Legenda Futian

Pergi



Pergi

1Kobaran api pada tubuh Xi Chan menjadi semakin kuat saat sembilan matahari berputar di udara. Dia tampak seperti seorang dewi matahari sejati saat tubuhnya diselimuti oleh kobaran matahari. Gelombang hawa panas yang dahsyat menyebar ke sekelilingnya.      0

*Boom*     

Xi Chan melangkah ke depan dan langsung bergerak menuju Xia Qingyuan. Kobaran Api Jiuyang meledak dengan dahsyat saat dia mulai bergerak, menembakkan sembilan sinar cahaya suci tepat ke arah Xia Qingyuan.     

Bunga teratai yang berada di hadapan Xia Qingyuan mekar dan menangkis sinar-sinar tersebut, namun gelombang hawa panas penghancur itu masih terus menerjang ke arahnya. Pada saat yang bersamaan, sosok Xi Chan yang menyilaukan menerjang ke depan. Seolah-olah tubuh Xi Chan telah berubah menjadi sebuah matahari. Gelombang hawa panas itu mulai menyelimuti seluruh area tersebut bahkan sebelum Xi Chan tiba di dekat Xia Qingyuan.     

Di sisi lain, Xia Qingyuan membentuk berbagai macam segel dengan tangannya, yang menyebabkan bunga teratai yang tak terhitung jumlahnya di sekitarnya bermekaran dalam sekejap. Pedang Bencana kini telah menyatu di dalam setiap kelopak bunga teratai tersebut. Kemudian sinar-sinar aura penghancur ditembakkan ke arah Xi Chan.     

Namun, Xi Chan mengabaikan serangan itu dan terus menerjang ke arah Xia Qingyuan.     

*Whoosh*     

Xia Qingyuan bisa merasakan gelombang hawa panas yang menerjang ke arahnya berusaha untuk menghancurkan segalanya. Pedang Bencana meledak saat bilah-bilah pedang langsung melesat menuju Xi Chan. Namun, Xi Chan bahkan tidak memperlambat pergerakannya, dia terus menerjang ke depan seperti sambaran petir untuk mengerahkan sebuah kepalan tinju. Kobaran api miliknya yang begitu dahsyat mengandung kekuatan peledak yang mengerikan dan menghancurkan bilah-bilah pedang itu hanya dalam waktu singkat.     

"Divine Body of Nine Suns," [1][1] Xi Chan bergumam. Saat ini tubuhnya tampak seperti matahari. Dia telah mengaktifkan Divine Body of Nine Suns, yang memungkinkannya untuk menghancurkan segala sesuatu di hadapannya hingga tak bersisa.     

Bilah-bilah pedang itu dihancurkan, begitu pula dengan bunga-bunga teratai yang berada di udara. Xia Qingyuan bergegas mundur saat Xi Chan terus menerjang ke depan seperti matahari yang jatuh dari atas langit. Tampaknya tidak ada yang bisa menghentikannya.     

*Boom, Boom, Boom*     

Rentetan suara ledakan terdengar saat serangan-serangan yang dilancarkan oleh Xia Qingyuan terus menerus dihancurkan. Cahaya suci yang menyelimuti sekujur tubuhnya kini bersinar semakin terang. Kelopak-kelopak dari bunga teratai milik Xia Qingyuan terbuka dan tertutup secara bergantian hingga akhirnya menyatu menjadi satu bunga teratai. Ribuan bilah pedang berputar-putar di sekitar tubuhnya, menyelimutinya dengan sebuah badai yang lebih kuat dari sebelumnya.     

Suara-suara berdering yang mengerikan terdengar saat mereka berdua saling mengejar satu sama lain di udara. Tubuh Xi Chan diselimuti oleh kobaran api dan dia menerjang ke depan seperti sebuah bola api matahari. Pada saat itu, Xia Qingyuan akhirnya melancarkan serangan balasan.     

Xia Qingyuan menunjuk ke arah Xi Chan yang berada di bawahnya. Dalam sekejap, bilah-bilah pedang yang tak terbatas bermunculan. Semua pedang itu langsung berubah menjadi seekor naga bencana. Sinar-sinar bencana dengan kekuatan yang dahsyat turun dari atas langit. Kemudian bilah-bilah pedang itu melesat ke bawah secara bersamaan, mengincar tubuh Xi Chan. Banyak retakan muncul di permukaan Divine Body of Nine Suns dan tidak lama kemudian, teknik itu runtuh akibat serangan-serangan yang dilancarkan tanpa henti. Namun, naga itu sepertinya adalah sesuatu yang tidak bisa dihancurkan. Naga itu terus meraung dan menerjang ke depan, menutupi langit di sekitar mereka.     

Para kultivator dari Pasukan Naga Merah masih berada di sana. Mereka tetap berjaga untuk mencegah pertempuran yang terjadi di atas langit mempengaruhi Jalan Api Surgawi yang berada di bawahnya. Semua orang yang menyaksikan pertempuran itu dari Jalan Api Surgawi merasa takjub dengan pemandangan yang sedang mereka saksikan di atas langit. Duel antara kedua wanita itu jauh lebih sengit dari yang mereka harapkan. Serangan-serangan yang dilancarkan oleh keduanya sangat mengerikan.     

Ye Futian juga menyaksikan pertempuran itu dengan seksama. Dia bisa menebak bahwa Xi Chan adalah sosok yang sangat kuat. Jika tidak, Saint Jiuyang dari Klan Xi tidak akan membiarkan Xi Chan bertarung melawan Xia Qingyuan. Dia mengetahui bahwa putri dari seorang Renhuang tidak mungkin memiliki kekuatan yang biasa-biasa saja.     

Itu adalah bukti kepercayaannya pada kekuatan yang dimiliki oleh Xi Chan.     

Ditambah lagi, tingkat Plane Xi Chan sedikit lebih tinggi dari Xia Qingyuan. Sang Puteri baru saja menjadi seorang Saint. Dia masih berada di tingkat Proving Holiness dan akibatnya, auranya sepertinya lebih lemah dari Xi Chan.     

Namun pada saat itu, seberkas cahaya yang lebih dahsyat dari sebelumnya ditembakkan dari arah matahari. Divine Body of Nine Suns milik Xi Chan kini menerjang ke depan dan menghancurkan naga tersebut, lalu mengincar tubuh Xia Qingyuan untuk menghancurkannya selama-lamanya.     

Namun, pada saat berikutnya, banyak bayangan dari sosok Xia Qingyuan bermunculan dan naik ke setiap bunga teratai. Kelopak-kelopak bunga teratai itu memancarkan aura pedang.     

Xi Chan berdiri di bagian tengah medan pertempuran. Sosok dewi matahari miliknya masih terlihat sangat mempesona. Dia mengamati area sekelilingnya, tidak bisa memastikan mana tubuh Xia Qingyuan yang asli.     

Semua bayangan dari sosok Xia Qingyuan itu membentuk segel secara bersamaan. Dalam sekejap, aura yang mengerikan terpancar ke depan saat bilah-bilah pedang itu meraung. Suara-suara itu bergema di seluruh area tersebut.     

"Ribuan bencana, puluhan ribu bayangan, semuanya terlahir dari bunga teratai," suara-suara terdengar pada saat yang bersamaan, beresonansi dengan dunia di sekitar mereka. Semakin banyak bunga teratai yang muncul di atas langit. Sosok Xia Qingyuan tampak berdiri di atas setiap bunga teratai.     

Tempat itu kini dipenuhi dengan tekanan penghancur yang benar-benar menyesakkan. Kelopak-kelopak bunga teratai yang tak terhitung jumlahnya mengitari Xi Chan saat bilah-bilah pedang mengalir di sekelilingnya. Kedua serangan itu menjadi semakin kuat saat berusaha untuk menyelimuti area tersebut. Pedang-pedang itu membentuk beberapa badai yang mengerikan.     

Badai-badai itu menerjang ke arah Xi Chan. Setiap badai dibentuk oleh pedang bencana yang tak terhitung jumlahnya. Xi Chan menerobos ke depan, berusaha untuk menembus penghalang tersebut. Rentetan serangan membombardir badai-badai yang berada di sekelilingnya. Namun, tidak ada satu-pun serangannya yang mampu menghancurkan badai-badai tersebut. Dan yang lebih buruknya lagi, dia nyaris terjebak di tengah-tengah kumpulan badai itu.     

Xia Qingyuan berdiri tepat di luar badai-badai itu saat dia menatap ke arah lawannya. Auranya telah beresonansi dengan dunia di sekitarnya. Segala sesuatunya saling terhubung satu sama lain melalui Jalur Agung, semua peristiwa tercipta dari Jalur Agung. Pada saat ini, sepertinya dia telah menjadi penguasa dari Jalur Agung.     

Sembilan matahari menggantung di atas langit sembari mengelilingi tubuh Xi Chan. Ketika dia berteriak, kesembilan matahari itu menembakkan kobaran api secara bersamaan. Badai-badai yang berada di sekitarnya terus menerus meledak, namun badai-badai itu tetap utuh saat mereka diselimuti oleh kobaran api. Kobaran api itu justru membuat badai-badai itu menjadi semakin kuat! Kemudian semua badai itu bergerak menuju Xi Chan.     

Saat ini, wajah Xi Chan terlihat pucat. Saint Jiuyang, yang menyaksikan pertempuran itu dari atas langit, dapat menebak dari ekspresi di wajah Xi Chan bahwa dia telah kalah.     

Putri dari seorang Renhuang ini adalah salah satu keturunan Renhuang yang paling kuat. Kemampuan bertarungnya sangat luar biasa.     

Sebagai pasukan terkuat di Kota Jianmu, Klan Xi sering berhubungan dengan pasukan dari dunia Renhuang lain. Tidak semua keturunan Renhuang sekuat Xia Qingyuan.     

"Sudah cukup, Xi Chan," ujar Saint Jiuyang. Xi Chan mendongak ke atas langit. Badai-badai penghancur itu telah mereda dan perlahan-lahan menghilang. Cahaya matahari di sekitar tubuh Xi Chan juga telah meredup. Dia berbalik untuk menatap ke arah Xia Qingyuan.     

Xi Chan berbalik dan langsung pergi tanpa meminta maaf terlebih dahulu. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia merasa sangat kesal.     

Sejak awal Xia Qingyuan tidak berharap bahwa Xi Chan akan meminta maaf. Namun, karena Klan Xi telah berperilaku tidak sopan sebelumnya dan ingin bertarung melawan seluruh anggota kelompok mereka, sudah jelas mereka tidak akan menyerahkan Kobaran Api Jalur Agung itu pada Klan Xi.     

Tidak lama kemudian, para anggota dari Klan Xi pergi meninggalkan tempat tersebut. Selain itu, kobaran api di atas langit yang dikeluarkan oleh Saint Jiuyang juga telah menghilang tanpa jejak.     

Xi Chan telah dikalahkan. Klan Xi kini tidak akan bisa meminta kobaran api itu dari mereka lagi.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian. Pada awalnya, dia berencana tinggal di Kota Jianmu untuk sementara waktu dan melihat apakah ada tempat di bagian bawah dari Kota Jianmu yang cocok untuk kultivasi dalam Jalur Api. Namun, melihat situasi saat ini, akan menjadi sebuah ide yang buruk untuk tetap tinggal di Kota Jianmu. Mereka harus kembali ke Kota Qianye.     

Meskipun kobaran api itu masih berada di tangan mereka, namun situasinya kini menjadi cukup rumit.     

"Tuan Ye." Beberapa orang menghalangi jalan dari kelompok Ye Futian, yang membuat Ye Futian menatap ke arah orang yang baru saja berbicara. Dia adalah pemuda yang memberitahu Xi Chan untuk membawa mereka pergi.     

Beberapa sosok yang tampak mengintimidasi berdiri tepat di belakang pemuda itu. Sudah jelas bahwa mereka berasal dari klan terkemuka.     

Banyak orang dari Kota Jianmu mengenali identitasnya. Dia adalah anggota dari Klan Chang, salah satu pasukan terkuat di Kota Jianmu. Mereka memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Klan Xi.     

Pemuda itu bernama Chang Huai dan dia adalah seorang Saint dengan bakat yang luar biasa. Selama ini dia telah mengejar-ngejar Xi Chan untuk waktu yang lama, dimana dia ingin membentuk sebuah aliansi pernikahan antara Klan Chang dan Klan Xi.     

"Ya?" ujar Ye Futian dengan nada dingin. Chang Huai adalah orang yang memberi saran agar para kultivator dari Klan Xi menangkap dan membawa pergi kelompok Ye Futian, jadi Ye Futian merasa bahwa dia tidak perlu bersikap baik padanya.     

"Aku juga menginginkan kobaran api itu. Apakah kau bersedia mengajukan harga untuk ditawarkan, Tuan Ye? Kami ingin melakukan transaksi dengan adil," ujar Chang Huai sambil tersenyum pada Ye Futian, menunjukkan sikap yang sopan dan ramah. Dia sama sekali tidak menunjukkan kesombongan yang dia tampilkan sebelumnya.     

"Aku tidak tertarik." Ye Futian langsung menolak usulan itu, lalu bersiap-siap untuk berjalan melewati Chang Huai dan kelompoknya.     

Chang Huai tertegun sejenak. Kemudian dia tersenyum dan berkata, "Tuan Ye, kau hanyalah seorang Saint di tingkat Proving Holiness, namun kau telah menjadi pemimpin dari sebuah kota. Tidak akan berlebihan jika aku mengatakan bahwa kau adalah orang pertama yang melakukan hal seperti itu di kota-kota yang berada di sekitar Kota Naga Merah. Tetapi kembali lagi, kau adalah seorang Saint yang berlindung dibalik kekuatan seorang wanita. Apakah kau tidak merasa ada yang aneh dengan hal itu?"     

Langkah kelompok Ye Futian terhenti dan Xia Qingyuan memandang ke arah Chang Huai dengan tatapan dingin. "Kau ingin mencari masalah?"     

Ye Futian juga memandang ke arah Chang Huai, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Pasti tindakanku terlihat aneh bagi seseorang yang hanya mendekati wanita hanya untuk memanfaatkannya, atau bagi seseorang yang bahkan sama sekali tidak peduli dengan wanita. Aku berasumsi bahwa kau menginginkan kobaran api itu sehingga kau dapat memberikannya pada Xi Chan, bukan?"     

Kemudian dia terus berjalan. Chang Huai berada tepat di samping Xi Chan sebelumnya, dan sepertinya Xi Chan tidak ingin menjalin hubungan dengannya.     

Melihat bagaimana Xi Chan dan kelompoknya tidak dapat merebut kobaran api tersebut, masuk akal apabila Chang Huai meminta Ye Futian untuk bertransaksi dengannya agar dia dapat membuat Xi Chan terkesan padanya.     

Kemudian Ye Futian dan kelompoknya pergi. Mereka melesat dan melintasi jalanan di bagian bawah, pergi meninggalkan area itu dengan kecepatan tinggi.     

Chang Huai menyeringai dan berkata dengan suara pelan setelah mereka pergi, "Pemimpin dari Kota Qianye memiliki karisma yang mampu membuat orang-orang di sekitarnya patuh padanya. Harus kuakui, itu memang sebuah kemampuan yang luar biasa."     

Dia mengirim Yu Sheng ke Istana Regional, membuat Dunia Kaisar Xia membantunya, dilindungi oleh Yaya selama dia berada di dunia luar, dan membuat Xia Qingyuan bertarung untuknya... Dia mampu melakukan semua itu, namun dia sama sekali tidak repot-repot untuk melakukan sesuatu dengan tangannya sendiri.     

Orang-orang yang berada di sekitar Chang Huai mendengarkan kata-katanya dan menyimpulkan bahwa memang seperti itulah situasi yang menimpa Ye Futian. Pria itu nyaris tidak pernah bertarung. Tidak ada seorang-pun yang mengetahui seperti apa kemampuannya.     

Banyak orang yang telah menyaksikan Pertempuran Sungai Merah mengatakan bahwa, sebagai pemimpin kota, kekuatan Ye Futian seharusnya setara dengan Yu Sheng. Bagaimanapun juga, Yu Sheng telah melakukan setiap perintah yang diberikan oleh Ye Futian.     

Tetapi kembali lagi, orang-orang hanya bisa memastikan sekuat apa kemampuannya saat melihatnya bertarung.     

Ye Futian tidak mempedulikan apa yang dikatakan oleh Chang Huai. Namun Xia Qingyuan menatapnya setelah mereka pergi dan berkata, "Tidak usah mempedulikan kata-katanya."     

"Seharusnya saya yang mengatakan hal itu pada anda, Puteri." Ye Futian tersenyum dan setelah itu dia tidak berkomentar apa-apa lagi. Mereka bepergian dengan kecepatan tinggi saat mereka pergi meninggalkan Kota Jianmu. Dia menoleh dan melihat sekelilingnya, menyayangkan bahwa mereka harus menghabiskan begitu banyak batu spiritual untuk masuk ke Kota Jianmu. Sekarang mereka harus membayar lagi jika ingin kembali kesana.     

Yaya mengeluarkan sebilah pedang di udara. Kemudian kelompok itu melompat ke atasnya dan menghilang dalam sekejap.     

[1] Divine Body of Nine Suns berarti Tubuh Ilahi Sembilan Matahari     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.