Legenda Futian

Indahnya Kemanusiaan



Indahnya Kemanusiaan

1Para kultivator dari Dunia Heavenly Mandate, para biksu Buddha dari Dunia Gunung, Klan Yuanyang dan Klan Xiao dari Dunia Imperial, dan Suku Dou dari Dunia Ziwei sudah berada di sini. Sekarang, Istana Divine Shangxiao juga datang untuk membantu Akademi Heavenly Mandate.     1

Mereka membentuk sebuah aliansi yang sangat tangguh. Bahkan pasukan besar yang datang jauh-jauh dari Dunia Daratan Tersembunyi menjadi ragu-ragu untuk melancarkan serangan mereka.     

Pasukan gabungan dari Dunia Daratan Tersembunyi itu tidak hanya terdiri dari para kutivator yang bermarkas di Dunia Daratan Tersembunyi, tetapi juga orang-orang dari Dunia Luar. Mereka bahkan memiliki para kultivator dari Istana Kegelapan, yang dipimpin oleh seorang Raja Kegelapan. Namun, meskipun mereka tampak sangat tangguh, mereka tidak bisa meraih keunggulan dalam situasi seperti saat ini.     

Jika salah satu dari Raja Kegelapan tidak ikut bertarung dalam pertempuran ini, mereka mungkin akan berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.     

Sangat sulit bagi mereka untuk menangkap gadis dari Akademi Heavenly Mandate itu dalam situasi seperti ini.     

Tidak ada seorang pun yang bisa memperkirakan berapa banyak orang yang akan kehilangan nyawa mereka di sini jika pertempuran benar-benar terjadi.     

Orang-orang dari berbagai tempat yang datang kemari untuk menyaksikan pertempuran tersebut tampak terkejut dan takjub karena Akademi Heavenly Mandate mampu membentuk barisan pertahanan yang begitu kuat, bahkan Istana Divine Shangxiao juga ikut serta di dalamnya.     

Istana Divine Shangxiao adalah tempat suci dari Dunia Higher Heavens. Banyak orang di Sembilan Dunia Jalur Supremasi percaya bahwa ada tiga tempat suci terbaik dalam menyebarkan pengetahuan dan melatih para kultivator, ketiganya adalah: Akademi Tianshen di Dunia Imperial, Istana Divine Shangxiao di Dunia Higher Heavens, dan Akademi Heavenly Mandate di Dunia Heavenly Mandate. Meskipun reputasi Akademi Heavenly Mandate menjadi begitu luar biasa dan hampir melampaui Istana Divine Shangxiao, namun tidak ada seorang pun yang bisa menyangkal betapa mengerikannya kekuatan yang dimiliki oleh Istana Divine Shangxiao.     

Sungguh pemandangan yang langka untuk melihat Akademi Heavenly Mandate dan Istana Divine Shangxiao bekerja sama dan bertarung melawan musuh mereka secara berdampingan. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.     

Saat ini para kultivator di Kota Heavenly Mandate sedang menyaksikan peristiwa bersejarah.     

Beberapa orang bahkan membayangkan bagaimana jadinya jika Akademi Heavenly Mandate dan Istana Divine Shangxiao bergabung dan menjadi tempat suci nomor satu di 3.000 Dunia dari Jalur Agung. Reputasi mereka pasti akan melampaui Akademi Tianshen.     

Tentu saja, itu hanyalah sebuah pemikiran yang tidak akan pernah menjadi kenyataan. Istana Divine Shangxiao mengirimkan bala bantuan kemari hanya untuk membantu Akademi Heavenly Mandate menghadapi krisis ini.     

Kedua belah kini menemui jalan buntu. Karena Pasukan Kegelapan sudah jauh-jauh datang kemari dari Dunia Daratan Tersembunyi, mereka tidak ingin mati dengan sia-sia. Mereka tidak dapat mencapai tujuan mereka jika mereka terjun ke dalam pertarungan dengan sembrono tanpa ada keyakinan untuk meraih kemenangan.     

Dua pasukan besar itu saling berhadapan satu sama lain, dan pada saat itu juga, seluruh penjuru Kota Heavenly Mandate diselimuti oleh kekuatan dari Jalur Agung yang mengerikan.     

Sementara itu, Qingyao berdiri dengan tenang di dalam Akademi Heavenly Mandate. Yaya berada di sampingnya sambil menggenggam tangannya.     

Kecuali Qingyao, Ye Futian telah mengevakuasi semua orang yang belum mencapai Renhuang Plane.     

Dia tidak akan menyerahkan Qingyao pada pihak lawan, dan dia bersedia bertarung untuknya. Tapi dia tidak berani mengambil risiko dengan menyembunyikan Qingyao di antara orang-orang yang telah dia evakuasi, mengingat adanya kemungkinan jika dia kalah dalam pertempuran. Dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menepati janjinya pada Qingyao. Tetapi Qingyao harus menghadapi takdirnya jika pada akhirnya dia mengalami kekalahan.     

Meskipun Qingyao masih seorang gadis, dia mengetahui risiko yang diambil oleh Ye Futian. Dia merasa sangat tersentuh, namun dia tetap terlihat tenang dan tidak meneteskan air mata.     

Kakaknya dan begitu banyak orang yang melayang di udara itu bersedia bertarung demi dirinya.     

Dia selalu membawa kemalangan bagi semua orang dan dibenci serta dikucilkan kemana pun dia pergi, sampai akhirnya dia bertemu dengan kakak-kakaknya yang bersedia melindunginya dengan segala cara. Nianyu tidak segan bermain dengannya dan menganggapnya sebagai sahabat. Kakek Xuan juga sangat perhatian padanya.     

Semua orang di Dunia Heavenly Mandate memperlakukannya dengan sangat baik. Dia tidak pernah menerima kebaikan seperti itu dalam hidupnya.     

Bahkan hari ini, dia melihat semua orang baik dari pasukan-pasukan lainnya datang kemari dengan sukarela dan siap mempertaruhkan nyawa mereka demi seorang gadis yang memiliki nasib terkutuk seperti dirinya.     

Lalu, bagaimana dengan dia? Apa yang harus dia lakukan?     

Apakah dia benar-benar ingin melibatkan kakak-kakaknya dan semua orang ke dalam masalah ini?     

Bisakah dia hanya duduk diam dan menyaksikan orang lain berkorban nyawa untuknya?     

Selama ini dia hidup di dalam kegelapan dan tidak pernah merasakan kehangatan dan kasih sayang seperti yang dialaminya saat ini.     

Perasaan ini muncul karena puluhan ribu sosok yang menakjubkan dan baik hati bersedia membelanya, seorang gadis terkutuk.     

Tiba-tiba, dia tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Dia tidak menangis. Sebaliknya, dia tersenyum bahagia.     

"Kakak," ujar Qingyao. Dia mendongak dan menatap ke arah Yaya.     

Yaya mendengar suaranya dan menoleh ke belakang. Dia menggenggam tangan Qingyao dengan erat dan meyakinkannya, "Tidak usah gugup. Semua ini akan segera berakhir. "     

Qingyao menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum, "Kakak, aku tidak merasa gugup. Biarkan aku pergi dengan mereka."     

Terkejut mendengar kata-katanya, Yaya mencengkeram tangan Qingyao lebih erat dan berkata, "Qingyao, Kakak Ye dan yang lainnya akan melindungimu. Tidak ada yang berhak membawamu pergi secara paksa. Lihatlah, semakin banyak orang berdatangan untuk membantu kita. Mereka akan memenangkan pertarungan ini."     

Namun Qingyao masih menggelengkan kepalanya. "Kakak, aku yakin kita akan menang. Tapi aku telah membuat keputusan. Aku akan pergi dengan orang-orang dari Dunia Daratan Tersembunyi."     

"Kenapa?" Yaya bertanya sambil menatap gadis itu.     

"Karena kalian semua sangat baik padaku." Qingyao tersenyum cerah. Kemudian dia melanjutkan kata-katanya, "Tidak ada satu orang pun yang memperlakukanku dengan baik sebelumnya. Sekarang setelah aku mengenal kalian semua, aku pasti akan merasa bersalah jika hal-hal buruk terjadi pada kalian semua karena kutukanku. Aku tidak ingin melihat salah satu dari kalian terluka. Tidak hari ini, maupun selamanya."     

Yaya tercengang. Melihat senyuman di wajah Qingyao, hatinya kini terasa campur aduk.     

Dia merasa tersentuh dan sedih pada saat yang bersamaan.     

Dia sangat menyadari bahwa masalah ini telah memberikan tekanan yang luar biasa bagi Ye Futian dan Akademi Heavenly Mandate. Namun, Ye Futian jelas tidak akan menyerahkan Qingyao tanpa melakukan perlawanan. Hal ini berhubungan tentang tekad dan keteguhan seseorang dalam bertindak. Tidak ada artinya memperdebatkan tentang siapa yang benar dan salah atau memberi nilai pada tingkat pengorbanan seseorang.     

Tidak ada satu pun dari mereka yang berniat menyerah kepada musuh dan membahayakan orang-orang yang mereka sayangi.     

Bertarung sampai mati jelas berbeda daripada menelantarkan seseorang     

Namun meski demikian, Qingyao ingin pergi bahkan ketika Ye Futian dan Akademi Heavenly Mandate telah memanggil banyak orang untuk membalikkan situasi.     

"Qingyao, perhatikan baik-baik, orang-orang itu tidak berani memprovokasi kita sekarang…" Yaya hendak melanjutkan kata-katanya, namun ucapannya disela oleh Qingyao, yang berkata, "Kakak, mereka datang kemari dan bertindak seperti ini karena diriku. Mereka tidak akan menyerah begitu saja di masa depan. Orang-orang di Akademi Heavenly Mandate pasti akan terluka jika aku tetap tinggal di sini."     

Yaya menatap gadis itu dan tidak bisa berkata-kata.     

Dia tidak bisa membantahnya karena dia tahu ucapan Qingyao memang benar adanya.     

Orang-orang dari Dunia Daratan Tersembunyi ini telah mengirimkan pasukan besar dengan menanggung risiko tinggi untuk pergi ke Akademi Heavenly Mandate.     

Bahkan jika mereka gagal atau mundur kali ini, siapa yang tahu apa yang akan mereka lakukan di masa depan demi mencapai tujuan mereka?     

Apakah mereka akan menyerah begitu saja?     

Mustahil. Ancaman akan selalu mengintai selama Qingyao tinggal di Akademi Heavenly Mandate.     

"Kakak, Kakak Ye berkata bahwa setiap orang memiliki hak untuk menentukan nasib mereka sendiri. Benar begitu?" Qingyao tersenyum lebar, lalu berkata, "Saat ini, aku telah membuat keputusan."     

Qingyao mempelajari hal ini dari Ye Futian, dan dia menceritakannya pada Yaya sekarang.     

"Jika kakak tidak ingin aku pergi, maka aku akan pergi sendiri. Apakah kakak akan menghentikanku secara paksa? Kakak akan terkesan menjadi orang jahat jika melakukan hal tersebut," Qingyao terkekeh. Sebagai seorang gadis berusia 12 tahun, dia terlihat sangat dewasa dan mampu berpikir secara rasional.     

Kedua mata Yaya berbinar saat dia memandang wajah polos Qingyao. Meskipun penampilan Qingyao tampak biasa-biasa saja, namun dia terlihat sangat cantik di mata Yaya. Itu adalah keindahan dari jiwa yang lembut dan baik hati.     

Yaya membalas senyuman Qingyao.     

Dia tahu bahwa Qingyao telah dewasa sekarang.     

"Qingyao, apakah kau benar-benar telah membuat keputusan?" Yaya bertanya. "Kakak Ye pasti akan membantumu selama kau memang ingin tinggal di sini."     

"Kakak, ini adalah satu-satunya pilihan yang pernah kuambil. Aku tidak akan menyesalinya," jawab Qingyao.     

Yaya menatap wajah Qingyao yang tulus dan berkata, "Kalau begitu aku mendukung keputusanmu."     

"Terima kasih, kakak." Qingyao tersenyum gembira. Semua ketakutan dan kecemasannya menghilang. Saat ini dia merasa sangat tenang.     

Dua pasukan itu masih berhadapan satu sama lain di udara. Tidak ada seorang pun yang berani bertindak sembarangan. Pasukan Kegelapan sepertinya sedang menunggu perintah sementara Raja Kegelapan Youming sedang meminum anggurnya.     

Saat ini, Yaya menggenggam tangan Qingyao dan perlahan-lahan naik ke udara. Mereka bergerak menuju Ye Futian, yang berdiri di atas medan pertempuran.     

Tidak ada seorang pun yang memperhatikan perbincangan antara Qingyao dan Yaya di depan Akademi Heavenly Mandate karena suasana medan pertempuran yang begitu menegangkan.     

"Yaya, kenapa kau membawa Qingyao kemari?" Ye Futian melihat mereka mendekat dan bertanya.     

"Kakak, aku akan pergi bersama mereka," ujar Qingyao pada Ye Futian sambil tersenyum. Tatapan matanya dipenuhi dengan kasih sayang yang mendalam. Waktu yang dia habiskan selama beberapa hari terakhir di Akademi Heavenly Mandate adalah saat-saat paling membahagiakan di sepanjang hidupnya.     

"Kau akan pergi bersama mereka?" Ye Futian menatap Qingyao dengan terkejut.     

"Qingyao sendiri yang memutuskan untuk pergi," ujar Yaya pada Ye Futian. Ye Futian menatap mereka dengan bingung.     

"Dan aku setuju dengan keputusan yang dibuat oleh Qingyao," Yaya melihat ekspresi Ye Futian dan menambahkan kata-katanya.     

"Yaya, dia masih seorang gadis. Apa yang dia ketahui tentang dunia ini?" Lord Taixuan berjalan ke arah mereka lalu berkata pada Yaya dan Qingyao.     

"Kakek Xuan, andai saja kau adalah kakekku yang sesungguhnya," jawab Qingyao sambil tersenyum. Lord Taixuan tampak bingung dan berkata padanya, "Tapi aku ini memang kakekmu."     

"Haha..." Qingyao kembali terkekeh ketika dia mendengar jawaban dari Lord Taixuan. Suara tawa itu kemudian berubah menjadi isak tangis, bukan karena dia merasa sedih, tapi karena dia tersentuh oleh perhatian yang mereka berikan padanya.     

"Kakek Xuan, sama seperti Nianyu, aku juga ingin bermain denganmu dengan nyaman. Tapi aku tidak cukup berani melakukannya. Sekarang karena aku akan pergi, bolehkah aku memelukmu?" Qingyao bertanya, sambil tersenyum dan menangis pada saat yang bersamaan.     

"Tentu saja boleh. Tapi siapa bilang bahwa kau harus pergi?" Lord Taixuan melangkah ke depan dan memeluk gadis itu.     

Qingyao memeluk Lord Taixuan dengan erat, lalu dia meniru Nianyu dan menarik janggut Lord Taixuan. Lord Taixuan melihat senyuman di wajah Qingyao dan bisa merasakan bahwa dia adalah gadis yang berbeda sekarang.     

"Apakah kau benar-benar telah menentukan pilihanmu?" Lord Taixuan tiba-tiba bertanya.     

"Ya," Qingyao mengangguk. "Mungkin aku tidak akan bertemu dengan Kakek Xuan lagi di masa depan, tapi aku pasti akan sangat merindukanmu."     

Setelah itu, dia berbalik dan merentangkan tangannya ke arah Ye Futian, yang berdiri di bagian samping.     

Ye Futian menggendong gadis itu dan menatapnya. Qingyao menggunakan tangannya untuk menutupi mulut Ye Futian dan berkata, "Kakak, bisakah kau membiarkanku memilih jalan hidupku sendiri? Aku mengambil pilihan ini atas kehendakku sendiri. Aku tidak akan menyesali pilihanku ini."     

Ye Futian menatap gadis itu, lalu memandang ke arah Yaya dan Lord Taixuan. Sama seperti Lord Taixuan, dia bisa merasakan bagaimana gadis ini telah berubah.     

Seolah-olah dia telah tumbuh dewasa dalam semalam.     

"Futian, biarkan Qingyao pergi," ujar Yaya. Suaranya gemetar meskipun wajahnya dihiasi oleh senyuman.     

"Qingyao, kita tidak akan kalah hari ini," Lord Taixuan memberitahu Qingyao.     

"Aku percaya padamu, Kakek Xuan. Tapi aku telah memikirkan hal ini dengan matang. Kakek Xuan, kakak-kakak, Nianyu, dan saudari Loulan, aku ingin kalian semua menjaga diri kalian masing-masing," ujar Qingyao dengan lembut. Dia kembali mengalihkan pandangannya ke arah Ye Futian, memegang pundaknya, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan, dan mencium dahinya.     

"Terima kasih, Kakak Ye!" Qingyao akhirnya mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan suara yang lembut seperti seorang malaikat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.