Legenda Futian

Serangan Pamungkas



Serangan Pamungkas

0Cahaya Ilahi Yin melesat ke arah lawannya, tetapi sebuah kekuatan pelahap yang mengerikan muncul di dalam badai lubang hitam itu, yang membentuk sebuah pusaran yang mengerikan di atas langit. Dalam sekejap, cahaya itu terhisap ke dalam pusaran tersebut dan kemudian dilahap serta dihancurkan seutuhnya.      1

Ye Futian memandang badai lubang hitam itu. Cahaya yang dipancarkan oleh Roda Bulan miliknya kini menjadi semakin terang. Selain tidak berhenti bersinar, bulan itu juga memancarkan cahaya yang lebih kuat dari sebelumnya, yang kemudian dikerahkan menuju pusaran tersebut.     

Lapisan es perlahan-lahan menutupi pusaran lubang hitam itu. Jika diperhatikan dengan seksama, sepertinya pusaran itu telah membeku dan mengeras. Badai yang bergejolak kini semakin melemah. Hal ini menyebabkan para kultivator dari Istana Kegelapan terkejut. Kekuatan Yin ini terlalu kuat. Kekuatan tersebut mampu menghancurkan apa pun yang mereka kerahkan padanya.     

*Boom, Boom, Boom* Petir Ilahi Yin menghantam bagian dalam dari badai tersebut, sehingga membuat pusaran yang berada di atas langit itu bergetar. Pusaran itu tampak sangat tidak stabil sehingga dapat dihancurkan kapan saja.     

"Serang!" seseorang berseru. Para kultivator lainnya dari Istana Kegelapan tidak lagi sekedar menyaksikan jalannya pertempuran. Mereka telah mengeluarkan kekuatan di dalam tubuh mereka, dan sekarang mereka melancarkan serangan masing-masing. Mereka tampak seperti memahami jalan pikiran satu sama lain, dimana mereka mengeluarkan kobaran api kegelapan yang dahsyat pada saat yang bersamaan.     

Dalam sekejap, seluruh penjuru langit diselimuti oleh kobaran api kegelapan. Area dimana Ye Futian berdiri kini telah berubah menjadi dunia api penghancur. Di antara kobaran api kegelapan itu, dunia tampak seperti neraka yang sesungguhnya.     

Tubuh Ye Futian diselimuti oleh kobaran api. Sinar-sinar cahaya terpancar dari tubuhnya dan menyebar ke segala arah. Sementara itu, cahaya bulan yang menyilaukan bersinar dari atas langit, membekukan kobaran api kegelapan tersebut.     

Aliran Qi yang misterius mengalir di udara. Ye Futian bisa merasakan area di sekitarnya berubah dan menjadi sunyi senyap; seolah-olah tidak ada orang lain di sana. Untaian Qi penghancur sepertinya telah memasuki sebuah area ilusi kegelapan.     

Banyak ilusi dari Neraka muncul di area ini, dimana mereka tampak samar dan tidak nyata.     

Qi yang mengerikan itu mengalir di udara, bergerak menuju Ye Futian. Pada saat itu juga, ekspresinya berubah menjadi serius, dan sepertinya dia bisa melihat semuanya dengan jelas.     

*Boom* Terdengar suara keras saat sebuah tombak hitam raksasa melesat ke arahnya. Tapi saat tombak itu mendekati Ye Futian, pergerakannya melambat, seolah-olah tombak itu telah memasuki area pertahanan di sekitar Ye Futian.     

Semakin banyak serangan yang berdatangan dari berbagai arah, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang mampu mendekatinya. Namun meski demikian, Ye Futian tetap dikepung oleh serangan yang tak terhitung jumlahnya ini.     

Pada saat ini, muncul kobaran api penghancur dari Jalur Agung dan mengalir di udara. Mereka berada dimana-mana, berkobar di sekitar Ye Futian. Dia memandang sekelilingnya dengan tatapan matanya yang tajam. Dia menyadari bahwa dia sepertinya telah terjebak di dalam kobaran api yang dibentuk oleh sebuah peralatan ritual.     

Faktanya, dia memang telah dilahap oleh sebuah tungku raksasa.     

Di area luar, para kultivator dari Istana Kegelapan mengelilinginya dari segala arah. Arus kegelapan yang mengerikan terpancar dari tubuh mereka. Mereka semua mengeluarkan kekuatan Roda Ilahi serta kekuatan mereka masing-masing.     

Begitu semua kekuatan itu dikeluarkan, mereka sepertinya membentuk sebuah matriks raksasa. Arus kegelapan menutupi langit, menerjang di antara mereka dengan agresif. Selain itu, ada sebuah tungku hitam raksasa di sana yang menutupi bagian langit tempatnya berada. Ye Futian berada di dalamnya.     

Tungku ini adalah sebuah peralatan ritual tingkat atas milik salah satu kultivator jenius dari Istana Kegelapan, yang merupakan salah satu tokoh terhebat mereka. Pada saat ini, semua kultivator bekerja sama satu sama lain. Pertama, mereka telah menggunakan pancingan untuk menjebak Ye Futian di dalam ilusi kegelapan, lalu mereka menutupi langit dengan tungku yang mereka bentuk. Satu-satunya jalan keluar dari tungku itu adalah melalui celah yang ada di bagian atas.     

Sekarang, mereka akan membakar Ye Futian sampai mati.     

Mengingat kekuatan yang dimiliki para kultivator dari Istana Kegelapan, kali ini mereka tidak akan gagal.     

*Whoosh*     

Qi Ye berdiri di atas tungku itu dengan mengenakan jubah hitam yang berkibar tertiup angin. Lubang hitam lain muncul di hadapannya, dimana muncul tombak Neraka yang tak ada habisnya, dan kemudian tombak-tombak itu melesat ke dalam tungku tersebut. Dan dia bukanlah satu-satunya kultivator yang melakukan hal ini; kultivator-kultivator lainnya juga terus menerus melancarkan serangan mereka, menambah kekuatan penghancur ke dalam tungku itu dan mencoba untuk mengubur Ye Futian di dalamnya.     

Para kultivator dari Prefektur Ilahi terus memandang ke arah medan pertempuran itu dengan cemas. Meskipun Ye Futian telah menunjukkan kekuatan yang tak tertandingi, namun tetap saja, lawan yang dia hadapi saat ini adalah para jenius dari Istana Kegelapan. Saat mereka bekerja sama, kekuatan mereka sangat mengerikan. Saat ini, mereka telah menjebak Ye Futian di dalam sebuah peralatan ritual. Namun, mereka tidak tahu apakah Ye Futian mampu mengatasi serangan yang mengerikan seperti itu.     

Di dalam tungku tersebut, Ye Futian memang sedang menghadapi serangan-serangan yang dahsyat. Tubuhnya telah dilahap oleh kobaran api penghancur dari Jalur Agung. Selain itu, aliran gas beracun bercampur dengan kobaran api, dan tombak-tombak hitam yang mengerikan menyerangnya tanpa henti. Pada saat ini, dia benar-benar merasa seperti berada di neraka kegelapan. Jika pertahanannya tidak begitu kuat, dia pasti sudah dihancurkan oleh kekuatan yang dahsyat ini.     

Cahaya Ilahi Yin terpancar keluar, dan Pohon Dunia berayun-ayun di dalam dirinya, mengirimkan aura ke segala arah hingga menembus tungku kegelapan tersebut. Kekuatan bayangan telah menyatu ke dalam aura ini, dan mereka menyebar ke seluruh tempat, memengaruhi semuanya dengan kekuatan bayangan.     

Di area luar, banyak kultivator tidak dapat melihat apa yang sedang terjadi di dalam tungku itu. Hanya pemilik dari peralatan ritual itu yang mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam sana.     

"Bagaimana perkembangan situasinya?" seseorang bertanya pada kultivator yang mengendalikan tungku kegelapan itu.     

Kultivator itu mengerutkan keningnya. Tungku kegelapan itu dipenuhi dengan berbagai macam kobaran api penghancur yang akan membakar tubuh dan Roda Ilahi siapa pun yang berada di dalamnya. Kobaran api ini sangat kuat, tetapi sejauh ini, mereka belum berhasil mendekati Ye Futian. Dan pada saat ini, bagian dalam dari tungku itu sepertinya dipenuhi dengan kekuatan yang tak tertandingi. Dia bahkan tidak tahu apa yang terjadi dengan tubuh Ye Futian.     

Saat ini, semua orang melihat tungku kegelapan itu mulai bergetar hebat dan mengeluarkan suara yang mengerikan.     

"Ada apa ini?" Semua orang menatap tungku tersebut. Apakah Ye Futian sedang melancarkan serangan dari dalam sana?     

Tungku ini dibuat oleh sosok yang sangat kuat, yang kemudian meminta sosok terkemuka lainnya untuk menyempurnakannya sampai benar-benar tidak bisa dihancurkan. Jika Ye Futian ingin menghancurkan tungku ini, hal itu jelas mustahil untuk dilakukan. Dia hanya bisa keluar melalui celah yang ada di dalamnya.     

"Apakah aku sebaiknya menambahkan lapisan pertahanan?" seseorang bertanya. Kultivator itu tampak ragu-ragu, tidak yakin apa yang harus dilakukan selanjutnya.     

Namun pada saat berikutnya, cahaya yang menyilaukan bersinar disertai dengan suara ledakan yang keras. Cahaya suci itu bersinar saat Ye Futian melesat keluar dari celah di dalam tungku tersebut. Tombak-tombak Neraka yang mengerikan masih bermunculan dari lubang hitam itu ke arahnya.     

Tapi mereka melihat seberkas cahaya melesat keluar. Sebilah pedang ilahi menembus lubang hitam itu, dengan diselimuti oleh Cahaya Ilahi Yin. Pedang itu mengoyak lubang hitam tersebut dan kemudian menembusnya, muncul di langit di atasnya.     

Cahaya bulan mengalir ke bawah, menerangi semua orang dan membuat mereka merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Dunia seakan membeku. Bahkan Jalur Agung Ruang dan Waktu pun ikut terhenti.     

Sementara itu di atas langit, Ye Futian mencengkeram tongkatnya, dan cahaya suci yang menyilaukan terpancar darinya. Dia terbang ke depan sambil mengangkat tongkatnya dengan kedua tangannya.     

Pada saat ini, dia mengayunkan tongkatnya ke depan, sehingga menyebabkan ribuan bayangan tongkat bermunculan. Semua bayangan tongkat itu menutupi langit saat mereka bergerak ke depan, meratakan segala sesuatu yang menghalangi jalan mereka.     

Rentetan suara ledakan yang keras terdengar saat langit seolah-olah akan runtuh. Semua kultivator bergegas melarikan diri ke belakang, tetapi karena Jalur Agung Ruang dan Waktu telah dibekukan, banyak dari mereka terhempas dan dihancurkan dalam sekejap. Beberapa dari mereka berhasil berlindung dengan menggunakan peralatan ritual dan selamat, namun mereka tetap memuntahkan darah setelah dihantam oleh serangan tersebut.     

Setelah dia melakukan hal ini, Ye Futian menunjuk ke arah langit. Pada saat berikutnya, cahaya suci terpancar dari pedangnya dan melesat ke atas langit. Suara tusukan terus menerus terdengar saat kultivator demi kultivator tertusuk oleh cahaya itu dan tewas di tempat, menghilang menjadi abu yang terbang tertiup angin.     

Di kejauhan, semakin banyak kultivator yang terkejut saat menyaksikan pemandangan ini. Ye Futian terlalu kuat. Hanya dengan satu tongkat dan satu pedang, dia telah menimbulkan kekacauan dan membunuh lebih dari separuh kultivator-kultivator di sekitarnya.     

Ini adalah sebuah tragedi. Banyak dari mereka yang tewas dibunuh oleh Ye Futian adalah sosok-sosok terhebat dari Istana Kegelapan. Tidak ada satu pun dari mereka yang bisa berharap untuk menahan rentetan serangannya.     

Para kultivator yang masih hidup telah mundur cukup jauh, jantung mereka berdegup kencang. Mereka menatap sosok mengesankan yang bermandikan cahaya agung di atas langit itu.     

Mereka telah dibantai oleh seorang jenius dari Dunia Asal. Sepertinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa melawan pria ini.     

Ye Futian menatap Qi Ye dan melangkah ke depan. Sebuah pusaran kegelapan yang mengerikan muncul di sekitar sosok Qi Ye yang mengenakan jubah hitam. Area yang luas itu menjadi redup saat kekuatan ini dikerahkan hingga tingkat maksimal.     

Qi yang tak terbatas mengalir ke dalam tubuh Qi Ye, dan tidak lama kemudian, tubuhnya mulai membesar. Terdengar suara gemuruh saat tingginya mencapai seribu meter. Aura penghancur yang tak terbatas berputar-putar di sekelilingnya, mengubahnya menjadi satu sosok Dewa Neraka yang sesungguhnya.     

Ekspresinya terlihat sangat dingin. Untuk menghadapi kekuatan Ye Futian, dia tidak punya pilihan selain menggunakan semua kekuatan yang masih tersisa di dalam dirinya.     

Tombak hitamnya juga membesar dan mengeluarkan kekuatan penghancur yang tak ada habisnya. Dia mengulurkan tangannya ke depan, berusaha meraih Ye Futian dari jarak yang sangat jauh. Tiba-tiba, sebuah badai yang mengerikan muncul di sekitar Ye Futian, melahapnya secara perlahan-lahan.     

Ye Futian melayang di tempatnya, tampak sangat kecil jika dibandingkan dengan lawannya. Roda Bulan masih melayang di atas langit, pancaran cahayanya menyinari seluruh tempat. Cahaya Ilahi Yin menyelimuti area tersebut dan bergerak menuju badai tersebut. Pedang ilahi miliknya berdentang saat melesat di udara menuju badai mengerikan yang dibentuk oleh lawannya itu.     

Pedang ilahi itu diikuti oleh aura pedang yang tak terbatas, membentuk sebuah sungai dari bilah-bilah pedang penghancur. Pedang itu menembus badai disertai dengan suara ledakan yang keras dan menghantam tangan kiri lawannya, langsung menembusnya. Tidak sampai disitu saja, pedang tersebut kini mengincar dada lawannya, membekukan tubuh Qi Ye yang telah membesar sedikit demi sedikit dengan kekuatan bayangan yang terkandung di dalamnya. Tapi dia berhasil mencengkeram pedang tersebut.     

*Whoosh* Ye Futian melesat ke depan sambil mengayunkan tongkatnya. Tongkat itu menerjang dari atas langit, menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya.     

Lawannya mengangkat tombak hitam miliknya dan mengerahkannya menuju tongkat itu. Terdengar suara benturan yang keras saat dua senjata itu bertabrakan satu sama lain. Tombak itu bergetar, sementara tongkat milik Ye Futian terus bergerak ke bawah, menghantam sosok Dewa Neraka itu dan menghancurkannya.     

Arus kegelapan yang mengerikan menyebar dan menyelimuti area tersebut. Ye Futian tampak seperti menyadari sesuatu. Satu sosok muncul di belakangnya. Itu adalah Qi Ye, dan tombak hitam di tangannya memancarkan cahaya penghancur yang sangat kuat. Tombak itu dikerahkan menuju Ye Futian, yang momentum serangannya sama sekali tidak berkurang. Ini adalah serangan pamungkasnya yang sesungguhnya.     

"Matilah!" Keinginan membunuh yang dingin terlintas di mata Qi Ye. Kekuatan bayangan itu hancur di bawah arus kegelapan yang mematikan tersebut. Serangan itu diarahkan menuju kepala Ye Futian!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.