Legenda Futian

Mu Qingke



Mu Qingke

3Seorang pria telah menantang semua Renhuang tingkat bawah dari Akademi Heavenly Mandate. Di setiap sudut dari Akademi Heavenly Mandate, banyak orang memandang sosok tangguh yang berdiri di atas bilah-bilah pedang itu. Aura pedangnya begitu kuat sehingga semua orang bisa merasakannya dengan jelas.      2

Kata-katanya terdengar tenang dan sangat rendah hati, tetapi dia memiliki kepercayaan diri yang luar biasa. Dia telah menantang semua Renhuang tingkat bawah dari Akademi Heavenly Mandate.     

Dia memiliki Roda Ilahi tingkat kedua, tetapi setiap Renhuang tingkat bawah di akademi diperbolehkan bertarung melawannya.     

Mungkinkah pria ini adalah kultivator terkuat yang dibawa oleh Tanah Suci Taichu kemari?     

Jika tidak, dia tidak akan melangkah ke depan dan berbicara seperti ini.     

"Atau, kalian semua bisa bertarung melawanku sekaligus," ujar Mu Qingke dengan nada bicara yang sangat sombong. Jantung semua orang yang berada di Akademi Heavenly Mandate berdegup kencang saat mendengar kata-katanya.     

Dia berdiri di atas sana sendirian; seolah-olah tidak ada orang lain di Akademi Heavenly Mandate.     

Dia mengendarai pedangnya di udara seolah-olah dia adalah satu-satunya orang di dunia ini.     

Terlebih lagi, Mu Qingke adalah seorang kultivator dari Tanah Suci Taichu.     

Para kultivator lainnya dari Tanah Suci Taichu menyaksikannya melangkah ke depan. Ekspresi mereka yang tadinya terlihat muram kini mulai berubah. Karena Mu Qingke telah turun tangan, mereka akan mampu memulihkan citra mereka akibat kekalahan yang mereka alami sebelumnya.     

Mereka tahu mengapa Mu Qingke mengucapkan kata-kata yang begitu sombong. Hanya ada satu alasan dibalik tindakan tersebut. Dia ingin menghapus rasa malu yang dialami oleh Tanah Suci Taichu dari pertempuran sebelumnya.     

Para kultivator dari Istana Kekaisaran Song menyaksikan pemandangan ini dengan penuh minat. Sekarang setelah Mu Qingke menghunus pedangnya, siapa yang mampu menghadapinya?     

Akademi Heavenly Mandate mengandalkan kekuatan Yu Sheng dan Gu Dongliu untuk membalikkan keadaan, namun pada akhirnya, mereka akan dikalahkan oleh Tanah Suci Taichu. Tapi mereka tidak akan menanggung malu jika kalah sekarang, karena mereka telah meraih beberapa pencapaian yang mengesankan.     

Pria ini adalah salah satu anggota terkuat dari Tanah Suci Taichu, sang ahli pedang dari generasi muda di Pusat Pelatihan Taichu. Tidak heran jika orang-orang dari Istana Kekaisaran Song mengakui kemampuannya. Dengan reputasi setinggi itu, dia bukanlah sosok yang hanya bermulut besar.     

Mereka juga mendengar informasi bahwa Mu Qingke telah mengkultivasi Pedang Tai'e hingga tingkat ketujuh. Hal itu menunjukkan bahwa, ketika dia mencapai Renhuang Plane tingkat atas, dia pasti akan meraih hal-hal yang luar biasa dengan teknik tersebut. Bahkan dia mungkin mampu mencapai tingkat kesepuluh yang dianggap sebagai tingkat legendaris.     

Ketika seseorang seperti ini datang ke Dunia Kosong untuk menghancurkan Akademi Heavenly Mandate, maka hasil akhirnya sudah bisa ditebak.     

"Sombong sekali!" ujar orang-orang dari Akademi Heavenly Mandate saat mereka memandang sosok yang berada di atas langit itu. Mu Qingke terlalu sombong. Mereka sudah beberapa kali mengalami kekalahan, dimana perwakilan mereka dihancurkan oleh Yu Sheng dan Gu Dongliu, namun mereka masih bersikap sesombong ini?     

Keinginan bertarung para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate jadi tersulut. Melihat betapa sombongnya Mu Qingke, apa yang mereka rasakan saat ini sudah bisa ditebak.     

Suara orang-orang yang saling berbisik satu sama lain memenuhi udara. Beberapa dari mereka bahkan ingin melangkah ke depan dan melawannya secara langsung.     

"Apa-apaan itu?" seseorang mendengus. "Mereka telah dihancurkan dalam pertempuran sebelumnya, dan sekarang mereka mengajukan tantangan hanya dengan satu orang? Dari mana mereka mendapatkan kepercayaan diri seperti ini?"     

"Tentu saja dari fakta bahwa mereka berasal dari Prefektur Ilahi," ujar seseorang dengan nada sinis.     

Mu Qingke mengabaikan perbincangan yang terjadi di antara kerumunan di kejauhan itu. Dia memusatkan pandangannya pada Ye Futian. Dia telah menyadari bahwa orang yang memimpin jalannya pertempuran ini bukanlah Lord Taixuan, melainkan Ye Futian. Sepertinya dia bertanggung jawab atas banyak hal di Akademi Heavenly Mandate.     

Karena mereka telah menyelidiki Akademi Heavenly Mandate secara keseluruhan, tentu saja mereka mengetahui bahwa Ye Futian adalah pilar utama dari Akademi Heavenly Mandate.     

Selain itu, semua orang yang memiliki Roda Ilahi sempurna berkumpul di sekitar Ye Futian. Mereka adalah anggota inti dari Akademi Heavenly Mandate sekaligus sosok-sosok yang diandalkan oleh akademi. Mereka adalah harapan mereka di masa depan.     

Sekarang, mereka sedang menghadapi pasukan tangguh yang berasal dari Dunia Luar. Untuk saat ini, mereka harus mengandalkan kekuatan aliansi mereka.     

Karena itulah, menurut penilaian orang-orang dari Tanah Suci Taichu, selama mereka bisa menghancurkan mereka, itu sudah cukup.     

Dou Zhao mengambil langkah kecil ke depan. Aura petarung menyelimuti tubuhnya. Dia ingin sekali bertarung, namun pada akhirnya, dia bisa menahan diri. Dia telah dikalahkan oleh Sima Xiao, dan pria bernama Mu Qingke ini jelas lebih kuat daripada Sima Xiao. Jika dia maju untuk bertarung, dia jelas bukan tandingan bagi Mu Qingke.     

Pada saat ini, sebuah pola pedang yang mengerikan muncul di belakang Mu Qingke, dan kekuatan Jalur Pedang di seluruh penjuru langit mengelilinginya, sehingga menghasilkan pemandangan yang sangat mengerikan untuk dilihat. Aura pedang ilahi berputar-putar di sekitarnya, sehingga membuat dirinya tampak seperti seorang raja pedang.     

*Whoosh*     

Sebilah pedang muncul di dalam pola itu dan melayang ke udara. Kemudian pedang itu mulai bergerak menuju tempat Ye Futian dan yang lainnya berada.     

"Hati-hati," ujar Mu Qingke. Saat dia mengatakan hal ini, orang-orang di sekitar Ye Futian menjadi waspada. Beberapa dari mereka mengambil beberapa langkah ke depan, Roda Ilahi mereka diaktifkan dan aura mereka menjadi semakin kuat.     

Mu Qingke mengayunkan tangannya dan mengucapkan satu kata, "Turun."     

Dalam sekejap, kilatan petir melesat melintasi langit dan sebilah pedang terbang di udara dengan meninggalkan jejak di belakangnya. Pedang itu bergerak sangat cepat sehingga mengabaikan jarak antara pedang tersebut dan targetnya, sehingga mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sana.     

Tetapi pada saat pedang itu dikerahkan, seseorang juga mengayunkan pedangnya. Seberkas cahaya pedang berwarna hijau yang tak tertandingi bersinar terang dan menghancurkan segala sesuatu yang berada di depannya.     

*Brak* Terdengar suara keras saat pancaran Qi pedang itu muncul di hadapan Ye Futian dan yang lainnya. Selain itu, sebuah badai pedang yang mengerikan muncul di atas mereka. Pada saat itu juga, mereka semua mengerahkan aura masing-masing untuk menangkis aura pedang tersebut, tetapi masih terdengar suara retakan yang tajam di sana, dan banyak jubah kultivator yang tercabik-cabik.     

Satu sosok tampak terlempar ke belakang hingga ribuan meter jauhnya. Ye Futian dan yang lainnya menoleh ke belakang untuk melihat siapa sosok itu. Ternyata dia adalah Puteri dari Kerajaan Nantian: Nan Luoshen.     

Nan Luoshen memiliki Roda Ilahi tingkat kedua. Tapi di hadapan pedang itu, dia tetap dihempaskan ke kejauhan. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pedang tersebut.     

Pedang itu mampu mengabaikan jarak di antara mereka dan sepertinya dapat berpindah dalam waktu singkat. Kecepatannya benar-benar mencengangkan.     

Dan pedang itu tidak hanya cepat, tapi juga sangat kuat.     

Nan Luoshen adalah salah satu sosok terkemuka dari Akademi Heavenly Mandate. Dia termasuk dalam beberapa kultivator yang telah membuktikan bahwa dirinya layak menempa Roda Ilahi yang sempurna di dalam Reruntuhan Dewa. Namun, bahkan seseorang sekuat dirinya telah dipukul mundur oleh pedang itu. Mu Qingke sangat kuat.     

Terlebih lagi, serangan ini sepertinya hanya berasal dari pedang biasa miliknya.     

Tidak heran dia berani menantang semua kultivator Renhuang tingkat bawah dari Akademi Heavenly Mandate sekaligus. Dengan menggunakan ilmu pedang sekuat itu, dia tidak akan menemui masalah meskipun dia kalah jumlah. Siapa yang mampu berhadapan dengan pedang seperti itu?     

Apakah ada yang bisa menangkisnya?     

Mu Qingke mengambil satu langkah ke depan dan memandang semua orang dari Akademi Heavenly Mandate, lalu berkata, "Jika tidak ada yang maju ke depan, maka aku akan terus melancarkan serangan dengan menggunakan pedangku."     

Saat dia mengatakan hal ini, aura pedang miliknya bergejolak. Aura pedang itu mengalir melintasi langit, berusaha menekan Ye Futian dan yang lainnya.     

Siapa yang mampu bertarung melawannya?     

Di seluruh penjuru Akademi Heavenly Mandate, tatapan mata semua orang kini tertuju pada satu sosok pemuda berambut abu-abu. Mungkin dia harus turun tangan dan bertarung kali ini.     

Dia adalah pilar utama dari Akademi Heavenly Mandate. Dia telah membuktikan kemampuan bertarungnya. Xiao Muyu bersedia menjadi muridnya, dan Dou Zhao serta kultivator lainnya memutuskan untuk mengikutinya. Bahkan Kaisar Nan telah mengirimkan putrinya, Nan Luoshen, ke Akademi Heavenly Mandate untuk berkultivasi.     

Siapa lagi selain dia yang berani melangkah ke depan dan bertarung melawan Mu Qingke?     

Ketika Ye Futian merasakan aura pedang itu, dia menyadari bahwa dia adalah satu-satunya orang yang mampu bertarung melawan Mu Qingke. Tidak ada orang lain yang mampu melakukannya.     

Saat memikirkan hal ini, dia sama sekali tidak memiliki keraguan dalam benaknya. Dia langsung melangkah menuju tempat Mu Qingke berada.     

Melihat Ye Futian yang berjalan mendekat, Mu Qingke tidak lagi mengerahkan pedangnya dan berdiri di tempatnya dengan tenang sambil mengamati sosok yang berada di hadapannya itu. Sosok ramping berambut abu-abu dengan jubah putih itu terlihat tampan dan berkarisma.     

Dia disebut-sebut sebagai kultivator terkuat dari generasinya di Dunia Kosong.     

"Ye Futian," ujar Mu Qingke pada sosok yang sekarang berdiri di hadapannya itu. Ketika dia tiba di Dunia Kosong, dia telah mendengar nama itu berkali-kali. Ye Futian adalah simbol dari generasinya. Dia telah membangun Akademi Heavenly Mandate dan menjadikannya sebagai salah satu pasukan terkemuka di Dunia Kosong. Bahkan Tanah Suci Taichu ingin menggantikan posisi mereka.     

"Ya, namaku adalah Ye Futian," jawab Ye Futian. Mereka berdua tampak sangat ramah terhadap satu sama lain. Tidak ada sedikit pun hawa permusuhan di antara mereka.     

Mu Qingke tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, "Namaku Mu Qingke dari Tanah Suci Taichu."     

Saat dia mengatakan hal ini, pola pedang di belakangnya membesar dalam sekejap dan menyebar ke seluruh penjuru langit. Pada detik berikutnya, cahaya yang menyilaukan bersinar di udara. Sinar-sinar keemasan menyebar hingga menutupi area yang luas tersebut. Setiap sinar keemasan itu sepertinya terbuat dari aura pedang. Pada saat ini, tubuh Ye Futian bermandikan cahaya keemasan. Dia merasa seperti sedang berdiri di tengah-tengah lautan pedang yang tak terbatas.     

Ye Futian mendongak ke arah langit. Dia bisa merasakan berbagai macam kekuatan dari Jalur Agung di sana: Jalur Agung Gengjin, Jalur Agung Ruang dan Waktu, dan banyak kekuatan lainnya digabungkan ke dalam aura pedang itu.     

Mu Qingke terbang ke atas langit hingga akhirnya dia berdiri di bawah pola pedang raksasa tersebut. Kemudian dia memandang ke bawah, menatap Ye Futian, dan berkata, "Aku akan menghunus pedangku."     

Ye Futian mengangguk. Tidak lama kemudian, suara gajah bergema di udara. Dalam sekejap, bayangan iblis gajah emas muncul dan menyelimuti tubuhnya. Pada saat yang bersamaan, senar guqin yang tak terhitung jumlahnya muncul di udara, saling terjalin satu sama lain hingga akhirnya membentuk sebuah guqin. Musik dimainkan bersamaan dengan munculnya suara dentangan pedang.     

Mu Qingke mengulurkan tangannya depan, dan dalam sekejap, cahaya emas yang tak terbatas berkumpul di satu tempat dan membentuk sebilah pedang ilahi emas di atas langit. Dia meraih pedang itu, lalu mengayunkannya ke udara. Pada saat itu, cahaya keemasan bersinar menembus ruang hampa dan mengalir ke bawah.     

Tiba-tiba, langit terbelah menjadi beberapa bagian saat cahaya keemasan itu bergerak ke arah Ye Futian.     

Ye Futian mengulurkan tangannya dan menjentikkan jemarinya di udara. Tiba-tiba, senar-senar yang tak terhitung jumlahnya itu bergetar, memicu terbentuknya sebuah badai Qi pedang yang mengerikan. Dalam sekejap, bilah-bilah pedang yang tak terbatas menembus udara mengikuti irama musik. Sepertinya itu adalah kekuatan yang sama dengan lawannya.     

Dua kekuatan itu bertabrakan di udara dan membentuk aliran udara penghancur yang mengerikan. Aura pedang emas itu tampaknya menjadi semakin kuat saat menembus setiap lapisan pertahanan di sekitar tubuh Ye Futian. Pedang Tai'e yang dikerahkan oleh Mu Qingke juga melesat ke arahnya, dan tiba dalam waktu singkat.     

Ye Futian melangkah di udara. Suara gajah bergemuruh dan membuat langit dan bumi berguncang. Dia menunjuk ke suatu tempat, dan dalam sekejap, alunan musik yang dia mainkan menyebar. Jalur Agung mengalir ke arah yang berlawanan di sekitar tubuhnya dan membentuk sebuah badai Qi Pedang yang menyatu menjadi sebilah pedang ilahi yang menghancurkan kekuatan lawannya.     

Itu adalah teknik Fleeting Divine Sword. Begitu pedangnya terbentuk, Jalur Agung akan mengalir berlawanan arah.     

Dua sinar dari cahaya pedang itu bertabrakan dan menciptakan sinar-sinar cahaya penghancur yang menyebar ke segala arah seperti sebuah tirai. Dalam sekejap, semua sosok terkemuka mengulurkan tangan mereka dan mengaktifkan sihir-sihir pertahanan yang kokoh untuk menangkis kekuatan aura pedang penghancur yang mengalir hingga ke tempat mereka berada.     

Pria dari Tanah Suci Taichu itu menatap Ye Futian. Serangan pedangnya telah ditangkis. Sosok pahlawan dari Dunia Kosong ini benar-benar seorang petarung yang tangguh.     

Tentu saja, itu hanyalah pedang pertamanya.     

"Kau lumayan kuat!" Mu Qingke memujinya saat dia berdiri di udara dengan tubuh bermandikan cahaya keemasan. Sepertinya dia mengagumi ilmu pedang yang dikuasai oleh Ye Futian. Teknik Fleeting Divine Sword berhasil menangkis serangannya. Hal ini sangat jarang terjadi.     

Tapi aura pedang di sekelilingnya menjadi semakin kuat, dan cahaya dari Pedang Tai'e di tangannya tampak menerangi langit!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.