Legenda Futian

Kota Jianmu



Kota Jianmu

2Ye Futian dan kelompoknya tidak kembali ke Kota Qianye setelah pergi meninggalkan Sungai Merah. Mereka masih berada di dalam wilayah Kota Naga Merah.      0

Kota utama di Dunia Naga Merah ini sangat luas, dimana ada banyak keajaiban dan tempat kultivasi yang tidak dimiliki oleh dunia Renhuang lainnya. Kota Naga Merah tidak hanya memiliki medan pertempuran seperti Panggung Rising Dragon, tetapi kota ini juga memiliki tempat-tempat untuk berkultivasi lainnya.     

Wilayah yang berada di sebelah barat Dunia Naga Merah adalah tempat yang dituju oleh Ye Futian dan kelompoknya. Ada banyak jalan yang terbentang di hadapan mereka. Jalan-jalan ini terlihat seperti cabang-cabang dari sebuah pohon kuno, yang menyebar ke berbagai tempat di setiap arah. Hawa panas yang samar terpancar dari tempat itu.     

Di setiap jalan kuno itu, banyak orang yang datang dan pergi. Tempat itu dipenuhi dengan para kultivator. Orang-orang di tingkat Saint Plane tampaknya juga berada dimana-mana.     

Ye Futian memandang ke depan lalu dia mendongak untuk menatap ke arah langit. Dia melihat sesuatu seperti sebuah istana yang melayang di udara. Istana itu sangat besar dan menjulang tinggi hingga ke atas langit. Bahkan aura Saint tidak mampu mencapai istana tersebut.     

Sinar matahari bersinar dari atas langit. Di atas istana itu, terlihat burung-burung suci berwarna emas yang sedang terbang dalam pola lingkaran. Kemudian, kobaran api yang menyilaukan mengalir ke bawah, menghasilkan sebuah pemandangan yang menakjubkan.     

Saat disandingkan dengan semua pemandangan itu, Ye Futian dan kelompoknya tampak sangat kecil. Ketika seseorang berjalan melewati mereka dan menginjakkan kaki di salah satu jalan kuno itu, mereka seolah-olah telah melangkahkan kaki di atas sebuah cabang pohon.     

"Apakah ini adalah Pohon Suci Jianmu?" Yi Xiaoshi berbisik. Salah satu dari empat Pohon Suci legendaris di dalam legenda, Pohon Suci Jianmu dapat menghubungkan langit dan bumi. Pohon itu mampu mencapai kedalaman bumi dan menjulang tinggi ke atas langit sehingga langit dan bumi dapat terhubung satu sama lain.     

Setiap cabang dari pohon tersebut berupa sebuah jalan kuno. Jika digabungkan, semua cabang pohon itu membentuk ribuan jalan kuno yang mengarah ke Kota Jianmu, yaitu kota yang terbentang di hadapan mereka.     

Pasukan Naga Merah bertugas menjaga Kota Jianmu. Saat berdiri di atas langit, mereka tampak seperti sebuah pasukan yang berasal dari langit.     

Kota Jianmu adalah sebuah tempat suci untuk berkultivasi. Kota itu juga merupakan salah satu pusat perdagangan terbesar di Kota Naga Merah. Untuk memasuki Kota Jianmu, orang-orang harus membayar dengan batu spiritual dari Jalur Agung. Kalau tidak, mereka tidak memenuhi syarat untuk berkultivasi di Kota Jianmu.     

Selain itu, harga tiket masuknya-pun tidak murah. Mereka yang memiliki tingkat kultivasi relatif rendah tidak akan bisa berkultivasi dalam kurun waktu yang lama di Kota Jianmu. Kalau tidak, Kota Jianmu akan menjadi penuh sesak oleh para kultivator sejak zaman dahulu.     

"Sebaiknya kita merasakannya secara langsung," ujar Ye Futian. Dia berjalan menghampiri Pasukan Naga Merah dan membayar batu spiritual yang diperlukan agar semua anggota kelompoknya bisa masuk ke dalam.     

Kemudian kelompok itu berjalan ke depan dan memasuki sebuah jalan utama di dalam Kota Jianmu. Jalan itu dipenuhi dengan banyak bangunan yang tampaknya tidak jauh berbeda dengan bangunan yang ada di luar. Namun, ketika diperhatikan baik-baik, orang-orang akan melihat sebuah cabang pohon yang kokoh menopang jalan di atasnya.     

Ditambah lagi, terdapat aliran udara yang sangat panas di atas pohon kuno tersebut, seperti napas api dari Jalur Agung.     

"Kota Jianmu menjulang tinggi hingga ke atas langit sekaligus menembus kedalaman tanah, menyerap kobaran api dari Jalur Agung. Semakin tinggi posisi Kota Jianmu, maka semakin makmur pula pusat perdagangan di sana. Banyak pasukan besar telah menempati Kota Jianmu selama bertahun-tahun dan menetap di sini. Semakin mereka terbiasa dengan tempat ini, maka semakin cocok pula tempat ini untuk kultivasi mereka. Rumor mengatakan bahwa, di bagian dasar dari Kota Jianmu, para kultivator Saint Plane dengan kemampuan biasa-biasa saja tidak dapat tinggal di sana tanpa terbakar hingga menjadi abu akibat kobaran api dari Jalur Agung," ujar seseorang yang berada di belakang Ye Futian.     

Sosok yang baru saja berbicara adalah Shen Jun, mantan tuan muda pemimpin kota dari Kota Qianye. Dahulu dia selalu tampil dengan sangat gagah dan elegan, tetapi sekarang dia menjadi lebih pendiam. Saat ini dia bertindak sebagai seorang pemandu bagi Ye Futian dan kelompoknya, memperkenalkan seluk-beluk dari Dunia Naga Merah pada Ye Futian. Bagaimanapun juga, dia dibesarkan di Dunia Naga Merah dan mengetahui lebih banyak hal terkait tempat itu daripada Ye Futian.     

Ye Futian mengangguk pelan, sambil memikirkan kebenaran yang terkandung di dalam Tiga Ribu Dunia dari Jalur Agung.     

Di Dunia Kosong, aura elemen ruang dan waktu menyelimuti tempat itu.     

Aura api di Dunia Naga Merah lebih kuat daripada aura ruang dan waktu yang ada di Dunia Kosong. Dunia Naga Merah ini benar-benar menyerupai sebuah dunia api. Rumor mengatakan bahwa mereka yang mengkultivasi teknik elemen api sangatlah kuat.     

"Ayo kita naik terlebih dahulu," ujar Ye Futian, lalu dia menatap ke arah Luo Fan yang berada di sebelahnya. "Kakak Kelima, mari kita lihat apakah ada kobaran api dari Jalur Agung yang cocok untuk kultivasimu."     

Jumlah metode kultivasi elemen api di Dunia Naga Merah tidak terbatas. Banyak sosok terkemuka telah menempanya menjadi kobaran api dari Jalur Agung yang mengandung kekuatan dari Jalur Agung di dalamnya. Kobaran api ini sangat membantu generasi kultivator di masa depan. Bahkan kobaran api ini bisa ditempa ke dalam tubuh penggunanya secara langsung. Belajar untuk memahami Jalur Divine sangat membantu kultivasi seseorang.     

Meskipun mirip dengan aura pedang Renhuang milik Ye Wuchen, namun kobaran api dari Jalur Agung tidak sekuat aura pedang Renhuang, jadi itu sangat cocok untuk Luo Fan yang masih berada di tingkat Sage Plane.     

Semakin tinggi tingkat kultivasi seseorang, maka mereka akan semakin menyadari bahwa dunia para kultivator sangat tidak adil. Semua ini adalah hal-hal yang tidak terbayangkan di Dunia Bawah, tepatnya di Sembilan Negara. Kalau begitu, bagaimana bisa seseorang membandingkan kecepatan dan batas kultivasi dari setiap kultivator?     

"Aku merasa malu apabila harus menyusahkan adik juniorku untuk mengeluarkan uang demi kepentinganku," ujar Luo Fan.     

"Tepat sekali. Bagaimanapun juga, adik juniormu ini juga miskin. Kalau begitu, sebaiknya kita kembali saja," ujar Ye Futian dengan nada bercanda.     

"Eh..." Luo Fan menatap Ye Futian dengan terkejut. Dia tidak menyangka akan menerima tanggapan seperti itu darinya.     

"Kita semua adalah kakak-beradik dari guru yang sama. Saling membantu adalah suatu hal yang biasa. Karena adik juniorku ini sangat tulus, maka aku akan menerima bantuanmu dengan senang hati." Luo Fan memeluk bahu Ye Futian, sambil mengutuknya dalam hati karena begitu pelit pada kakak seniornya sendiri.     

Sang kakak senior jelas tidak seberuntung adik juniornya.     

"Tentu saja, jika ada sesuatu yang menarik perhatianmu, pilihlah apa-pun yang kau inginkan. Oh ya, pilihlah hadiah untuk Nona Xuan juga," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Dia sudah pernah bercanda tentang hal ini sebelumnya.     

"Luar biasa. Jangan lupakan betapa baiknya aku memperlakukanmu saat kau masih muda!" Luo Fan berseru sambil mengacungkan jempol.     

Ye Futian tampak bingung. Ketika dia masih muda?     

Baiklah, mungkin usia 18 atau 19 tahun dapat dianggap sebagai 'muda'.     

"Apakah kau mengetahui tempat yang bagus?" tanya Ye Futian pada Shen Jun.     

"Tingkat seperti apa yang kau inginkan?" Shen Jun balik bertanya.     

"Yang terbaik," jawab Ye Futian. Kedua mata Luo Fan langsung berbinar. Ketika dia memandang ke arah Ye Futian, dia berpikir bahwa adik juniornya ini terlihat lebih tampan dari sebelumnya.     

"Jalan Api Surgawi di Kota Jianmu adalah tempat paling terkenal untuk perdagangan api. Bahkan kobaran api tingkat Nirvana juga ada di sana. Kobaran api tingkat Renhuang bahkan pernah muncul di sana," ujar Shen Jun.     

Ye Futian mengangguk. "Kalau begitu, ayo kita pergi ke Jalan Api Surgawi."     

"Baiklah, kalau begitu kita harus bergegas." Shen Jun mengangguk. Kemudian tubuhnya melesat ke depan saat dia memandu jalan. Ye Futian dan kelompoknya mengikuti Shen Jun dari belakang. Mereka semua bepergian dengan cepat saat mereka menyusuri Kota Jianmu.     

Kota Jianmu dianggap sebagai sebuah kota yang terkenal karena suatu alasan tertentu. Karena seluruh area terbentang dari atas langit hingga kedalaman tanah, Kota Jianmu jauh lebih besar daripada kota-kota seperti Kota Qianye. Oleh karena itu, orang-orang bisa membayangkan betapa besarnya pohon kuno yang menghubungkan langit dan bumi ini, apalagi pohon ini masih terus bertumbuh.     

Jalan Api Surgawi adalah sebuah alun-alun yang luas dimana banyak kultivator berkumpul untuk berdagang di sana.     

Ada banyak toko di alun-alun tersebut dan sebagian besar di antaranya dibangun semi-permanen oleh para kultivator. Di luar toko-toko ini terdapat papan-papan petunjuk yang menampilkan barang-barang apa saja yang tersedia untuk diperdagangkan. Tentu saja, ada juga beberapa toko berukuran besar dan dibangun secara permanen yang digunakan untuk perdagangan jangka panjang.     

Contohnya adalah Menara Api Surgawi di Jalan Api Surgawi, yang merupakan milik pasukan besar dengan banyak Kobaran Api dari Jalur Agung yang tak ternilai harganya di dalamnya.     

Saat ini, banyak kultivator telah berkumpul di Menara Api Surgawi. Ye Futian dan kelompoknya baru saja tiba di sana. Terdapat banyak tungku api di dalamnya, dimana semua tungku itu berisi Kobaran Api dari Jalur Agung. Di atas tungku-tungku tersebut, nama Kobaran Api dari Jalur Agung, tingkatannya, dan kemampuannya tercantum dengan sangat rinci.     

Kultivasi elemen api di Dunia Naga Merah dianggap sebagai lambang dari Wilayah Naga Merah. Kualitas dan tingkatan kobaran api di sini jauh lebih baik daripada di tempat-tempat lainnya.     

"Api Ungu, Kobaran Api Jalur Agung tingkat Flawless Holiness kelas menengah, memiliki daya serang yang agresif dengan kemampuan yang kuat untuk menghancurkan pertahanan." Ye Futian menatap ke arah sebuah tungku api. Di dalamnya, terdapat kobaran api berwarna ungu yang mengeluarkan suara mendesis yang keras. Percikan petir bisa terlihat di dalam kobaran api tersebut.     

Setelah para kultivator memasuki Saint Plane, jika mereka berspesialisasi dalam elemen api, mereka dapat menempa kobaran api dari Jalur Agung milik mereka sendiri, kemudian memadatkannya, melipatgandakan kekuatannya, dan memurnikan kobaran api tersebut sehingga dapat mengandung Ilmu Pedang yang kuat di dalamnya.     

"Api Emas, Kobaran Api Jalur Agung tingkat Flawless Holiness kelas atas, memiliki daya serang yang agresif dengan kemampuan untuk melelehkan apa-pun. Cocok digunakan untuk melancarkan serangan, menempa baju zirah.." Di tungku api lainnya, kobaran api berwarna emas tampak bersinar terang, menerangi tungku api itu dengan kobaran api keemasan yang sangat menyilaukan.     

"Kobaran api ini akan lebih cocok digunakan untuk Gongsun Xuan, tetapi dia berasal dari Lembah Awan Suci. Tampaknya, Kobaran Api Jalur Agung tingkat ini tidak akan begitu membantunya," bisik Ye Futian. Latar belakang dari keluarga Gongsun Xuan menunjukkan bahwa dia memiliki sumber daya spiritual yang luar biasa.     

Selain itu, kakeknya telah mencapai Nirvana Plane. Kobaran api yang dimilikinya dapat ditempa menjadi Kobaran Api tingkat Nirvana.     

"Kobaran Api Jalur Agung di area ini dibuat secara manual. Sementara Kobaran Api Jalur Agung di area lainnya terbentuk secara alami," Shen Jun menjelaskan. Tentu saja, tidak ada keuntungan atau kerugian yang menonjol untuk memilih di antara keduanya. Pada akhirnya semuanya bergantung pada orang yang memurnikan kobaran api tersebut serta kekuatan pembentukan alaminya.     

Ye Futian dan kelompoknya terus melanjutkan pencarian mereka untuk menemukan Kobaran Api Jalur Agung yang lebih kuat.     

Tidak lama kemudian, mereka menemui tungku api lainnya. Di dalam tungku api itu, kobaran apinya tampak redup dan suram seperti sebuah bayangan.     

"Api Bayangan, Kobaran Api Jalur Agung tingkat Nirvana kelas menengah. Memiliki kekuatan penghancur yang kuat. Kemampuannya dalam membakar dan menghancurkan roh diberikan oleh Saint Nether," Itulah penjelasan yang terukir di bagian luar tungku tersebut. Saat Ye Futian berjalan melewati Menara Api Surgawi, dia bisa merasakan sebuah getaran dan mulai tertarik akan sesuatu.     

Kobaran api di sini terlalu kuat. Sebagai perbandingan, Kobaran Api Jalur Agung tingkat Flawless Holiness tampaknya tidak begitu berharga di sini.     

Pada kenyataannya, Ye Futian juga berkultivasi dalam teknik elemen api. Tidak hanya elemen api, dia juga mengkultivasi berbagai macam kemampuan lainnya dan memahami semua jenis aura.     

Namun, karena banyak kemampuan yang dibatasi oleh kekuatan magis, semua kemampuan itu tidak cukup kuat. Faktanya, tidak ada kekuatan atau kelemahan yang mutlak di antara berbagai jenis aura. Semua jenis aura dapat dikultivasi ke tingkat tertinggi. Ye Futian bertanya-tanya apakah dia sebaiknya membeli beberapa kobaran api untuk kultivasinya sendiri.     

"Kakak senior, pilihlah yang cocok untukmu," ujar Ye Futian pada Luo Fan. Kobaran api yang lebih kuat pada umumnya memang lebih baik, namun tetap saja kobaran api itu perlu menyesuaikan dengan kemampuan Luo Fans untuk berkultivasi agar dapat bekerja secara efektif.     

Misalnya, bagi mereka yang memiliki latar belakang keluarga yang luar biasa, jika leluhur mereka telah mengkultivasi jenis kobaran api tertentu, atau bahkan mewariskannya ke dalam Roh Kehidupan, maka keturunannya dapat mewarisinya dalam bentuk pemahaman, yang jauh lebih memudahkan mereka dalam mengkultivasi kobaran api tersebut.     

"Orang yang diberi tidak boleh pilih-pilih. Aku akan langsung memilih," ujar Luo Fan dengan santai. Namun, aksinya cukup cekatan. Dalam sekejap dia menunjuk ke sebuah kobaran api dan berkata, "Itu saja."     

Ye Futian melihat tingkatan dari kobaran api yang diinginkan oleh kakak seniornya dan tertegun sejenak. Kemudian dia berkata, "Kakak senior, kau benar-benar akan membuatku jatuh miskin!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.