Legenda Futian

Gerbang Menuju Tanah Leluhur



Gerbang Menuju Tanah Leluhur

2Dua sosok bertabrakan di atas Istana Matahari.     
2

Tubuh Ye Futian diselimuti oleh kobaran api matahari. Saat ini sosoknya berubah menjadi sebuah tungku pembakaran, dan huruf-huruf kuno tampak mengelilinginya, menempa semua kekuatannya dan menggabungkannya ke dalam tubuhnya. Kemudian dia mengeluarkan sebuah serangan yang dahsyat.     

Yin Tianjiao adalah seorang Puteri dari Dunia Kaisar Wu sekaligus seorang kultivator keturunan Renhuang. Sehingga kekuatannya dalam pertempuran sudah tidak perlu diragukan lagi.     

Dia juga mewarisi bakat yang dimiliki oleh Kaisar Wu, dan sihir-sihirnya juga sangat kuat.     

Dia telah menggabungkan kobaran api dari Jalur Agung ke dalam serangan-serangannya. Pada saat itu, kobaran api yang telah bergabung dengan aura bela diri terpancar dari tubuhnya. Tetapi itu berbeda dari apa yang ditampilkan oleh Xi Chan sebelumnya, dimana tubuh Xi Chan berubah menjadi Divine Body of Nine Suns, namun itu hanya seperti meminjam kekuatan dari matahari.     

Sementara Yin Tianjiao berbeda, saat ini dia telah berubah menjadi seorang dewi perang. Kobaran api menyelimuti sekujur tubuhnya, dan dia telah meminjam kekuatan dari seluruh dunia. Setiap serangan dan pergerakannya dipenuhi dengan kekuatan penghancur.     

Pada saat itu, Yin Tianjiao mengangkat kepalan tinjunya dan mengerahkannya menuju Ye Futian. Sosoknya tampak mengintimidasi dan begitu luar biasa. Serangan yang baru saja dia keluarkan, Nirvana Handprint of Unblemished Flames, telah menutupi dan mengguncang langit saat dikerahkan menuju Ye Futian.     

Dalam sekejap, rentetan gelombang api menyebar di udara, sambil mengeluarkan suara melengking.     

Ye Futian segera mengaktifkan Deed of Thorough Comprehension, dan menggabungkan kobaran api itu ke dalam tubuhnya sendiri. Pada saat yang sama, dia telah berubah menjadi sebuah tungku raksasa. Dia juga mengangkat kepalan tinjunya dan melangkah ke depan dengan menggunakan Footwork of Xuanyuan. Dalam sekejap, udara ikut berguncang bersama dengan Jalur Agung.     

Tidak hanya itu saja, dia mengerahkan kepalan tinjunya ke depan, dimana serangan itu adalah Kepalan Tinju Huangting, dan serangannya itu menghantam jejak telapak tangan yang menutupi langit. Terdengar suara gemuruh dan jejak telapak tangan itu bergetar saat banyak retakan muncul di dalamnya. Tidak lama kemudian, jejak telapak tangan itu hancur.     

Tetapi serangan-serangan Yin Tianjiao tidak berhenti. Dia terus bergerak ke depan dan menyerang dengan kedua kepalan tinjunya pada saat yang bersamaan. Jubah panjangnya diselimuti oleh kobaran api. Dia tampak agung dan menakjubkan.     

Dia mengerahkan kepalan tinjunya seperti seorang dewi perang, dan jejak telapak tangannya yang berapi-api telah meratakan segala sesuatu yang ada di depannya.     

Mereka berdua mengerahkan kepalan tinju secara bersamaan, dan sebuah aliran udara penghancur menyebar begitu kepalan tinju mereka saling bertabrakan satu sama lain.     

Terdengar suara ledakan yang keras, dan keduanya memisahkan diri. Tatapan mata Ye Futian tertuju pada lawannya. Dia merasa sedikit terkejut saat mengetahui bahwa seorang wanita mampu menyerang dengan ganas seperti ini. Tidak heran dia mampu memasuki Istana Regional untuk berkultivasi. Kini dia bertanya-tanya apakah Yin Tianjao telah bertarung melawan Yu Sheng di sana.     

Yin Tianjiao bisa merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia tidak mampu mengalahkan Ye Futian, bahkan pria ini langsung menyerangnya. Pria ini sama persis seperti baj*ngan dari Istana Regional itu. Dia benar-benar seorang monster. Selain itu, Ye Futian tampaknya memiliki kekuatan yang mirip dengan miliknya, dimana dia mampu menggabungkan kekuatan api ke dalam serangannya.     

Entah apa-pun itu, pertempuran di antara mereka kini menemui jalan buntu.     

Dia menatap ke arah Ye Futian, dan darahnya bergejolak. Darah Renhuang mengalir melalui nadinya.     

Cahaya dari kobaran api yang lebih kuat dari sebelumnya kini melesat ke atas langit. Kobaran api suci itu tampaknya telah menyelimuti tubuhnya saat cahaya api yang menyilaukan terpancar keluar. Seolah-olah kobaran api suci itu membakar tubuhnya dan membuat auranya menjadi semakin kuat. Tidak lama kemudian, sebuah aura yang lebih dahsyat dari sebelumnya kini terpancar dari tubuhnya.     

Ye Futian tampak terkejut. Saat ini aura Yin Tianjiao terus meningkat dan menjadi semakin kuat. Seolah-olah Kobaran Api Jalur Agung di dalam dirinya telah meningkatkan kemampuan bertarungnya.     

Kobaran api berwarna emas melesat dari kedua matanya dan dikerahkan menuju Ye Futian. Pada saat itu, Ye Futian bisa merasakan kobaran api suci yang mengerikan terbakar di dalam pikirannya, berusaha untuk memadamkan aura spiritualnya.     

*Whoosh* Yin Tianjiao melangkah ke depan, dan kobaran api suci yang menyelimuti tubuhnya kini berubah menjadi seorang dewi perang berapi-api yang memiliki banyak tangan di sekujur tubuhnya. Dewi itu mengerahkan kepalan tinjunya ke arah Ye Futian, menembus udara hingga akhirnya menutupi sosok Ye Futian di dalamnya.     

Ekspresi kesakitan dapat terlihat dari mata Ye Futian. Dia menatap ke arah kepalan tinju yang semakin mendekat, dan sebuah aliran udara yang berapi-api terpancar dari tubuhnya.     

Pada saat itu, kobaran api suci yang mengerikan melesat dari matanya. Dia memandang ke arah Yin Tianjiao, dan sang Puteri sepertinya melihat seorang dewa perang raksasa yang berapi-api di hadapannya.     

Pemandangan itu seperti tidak asing baginya.     

Sinar matahari yang menyilaukan turun dari atas langit. Seolah-olah matahari juga ikut terbakar. Kobaran api itu menimpa tubuh Ye Futian, membuat kobaran api yang sudah ada di sekitarnya menjadi semakin kuat.     

Tatapan mata semua kultivator dari sembilan suku tertuju padanya, dan hati mereka berdebar kencang. Mereka juga sepertinya merasakan aura yang sudah tidak asing lagi bagi mereka.     

"Kobaran Api Jalur Agung tingkat Renhuang," mereka bergumam saat mengamati sosok Ye Futian.     

Apakah pria ini telah menempa begitu banyak Kobaran Api Jalur Agung tingkat Renhuang dan menggabungkannya ke dalam tubuhnya untuk dia gunakan sendiri?     

Kobaran Api Jalur Agung milik Yin Tianjiao juga bisa disebut sebagai Kobaran Api Jalur Agung tingkat Renhuang. Ayahnya, Kaisar Wu, adalah seorang Renhuang, dan dia mewarisi bakat ayahnya.     

Namun meskipun begitu, dia hanya bisa menampilkan kekuatannya secara bertahap saat kultivasinya menjadi semakin kuat.     

Apa-pun itu, Kobaran Api Jalur Agung miliknya seharusnya lebih kuat daripada kobaran api yang telah ditempa oleh Ye Futian. Lagipula, dia mewarisinya secara langsung dari ayahnya, sedangkan Ye Futian baru saja mendapatkannya.     

Namun, aura yang terpancar dari tubuh Ye Futian saat ini tidak lebih lemah dari auranya. Selain itu, aura Renhuang terbakar di dalamnya. Seolah-olah Ye Futian sedang menggunakan kekuatan dari reruntuhan ini. Cahaya matahari yang menyilaukan menyinari tubuhnya.     

*Boom* Sebuah ledakan aura yang dahsyat menyebar saat tungku milik Ye Futian melahap kobaran api di sekelilingnya. Tubuhnya kini menjulang tinggi dan tampak tangguh. Seolah-olah Kaisar Kua telah turun ke dunia ini.     

Dia mengangkat kepalan tinjunya dan mengerahkannya ke udara. Jejak-jejak telapak tangan raksasa bermunculan dan langsung menghantam kepalan tinju yang mendekat, menghancurkannya hingga tak bersisa.     

Dia melangkah ke depan, dan udara berguncang. Jalur Agung bergejolak saat kobaran api melesat dari kedua matanya, bertabrakan dengan kobaran api emas yang dikerahkan oleh Yin Tianjiao. Dua kekuatan yang dahsyat itu bertabrakan di udara.     

Ekspresi Yin Tianjiao berubah. Dia melangkah menuju Ye Futian. Di antara kobaran api, dia tampak seperti seorang dewi, kecantikannya begitu luar biasa.     

Pada saat yang bersamaan, Ye Futian juga melangkah ke depan dan mengerahkan kepalan tinjunya. Sebuah tungku dari Jalur Agung muncul di tangannya, dimana tungku itu terbentuk dari Kobaran Api Jalur Agung. Kobaran api di dalam dirinya mengalir ke dalam tungku itu, kemudian dikerahkan menuju Yin Tianjiao.     

Yin Tianjiao mengerahkan kobaran api emas miliknya ke bawah dan berubah menjadi seekor phoenix suci. Yin Tianjao dan banyak monster elemen api lainnya menerjang ke depan.     

Namun tungku suci itu terus membesar, hingga akhirnya melahap mereka semua. Monster-monster elemen api itu meraung saat mereka dihancurkan di dalam tungku tersebut. Mereka tidak bisa melarikan diri.     

*Boom* Semua monster elemen api itu melebur di dalam tungku tersebut. Wajah Yin Tianjiao kini menjadi pucat. Tungku yang mengerikan itu terus melahap mereka semua, dan kobaran api suci yang tak terbatas bergerak ke depan, tetapi kobaran api itu tidak mampu menghancurkan tungku tersebut. Seolah-olah tungku itu terbentuk dari kobaran api Renhuang, dan karena itulah tungku tersebut mampu menghisap semua aura api mereka.     

Jalur Agung telah membentuk tungku ini, yang mampu menempa semua aura api dari langit dan bumi.     

Ye Futian melangkah ke depan dan melemparkan tungku itu ke arah Yin Tianjiao. Melihat tungku itu menekan ke arahnya, Yin Tianjao mengangkat kedua tangannya untuk menangkisnya, namun tungku itu langsung melahap kobaran api yang berada di sekitarnya. Tidak lama kemudian, tubuhnya terhempas oleh tekanan yang terus menerus dikerahkan padanya, dan dia memuntahkan darah. Wajahnya terlihat pucat.     

Ye Futian terus bergerak ke depan tanpa mempedulikan keselamatan dari Yin Tianjao. Dia kembali mengerahkan tungku itu menuju Yin Tianjao, melanjutkan rentetan serangannya. Tubuh Yin Tianjao menghantam permukaan tanah. Akhirnya dia tidak sanggup lagi menerima serangan-serangan tersebut. Dia tergeletak di permukaan tanah dengan darah mengalir dari sudut mulutnya.     

Sosok Ye Futian melesat di udara, dan dia mendarat di hadapannya. Kemudian dia mulai berjalan ke arahnya.     

Di sekitar dinding dari Istana Matahari, ekspresi para kultivator dari Klan Zhu terlihat sangat serius.     

Yin Tianjiao benar-benar telah dikalahkan oleh Ye Futian.     

Dari kesembilan suku, justru Ye Futian yang bekerja sama dengan Klan Wu yang berhasil bertahan hingga akhir dan mengalahkan semua lawannya.     

"Tuan Ye," panggil sang kultivator dari Klan Zhu. Ye Futian menatapnya, lalu dia terus bergerak ke depan, mengabaikannya.     

Tatapan mata semua kultivator dari sembilan suku tertuju padanya. Mereka tidak bisa berkata-kata saat menyaksikan pemandangan ini.     

Kultivator dari Klan Zhu tidak bisa mengubah hasil pertempuran ini. Ye Futian sama sekali tidak berniat untuk menyerah.     

Dia berjalan menghampiri Yin Tianjiao dan mengambil aura api miliknya.     

Cahaya matahari bersinar dari atas langit. Di sekitar dinding-dinding Istana Matahari, sembilan sinar cahaya tampak menyatu dan menyinari Ye Futian.     

Cahaya keemasan menyelimuti tubuhnya dan menutupi area yang luas itu.     

Aura dari Jalur Agung mengalir ke bawah bersama sinar matahari, membuat aura Ye Futian menjadi semakin kuat. Tampaknya dia telah beresonansi dengan matahari, dan keduanya kini bergabung menjadi satu kesatuan.     

Tidak hanya itu saja, tetapi di antara para kultivator yang berjaga di Istana Matahari, hanya orang-orang dari garis keturunan Klan Wu yang diselimuti oleh cahaya tersebut. Sementara cahaya yang menyinari para kultivator dari delapan suku lainnya meredup.     

Seolah-olah aura mereka telah dihisap oleh matahari dan diberikan pada pria satu ini.     

Wu Yong mengalihkan pandangannya ke arah sosok yang berdiri di atas dinding istana. Sinar matahari menyinarinya saat dia berjalan ke arah Ye Futian.     

"Jangan melawan. Dia akan membantumu membuka gerbang menuju Tanah Leluhur," ujar Wu Yong pada Ye Futian.     

Sosok itu berjalan menuju Ye Futian, lalu langsung masuk ke dalam tubuhnya, sepertinya sosok itu telah berubah menjadi seberkas api.     

Seolah-olah para kultivator yang ada di dinding istana itu tidak nyata, melainkan hanya dibentuk dari aura.     

Cahaya keemasan yang menyelimuti tubuh Ye Futian menjadi semakin terang, dan penempaan Kobaran Api Jalur Agung dalam dirinya telah dipercepat. Cahaya api yang menyilaukan kini menyelimuti Istana Matahari.     

Seberkas sinar yang mengerikan melesat ke arah gerbang yang menuju ke Tanah Leluhur.     

Matahari, tubuh Ye Futian, dan gerbang menuju Tanah Leluhur itu satu per satu bersinar terang. Bahkan di bawah pengaruh cahaya dari kobaran api keemasan yang mengerikan, gerbang itu tidak bergerak sedikit-pun. Bahkan ketika gerbang itu dipanaskan hingga berubah warna menjadi merah menyala, gerbang itu masih berdiri dengan kokoh.     

"Bukalah, lalu kita dapat pergi ke Tanah Leluhur," ujar Wu Yong dari samping Ye Futian.     

Dia berharap Ye Futian mampu menyelesaikan langkah terakhir ini dan membuka gerbang yang mengarah ke Tanah Leluhur itu.     

Tatapan mata para kultivator dari sembilan suku tertuju pada Ye Futian. Mereka tidak tahu apakah dia mampu menyelesaikan langkah terakhir ini dan memasuki Tanah Leluhur!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.