Legenda Futian

Pertempuran Antara Dua Wanita



Pertempuran Antara Dua Wanita

1Kota Jianmu adalah wilayah kekuasaan dari Klan Xi, yang menunjukkan bahwa Xia Qingyuan dan kelompoknya berada pada situasi yang kurang menguntungkan.      0

Itulah sebabnya Xi Chan berani menuntut mereka secara paksa dan bersikeras untuk menahan mereka di Kota Jianmu.     

Namun, sementara pasukan dari dunia Renhuang asing tidak boleh bertindak sesuka hati mereka di Kota Naga Merah, pasukan yang berasal dari Kota Naga Merah juga tidak berani bertindak gegabah.     

Namun Xia Qingyuan sama sekali tidak terpengaruh dan menjawab dengan tegas, "Banyak orang di Jalan Api Surgawi ikut menyaksikan apa yang telah terjadi secara langsung—kobaran api itu diberikan pada kami oleh seorang lelaki tua. Jika kau bersikeras untuk menuntut kami mengembalikan kobaran api itu, maka bawalah lelaki tua itu kemari. Jika dia menyuruh kami untuk menyerahkan kobaran api itu, maka kami akan menuruti perintahnya tanpa ragu-ragu. Sedangkan untuk kalian, kami tidak mendapatkan kobaran api itu dari kalian. Apakah kalian benar-benar berpikir bahwa kami akan menyerahkan kobaran api itu pada kalian hanya karena kalian mengatakan bahwa kobaran api itu milik kalian?"     

Jika orang-orang ini berbicara pada mereka secara baik-baik dan membuktikan bahwa kobaran api itu memang milik mereka, Ye Futian dan kelompoknya akan mempertimbangkan untuk mengembalikan kobaran api itu pada mereka. Namun, mereka tidak akan menyerahkan kobaran api itu hanya karena pihak lawan mengatakan bahwa kobaran api itu milik mereka.     

Ditambah lagi, orang-orang ini langsung melancarkan serangan begitu mereka tiba di sana dan telah bertindak sangat kasar serta memberikan tuntutan secara paksa. Mereka juga menyatakan niat mereka untuk menangkap kelompok Ye Futian secara terang-terangan.     

Karena itulah, tidak mungkin bagi pihak Ye Futian untuk menyerahkan kobaran api itu begitu saja pada pihak lawan.     

Kedua belah pihak menemui jalan buntu untuk waktu yang cukup lama, tidak ada satu-pun dari mereka yang berniat untuk mengalah.     

Kedua wanita itu—Xi Chan dan Xia Qingyuan—adalah kultivator yang sangat kuat.     

Tidak lama kemudian, sekelompok orang lainnya mendekati mereka. Kelompok itu memancarkan aura yang sangat kuat dan mereka mengenakan jubah naga merah, yang membuat semua orang bisa menebak bahwa mereka adalah bagian dari Pasukan Naga Merah dan mereka bertugas untuk menjaga ketertiban di Kota Jianmu.     

Kota Jianmu adalah bagian dari Kota Naga Merah. Di dalam wilayah Kota Naga Merah, Pasukan Naga Merah bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian.     

Sebuah pertempuran telah terjadi di sana dan langsung menarik perhatian mereka.     

"Komandan Mu." Xi Chan membungkuk hormat pada pemimpin dari pasukan tersebut. Sudah jelas dia mengenal sang komandan. Pasukan Naga Merah di Kota Jianmu telah ditempatkan di sana selama bertahun-tahun. Terdapat sembilan letnan dan dua komandan. Komandan Mu adalah salah satu dari keduanya. Dia ditugaskan untuk menjaga daerah atas dari Kota Jianmu.     

"Apa yang telah terjadi?" tanya Komandan Mu sambil memandang kedua belah pihak yang saling berhadapan.     

Satu sosok tiba dalam sekejap dan melaporkan pada sang komandan apa yang telah terjadi di sana.     

Kemudian Komandan Mu menatap ke arah Ye Futian dan kelompoknya setelah mengetahui siapa identitas mereka. Rumor mengatakan bahwa Yu Sheng dari Kota Qianye telah memasuki Istana Regional setelah mengalahkan semua kultivator yang berada di sana. Suatu hari nanti, dia bisa menjadi salah satu komandan dari Kota Naga Merah.     

Dia memiliki peluang cukup besar untuk bergabung dengan jajaran anggota dari Pasukan Naga Merah suatu hari nanti.     

"Xi Chan, bagaimana cara Klan Xi untuk membuktikan bahwa kobaran api itu memang milik kalian?" tanya Komandan Mu sambil memandang ke arah Xi Chan. "Bagaimana bisa Klan Xi memiliki kobaran api tersebut?"     

"Komandan Mu, Kobaran Api Jalur Agung itu memang milik Klan Xi." Pada saat itu, satu sosok muncul di udara. Dalam sekejap, aura api menyebar di udara. Satu sosok legendaris telah muncul di sana, dia tampak menyilaukan seperti matahari di atas langit.     

Sepertinya dia memiliki matahari di punggungnya. Sosoknya tampak sangat menyilaukan dan nyaris mustahil untuk melihatnya dengan jelas.     

Itu adalah Saint Jiuyang dari Klan Xi. Namun, sosok ini mungkin hanya sekedar proyeksi dari auranya alih-alih tubuhnya yang sesungguhnya.     

Komandan Mu memandang ke arah bayangan yang tampak nyata itu dan berkata, "Tidak pernah ada seorang Renhuang di antara jajaran anggota dari Klan Xi, Jiuyang. Kobaran api itu berada di tingkat Renhuang, sehingga kobaran api itu pasti didapatkan dari tempat lain. Menurutku, tidak akan ada seorang-pun yang rela memperdagangkan kobaran api itu tanpa alasan yang jelas."     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa dugaan Komandan Mu terkait asal-usul dari kobaran api tersebut memang masuk akal.     

Saint Jiuyang mengerutkan keningnya.     

Kemudian Komandan Mu memandang ke arah Xia Qingyuan dan bertanya, "Klan Xi mengatakan bahwa kobaran api itu adalah milik mereka. Apakah kau bersedia mengembalikannya?"     

"Tidak," Xia Qingyuan menjawab dengan tegas.     

"Baiklah." Komandan Mu mengangguk.     

"Satu pihak ingin mengambil kobaran api itu sementara pihak lainnya menolak untuk menyerahkannya. Kalau begitu, Klan Xi memiliki kebebasan untuk mengambil kobaran api itu secara paksa, tetapi jangan menimbulkan keributan terlalu besar di Kota Jianmu. Selain itu, jika kalian saling bertarung di masa depan karena kobaran api tersebut, Pasukan Naga Merah tidak akan ikut campur dalam urusan di antara kalian. Kedua belah pihak bebas untuk bertindak sesuka hati kalian."     

Kota Naga Merah memiliki peraturan yang melarang pembunuhan dilakukan secara brutal. Pada kenyataannya, Kota Naga Merah adalah kota paling aman di Dunia Naga Merah karena kota itu adalah satu-satunya tempat dimana peraturan ditegakkan dengan tegas. Hal itu terjadi karena semua peraturan tersebut telah ditetapkan oleh Kaisar Naga Merah secara pribadi, sehingga semua orang harus mematuhinya.     

Siapa-pun yang melanggar peraturan itu akan ditindak tegas oleh Pasukan Naga Merah. Namun pada saat ini, Pasukan Naga Merah berada di sana hanya untuk menengahi konflik di antara kedua belah pihak. Karena tidak ada satu-pun pihak yang berminat untuk berkompromi, maka sang komandan memutuskan untuk membiarkan mereka menangani konflik itu dengan cara mereka sendiri.     

Saint Jiuyang menatap orang-orang yang berada di bawahnya hingga tatapan matanya tertuju pada Xia Qingyuan. "Jika sebuah konflik terjadi di antara anggota kalian, maka tidak ada satu-pun dari kami yang akan mendapat keuntungan dari hal tersebut. Apa persyaratan yang kalian ajukan untuk bersedia mengembalikan kobaran api itu pada kami?"     

Kobaran api itu sangat penting bagi mereka. Itu lebih dari sekedar kobaran api yang ditinggalkan oleh seorang Renhuang.     

Jika kobaran api itu hanyalah sesuatu yang ditinggalkan oleh seorang Renhuang, maka Saint Jiuyang tidak perlu repot-repot muncul di sini.     

"Karena kalian berusaha menangkap kami secara paksa, maka kami tidak akan mengembalikan kobaran api tersebut." Xia Qingyuan memandang ke arah Saint Jiuyang dengan tatapan dingin. Jika dia adalah sosok terkemuka yang tidak tergabung dalam pasukan mana-pun, dia akan sulit untuk diatasi. Namun, karena dia adalah bagian dari klan terkemuka, maka dia tidak akan berani mengambil tindakan terhadap Xia Qingyuan.     

"Menangkap kalian secara paksa, huh?" Saint Jiuyang memandang ke arah Xia Qingyuan dan berkata, "Xi Chan."     

"Ya, tuan." Xi Chan menatap ke arah Saint Jiuyang.     

"Jika Puteri Xia berpikir bahwa kita hanya berusaha menindas mereka, sebaiknya kau bertarung melawannya. Lagipula kau berada di tingkat Plane yang sama dengannya." Kemudian Saint Jiuyang berkata, "Puteri Xia, jika Xi Chan menang, kau harus mengembalikan Kobaran Api Jalur Agung itu. Jika kau menang, maka Klan Xi tidak akan pernah meminta kobaran api itu lagi, dan aku akan menyuruh Xi Chan meminta maaf atas tindakannya yang tidak sopan. Bagaimana menurutmu?"     

Jika Xia Qingyuan dan kelompoknya tidak berasal dari Dunia Kaisar Xia, Saint Jiuyang tidak akan repot-repot bersikap sesopan ini. Dia akan langsung bertarung melawan mereka saat itu juga.     

Tentu saja, jika hal seperti itu benar-benar terjadi, maka sejak awal Xia Qingyuan dan kelompoknya tidak akan berani bersikap keras kepala. Mereka akan dipaksa untuk menyerahkan kobaran api tersebut.     

Xia Qingyuan mendongak setelah mendengar kata-kata dari Saint Jiuyang. Kemudian Ye Futian berkata, "Aku yang akan bertarung melawannya."     

Mereka tidak keberatan dengan usulan dari Saint Jiuyang.     

Xia Qingyuan memandang ke arah Ye Futian lalu pada Xi Chan, lalu dia berkata, "Kau tidak usah ikut campur." Kemudian dia menatap ke arah Saint Jiuyang dan berkata, "Baiklah kalau begitu."     

Orang-orang yang berada di sekitar mereka menjadi bersemangat saat mendengar Xia Qingyian menyetujui usulan tersebut, terutama mereka yang telah menyaksikan peristiwa ini sejak awal.     

Mereka telah lama mendengar reputasi terkait bakat dan kekuatan yang dimiliki oleh Xi Chan. Dia adalah kultivator terkuat dari generasi muda di Klan Xi. Dia telah menempa Kobaran Api Jiuyang miliknya ke tingkat yang mengerikan, yang membuat kekuatannya menjadi tak tertandingi.     

Di sisi lain, Xia Qingyuan adalah seorang puteri dari Dunia Kaisar Xia. Mereka merasa penasaran bagaimana penampilan seorang puteri dari dunia Renhuang saat bertarung melawan seorang jenius dari Dunia Naga Merah.     

Bagi mereka, tampaknya sebuah pertunjukan yang menarik akan segera dimulai.     

Kedua wanita itu naik ke udara. Tubuh Xi Chan diselimuti oleh kobaran api seperti seorang dewi matahari. Dia melayang tinggi di udara saat sinar matahari yang terik menyinarinya. Dalam sekejap, sembilan matahari muncul di belakangnya dan berputar-putar. Kobaran api terpancar dari belakang tubuhnya. Cahaya dari kobaran api itu mampu membakar apa-pun yang disentuhnya. Kobaran api itu sendiri diperkuat dengan kekuatan penghancur dari Jalur Agung.     

Sinar-sinar matahari yang mengerikan ditembakkan ke arah Xia Qingyuan. Serangan itu mampu membakarnya hingga tewas di tempat.     

Cahaya suci berkilauan di sekujur tubuh Xia Qingyuan saat Aura Pedang Bencana terpancar dari tubuhnya. Tidak lama kemudian aura itu berubah menjadi cahaya Pedang Bencana dan menembakkan sinar-sinar dari aura pedang, yang bertabrakan dengan sinar matahari tersebut. Tabrakan itu menimbulkan rentetan suara yang keras.     

Sejak awal Xi Chan tidak berpikiran akan bisa mengalahkan Xia Qingyuan hanya dengan satu serangan itu. Tubuhnya melayang di udara saat sembilan matahari mengelilinginya dan di atas langit, matahari bermunculan dalam jumlah besar dalam sekejap, menyelimuti seluruh area tersebut, termasuk Xia Qingyuan.     

Setiap matahari menyimpan kobaran api yang sangat mengerikan di dalamnya, itu adalah Kobaran Api Jiuyang. Setiap keturunan dari keluarganya telah terlatih dalam Kobaran Api Jiuyang. Satu-satunya hal yang berbeda di antara mereka adalah tingkat Plane mereka masing-masing.     

Meskipun kobaran api yang dikeluarkan oleh Xi Chan hanya berada di tingkat Proving Holiness, namun tetap saja kobaran api itu sangat dahsyat.     

Matahari-matahari yang mengelilingi Xia Qingyuan berputar dan menembakkan sinar-sinar cahaya, mencoba membakar target mereka hidup-hidup. Kedua mata Xi Chan yang indah terlihat seolah-olah memiliki matahari di dalamnya. Dia mengangkat kedua lengannya dan dalam sekejap kobaran api matahari mengelilingi telapak tangannya.     

Dia ingin melihat seperti apa kekuatan seorang puteri dari sebuah dunia Renhuang.     

"Bakar dia," ujar Xi Chan. Rentetan sihir tingkat Saint dikeluarkan saat matahari-matahari itu berulang kali menembakkan kobaran api. Serangan-serangan itu menembus langit saat bergerak menuju ke arah Xia Qingyuan. Suara-suara berdering terdengar di udara. Sulit untuk membayangkan betapa dahsyatnya kobaran api matahari tersebut.     

Ye Futian memandang ke arah medan pertempuran dari bawah dan dia tampak terkejut. Ternyata Xi Chan lebih kuat dari dugaannya.     

Klan-klan terkemuka yang terlatih dalam kekuatan elemen api di Dunia Naga Merah telah menunjukkan pengendalian dan penggunaan kekuatan api dengan sangat baik. Mereka dianggap sebagai yang terbaik dalam bidang ini.     

Cahaya suci menyelimuti sekujur tubuh Xia Qingyuan saat bunga teratai yang tak terhitung jumlahnya muncul di sekelilingnya. Bunga-bunga teratai itu melindunginya saat mereka bermekaran di udara. Kobaran api itu bertabrakan dengan bunga-bunga tersebut, yang membuat setiap kelopak bunga terus menerus mengeluarkan suara berdering. Namun, bunga-bunga itu tetap utuh alih-alih meleleh atau terbakar habis.     

Kemudian, matahari-matahari yang berada di udara menembakkan kobaran api yang lebih kuat dari sebelumnya, menyelimuti area tersebut dan mengubur Xia Qingyuan di dalamnya. Pada saat yang bersamaan, Xi Chan mengayunkan tangannya, yang menyebabkan matahari-matahari itu bergabung menjadi satu kesatuan, berubah menjadi sebuah matahari raksasa dan mengubur Xia Qingyuan hidup-hidup.     

Dalam sekejap, udara di sekitar mereka menjadi sangat panas. Rasanya seolah-olah segala sesuatunya akan meleleh. Xia Qingyuan dan bunga-bunga teratai miliknya telah dihisap oleh matahari tersebut.     

Namun pada saat itu, aura pedang yang menakjubkan meledak dari kelopak-kelopak bunga teratai tersebut, terutama dari bunga teratai yang berada di bagian tengah. Pedang Bencana yang mengerikan langsung menembus matahari itu dan melesat keluar. Jumlah dan kekuatan dari aura pedang itu meningkat secara drastis saat Pedang Bencana berusaha untuk menghancurkan segalanya.     

Hanya dalam waktu singkat, aura pedang yang tak terbatas itu mencabik-cabik matahari tersebut, yang kemudian meledak disertai dengan suara keras. Bunga-bunga teratai kembali bermekaran untuk menampilkan satu sosok mengesankan yang sedang berdiri di tengah-tengah hamparan bunga teratai. Sosok itu tidak lain adalah Xia Qingyuan.     

Xia Qingyuan berdiri di atas sebuah bunga teratai sementara bunga-bunga lainnya bermekaran di udara. Aura Pedang Bencana memiliki kemampuan meledak yang sangat mengerikan. Dalam sekejap, bunga-bunga teratai itu telah menutupi langit dan langsung bergerak menuju Xi Chan.     

"Maju!" Xia Qingyuan menunjuk ke arah Xi Chan. Tiba-tiba, bilah-bilah pedang tak terbatas yang diperkuat dengan kekuatan dari Jalur Agung dunia melesat ke arah Xi Chan.     

Xi Chan bergerak ke samping saat sebuah aura yang dahsyat terpancar dari tubuhnya. Seolah-olah sebuah matahari telah muncul di sekelilingnya, menyelimuti tubuhnya. Area di sekitar matahari itu tampak berwarna merah menyala. Ketika pedang-pedang itu tiba di dekat Xi Chan dan menembus matahari tersebut, bilah-bilah pedang itu langsung melebur hingga tak bersisa.     

Pedang-pedang itu meleleh dalam sekejap.     

Xi Chan terus bergerak ke depan, menerjang ke arah Xia Qingyuan. Kobaran api matahari miliknya mampu melelehkan segala sesuatu yang ada di dunia ini. Pedang-pedang itu hancur saat berhadapan dengan Kobaran Api Jiuyang.     

Xia Qingyuan mengerutkan keningnya saat bilah-bilah pedang yang tak terbatas miliknya melesat ke depan. Namun, semua bilah pedang itu langsung dihancurkan saat menabrak matahari tersebut.     

Ini adalah pertama kalinya dia bertarung melawan seseorang yang setara dengannya. Dia tidak pernah menghadapi seseorang yang terlatih dalam kekuatan elemen api sekuat ini.     

Ditambah lagi, sepertinya Xi Chan berniat untuk bertarung dalam jarak dekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.