Legenda Futian

Matahari Lubang Hitam



Matahari Lubang Hitam

2Ye Futian masih duduk bersila di tempatnya. Dia sama sekali tidak bergerak, namun sang Tetua dari Klan Wu, yang merupakan seorang kultivator tingkat Nirvana, kini telah menghilang.     
3

Matahari bersinar jauh di atas kepala Ye Futian. Sebuah wajah raksasa telah muncul di atas langit, dan ketika para kultivator dari Klan Wu memandangnya, mereka bisa merasakan hati mereka berdebar kencang.     

Itu adalah wajah dari Kaisar Kua.     

Kaisar Kua telah membangun kembali Tanah Leluhur. Bagian Tanah Leluhur ini telah ditinggalkan untuk digunakan oleh sembilan suku utama. Jika mereka bisa mendapatkannya, itu akan menjadi sebuah keuntungan besar bagi mereka.     

Masalahnya adalah, hanya ada beberapa suku yang mampu melewati ujian dari Kaisar Kua dan membuka gerbang menuju Tanah Leluhur.     

Inilah sebabnya mereka berada dalam situasi seperti sekarang. Ye Futian datang kemari untuk mendapatkan warisan dari Kaisar Kua, dan sang Tetua dari Klan Wu menjadi serakah akan hal tersebut.     

Pada saat itu, ekspresi para kultivator dari Klan Wu tampak gelisah. Mereka semua adalah sosok-sosok terkemuka dalam suku mereka. Tetua itu memiliki alasan tersendiri atas tindakan yang telah dia lakukan, tetapi dari sudut pandang Ye Futian, Tetua itu telah mencoba membunuhnya, sehingga dia tentu saja harus menyingkirkan ancaman seperti itu.     

Mereka tidak ingin kerja sama mereka dengan Ye Futian berakhir seperti ini.     

Keberhasilan mereka dalam membuka gerbang menuju Tanah Leluhur benar-benar sebuah kebetulan yang menguntungkan. Mereka akan memiliki kesempatan untuk membuat Klan Wu kembali berjaya. Tetapi keserakahan tidak bisa dilepaskan dari sifat manusia, dan sekarang mereka merasa tidak puas dengan apa yang telah mereka dapatkan.     

Keserakahan ini membuat nyawa mereka kini berada di tangan Ye Futian, apalagi kebangkitan dari suku mereka.     

Ye Futian bisa saja membantai mereka semua sekaligus akibat provokasi sekecil apa-pun.     

Pada saat itu, Ye Futian memandang para kultivator dari Klan Wu. Suasana di area tersebut saat ini sangat menegangkan.     

Tiba-tiba terdengar sebuah suara, "Tetua dari Klan Wu telah bertindak sembrono dan terbunuh oleh Kobaran Api Jalur Agung tingkat Renhuang saat dia mencoba merebut warisan milik Kaisar Kua." Ye Futian berbalik dan menatap orang yang baru saja berbicara. Itu adalah Wu Yong.     

Wu Yong mengepalkan tangannya dan membungkuk hormat pada Ye Futian, lalu dia berkata, "Tuan Ye, anda telah membuka gerbang menuju Tanah Leluhur, sehingga adalah penerus dari Kaisar Kua. Kami dari Klan Wu akan selalu berhubungan baik dengan anda."     

Para kultivator lainnya dari Klan Wu memandang ke arah Wu Yong. Orang-orang dari sembilan suku yang datang ke reruntuhan Kaisar semuanya adalah sosok-sosok terkemuka. Bahkan jika mereka bukanlah Tetua dari masing-masing suku, namun tetap saja mereka telah berkultivasi untuk waktu yang lama dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Tetapi jumlah mereka sangat sedikit.     

Tentu saja mereka mengetahui bahwa Wu Yong berusaha menghindari situasi yang nantinya dapat mengancam keselamatan Klan Wu. Sang Tetua telah berusaha untuk menyingkirkan Ye Futian, yang menyebabkan situasi mengerikan ini terjadi. Apa yang akan dilakukan oleh Ye Futian?     

Ye Futian baru saja membunuh Tetua mereka tanpa belas kasihan sedikit-pun.     

Jika dia mampu membunuh salah satu dari mereka dengan begitu mudah, maka dia bisa melakukan hal yang sama pada sepuluh anggota mereka.     

"Setelah kita pergi dari sini, kami akan memanggil sembilan suku utama dan mengumumkan bahwa Tetua kami tewas terbunuh akibat Kobaran Api Jalur Agung karena tindakannya yang begitu sembrono," kultivator lainnya yang berada di sampingnya juga ikut menimpali. Keinginannya untuk keluar hidup-hidup dari situasi ini cukup kuat.     

"Tuan Ye, saya mengerti mengapa anda melakukan tindakan tersebut. Anda tidak punya pilihan selain melakukannya. Semua orang yang hadir di sini adalah para Tetua dari Klan Wu, dan tidak ada satu-pun dari kami yang berasal dari garis keturunan sang Tetua. Sebagai salah satu Tetua dari Klan Wu, saya mampu mengendalikan anggota lainnya," ujar Wu Yong pada Ye Futian. "Jadi, anda tidak perlu khawatir, Tuan Ye."     

Ye Futian memandang ke arah Wu Yong. Kedua matanya dipenuhi dengan cahaya dari kobaran api suci.     

*Boom* Jauh di atas langit, kobaran api matahari turun menyebar ke bawah, dan sebuah bayangan raksasa telah muncul. Tampaknya itu adalah bayangan dari sosok Kaisar Kua.     

Dia menyatu ke dalam matahari, dan kobaran api bergerak menuju permukaan tanah dari tubuhnya.     

Dalam sekejap, tubuh Wu Yong telah diselimuti oleh kobaran api.     

Semua kultivator dari Klan Wu tertegun. Ekspresi Wu Yong juga sedikit berubah. Dia menatap ke arah Ye Futian dan berteriak, "Tuan Ye!"     

Suara Wu Yong bergema di seluruh area tersebut saat dia menatap ke arah Ye Futian. Tampaknya dia telah menentukan sikapnya. Dia tidak berusaha untuk melarikan diri.     

Cahaya dari kobaran api yang mengerikan itu menyelimuti tubuh Wu Yong. Jantung para kultivator dari Klan Wu berdegup kencang.     

Namun, Wu Yong masih berdiri di tempatnya dan tidak bergerak sedikit-pun.     

Pemandangan mengerikan yang mereka bayangkan tidak menjadi kenyataan. Tubuh Wu Yong tidak terbakar, dan Kobaran Api Jalur Agung justru masuk ke dalam dirinya. Aura mengalir dari arah sosok Kaisar Kua yang berada di atas langit dan memasuki pikiran Wu Yong.     

Pada saat itu, Wu Yong merasa bahwa dia telah menerima berkah yang luar biasa dari Jalur Agung, yang telah diberikan oleh Kaisar Kua.     

"Jika sang Tetua dari Klan Wu tidak berusaha membunuh saya seperti sebelumnya, maka saya akan memberikan warisan dari Tanah Leluhur padanya. Bagaimanapun juga, tempat ini adalah Tanah Leluhur dari sembilan suku utama," ujar Ye Futian dengan acuh tak acuh. Para kultivator dari Klan Wu merasa mereka seperti sedang berada dalam mimpi. Mereka menghela napas lega, tetapi ekspresi mereka masih terlihat gelisah.     

Ye Futian adalah orang yang telah membuka gerbang menuju Tanah Leluhur dan orang yang berhak untuk menerima warisan milik Kaisar Kua. Dia dapat memberikan warisan itu pada siapa-pun yang dia inginkan.     

Itulah caranya beberapa suku yang datang kemari sebelumnya bisa menjadi sangat kuat.     

Sang Tetua telah mati sia-sia.     

Dia mati karena keserakahannya.     

Jika dia tidak memiliki pemikiran seperti itu, Ye Futian akan bersedia membantunya. Tapi karena Ye Futian telah menebak apa yang dia pikirkan, dimana dia sengaja merencanakan hal buruk padanya, hal itulah yang menyebabkan kematiannya.     

Seorang kultivator tingkat Nirvana telah mati sia-sia.     

Mereka semua menghela napas secara diam-diam. Itu benar-benar tragis.     

"Sebelumnya, kalian semua telah melihat bahwa situasi ini bukanlah sesuatu yang saya inginkan. Saya telah memberikan apa yang telah ditinggalkan oleh Kaisar Kua pada Senior Wu Yong. Jika setelah ini dia ingin memberikan warisan itu pada orang lain, itu adalah urusannya. Mulai sekarang, Wu Yong akan bertanggung jawab atas Klan Wu," ujar Ye Futian pada semua orang.     

Wu Yong adalah seorang Tetua dari Klan Wu, dan sekarang warisan dari Kaisar Kua telah diberikan padanya. Sekarang dia akan mampu memimpin Klan Wu menjadi lebih baik.     

Wu Yong tertegun saat mendengar apa yang dikatakan oleh Ye Futian. Tetapi sosok yang berada di sebelahnya berkata, "Dia layak menyandang posisi sebagai Tetua."     

Kultivator lainnya juga mengatakan hal yang sama satu per satu. Wu Yong mengangguk, dia tidak ingin mengabaikan tanggung jawabnya. Hal ini pasti telah ditakdirkan untuk terjadi.     

Cahaya menyilaukan dari kobaran api mengalir di dalam pikiran Wu Yong, tetapi setelah beberapa saat, cahaya itu berhenti mengalir. Ketika Wu Yong membuka matanya, kobaran api tampak menyala di kedua matanya. Dia membungkuk hormat pada Ye Futian dan berkata, "Terima kasih, Tuan Ye."     

"Sebaiknya anda berkultivasi terlebih dahulu, Tetua," ujar Ye Futian, dia sudah memanggil Wu Yong sebagai "Tetua."     

"Baiklah." Wu Yong mengangguk, lalu dia berbalik dan berjalan ke hadapan para kultivator dari Klan Wu yang telah berkumpul. "Kita akan pergi ke tempat lain untuk berkultivasi," ujarnya.     

"Ya, Tetua." Semua orang mengikuti Wu Yong pergi meninggalkan tempat tersebut dan menuruni tangga. Mereka berusaha untuk tidak mengganggu Ye Futian.     

Ye Futian memandang ke arah mereka. Seberapa besar warisan yang ingin diwariskan oleh Wu Yong adalah urusannya sendiri.     

Kemudian dia memejamkan matanya dan mulai merasakan Jalur Agung di sekitarnya.     

Pada saat itu, hanya ada satu orang yang tersisa di atas Istana Matahari. Dia duduk bersila di bawah matahari. Jauh di atas langit, ada juga satu sosok berukuran besar.     

Pemandangan ini bisa dilihat dari kejauhan. Itu sangat menakjubkan.     

Aura yang tak terbatas mengalir ke bawah, menuju tubuh Ye Futian. Selain kekuatan hukum yang diberikan oleh Kaisar Kua padanya, penglihatannya kini menjadi semakin jelas.     

Itu adalah sosok dari Kaisar Kua. Tampaknya reruntuhan ini telah berubah menjadi sang Kaisar.     

Auranya kini menyebar ke seluruh penjuru reruntuhan, memperluas jangkauan wilayah yang dapat dia rasakan. Saat dia mengerahkan auranya, kobaran api mengalir ke arahnya.     

Mungkinkah ada sesuatu yang tersembunyi di sini selain warisan dari Kaisar Kua?     

Itu adalah sesuatu yang tidak dapat ditemukan oleh siapa-pun dalam kunjungan para kultivator sebelumnya; kalau tidak, maka dia tidak akan mengalami hal seperti ini.     

Dia duduk di tempatnya dengan tenang, sambil merasakan dan membiarkan auranya menyebar.     

Waktu berlalu dengan lambat. Para kultivator dari Klan Wu sedang berkultivasi di bagian kaki tangga. Aura Wu Yong adalah yang terkuat di antara mereka semua.     

Beberapa kultivator menatap ke arah Ye Futian dan menyadari bahwa warna matahari di tempat itu kini menjadi semakin memerah. Deretan awan berwarna merah berderak di atas langit. Mereka bertanya-tanya apakah Ye Futian dapat menemukan apa-pun yang ditinggalkan oleh Kaisar Kua selain warisannya.     

Apakah dia mampu menemukan rahasia dibalik Tanah Leluhur?     

Atau mungkin sembilan suku utama selama ini telah salah menilai, dan sebenarnya tidak ada yang namanya rahasia dibalik Tanah Leluhur. Mungkin Kaisar Kua hanya meninggalkan warisannya di sini dan menunggu orang-orang datang kemari lalu mendapatkannya.     

Mereka tidak tahu apakah perjalanan ini akan berakhir menjadi sebuah berkah atau kutukan.     

*Whoosh* Sebuah aura yang dahsyat terpancar dari tubuh Wu Yong, dan cahaya suci menyelimuti tubuhnya. Kemudian seberkas cahaya yang aneh melesat menembus deretan awan.     

Para kultivator dari Klan Wu menyaksikan pemandangan itu dengan takjub. Aura yang dipancarkan oleh Wu Yong sudah berada pada tingkat Flawless Holiness.     

Mungkin tidak lama lagi dia akan memiliki kesempatan untuk mencapai tingkat Nirvana.     

Di luar gerbang menuju Tanah Leluhur, semua orang masih berada di tempat masing-masing. Mereka masih menunggu di sana. Tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi di dalam sana. Mereka hanya bisa membayangkan di dalam benak masing-masing.     

Namun, mereka semua samar-samar bisa merasakan kobaran api di sekitar mereka, yang mengalir menuju gerbang menuju Tanah Leluhur.     

Waktu telah berlalu cukup lama.     

Ye Futian masih berkultivasi di puncak Istana Matahari.     

Pikirannya sepertinya telah mencakup reruntuhan Kaisar Kua secara keseluruhan. Reruntuhan ini membentuk sosok dari Kaisar Kua. Samar-samar dia bisa merasakan sebuah aura yang aneh di dalam matahari yang berada di atas reruntuhan.     

Jauh di atas langit, terdapat sebuah bola yang sangat menyilaukan di antara kobaran api matahari, yang berputar secara perlahan-lahan. Terdapat sebuah aura yang kuat di dalamnya. Sinar-sinar cahaya terpancar dari dalam bola tersebut dan menyebar ke kejauhan. Cahaya itu menyelimuti seluruh area reruntuhan dalam sekejap.     

"Apa ini?" Sebuah pemikiran muncul di dalam benak Ye Futian. Auranya melayang ke arah bola tersebut, mencoba untuk masuk ke dalamnya. Tetapi begitu dia mendekat, bola itu langsung menghilang. Mustahil baginya untuk menyentuh bagian dalam dari matahari.     

Pemikiran yang mengerikan itu bergejolak tanpa henti, kemudian menyatu dengan aura milik Kaisar Kua, mematahkan belenggunya, dan terus berusaha menembus bagian inti dari matahari.     

Ye Futian menyaksikan kobaran api meledak dari bola yang berada di dalam matahari itu. Kobaran api menyebar ke seluruh penjuru reruntuhan. Tampaknya sumber kobaran api dari Jalur Agung berada di sini.     

Pada saat itu, Roh Kehidupan milik Ye Futian, Pohon Dunia, mulai berayun-ayun. Dia bisa merasakan sesuatu.     

Perasaan itu membuat hatinya berdebar kencang. Hal ini juga terjadi saat dia bertemu dengan Feixue.     

Mungkinkah ini sama seperti harta karun yang ada di dalam tubuh Feixue?     

Terdengar suara gemerisik di dalam Istana Kehidupannya saat dia memikirkan caranya saat membantu Feixue. Pohon Dunia mulai menyebar ke arah luar.     

Pada saat itu, dia menggabungkan aura kaisar ke dalam Roh Kehidupannya, membuat cahaya yang sangat menyilaukan melesat dari Pohon Dunia. Seolah-olah Pohon Dunia memiliki matahari sendiri saat dahan-dahannya menyebar ke arah matahari yang sesungguhnya.     

Sebuah aura api yang dahsyat menyebar dan aura kaisar yang telah menyatu dengan Pohon Dunia mulai terbakar. Tetapi dedaunan dan dahan-dahan dari Pohon Dunia justru bersinar semakin terang saat mereka diselimuti oleh kobaran api, dan dedaunan serta cabang pohon itu mulai melahap semua kobaran api di sekitarnya, bahkan termasuk kobaran api dari bola bercahaya yang ada di dalam matahari.     

Pada saat itu, segala sesuatunya tiba-tiba berubah. Dalam sekejap, sebuah pusaran yang mengerikan muncul di dalam matahari, dan kobaran api yang tak terbatas di sekitarnya melesat ke arah pusaran tersebut.     

"Apa yang sedang terjadi?" Semua orang yang berada di kaki tangga memandang ke arah langit dan melihat deretan awan bergejolak di atas langit. Semua kobaran api terus menerus mengalir ke tempat yang sama.     

Kobaran api itu mengalir menuju matahari yang berada di atas Istana Matahari.     

Pada saat itu, matahari tersebut telah berubah menjadi sebuah Matahari Lubang Hitam dan melahap segalanya.     

Hanya dalam waktu singkat, seluruh dunia menjadi gelap!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.