Namun, dalam sekejap, pedang-pedang itu menembus tubuh mereka dengan mudah.     

Dengan tingkat kultivasi Ye Futian saat ini, para Renhuang di bawah tingkat kesembilan bukanlah tandingannya. Adapun kultivator yang berada di bawah Renhuang tingkat atas, mereka tampak seperti kawanan semut di mata Ye Futian!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.