Legenda Futian

Saint Star Plucking



Saint Star Plucking

0Di antara para pemimpin dari Sembilan Suku, satu orang telah tewas terbunuh oleh Ye Futian. Sehingga kini hanya tersisa delapan pemimpin suku di atas medan pertempuran.     
2

Karena Pemimpin Suku Nanli dan Pemimpin Suku Burung Vermillion telah tunduk padanya, maka empat suku utama telah memilih untuk berpihak pada Ye Futian dan mengakui statusnya sebagai penerus dari Kaisar Kua. Mereka bersedia bekerja sama dengannya.     

Kekuatan kedua belah pihak kini hampir sama, dimana terdapat empat suku utama di masing-masing pihak.     

Tidak ada seorang-pun yang menyangka bahwa situasi akan menjadi seperti ini. Ketika tujuh suku membawa pasukan mereka kemari untuk menyerang Ye Futian, semua orang mengira bahwa pertempuran di Kota Qianye akan menjadi sebuah pembantaian massal.     

Terlebih lagi, semakin banyak orang yang bergabung dalam pertempuran ini dan ingin mengeroyok Ye Futian, seolah-olah dia telah membuat musuh dimana-mana.     

Kehancuran seorang manusia disebabkan oleh kekayaan yang dimilikinya. Warisan milik Kaisar Kua yang diperoleh Ye Futian seharusnya menjadi penyebab dari kehancurannya.     

Namun pada akhirnya, tidak ada seorang-pun yang mengantisipasi apa yang telah terjadi saat ini. Kekuatan di pihak Ye Futian benar-benar telah meningkat pesat.     

Ditambah lagi, Ye Futian telah menggunakan aura milik Kaisar Kua, yang memungkinkannya untuk memiliki kemampuan bertarung yang sangat tangguh.     

Semua orang yang berada di sana mengetahui bahwa jika Ye Futian tidak menunjukkan kekuatan seperti itu, maka dia tidak akan pernah bisa mendapatkan dua orang kultivator tingkat Nirvana beralih ke pihaknya.     

Pemimpin Suku Burung Vermillion saat ini sedang bertarung melawan Zhu Kong. Pada saat yang sama, Pemimpin Suku Nanli langsung bergerak menuju Zhong Lou. Pemimpin Suku Beili bertarung melawan Pemimpin Suku Gagak sementara Wu Yong mengalihkan perhatiannya pada Pemimpin Suku Jue dan mulai berjalan menuju lawannya itu.     

Pertempuran yang akan datang tidak perlu diragukan lagi akan menjadi perang saudara antar delapan suku utama.     

Terlepas dari bagaimana pertempuran ini akan berakhir, satu hal sudah bisa dipastikan... Sembilan Suku dari Kaisar Kua telah dibubarkan. Pasti akan ada satu pihak yang keluar sebagai pemenangnya setelah pertarungan ini berakhir.     

Keseimbangan kekuatan yang telah dipertahankan selama berabad-abad akan berubah total. Semua ini semata-mata karena kehadiran Ye Futian.     

Namun, belum bisa dipastikan apakah Klan Zhu yang akan menghancurkan Klan Wu, atau Ye Futian yang akan memimpin Sembilan Suku baru untuk menguasai wilayah barat.     

Pertempuran-pertempuran yang sengit terus terjadi. Saint Gai menyaksikan pemandangan itu dengan ekspresi muram di wajahnya. Memang, situasi ini tidak seperti yang mereka harapkan.     

Sosok seperti Yu Sheng telah muncul dari Dunia Naga Merah pada generasi ini. Selain itu masih ada Ye Futian yang harus dipertimbangkan.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa Xing bersaudara telah bertemu dengan saingan mereka.     

Xing Kai, yang namanya tertera dalam Peringkat Raja Regional, mungkin tidak terlalu tertekan apabila dihadapkan dalam situasi seperti ini. Di sisi lain, Xing Qiu telah kalah dari Yu Sheng dalam Pertempuran Sungai Merah. Baik Ye Futian maupun Yu Sheng akan menjadi sepasang rintangan dalam perjalanan kultivasi mereka di masa depan.     

Saint Gai mengambil satu langkah ke udara, bergerak menuju sosok Kaisar Kua tanpa sedikit-pun keraguan. Hal itu menunjukkan kepercayaan diri Saint Gai pada kekuatannya sendiri.     

"Gai Huang, kau berani menindas seorang kultivator muda tanpa memandang tingkat Plane-mu saat ini, dan kau masih menyebut dirimu sendiri sebagai seorang kultivator tingkat Nirvana?" Tiba-tiba terdengar sebuah suara bernada malas dari suatu tempat di udara.     

Gai Huang mengerutkan keningnya saat seorang Tetua muncul di hadapannya. Itu hanyalah seorang lelaki tua yang berpenampilan sederhana.     

Gai Huang mengerutkan keningnya saat lelaki tua itu menyipitkan matanya dan menyeringai.     

"Saint Star Plucking," ujar Gai Huang, sambil mengingat kembali nama itu. Kemudian dia bertanya dengan nada menghina, "Jadi, kau sudah pulih? Dan sekarang kau berani berdiri di hadapanku lagi?"     

"Luka yang kualami bukanlah urusanmu. Paling tidak, aku tidak segan untuk menghadapimu lagi." Lelaki tua yang baru saja muncul itu adalah Saint Star Plucking, satu sosok yang sangat berpengalaman dalam seni perubahan wujud. Dia dikenal sebagai sosok yang tak tertandingi baik dalam perubahan wujud maupun kecepatan.     

"Saint Star Plucking!"     

Semua orang yang ikut mendengarkan percakapan antara kedua sosok ini bisa merasakan tubuh mereka merinding. Satu sosok legendaris lainnya dari Dunia Naga Merah telah muncul. Nama Saint Star Plucking telah dikenal dimana-mana.     

Selain itu, sudah bisa dipastikan bahwa dia berpihak pada Ye Futian.     

Banyak orang bertanya-tanya sejak kapan Saint Star Plucking mengenal Ye Futian.     

Saint Jiuyang dan Xi Chan, yang menyaksikan pemandangan itu dari kejauhan, menunjukkan ekspresi muram. Mereka mengetahui bahwa Kobaran Api Jalur Agung milik Xi Clan telah dicuri oleh Saint Star Plucking. Kemudian dia memberikan kobaran api itu pada Ye Futian.     

Tindakan itulah yang menyebabkan semua ini terjadi. Jika Saint Star Plucking tidak menyerahkan kobaran api itu pada Ye Futian secara pribadi, maka dia tidak akan berpartisipasi dalam acara kala itu, yang juga berarti bahwa dia tidak akan memasuki Tanah Leluhur dari sembilan suku dan memperoleh warisan milik Kaisar Kua.     

Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa Saint Star Plucking adalah pelaku utama yang menyebabkan semua ini terjadi.     

Pertama-tama, dia menyerahkan Kobaran Api Jalur Agung pada Ye Futian. Sekarang, dia muncul kembali di atas medan pertempuran. Banyak orang bertanya-tanya apa yang dia rencanakan dengan melakukan semua itu.     

Ditambah lagi, apa yang baru saja dikatakan oleh Saint Gai menunjukkan bahwa Saint Star Plucking telah menderita luka-luka sebelumnya. Itu mungkin ada hubungannya dengan Kota Kekaisaran Kuno.     

Mereka bertanya-tanya apakah rumor yang selama ini beredar itu memang benar adanya, dimana Saint Star Plucking telah bertarung melawan Pelayan Kesembilan, pemimpin dari Kota Kekaisaran Kuno, dan akhirnya terluka dalam pertarungan tersebut.     

"Oh ya?" ujar Gai Huang dengan nada menghina. Kemudian dia melangkah ke depan dan membuat gerakan mencengkeram di udara. Dalam sekejap, sebuah jejak telapak tangan berwarna emas yang berukuran sangat besar melesat ke depan, langsung bergerak menuju Saint Star Plucking. Jejak telapak tangan itu menutupi seluruh area tersebut, dan dipenuhi dengan kekuatan pengoyak yang mengerikan di dalamnya.     

Seolah-olah seluruh area tersebut akan hancur berkeping-keping.     

*Boom*     

Terdengar suara gemuruh yang keras saat tubuh Saint Star Plucking berubah menjadi tubuh bintang. Sebuah cincin suci dari Jalur Agung berkilauan di sekitarnya. Cahaya yang menyilaukan dari bintang-bintang berputar-putar dan menyatu dengan tubuhnya. Kekuatan Space-shredding yang mengerikan muncul, hendak menghancurkan lapisan luar dari bintang-bintang itu dan mencabik-cabik tubuh Saint Star Plucking. Namun serangan itu tetap tidak mampu menghancurkan semua bintang itu sekaligus.     

Sebagai kultivator tingkat Nirvana, tingkat Plane mereka sudah lama menyatu dengan Jalur Agung. Kematian bisa datang hanya dengan satu pemikiran. Baik serangan maupun pertahanan dilakukan dengan membawa kekuatan yang luar biasa.     

Tiba-tiba, bintang-bintang bermunculan di sekitar Saint Star Plucking. Semua bintang itu berukuran sangat besar. Tempat itu tampaknya telah berubah menjadi sebuah dunia tersendiri. Rentetan suara gemuruh terdengar saat kekuatan yang sangat mengerikan telah muncul, yang membuat orang-orang di kejauhan merinding.     

Seperti yang tersirat dari namanya, Saint Star Plucking [1][1] mampu mengambil bintang dengan tangannya.     

*Whoosh*     

Gai Huang melesat melintasi langit, bersiap untuk melarikan diri dari tempat tersebut saat itu juga.     

Saint Star Plucking mengulurkan tangannya dan membuat gerakan mencengkeram di udara. Seluruh area yang luas itu tampaknya benar-benar berada dalam genggamannya. Kemudian tubuhnya menghilang dalam sekejap.     

Perlu diperhatikan bahwa Saint Star Plucking adalah sosok yang tak tertandingi dalam aspek kecepatan.     

*Whoosh*     

Kedua sosok itu bergerak dengan kecepatan tinggi, hingga akhirnya tiba di atas langit langsung dari permukaan tanah dalam sekejap mata. Tingkat Plane Saint Gai saat ini memungkinkannya untuk dapat melintasi jarak yang sangat luas dalam waktu singkat. Namun, ketika dia tiba di tempat tujuannya, dia melihat bahwa bintang-bintang itu masih mengelilinginya.     

Gai Huang menatap ke arah Saint Plucking Star dan berkata, "Jadi, dengan mengambil bintang-bintang dengan tanganmu, kau mampu mengendalikan dunia."     

"Tidak buruk. Rupanya kau pernah mendengar informasi tentang kemampuanku. Jika kau tertarik untuk menjadi muridku, aku bisa mengajarimu beberapa hal," ujar lelaki tua itu sambil tersenyum, dia bicara secara terang-terangan.     

"Kau kalah di tangan Pelayan Kesembilan yang sangat terkenal, namun kau malah menawarkan diri untuk menjadi guruku," jawab Gai Huang dengan nada menyindir. Begitu dia selesai berbicara, cahaya emas yang tak berbatas bersinar di udara, melesat ke sekelilingnya.     

"Lagipula kenapa kau menindas seorang bocah?" Lelaki tua itu menyeringai, tidak memedulikan apa yang dikatakan Gai Huang. Kemudian dia mengayunkan tangannya dan sebuah bintang raksasa telah muncul, tampaknya bintang itu dibentuk oleh Jalur Agung, yang langsung dikerahkan menuju Gai Huang.     

Area di sekitar mereka berguncang. Bintang yang berukuran sangat besar itu hendak menghancurkan segalanya.     

Banyak orang yang berada di Kota Qianye mendongak dan melihat bintang jatuh dari atas langit. Mereka semua tampak sangat terkejut.     

Saint Star Plucking dan Saint Gai adalah dua sosok terkemuka yang namanya telah dikenal di seluruh penjuru Dunia Naga Merah. Pertempuran di antara mereka jelas sangat mengerikan.     

Badai yang menimpa Kota Qianye juga menjadi semakin mengerikan.     

"Hmph." Gai Huang menyeringai. Dia berdiri tegak di tempatnya saat cahaya yang menyilaukan menyelimuti sekujur tubuhnya. Aura dari Jalur Agung elemen ruang dan waktu telah menyelimuti area di sekitar mereka. Meskipun bintang raksasa itu akan menabraknya, dia tetap berdiri tegak di tempatnya tanpa berniat untuk menghindar atau menangkis serangan tersebut.     

Dia mengangkat lengannya dan menunjuk dengan jarinya tepat saat bintang itu akan menimpa tubuhnya. Dalam sekejap, aura dari Jalur Agung elemen ruang dan waktu menyelimuti area di sekeliling mereka, memperlambat pergerakan bintang tersebut. Tubuh dari bintang itu sepertinya telah diselimuti oleh cahaya ruang dan waktu.     

Gai Huang kembali bergerak dan langsung menunjuk ke arah bintang tersebut. Dalam sekejap, aura dari Jalur Agung menghantam bintang itu dalam sekejap. Cahaya yang tak berbatas itu menyebabkan bintang tersebut memancarkan cahaya yang menyilaukan, kemudian hancur berkeping-keping diikuti dengan suara gemuruh yang keras.     

Saint Star Plucking sama sekali tidak terpengaruh akan hal tersebut, dimana dia menyaksikan pemandangan itu dengan tenang. Kemudian dia mengayunkan tangannya, yang menyebabkan semua bintang kini berjatuhan ke arah Gai Huang seperti hujan komet.     

Tubuh Gai Huang terlihat sangat kecil dan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan luasnya area bintang di sekitarnya.     

"Serangan itu..." Hati orang-orang yang menyaksikan pemandangan itu berdebar kencang. Aura kedua pria yang bertarung di atas langit itu terasa menyesakkan bagi mereka semua.     

Hampir tidak ada seorang-pun yang memperhatikan pertempuran lainnya yang terjadi di medan pertempuran bagian bawah. Yu Sheng dan banyak kultivator lainnya yang tidak bertarung benar-benar mengabaikan hal-hal lainnya.     

Namun, pada saat itu, Yu Sheng mengalihkan pandangannya ke arah lain.     

Xing Qiu bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang aneh dari kejauhan. Dia mengerutkan keningnya saat dia menyadari bahwa Yu Sheng sedang menatapnya.     

Setelah itu, tubuh kekar milik Yu Sheng melesat ke udara. Rentetan suara gemuruh terdengar di seluruh area tersebut. Di atas medan pertempuran yang kacau dimana para kultivator tingkat Nirvana bertempur, Yu Sheng langsung menerjang ke arah Xing Qiu.     

Hasil dari Pertempuran Sungai Merah tidak dapat diubah.     

Namun, Xing Qiu menghasut Gai Huang untuk berpartisipasi dalam pertempuran ini. Ditambah lagi, Xing Qiu pernah bertarung melawannya di masa lalu.     

Karena itulah, Yu Sheng merasa bahwa dia tidak perlu menahan diri saat bertarung melawan Xing Qiu.     

Ekspresi Xing Qiu sedikit berubah. Hari ini dia datang kemari bersama Saint Gai. Statusnya dan kekuatan yang dimiliki oleh Saint Gai menunjukkan bahwa tidak ada seorang-pun yang berani berurusan dengannya.     

Namun, pada saat ini, seseorang sedang menerjang ke arahnya.     

*Boom*     

Aura yang mengerikan terpancar ke depan dalam sekejap. Xing Qiu telah beresonansi dengan Jalur Agung saat cincin-cincin dari Jalur Agung berkilauan di atasnya, yang menghasilkan kekuatan yang sangat dahsyat.     

*Boom*     

Suara gemuruh kembali terdengar. Yu Sheng bergerak seperti seorang iblis dengan kekuatan yang tak tertandingi saat dia melintasi ruang hampa. Bayangan dari seorang iblis raksasa muncul di belakangnya, tampak mengintimidasi dan penuh energi.     

Kemudian dia mengerahkan sebuah kepalan tinju yang mampu mengoyak ruang hampa. Dalam sekejap, kepalan tinju yang tak terhitung jumlahnya meledak dari iblis raksasa yang mengintimidasi itu, mengoyak ruang hampa dan mendarat di tubuh Xing Qiu. Pertempuran-pertempuran yang dijalani oleh Yu Sheng tidak pernah bertele-tele dan dipenuhi oleh kekuatan yang mengerikan. Dia tidak pernah menggunakan teknik khusus, yang ada hanyalah kekuatan murni yang mengerikan.     

Dia melesat ke depan dengan membawa kekuatan yang meledak-ledak. Dia akan mencabik-cabik siapa-pun yang berani menghalangi jalannya.     

Xing Qiu berteriak dan mengerahkan kepalan tinjunya pada Yu Sheng. Pada saat yang bersamaan, dia melancarkan serangan telapak tangan dengan bantuan satu sosok dewa perang, berusaha untuk menghalangi pergerakan Yu Sheng.     

*Boom*     

Terdengar rentetan suara gemuruh yang keras. Pertahanan itu hancur dan tubuh Yu Sheng terus menerjang ke depan seperti sambaran petir. Tidak lama kemudian, semua orang menyaksikan tubuh Xing Qiu terhempas melayang ke kejauhan.     

[1] Star Plucking dalam bahasa Indonesia berarti Mencabut/Memetik Bintang     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.