Legenda Futian

Kayu Awan



Kayu Awan

3"Apa itu?" Pada saat ini, seseorang memandang ke bagian tengah pulau di hadapannya. Terdapat sebuah pohon yang menjulang tinggi di dalam kilatan petir tak terbatas tepat di bawah sosok sang Dewa Petir, yang berkilauan dengan cahaya petir berwarna ungu. Ketika kilatan petir menyambarnya, seluruh bagian dari pohon itu terselimuti di dalamnya.     1

"Itu adalah pohon awan petir," bisik seseorang, matanya tertuju pada pohon tersebut.     

"Benar, tapi pohon itu sudah mengalami perubahan. Pohon itu telah berubah menjadi Kayu Awan."     

"Kayu Awan?" Ye Futian mendengar perbincangan yang berlangsung di sampingnya dan memandang ke arah Kaisar Helian dan Beigong Ao dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Sebuah benda ilahi berelemen petir," ujar Beigong Ao. "Sepuluh tahun yang lalu, pohon awan petir belum tumbuh dengan matang menjadi Kayu Awan, tetapi sekarang setelah sepuluh tahun berlalu, pohon itu telah tumbuh sempurna. Sekarang Kayu Awan telah terbentuk di sana, aku jadi bertanya-tanya siapa yang bisa mendapatkannya."     

Tatapan matanya tampak antusias. Sudah jelas, dia ingin menjadi orang yang mampu mendapatkannya.     

Pohon awan petir adalah sebuah pohon petir ilahi, dan mereka sangat sulit untuk tumbuh. Mereka hanya bisa tumbuh dengan bantuan kekuatan Jalur Agung Petir, dan butuh ratusan tahun lamanya untuk berubah menjadi Kayu Awan. Mereka harus ditempa oleh kekuatan alami dari Jalur Agung Petir selama berabad-abad untuk bisa menghasilkan benda ilahi berelemen petir ini.     

Setelah Kayu Awan terbentuk, benda itu sangatlah berharga, terutama bagi para kultivator yang berspesialisasi dalam kekuatan petir. Itu adalah benda ilahi yang berguna untuk membantu mereka memahami kekuatan Jalur Agung Petir lebih dalam. Benda itu bahkan setara dengan peralatan ritual tingkat atas saat digunakan dalam pertempuran. Kayu Awan akan memberi penggunanya kekuatan untuk mengendalikan petir dan meningkatkan kekuatan Jalur Agung Petir milik mereka.     

Hanya sedikit Kayu Awan yang hanya bisa dihasilkan oleh satu pohon awan petir yang telah tumbuh selama bertahun-tahun. Mungkin pohon ini sudah berusia lebih dari 100.000 tahun.     

Dewa Tertinggi Donglai telah binasa bertahun-tahun yang lalu, namun ada jejak-jejak kehidupannya yang tertinggal di banyak tempat di sini. Artinya, pohon ini mungkin terbentuk dari aura petir seseorang yang datang kemari untuk belajar tentang alkimia selama Dewa Tertinggi Donglai masih hidup sehingga dia bisa menghasilkan sebuah benda ilahi berelemen petir yang kuat.     

Tapi pada akhirnya dia meninggal dunia terlebih dahulu.     

Namun, pada saat semua kultivator menatap Kayu Awan, tatapan mata mereka dipenuhi oleh ambisi. Mereka tidak sabar untuk segera mendapatkannya. Nilai dari Kayu Awan di mata mereka lebih besar daripada peralatan ritual tingkat kesembilan.     

Pada saat ini, banyak orang sudah melangkah menuju area yang dipenuhi oleh kilatan petir itu. Namun aura petir di area tersebut sangat mengerikan, dan beberapa dari mereka terhempas ke belakang begitu mereka melangkah masuk, dan kilatan petir tampak berputar-putar di sekitar tubuh mereka. Beberapa dari mereka bahkan hangus terbakar oleh petir tersebut.     

*Boom*     

Di dekat Ye Futian dan kelompoknya, seorang kultivator terhempas ke belakang sambil memuntahkan darah. Tubuhnya tampak retak, memperlihatkan darah yang mengalir di sekujur tubuhnya. Ekspresinya tampak menyedihkan.     

Banyak kultivator kuat telah tiba di depan pulau itu, dan banyak dari mereka mengkultivasi kekuatan Jalur Agung Petir. Itulah alasan mengapa mereka bergegas pergi kemari. Sementara mereka yang tidak mengkultivasi Jalur Agung Petir langsung pergi meninggalkan tempat tersebut. Mereka tidak ingin membuang-buang waktu lagi di sini. Mereka lebih memilih pergi ke tempat lain untuk mencari peluang yang lebih menguntungkan.     

Di antara anggota kelompok Ye Futian, Beigong Ao dan Beigong Shuang sama-sama mengkultivasi kekuatan Jalur Agung Petir. Karena itulah, mereka tidak ingin pergi dari sini. Mereka menatap tajam ke arah Kayu Awan, tetapi ada begitu banyak kultivator di sini. Jika mereka ingin mendapatkannya, itu jelas bukan tugas yang mudah.     

Meskipun beberapa orang telah dipukul mundur, mereka yang telah berkultivasi ke tingkat tinggi bisa masuk ke area tersebut. Mereka mencoba melewati medan petir itu untuk mencapai titik pusatnya dan mendapatkan Kayu Awan.     

"Orang-orang ini tidak datang kemari sepuluh tahun yang lalu," ujar Beigong Ao sambil memandang mereka.     

"Bagaimana menurut anda tentang hal ini, senior?" tanya Ye Futian.     

"Tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke dalam," ujar Beigong Ao. "Seluruh pulau diselimuti oleh Jalur Agung Petir. Area ini dipenuhi dengan aura dari sosok terkemuka yang datang kemari untuk mempelajari alkimia dari Dewa Tertinggi Donglai. Apakah ada di antara para kultivator di sini yang mampu melawan aura seseorang di tingkat setinggi itu?"     

Ye Futian tentu saja memahami hal ini. Dia memandang ke depan. Tempat mistis di Pulau Dewa Timur ini sangat cocok untuk berkultivasi. Tidak ada gunanya mencoba menerobos masuk ke dalam sana. Para kultivator itu mungkin telah melihat Kayu Awan secara langsung, dan hati mereka dipenuhi dengan keserakahan, jadi mereka ingin segera masuk dan mengambilnya.     

Tapi mereka mungkin harus beresonansi dengan aura Jalur Agung yang telah ditinggalkan oleh sosok terkemuka itu untuk mendapatkan Kayu Awan.     

Beigong Ao menatap Ye Futian, tatapan matanya tampak berapi-api.     

"Kenapa anda menatap saya seperti itu?" tanya Ye Futian. Dia tidak keberatan Beigong Ao menatapnya; dia sudah terbiasa ditatap oleh banyak orang. Tapi cara Beigong Ao memandangnya membuatnya merasa sedikit aneh.     

"Bagaimana kalau kau mencoba mendapatkannya?" ujar Beigong Ao. Ye Futian adalah orang yang mampu membangkitkan aura patung di depan Paviliun Dongyuan. Dan belum lama ini, dia menduga bahwa reaksi yang ditunjukkan oleh Pohon Berbunga juga disebabkan oleh Ye Futian. Maka dari itu, aura Jalur Agung Petir di bawah mereka seharusnya tidak ada apa-apanya bagi Ye Futian.     

"Baiklah," ujar Ye Futian sambil mengangguk. Dia juga memikirkan hal yang sama. Karena Kayu Awan memiliki nilai yang sangat tinggi, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu Beigong Ao mendapatkannya; benda itu akan membantu kultivasi Beigong Ao. Mungkin dia akan memiliki kesempatan untuk menerobos ke tingkat berikutnya.     

Tidak jauh dari mereka, para kultivator lainnya juga mulai mencoba mendekati Kayu Awan. Di antara mereka, banyak orang memiliki latar belakang yang sama seperti Ye Futian dan yang lainnya. Mereka berasal dari tempat-tempat untuk berkultivasi di berbagai macam benua.     

Ye Futian memandang ke depan, dan kedua matanya menjadi sangat cerah. Seolah-olah dia bisa melihat jejak-jejak kekuatan dari Jalur Agung. Segala sesuatunya menjadi sangat jelas di matanya.     

Pada saat ini, apa yang dirasakan Ye Futian dan apa yang dilihatnya tampak seperti dua dunia yang berbeda.     

Dia bisa merasakan kekuatan dari hukuman dewa petir yang sangat kuat, sekuat badai yang mengguncang lautan. Dia mengerang kesakitan dan terdorong satu langkah ke belakang. Kekuatan petir berputar-putar di sekelilingnya, dan wajahnya menjadi pucat.     

"Kuat sekali," ujar Ye Futian pada dirinya sendiri. Aura Jalur Agung yang ditinggalkan oleh sosok terkemuka itu benar-benar mengerikan. Ketika dia mampu merasakannya secara utuh, dia harus menahan tekanan yang diterimanya ketika aura itu menimpa panca inderanya.     

"Pemimpin Paviliun!" Di sampingnya, Beigong Ao terkejut dan melangkah ke depan dengan panik. Dia khawatir Ye Futian mengalami suatu masalah. Sepertinya ini merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.     

"Aku baik-baik saja," ujar Ye Futian, sambil memberi isyarat agar Beigong Ao kembali ke tempatnya. Hal seperti ini sudah biasa terjadi. Alasan mengapa dia tidak mengalami hal ini sebelumnya adalah karena Pohon Berbunga tidak menyerangnya. Dia hanya merasakan aura Jalur Agung di dalamnya dan menyerap kekuatannya.     

Dia terus bergerak ke depan, hingga akhirnya dia kembali mencapai dinding batu itu. Semua orang di sampingnya menatap ke arahnya, tatapan mata mereka terkesan mengejek. Dia bahkan tidak mampu menahan satu serangan pun?     

"Dia seorang Pemimpin Paviliun?" seseorang berbisik. Pemimpin Paviliun semuda ini adalah sebuah pemandangan yang langka. Orang yang baru saja berbicara kini berkata pada Ye Futian, "Kau tidak akan bisa memahami aura sang leluhur dengan mudah. Jika kau tidak memiliki tingkat Plane yang cukup tinggi, sebaiknya kau tidak perlu mencobanya. Berhati-hatilah, atau kau akan terluka."     

Ye Futian mengalihkan pandangannya pada lawan bicaranya itu, lalu berbalik, tersenyum, dan berkata, "Kau tidak perlu repot-repot mengkhawatirkanku."     

Setelah mengatakan hal ini, dia kembali memasuki kondisi sebelumnya. Dalam sekejap, dia melihat bahwa gambaran di hadapannya telah berubah. Dia bisa melihat sosok dewa petir yang tak tertandingi berdiri tegak di udara, mengulurkan tangannya dan menarik semua kekuatan petir sejati di area itu sebelum mengerahkannya ke bawah.     

Dalam sekejap, gelombang petir yang mengerikan menerjang dan menghancurkan segalanya. Pergerakan gelombang petir itu mengikuti irama dari Jalur Agung. Setiap gelombang saling tumpang tindih satu sama lain dan membentuk pola yang sangat rumit.     

Ye Futian tiba-tiba menyadari bahwa apa yang ditinggalkan di sini adalah semacam kekuatan hukum dengan elemen petir. Mungkin ini adalah bagian dari kesepakatan yang dibuat di masa lalu. Sosok terkemuka itu datang kemari untuk belajar dari Dewa Tertinggi Donglai dan karena itulah dia harus meninggalkan sesuatu di sini.     

Begitu Ye Futian menyadari hal ini, jiwa spiritualnya melesat keluar, mencoba menggabungkan dirinya dengan aura yang sedang dia hadapi. Upayanya ini menghasilkan sebuah resonansi khusus. Perlahan-lahan, dia mulai bisa merasakan serangan petir itu dengan lebih jelas.     

"Tetua," ujar Ye Futian pada Beigong Ao. Pancaran cahaya dari jiwa spiritualnya mengalir dan beresonansi dengan jiwa spiritual milik Beigong Ao.     

Beigong Ao tahu Ye Futian sedang membantunya. Meskipun dia mengetahui hal ini, namun ketika Ye Futian mengirimkan pemahamannya kepadanya, dia merasa sangat terguncang. Dia mengerang kesakitan, dan darah mengalir dari mulutnya. Tapi dia tidak menyerah. Dia mengambil satu langkah ke depan. Tampaknya dia telah terbawa dalam kondisi yang sama seperti Ye Futian.     

Dia adalah seorang kultivator yang berspesialisasi dalam Jalur Agung Petir dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang metode kultivasi dengan elemen petir. Ketika Ye Futian melakukan hal ini, rasanya seolah-olah dia tiba-tiba bisa melihat matahari di atas langit. Segala sesuatunya menjadi sangat jelas baginya.     

Beifong Ao terus melangkah ke depan, memasuki area petir itu. Pemandangan ini membuat Beigong Shuang tampak gelisah dan khawatir akan ada hal buruk yang menimpa mereka.     

"Hmm?"     

Semua orang tampak terkejut. Beigong Ao berhasil masuk ke area tersebut, sehingga membuat mereka semua merasa sedikit terancam. Karena bagaimanapun juga, tingkat kultivasi Beigong Ao jauh lebih tinggi daripada Ye Futian. Dia adalah seorang Renhuang tingkat atas dengan Roda Ilahi tingkat ketujuh.     

Kaisar Helian menyaksikan peristiwa ini terjadi, lalu menatap Ye Futian di sampingnya. Dia bisa merasakan bahwa Ye Futian sedang melakukan sesuatu yang memungkinkan Beigong Ao untuk bergerak ke depan, selangkah demi selangkah.     

Apakah dia benar-benar bisa mendapatkan Kayu Awan kali ini?     

Saat memikirkan hal ini, hati Kaisar Helian terguncang. Ketika dia meminta Ye Futian untuk mengambil posisi sebagai Pemimpin Paviliun Dongyuan, dia tidak pernah berpikiran bahwa hal seperti ini akan terjadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.