Legenda Futian

Lelaki Tua Misterius



Lelaki Tua Misterius

2Luo Fan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Ye Futian dan menyeringai, lalu dia menepuk-nepuk bahu adik juniornya. Kemudian dia berkata, "Lagipula kita adalah keluarga, bukan? Bukankah ini juga demi Kakak Kedua, huh?"     1

"Benarkah begitu?" Zhuge Mingyue tersenyum dengan malu-malu pada Luo Fan, yang membuatnya merinding saat dia tersenyum. Sambil berusaha bersikap biasa saja, dia berkata, "Tentu saja."     

"Tidak usah mempedulikannya, adik junior," ujar Zhuge Mingyue, sambil memandang kobaran api yang dimaksud. Meskipun Ye Futian baru-baru ini menjadi kaya raya, namun tingkatan dari kobaran api itu begitu tinggi sehingga harganya benar-benar akan membuatnya rugi.     

"Kakak Kedua, apakah kau perlu bertindak pilih kasih secara terang-terangan seperti itu?" ujar Luo Fan dengan ekspresi murung di wajahnya.     

"Sekarang kau mengetahui jawabannya," ujar Zhuge Mingyue sambil tersenyum saat dia melihat ekspresi sedih di wajah Luo Fan. Namun, Ye Futian tersenyum dan bertanya, "Berapa harga untuk kobaran api ini, senior?"     

"Kobaran api ini tidak bisa dibeli dengan menggunakan batu spiritual dan hanya dapat ditukar dengan sesuatu yang bernilai sama, seperti metode kultivasi tingkat Nirvana, peralatan ritual, dan sejenisnya," ujar Tetua yang menjaga kobaran api tersebut. Ye Futian tersenyum, dia mengira transaksi ini akan berjalan dengan mudah. Bahkan jika dia mampu membayar kobaran api itu dengan menggunakan batu spiritual, tetap saja dia akan mengalami kesulitan.     

"Bagaimana pendapat anda tentang teknik pedang ini?" Ye Futian mengirimkan seberkas aura Saint dari alisnya pada sang Tetua. Dalam sekejap, proyeksi dari Pedang Kasyapa memasuki pikiran dari sang Tetua. Tetua itu memeriksanya sejenak lalu berkata, "Teknik itu tidak buruk. Namun, itu bukanlah sesuatu yang benar-benar unik. Aku berasumsi bahwa kau telah sering menggunakannya untuk pertaruhan, jadi aku tidak bisa menerimanya."     

Pedang Kasyapa dianggap sebagai teknik pedang terbaik di Dinasti Dali. Teknik itu bahkan dianggap memiliki tingkat yang sangat tinggi di Dunia Naga Merah. Jika berbicara tentang barter, nilainya seharusnya memadai untuk ditukar dengan kobaran api tersebut.     

"Sepertinya anda telah salah sangka, senior. Teknik pedang itu benar-benar berada di tingkat Nirvana. Walaupun Pedang Kasyapa bukanlah sesuatu yang unik dan dapat ditemukan di tempat lain, saya juga dapat mengatakan hal yang sama pada Api Pelahap itu. Saya yakin para kultivator senior yang terlatih dalam seni semacam itu dapat menciptakannya berulang kali," ujar Ye Futian.     

"Kau telah melihat sendiri tingkatan dari Api Pelahap itu—tingkat Nirvana. Kobaran api itu dibuat oleh seorang kultivator yang berada di puncak Nirvana Plane, yang membutuhkan sedikit kekuatan spiritual untuk membuatnya. Apakah kau pikir seseorang dengan tingkat seperti itu akan membuat kobaran api sekuat itu berulang kali untuk dijual? Ditambah lagi, bagaimana jika orang lain berhasil mengetahui cara kerjanya?" Tetua itu melanjutkan kata-katanya, "Semakin tinggi tingkat dari Kobaran Api Jalur Agung, maka semakin sulit pula untuk dikuasai. Aku membutuhkan metode kultivasi dengan tingkat yang sama untuk ditukarkan dengan kobaran api tersebut. Kalau tidak, sebaiknya kau mencari kobaran api di tempat lainnya, tuan."     

Ye Futian merasa tidak bisa berkata-kata saat dia memandang ke arah Tetua yang keras kepala itu. Dia mengetahui bahwa apa yang dikatakannya memang benar adanya, tetapi transaksi itu bergantung pada pihak mana yang lebih membutuhkan. Tetua itu tidak terburu-buru untuk menjual kobaran api tersebut, dan kultivator lain juga ingin mendapatkannya. Kecuali jika ada permintaan dalam jumlah besar untuk kobaran api tersebut, Tetua itu tidak akan berani bernegosiasi dengan cara seperti itu. Jika Ye Futian mendirikan toko yang menjual metode kultivasi di tingkat setinggi itu, dia juga akan menetapkan penawaran yang sama seperti Tetua itu.     

Dengan pemikiran seperti itu, Ye Futian tampaknya telah menemukan sebuah cara untuk menjadi kaya raya.     

Namun, di tingkat Plane miliknya saat ini, jika dia memperdagangkan metode kultivasi tingkat Nirvana secara sembrono, mungkin dia juga akan menjadi incaran para kultivator lainnya.     

Mengapa repot-repot melakukan perdagangan jika seseorang dapat mengambil apa yang mereka inginkan dengan paksa?     

Bagaimanapun juga, Dunia Naga Merah adalah sebuah tempat yang sebagian besar wilayahnya tidak memiliki hukum.     

"Baiklah, ayo kita pergi ke tempat lainnya," ujar Luo Fan, sudah jelas dia merasa frustrasi.     

"Kalau begitu, bagaimana menurut anda tentang metode kultivasi ini, senior?" Xia Qingyuan menimpali dari samping. Kemudian dia mengirimkan aura Saint ke dalam pikiran sang Tetua. Kemudian Tetua itu mengangguk dan berkata, "Kalian bisa mengambil kobaran api ini dengan menukarkan dua metode kultivasi yang kalian tawarkan."     

"Sepakat." Xia Qingyuan mengeluarkan metode kultivasi yang baru saja dia tawarkan dan memandang ke arah Ye Futian, yang kemudian mengeluarkan salinan metode Pedang Kasyapa dan menyerahkannya pada sang Tetua. Tetua itu memeriksa kedua metode kultivasi yang dia terima, kemudian dia mengangguk, sambil menyerahkan tungku api itu pada Ye Futian. Dia berkata, "Tungku api itu sendiri adalah salah satu dari tungku api terbaik. Jika tidak, tungku itu pasti telah meleleh akibat kekuatan dari Kobaran Api Jalur Agung di dalamnya. Kalian semua telah mendapatkan penawaran yang cukup murah denganku."     

Ye Futian mengambil tungku itu dan menyerahkannya pada Luo Fan sebelum dia menoleh ke arah Xia Qingyuan. Dia berkata, "Terima kasih, Puteri. Sebenarnya saya masih memiliki metode kultivasi lainnya yang dapat ditawarkan."     

Ada banyak metode kultivasi yang dapat ditemukan di Aula Teratai Emas di Istana Kaisar Xia, tetapi metode-metode kultivasi di tingkat teratas disimpan dalam koleksi pribadi oleh istana kekaisaran. Bahkan jika dia telah melihat metode-metode itu, dia tidak mungkin menggunakannya dalam transaksi seperti ini. Namun, jika Xia Qingyuan yang melakukannya, maka tentu saja hal itu tidak akan menjadi masalah.     

"Tidak masalah. Hasil akhirnya akan tetap sama," ujar Xia Qingyuan dengan nada datar. Tetua itu memandang mereka berdua dan berspekulasi tentang identitas dari keduanya.     

Puteri?     

Tetapi kembali lagi, berbagai macam individu dapat ditemukan di Kota Naga Merah. Bagaimanapun juga, tempat itu adalah kota terbesar dan terbaik di Wilayah Naga Merah.     

Luo Fan menatap ke arah Ye Futian, dia merasa terkesan dengan kemampuan dari adik juniornya, yang berada jauh di atas kemampuannya sendiri.     

Dia merasa yakin bahwa dia tidak akan bisa menyamainya     

"Ye Futian," tiba-tiba seseorang memanggil namanya. Ye Futian berbalik dan melihat seseorang yang dikenalnya.     

Ye Futian segera mengingat siapa identitas dari pria tersebut. Dia adalah pria yang telah bertarung melawan Yu Sheng, Wuchen, dan yang lainnya dalam Pertempuran Sleeping Dragon—Zhuo Xu dari Klan Api Hitam. Dia adalah penduduk asli dari Kota Naga Merah.     

Zhuo Xu menatap ke arah Ye Wuchen. Mereka yang telah dikalahkan oleh Ye Wuchen di masa lalu telah menjadi Saint di Pertempuran Sungai Merah.     

Ye Futian mengangguk sambil tersenyum, dia tidak ingin mengajaknya berbincang-bincang. Kemudian Zhuo Xu memandang ke arah kobaran api yang disimpan oleh Luo Fan. Sebenarnya, Zhuo Xu sudah lama menginginkan Api Pelahap tersebut. Dia ingin menempanya untuk memperkuat kobaran api-nya sendiri. Namun, keluarganya tidak akan memberinya dua metode kultivasi tingkat atas untuk menukarnya dengan kobaran api tersebut. Sejak awal Kobaran Api Jalur Agung milik mereka sudah sangat kuat, jadi mereka enggan untuk menyetujui pengeluaran seperti itu.     

"Ye Futian, Pemimpin dari Kota Qianye?" Banyak orang mengalihkan perhatian mereka pada Ye Futian dengan penuh rasa ingin tahu. Setelah pertempuran antara Kota Li dan Kota Qianye berakhir, begitu pula dengan Pertempuran Sungai Merah, pemimpin dari Kota Qianye menjadi cukup terkenal. Tentu saja, ketenarannya tidak bisa dibandingkan dengan Yu Sheng, yang telah mengarahkan jalannya Pertempuran Sungai Merah dengan kekuatannya sendiri.     

Pertempuran antara dua kota adalah sebuah peristiwa besar yang melibatkan dua dunia Renhuang di dalamnya. Namun, perhatian orang-orang terhadap pertempuran seperti itu tidak bisa dibandingkan dengan Pertempuran Sungai Merah. Pertempuran itu memungkinkan sang pemenang untuk bergabung dengan Istana Regional. Ditambah lagi, Pertempuran Sungai Merah selama ini diselenggarakan di Kota Naga Merah.     

"Kami akan melihat-lihat di tempat lainnya," ujar Ye Futian saat dia berjalan keluar dari Menara Api Surgawi.     

Namun, masih ada banyak orang di sekitar mereka yang ingin melihatnya. Beberapa orang terdengar mengatakan, "Ye Futian sempat terlibat dalam perdebatan dengan Xing Kai di Pertempuran Sungai Merah. Sangat disayangkan bahwa mereka tidak bertarung satu sama lain."     

"Yu Sheng memiliki bakat yang tidak tertandingi. Namun, sepertinya dia seringkali mematuhi perintah dari pria ini. Bagaimana jika Ye Futian dibandingkan dengan seorang iblis seperti Yu Sheng?" Banyak orang membicarakan tentang hal ini. Banyak pula kultivator di Jalan Api Surgawi yang mengalihkan perhatian mereka pada Ye Futian.     

Xing Kai dari Kota Kekaisaran Kuno adalah sosok yang sangat terkenal, bahkan di Kota Naga Merah.     

Di masa depan, Xing Kai akan menjadi salah satu sosok terkemuka di Dunia Naga Merah.     

Ditambah lagi, sang Pelayan Kesembilan, pemimpin dari Kota Kekaisaran Kuno, juga merupakan sosok legendaris. Dia disebut-sebut sebagai pemimpin kota nomor satu—dengan mengesampingkan Kota Naga Merah.     

Namun, Ye Futian tidak peduli dengan komentar orang-orang di sekitarnya. Orang-orang dari klan terkenal sudah biasa terlihat di tempat-tempat seperti Kota Naga Merah. Misalnya, Zhuo Xu adalah keturunan dari seorang Renhuang, namun orang-orang tidak akan menaruh perhatian padanya dalam waktu lama.     

"Apakah kau sedang mencari Kobaran Api Jalur Agung, kawanku?" tiba-tiba seseorang bertanya, yang menyebabkan Ye Futian berbalik. Seorang lelaki tua sedang mendirikan sebuah kios di tengah-tengah Jalan Api Surgawi yang begitu ramai, membuatnya terlihat menonjol di antara kerumunan orang.     

Aura dari lelaki tua itu tampak sangat lemah. Tingkatan dari kobaran api yang dia jual di kiosnya semuanya sangat rendah. Tidak ada satu-pun pengunjung yang menaruh perhatian padanya.     

Ye Futian tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, "Saya memang sedang mencari Kobaran Api Jalur Agung. Mengapa anda menanyakan hal itu pada saya, tuan?"     

"Aku menjual beberapa kobaran api di sini." ujar lelaki tua itu, sambil memberi isyarat pada kelompok Ye Futian untuk menghampiri kiosnya.     

Ye Futian memandang kobaran api yang dijual di kios lelaki tua itu. Mereka seperti sedang membandingkan antara emas dan kotoran saat dia memikirkan kualitas dari kobaran api yang dijual di Menara Api Surgawi. Tidak ada gunanya membandingkan barang dagangan dari keduanya.     

Namun, Ye Futian tetap berjalan menghampiri lelaki tua itu dan berkata, "Tampaknya tingkatan dari semua kobaran api ini relatif rendah. Kobaran api seperti ini tidak akan berguna bagi kultivasi teman-teman saya."     

"Jika kau mencari kobaran api tingkat tinggi, aku memang memilikinya, tetapi aku tidak tahu apakah kau berani mengambilnya atau tidak," ujar lelaki tua itu pada Ye Futian sambil tersenyum.     

Ye Futian menatap ke arah lelaki tua itu dan dia menyadari betapa waspadanya tatapan mata dari sang lelaki tua. Meskipun lelaki tua itu tampak lemah dan memiliki aura yang biasa-biasa saja, Ye Futian dapat menebak bahwa lelaki tua itu sangat mahir dalam menyembunyikan kemampuannya yang sesungguhnya.     

Lelaki tua ini sudah duduk di sana dengan tenang sebelumnya tanpa ada seorang-pun yang mempedulikannya. Dia juga tidak berusaha mengganggu siapa-pun. Hal itu membuat Ye Futian bertanya-tanya mengapa lelaki tua itu memutuskan untuk memanggilnya.     

"Jika harganya masuk akal, saya tidak keberatan untuk membelinya," ujar Ye Futian.     

"Kau dapat memilikinya secara gratis." Lelaki tua itu tersenyum lebar. Giginya berwarna kuning dan tidak enak dipandang mata.     

Ye Futian tampak semakin bingung.     

Gratis?     

Ada banyak situasi dimana barang-barang yang gratis ternyata adalah barang-barang yang paling mahal harganya. Penjualnya seringkali meminta pembayaran dalam bentuk lain.     

"Apa persyaratan yang anda miliki, tuan?" tanya Ye Futian.     

"Tidak ada." Lelaki tua itu menggelengkan kepalanya.     

Ye Futian merasa bingung. Dia tidak bisa membaca jalan pikiran dari lelaki tua itu.     

"Itu sebabnya aku bertanya apakah kau berani mengambilnya!" ujar lelaki tua itu dengan meninggikan suaranya.     

"Saya tidak ingin mengambil risiko dengan sesuatu yang tidak saya ketahui," ujar Ye Futian, sambil membungkuk hormat pada lelaki tua itu. "Kalau begitu saya pergi dulu."     

Lelaki tua itu tampak sangat misterius. Ye Futian berpikir bahwa sebaiknya dia harus berhati-hati di tempat seperti Kota Jianmu.     

"Apakah kau yakin tidak menginginkannya?" tiba-tiba terdengar sebuah suara dengan aura yang mengerikan di dalamnya, bergema ke seluruh penjuru Jalan Api Surgawi. Hawa panas yang dipancarkan membuat semua orang berbalik dalam sekejap.     

Ye Futian tidak terkecuali. Dia melihat lelaki tua itu memegang sebuah bola Kobaran Api Jalur Agung yang bersinar terang. Cahaya yang dipancarkan tampak berbeda dengan sinar matahari yang bersinar dari atas langit. Selain itu, kawanan Gagak Emas Berkaki Tiga di atas langit Kota Jianmu memekik dengan keras.     

Lelaki tua itu langsung menyimpan kembali kobaran api tersebut, sambil tersenyum pada Ye Futian. Kemudian dia berkata, "Aku akan memberikannya secara gratis padamu. Apakah kau berani mengambilnya?"     

"Kobaran Api Jalur Agung tingkat Renhuang." Ye Futian menatap ke arah lelaki tua itu, kemudian dia mengamati situasi di Jalan Api Surgawi. Tatapan mata semua orang kini tertuju ke arahnya dalam sekejap. Lelaki tua yang sebelumnya sama sekali tidak dipedulikan oleh orang-orang tiba-tiba menarik perhatian semua orang di area tersebut.     

Kobaran Api Jalur Agung itu diberikan padanya secara gratis.     

Tatapan mata semua orang tampak berbinar, termasuk Ye Futian. Namun, kobaran api dengan tingkat seperti itu akan sulit untuk dikuasai.     

Tidak mengherankan apabila lelaki tua itu bertanya padanya apakah dia berani mengambilnya.     

Satu hal yang tidak dapat dia pahami adalah mengapa lelaki tua itu mencoba memberikan kobaran api itu padanya secara gratis.     

Sudah jelas mereka tidak saling mengenal satu sama lain.     

"Aku akan mengambilnya," ujar Ye Futian. Jika lelaki tua itu mengatakan bahwa dia bersedia memberikan kobaran api tingkat Renhuang itu secara gratis, maka semuanya bergantung pada Ye Futian untuk memilih bagaimana memanfaatkan kobaran api tersebut. Jika dia tidak dapat menyimpannya, dia akan menjualnya kembali.     

Dia berjalan ke depan tanpa ragu-ragu, sementara orang-orang di sekitarnya mengikutinya, mereka merasa khawatir bahwa lelaki tua itu merencanakan sesuatu yang berbahaya.     

Namun, lelaki tua itu hanya memasukkan kobaran api itu ke dalam tungku dan menyerahkannya pada Ye Futian, yang langsung menerimanya. Kemudian dia memandang ke arah lelaki tua itu dan berkata, "Karena anda telah mengatakan bahwa anda memberikannya pada saya, maka saya berhak untuk memutuskan apa yang akan saya lakukan terhadap kobaran api itu, bukan?"     

"Tentu saja, aku tidak akan melarangmu jika kau hendak memberikan kobaran api itu pada orang lain. Aku hanya ingin kau bersedia mengambilnya dariku." Lelaki tua itu menatap Ye Futian sambil tersenyum lebar. Sikap dari lelaki itu membuat Ye Futian merasakan firasat buruk.     

Kemudian lelaki tua itu mengayunkan tangannya dan menyimpan kembali seluruh bagian kiosnya sebelum dia menghilang dalam sekejap.     

Begitu lelaki tua itu pergi, banyak aura yang tangguh dikerahkan menuju Ye Futian. Ye Futian mengerutkan keningnya dan berpikir bahwa kobaran api itu memang akan sulit untuk dimiliki.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.