Legenda Futian

Munculnya Kobaran Api Jalur Agung



Munculnya Kobaran Api Jalur Agung

1Ye Futian telah benar-benar berubah menjadi sebuah tungku matahari. Saat ini, dia melesat ke depan sambil mengerahkan kepalan tinjunya yang memenuhi langit, mendorong Kobaran Api Jalur Agung di hadapannya. Dia memiliki kekuatan yang mumpuni untuk memotong apa-pun seperti sebilah pedang yang membelah bambu.      2

Terdengar sebuah suara yang keras saat Chang Huai terhempas ke belakang. Dia merasa seolah-olah sebuah lubang telah terbentuk di tubuhnya. Semburan api masuk ke dalam dirinya, yang membuat tubuhnya bergetar dan ekspresinya tampak kesakitan.     

Ye Futian berjalan ke depan selangkah demi selangkah dengan ekspresi datar di wajahnya.     

Meskipun Chang Huai telah menempa beberapa aura api, dan serangannya yang dikombinasikan dengan Kobaran Api Jalur Agung sangat kuat, namun pertahanannya sama sekali tidak berubah. Ledakan kekuatan yang baru saja ditampilkan oleh Ye Futian telah membuatnya tidak mampu untuk merespon dan kini dia terluka parah. Pertempuran itu berakhir dalam sekejap.     

Ye Futian tiba di hadapan Chang Huai dan memandangnya dengan tatapan dingin. Kemudian dia mengulurkan tangannya, dan Kobaran Api Jalur Agung muncul dari tangannya.     

Wajah Chang Huai menjadi pucat saat dia menyaksikan sosok yang berada di hadapannya.     

Dia pernah mengejek Ye Futian yang hanya bisa berlindung di belakang wanita saat berada di Kota Jianmu. Tapi sekarang, dia benar-benar telah dihancurkan. Meskipun memang benar bahwa Ye Futian telah menyerangnya secara tiba-tiba, namun bahkan jika dia sudah siap untuk menghadapinya, itu tidak akan menimbulkan banyak perbedaan.     

Auranya telah dibelenggu, dan Kobaran Api Jalur Agung miliknya telah diambil, sama seperti yang dialami oleh Xi Chan.     

Ye Futian telah menghancurkan dua orang jenius dari Kota Jianmu.     

Ye Futian kembali ke posisinya semula dan duduk di tempatnya. Saat ini tatapan mata semua orang tertuju padanya. Kompetisi ini bukanlah sesuatu yang istimewa, jadi mereka tidak mencari tahu tentang kekuatan dan kelemahan dari setiap peserta. Tetapi mereka setidaknya bisa melihat bahwa Pemimpin dari Kota Qianye tidak seperti sosok yang mereka bayangkan. Kalau tidak, maka mustahil hanya ada dua suku yang akan mengundangnya.     

Setelah Chang Huai dikalahkan, kini hanya ada perwakilan dari empat suku yang tersisa.     

Yin Tianjiao dari Klan Zhu, Duan Wuji yang membela Suku Zhong, murid dari Saint Jiuyou yang membela Suku Gagak, dan Ye Futian.     

Keempatnya sangat ahli dalam menempa aura api. Bahkan saat ini, mereka tampak memejamkan mata dan berkultivasi, memanfaatkan setiap kesempatan yang mereka miliki untuk menempa Kobaran Api Jalur Agung yang telah mereka dapatkan.     

Di dalam reruntuhan ini, Kobaran Api Jalur Agung adalah kekuatan utama. Orang yang mampu menempanya dengan baik akan menjadi sosok terkuat.     

Pada saat itu, sinar matahari menyinari Istana Matahari. Hanya empat sinar cahaya yang masih bersinar terang. Cahaya di tempat Ye Futian berada adalah yang paling terang. Dia telah mengalahkan dua kultivator kuat seorang diri, jadi dia telah merebut beberapa Kobaran Api Jalur Agung lagi. Cahaya itu sepertinya akan membentuk sebuah matriks yang misterius.     

Namun, cahaya ini tidak meningkatkan kekuatan Ye Futian. Dia bisa merasakan sinar matahari menyinari tubuhnya.     

Melihat bahwa mereka berempat sedang berkultivasi dengan tenang dan tidak mengatakan sepatah kata-pun, para kultivator dari Klan Zhu mengarahkan pandangan mereka ke atas medan pertempuran.     

Pada saat itu, hanya ada mereka berempat di sana. Mereka dan Klan Wu bekerja sama dalam kompetisi ini, yang pastinya telah diketahui oleh Suku Zhong dan Suku Gagak. Dengan demikian, kedua suku itu mungkin tidak akan saling bertarung satu sama lain, yang nantinya akan membuat Klan Zhu dan Klan Wu memenangkan pertempuran ini tanpa bersusah payah.     

Jadi, ini akan menjadi pertarungan dua lawan dua.     

Dia memandang ke arah Duan Wuji, yang bertarung untuk Suku Zhong. Dia mungkin lebih berbahaya daripada murid Saint Jiuyou.     

Saat memikirkan hal ini, kultivator dari Klan Zhu memanggil seorang kultivator dari Klan Wu dan berkata, "Mintalah Tuan Ye menantang Duan Wuji."     

Pertarungan mereka akan berlangsung cukup sengit, yang akan membuat mereka dapat melihat seperti apa kekuatan yang dimiliki oleh Duan Wuji. Apa yang telah mereka saksikan dalam pertempuran sebelumnya hanyalah sebuah pertunjukan biasa. Mereka ingin menyaksikan Duan Wuji menampilkan kekuatannya yang sesungguhnya untuk mengalahkan lawannya.     

Ye Futian telah menunjukkan penampilan yang luar biasa, jadi mungkin dia akan mampu menguji Duan Wuji sedikit lebih baik daripada lawannya sebelumnya dan mereka dapat menyaksikan seberapa kuat Kobaran Api Jalur Agung yang telah dia tempa, atau yang disebut oleh orang-orang sebagai God-Eating Fire.     

Dengan begitu, mereka juga bisa mengetahui semua kemampuan yang dimiliki oleh Duan Wuji.     

Kultivator dari Klan Wu itu memandang ke arah Ye Futian. Sosok berjubah abu-abu itu berjalan menghampirinya dan berkata, "Tuan Ye, bagaimana kalau anda bertarung melawan Duan Wuji dari Suku Zhong dalam putaran ini?"     

Ye Futian membuka matanya dan memandang ke arah Duan Wuji. Dia memang cukup kuat. Dalam pertempuran yang dijalani oleh Duan Wuji sebelumnya, dia nyaris menghancurkan lawannya. Dia benar-benar tidak membuang-buang energi. God-Eating Fire miliknya telah melahap Kobaran Api Jalur Agung milik lawannya, dan dia telah menggabungkan semua aura api yang dia dapatkan ke dalam God-Eating Fire miliknya sendiri. Dia sangat berbahaya.     

Tetapi jika dia ingin berhasil sampai putaran terakhir, ini adalah lawan yang cepat atau lambat harus dia hadapi. Dia tidak bisa menghindarinya.     

Hanya masalah waktu sebelum dia bertarung melawannya.     

Karena itulah, dia tidak menolak usulan tersebut. Dia berdiri dari tempatnya dan berjalan menuju medan pertempuran. Dia memandang ke arah kultivator dari Suku Zhong dan Duan Wuji.     

Seolah-olah bisa merasakan tatapan mata dari Ye Futian, Duan Wuji juga membuka matanya dan membalas tatapan matanya. Tampaknya ada kobaran api berwarna hijau tua di dalam matanya, seperti kobaran api iblis.     

Dia juga berdiri dari tempatnya dan berjalan menuju medan pertempuran.     

Suhu udara masih sangat panas di area yang berada di depan Istana Matahari. Saat ini suasana di area tersebut sangat sunyi.     

Keduanya berdiri saling berhadapan satu sama lain. Ye Futian kembali berubah menjadi sebuah tungku matahari, dan kobaran api dari Jalur Agung mengelilinginya, menyelimuti sekujur tubuhnya.     

Sementara itu, kobaran api berwarna hijau tua mengalir di sekitar Duan Wuji, menyelimuti tubuhnya. Kobaran api itu perlahan-lahan membentuk sebuah pusaran yang menjadi semakin kuat. Pusaran itu melayang ke depan, menghisap semua kobaran api dan perlahan-lahan berubah menjadi sebuah pusaran api raksasa.     

Pusaran api yang mengerikan itu melesat ke arah Ye Futian, menghisap semua kekuatan api di area tersebut. Ye Futian menggunakan metode Deed of Thorough Comprehension miliknya, dan dalam sekejap auranya berubah menjadi kobaran api yang membara seperti matahari.     

"Pergi."     

Dia menunjuk ke udara, dan kobaran api di sekitarnya tiba-tiba melesat ke atas, hingga akhirnya menutupi langit. Kata 'pergi' muncul di antara kobaran api.     

Pusaran itu bertabrakan dengan tungku matahari, yang menciptakan sebuah badai penghancur di udara. Badai api berwarna hijau tua itu berusaha menghisap tungku matahari, dan tungku matahari itu berusaha mengubah pusaran tersebut. Kedua kekuatan itu bertabrakan, dan Kobaran Api Jalur Agung yang mengerikan saling tumpah tindih satu sama lain.     

Duan Wuji dan Ye Futian melayang di udara, keduanya menggunakan pikiran mereka untuk mengendalikan kobaran api, dan mengatur pergerakannya dengan tangan mereka.     

Ketika orang-orang menyaksikan pertempuran yang berlangsung sangat sengit ini, banyak orang berpikir bahwa jika aura Ye Futian dan Duan Wuji bertabrakan satu sama lain, keduanya akan sama-sama kalah. Jika hal itu benar-benar terjadi, maka Yin Tianjiao dan murid dari Saint Jiuyou mungkin akan dapat mendapatkan keuntungan tanpa bersusah payah.     

Banyak orang merasa sedikit terkejut saat menyaksikan bahwa Kobaran Api Jalur Agung milik Ye Futian dapat mengimbangi Duan Wuji.     

Sebagai seorang Pangeran, Duan Wuji telah berkultivasi hingga menjadi sosok yang sangat kuat. Jadi, teknik-teknik menakjubkan milik Ye Futian dari Dunia Kaisar Xia pasti berada di tingkat Renhuang.     

Keduanya melayang di antara kobaran api dari Jalur Agung, menggunakan tangan mereka untuk mengendalikan kobaran api. Mereka mengerahkan semakin banyak aura ke dalam kobaran api masing-masing, kemudian kobaran api yang tak terbatas turun dari atas langit. Setiap kobaran api dipenuhi dengan energi penghancur yang dahsyat.     

Duan Wuji menatap Ye Futian yang berada di sekitar kobaran api yang membara. Kobaran api hijau tua menyelimuti tubuhnya, yang menjadi semakin kuat seiring berjalannya waktu.     

Dia belum memasukkan semua kekuatannya ke dalam pusaran tersebut. Dia masih menyimpannya untuk nanti.     

Namun, barisan aura api juga muncul di sekitar Ye Futian. Kobaran api itu tampak murni serta terus menerus muncul dan menghilang, yang membuatnya terlihat misterius.     

"Maju." Duan Wuji mengayunkan lengan bajunya, dan dalam sekejap Kobaran Api Jalur Agung yang tak berbatas menyebar di udara.     

Namun Ye Futian segera menunjuk ke depan, dan tiga ribu Kobaran Api Jalur Agung melesat ke depan, menghantam kobaran api milik lawannya. Dua kekuatan itu mengguncang langit saat saling bertabrakan satu sama lain.     

Duan Wuji mengambil langkah besar ke depan dan tiba tepat di hadapan Ye Futian. Dia mengulurkan tangannya, dan tiba-tiba, sebuah pusaran api muncul di sekitar Ye Futian, berusaha melahapnya hidup-hidup.     

Kedua mata Ye Futian tampak mengerikan. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Duan Wuji, dan kobaran api berwarna putih tiba-tiba muncul di sekitarnya. Kobaran api itu langsung menyelimuti tubuh Duan Wuji.     

Dalam waktu singkat, mereka telah mendekati satu sama lain. Duan Wuji mengangkat kepalan tinjunya dan mengerahkannya menuju Ye Futian. Kekuatan yang dahsyat muncul di sekitar tangannya.     

Di sisi lain, Ye Futian mengulurkan satu jarinya, tetapi jari itu jauh lebih tajam dari sebilah pedang, yang dikerahkan menuju kepalan tinju yang semakin mendekat tersebut.     

Kedua serangan itu saling bertabrakan, dan sebuah pusaran yang mengerikan mendekati Ye Futian dari arah kepalan tinju milik Duan Wuji. Sepertinya dia tidak mampu mengendalikan tubuhnya, dan auranya telah dihisap oleh kepalan tinju lawannya. Tampaknya rohnya saat ini sedang diserang, dan akan dihisap hingga tak bersisa.     

Tetapi jari Ye Futian mengandung kekuatan Space-tearing yang dahsyat di dalamnya. Jari itu seperti sebuah tombak. Dalam sekejap, aura penghancur yang tak terbatas memasuki tangan lawannya dan menghantam tubuhnya.     

Darah Duan Wuji bergejolak. Ekspresinya seolah tak percaya. Kobaran api yang mengerikan tiba-tiba muncul di tangannya, dan kobaran api itu berubah warna menjadi hijau tua saat dia terus menekannya ke arah Ye Futian. Kepalan tinjunya seolah-olah mampu melahap Ye Futian beserta jiwanya.     

Ye Futian terus menekan jarinya ke depan, dan Kobaran Api Jalur Agung terpancar dari jari-jari lainnya. Begitu jarinya mengenai tangan lawannya, pergerakannya tak terhenti hingga mencapai lengannya.     

Serangan-serangan yang mereka lancarkan mengancam lawan masing-masing, jadi setelah satu sentuhan itu, mereka terpisah satu sama lain. Lengan baju Ye Futian terkoyak, dan cahaya berwarna hijau tua telah muncul di tangannya. Duan Wuji juga mengalami hal yang sama: lengan bajunya telah terbakar habis, dan Kobaran Api Jalur Agung menyelimuti sekujur tubuhnya, menguras energinya secara perlahan-lahan.     

Duan Wuji berusaha melarikan diri, tetapi dia bisa merasakan sebuah kekuatan penyegel yang kuat. Ye Futian terus menekan jari-jarinya ke depan, berusaha untuk menyentuh Duan Wuji sekali lagi.     

Duan Wuji mengerutkan keningnya, dan hawa dingin terpancar di matanya. Pria ini benar-benar terus membombardirnya dengan serangan.     

Dia kembali mengerahkan kepalan tinjunya tanpa ragu-ragu. Dalam sekejap, mereka berdua kembali bertabrakan seperti dua buah bayangan.     

*Brak*     

Terdengar suara tabrakan yang keras, dan mereka berdua kembali terpisah satu sama lain. Keduanya mengerang kesakitan.     

Serangan ini jelas sulit untuk dihadapi.     

Mereka berdua melancarkan serangan pada saat yang bersamaan. Ancaman dari Kobaran Api Jalur Agung tidak mampu mereka atasi dalam tingkat Plane mereka saat ini, dan kekuatan penghancur dari kobaran api itu saat memasuki tubuh mereka telah menyebabkan dampak yang luar biasa.     

Lengan dan dada Ye Futian mulai berubah warna menjadi hijau, yang terlihat sangat aneh. Tatapan mata semua orang kini tertuju padanya. Apakah dia mampu menahan serangan lainnya?     

Tetapi Ye Futian justru duduk bersila di tempatnya saat kobaran api hijau tua itu bergejolak di sekitarnya, menghisap energi, jiwa, bahkan mencoba untuk merenggut nyawanya.     

Darahnya bergejolak saat aura suci miliknya terpancar, memadamkan kobaran api tersebut. Dia tampak sedikit lebih baik sekarang.     

Ketika berbicara tentang kekuatan api, Duan Wuji tidak kalah dari Ye Futian, bahkan dia sedikit lebih baik darinya. Karena itulah, Ye Futian tidak lebih unggul saat mereka berhadapan satu sama lain.     

Namun pada saat itu, Duan Wuji juga duduk bersila di udara. Cahaya Renhuang tampak berkilauan di sekitarnya, menghilangkan semua kekuatan lainnya. Kobaran api berwarna putih bergejolak di dalam dirinya. Kobaran api itu tidak bisa dipadamkan.     

Kobaran api terus membara hingga keluar dari tubuhnya. Wajahnya tampak pucat. Akhirnya, dia mengerang dan memuntahkan darah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.