Legenda Futian

Pertempuran Telah Berakhir



Pertempuran Telah Berakhir

2"Yang Mulia, ayo kita pergi." Para kultivator yang berada di samping Xiang Nan membawanya pergi dan terus bergerak ke depan. Meskipun saat ini jarak mereka berada cukup jauh dari Kantor Pemimpin Kota, namun kobaran api itu masih berada di atas kepala mereka.     
3

Langit di atas Kota Qianye telah berubah menjadi berwarna merah. Tampaknya mereka hanya akan selamat jika mereka pergi meninggalkan Kota Qianye.     

Xiang Nan berbalik untuk memandang ke arah wajah yang berada di atas langit. Ekspresinya tampak sedingin es.     

Ye Futian telah membunuh salah satu kultivator tingkat Nirvana mereka.     

Kota Xiang masih dibantu oleh Dunia Kaisar Xiang, yang menunjukkan bahwa kota itu masih menjadi bagian dari sebuah dunia Renhuang.     

Meskipun Ye Futian mampu menggunakan warisan milik Kaisar Kua, tetap saja dia masih berada di tingkat Proving Holiness. Namun, dia baru saja melakukan pembunuhan tanpa ragu-ragu, yang telah menewaskan seorang kultivator tingkat Nirvana dari Dunia Kaisar Xiang di Kota Qianye.     

Seorang kultivator tingkat Nirvana sangat penting bagi setiap dunia Renhuang. Tanpa adanya kultivator tingkat Nirvana itu, maka Dunia Kaisar Xiang tidak akan bisa menjaga Kota Xiang di Dunia Naga Merah agar tetap aman, kecuali Xiang Nan akan menunjuk kultivator tingkat Nirvana lainnya dari Dunia Kaisar Xiang. Namun, reputasinya di istana kekaisaran akan hancur jika dia melakukan hal tersebut.     

Mungkin ayahnya akan merasa sangat kecewa padanya.     

Xiang Nan mengepalkan tangannya saat memikirkan hal itu. Ekspresinya tampak semakin muram.     

Dia bersumpah untuk membalas dendam atas apa yang telah terjadi saat ini.     

Semua orang yang berada di sekitar Kantor Pemimpin Kota telah menyaksikan tewasnya kultivator tingkat Nirvana lainnya. Mereka semua sangat terguncang akan hal tersebut.     

Bagaimanapun juga, sosok yang tewas terbunuh itu adalah seorang kultivator tingkat Nirvana. Meskipun memang benar bahwa ada banyak kultivator tingkat Nirvana di Dunia Naga Merah, namun dunia Renhuang ini tidak begitu besar sehingga tewasnya salah satu kultivator tingkat Nirvana tetap membawa dampak penting bagi mereka.     

Ditambah lagi, Dunia Naga Merah adalah dunia utama di Wilayah Naga Merah, dimana sosok-sosok terkemuka dari berbagai macam dunia Renhuang berkumpul di tempat tersebut. Meskipun begitu, para kultivator tingkat Nirvana masih dianggap sebagai sosok-sosok terkuat. Mereka adalah orang-orang yang mampu menstabilkan suatu wilayah, berperan sebagai para pemimpin kota, atau bahkan mendirikan pasukan-pasukan terbaik.     

Pada titik ini, Ye Futian telah membunuh dua kultivator tingkat Nirvana. Jika menambahkan satu orang yang telah dibunuh oleh Wu Yong sebelumnya— Pemimpin Suku Shang—maka sudah tiga kultivator tingkat Nirvana yang tewas dalam pertempuran.     

Pertarungan itu benar-benar membuat sosok-sosok terkemuka yang belum bergabung dengan pertempuran untuk berpikir dua kali sebelum mengambil tindakan.     

Situasi telah berbalik total. Pasukan Ye Futian telah melewati semua rintangan yang ada. Tampaknya saat ini mereka adalah pihak yang berada di posisi yang menguntungkan.     

Jika Ye Futian ikut bertarung secara pribadi, maka itu akan menjadi bencana bagi siapa-pun yang bertarung melawannya.     

Saint Jiuyang akhirnya membuat keputusan setelah menyaksikan kematian kultivator tingkat Nirvana dari Kota Xiang. Dia mengalihkan pandangannya pada sosok dewa perang yang berapi-api itu, sambil menggertakkan giginya saat dia menerjang ke depan.     

Yan Yuan ingin menghentikannya, tetapi dia segera menyadari bahwa Saint Jiuyang tidak bergerak ke arah Ye Futian. Sebaliknya, dia pergi menuju medan pertempuran lainnya.     

Dia pergi menuju medan pertempuran dimana Wu Yong sedang bertarung melawan Pemimpin Suku Jue.     

Namun, Yan Yuan tetap bergerak dan mengikutinya dari belakang, ia khawatir apabila Saint Jiuyang malah menyerang Wu Yong.     

Tiba-tiba, muncul sinar-sinar matahari yang sangat menyilaukan. Teknik Divine Body of Nine Suns yang diaktifkan oleh Saint Jiuyang tampak bersinar terang. Tubuhnya seolah-olah menjadi sebuah perwujudan dari matahari itu sendiri.     

*Boom*     

Area itu berguncang saat dia mengerahkan kepalan tinjunya, yang sama panasnya dengan matahari itu sendiri. Sembilan matahari bersinar terang saat mereka membombardir seseorang.     

Yan Yuan memancarkan aura yang mengerikan saat dia mencoba untuk menghentikan serangan yang dilancarkan oleh Saint Jiuyang. Namun, dia tertegun saat mengetahui target dari serangan Saint Jiuyang, yang menyebabkan dia berhenti menyerang dan tidak ikut campur dalam pertempuran tersebut.     

Di medan pertempuran lainnya, ekspresi Pemimpin Suku Jue berubah. Dia sedang bertarung mati-matian melawan Wu Yong dan dia berada di posisi yang menguntungkan. Sementara itu, Wu Yong belum membuat terobosan. Meskipun dia telah menerima bantuan dari Ye Futian dan mendapatkan warisan milik Kaisar Kua, dia tidak mampu memanfaatkan kekuatan itu secara menyeluruh untuk meningkatkan kemampuan bertarungnya sendiri.     

Namun, ketika keduanya masih terjebak dalam pertempuran yang begitu sengit, firasat bahaya yang mengerikan membayangi Pemimpin Suku Jue. Dia langsung berbalik, berniat untuk pergi meninggalkan medan pertempuran, tetapi Wu Yong bergegas mengaktifkan Divine Eyes of the Sun dan mengerahkan lengannya ke depan, menghalangi jalannya.     

"Jangan halangi aku," Pemimpin Suku Jue berteriak saat dia bertabrakan dengan Wu Yong. Kemudian tubuhnya terhempas ke belakang.     

Namun, pada saat yang hampir bersamaan, kepalan tinju matahari yang menyilaukan menuju ke arahnya. Hawa panas dari matahari menyelimuti tubuhnya dalam waktu singkat.     

Pemimpin Suku Jue berbalik, berniat untuk melancarkan serangan balasan, tetapi lengannya tidak mampu menahan kepalan tinju yang dikerahkan padanya, hingga akhirnya menghantam dadanya dengan keras.     

Dia merasa seolah-olah dadanya telah ditembus oleh kobaran api.     

Dan pada saat itu juga, dia merasakan datangnya bahaya lain dari belakangnya. Wu Yong menganggap bahwa dia tidak boleh membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja. Dia langsung mengerahkan sebuah jejak telapak tangan ke kepala dari Pemimpin Suku Jue. Pada saat itu, Pemimpin Suku Jue merasa seolah-olah sekujur tubuhnya terbakar dan dia menjerit ketakutan.     

Namun Saint Jiuyang tidak berhenti sampai di situ saja. Tidak lama kemudian dia kembali mengerahkan kepalan tinjunya, mencegah Pemimpin Suku Jue untuk memulihkan diri.     

Pemimpin Suku Jue menatap tajam ke arah Saint Jiuyang. Kedua matanya dipenuhi dengan kebencian yang luar biasa.     

Sebagai pemimpin dari Klan Xi, Saint Jiuyang adalah salah satu sosok terkemuka di Kota Jianmu.     

Namun, Saint Jiuyang telah berkhianat selama pertempuran sedang berlangsung, dimana dia menyergap Pemimpin Suku Jue dan mencoba membunuhnya.     

Pemimpin Suku Jue membencinya karena hal tersebut.     

*Boom* Kobaran api menyelimuti sekujur tubuh Pemimpin Suku Jue, membakar dan membunuhnya saat itu juga.     

Dia adalah kultivator tingkat Nirvana keempat yang tewas dalam pertempuran hari ini.     

Yan Yuan menyaksikan pemandangan itu dari tempatnya berada dan menatap ke arah Saint Jiuyang. Sebelumnya dia mengira bahwa Saint Jiuyang akan menyerang Wu Yong. Namun, ternyata yang terjadi adalah sebaliknya, dia memilih untuk membantu Wu Yong dan membunuh Pemimpin Suku Jue.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa Saint Jiuyang berperilaku seperti beberapa pemimpin suku di wilayah barat—mengkhianati sekutu mereka dan berubah sikap dengan cepat.     

Ditambah lagi, dia tidak menyerah begitu saja dan pergi meninggalkan pertempuran. Dia malah memilih untuk bergabung dalam pertempuran, sehingga kembali menambah daftar kultivator tingkat Nirvana yang tewas terbunuh oleh kubu Ye Futian. Dia adalah sosok yang sangat tangguh dan serangan-serangannya sangat brutal.     

Orang-orang yang menyaksikan pertempuran dari kejauhan tampak terkejut oleh pemandangan tersebut. Tindakan yang baru saja dilakukan oleh Saint Jiuyang mungkin akan berdampak buruk baginya di masa depan. Namun, ketegasan dan kebrutalan yang dia tunjukkan tidak perlu diragukan lagi merupakan cara terbaik baginya untuk keluar dari masalah ini. Dia tidak ingin terlibat dalam kekacauan ini lebih lama lagi.     

Pemimpin Klan Chang telah tewas terbunuh, jadi itu hanya masalah waktu sebelum Klan Chang akan menghilang. Dia tidak ingin melihat hal yang sama terjadi pada Klan Xi.     

"Pemimpin Kota Ye, saya berpartisipasi dalam pertempuran hari ini karena keserakahan dalam diri saya sendiri, dan saya telah menebus kesalahan saya dengan membunuh seorang kultivator tingkat Nirvana untuk anda. Saya berharap anda akan memaafkan apa yang telah saya lakukan hari ini. Ketika konflik di Kota Qianye berakhir, saya akan mengirimkan seseorang untuk mengunjungi anda lagi," ujar Saint Jiuyang dengan suara keras saat dia memandang ke arah Ye Futian.     

Dia benar-benar sial dalam pertempuran hari ini. Ye Futian telah memanggil sosok Kaisar Kua sebelum dia siap untuk bertarung melawan Ye Futian.     

Dia tidak akan terjebak dalam kekacauan ini jika dia mengetahui bahwa situasinya akan menjadi seperti ini.     

Ye Futian memandang ke arah Saint Jiuyang dan memikirkan tindakan yang telah dia lakukan. Klan Xi bertindak sangat tegas ketika ada kesempatan untuk merebut warisan milik Kaisar Kua untuk diri mereka sendiri. Sekarang karena kesempatan itu telah lenyap dan situasi telah berbalik, pria ini berubah pikiran dan membunuh Pemimpin Suku Jue.     

Dengan ini, hasil akhirnya telah ditentukan. Suku-suku di wilayah barat tidak akan bisa menimbulkan keributan besar lagi.     

Ditambah lagi, dia mengetahui bahwa Ye Futian akan terus menyingkirkan suku-suku yang tersisa di pihak lawan. Karena itulah, dengan cara ini Klan Xi akan bisa keluar dengan selamat dari konflik ini.     

"Dasar baj*ngan tak tahu diuntung," Zhu Kong meluapkan amarahnya. Nada bicaranya sedingin es. Bagaimanapun juga, Saint Jiuyang adalah salah satu sosok terkemuka. Dia tidak menyangka bahwa Saint Jiuyang akan melakukan hal yang menyedihkan seperti ini.     

Saint Jiuyang mengalihkan pandangannya ke arah Zhu Kong dengan tatapan mata datar, dimana dia berpikir bahwa Zhu Kong dan pasukannya juga tidak jauh berbeda darinya karena mereka datang kemari hanya untuk menjarah warisan milik Kaisar Kua dari Ye Futian.     

Keduanya memiliki pola pikir yang sama. Mereka hanya mempertimbangkan apa yang menjadi pilihan terbaik bagi diri mereka sendiri.     

"Kalau begitu saya akan pamit undur diri terlebih dahulu." Saint Jiuyang tidak repot-repot untuk merespon kata-kata Zhu Kong, dia menangkupkan tangannya dan pamit undur diri, lalu berbalik dan terbang ke kejauhan.     

Kemudian Saint Jiuyang menghampiri para kultivator dari Klan Xi dan berkata, "Kita akan kembali ke Klan Xi sekarang."     

Mereka memilih untuk tidak menyaksikan sisa pertempuran sehingga Ye Futian tidak akan berpikir bahwa mereka hanya berada di sana untuk mengamati perkembangan situasi. Sebaliknya, mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk segera pergi dari Kota Qianye. Pertempuran ini telah berakhir, dan tidak lama lagi hasil akhirnya akan diketahui oleh semua orang.     

Sama seperti spekulasi yang dibuat oleh Saint Jiuyang, karena pengkhianatannya dan kematian Pemimpin Suku Jue, hasil akhir dari pertempuran ini sudah dapat ditebak.     

Pada hari pertama di Tahun 10025 dari Kalender Prefektur Ilahi, tujuh suku utama di wilayah barat telah muncul dalam pasukan besar. Saint Gai dan banyak sosok terkemuka lainnya juga datang untuk menyerang Kota Qianye, namun mereka gagal mengambil alih tempat tersebut.     

Ditambah lagi, empat kultivator tingkat Nirvana telah tewas dalam pertempuran yang terjadi setelahnya.     

Saat ini, Zhu Kong dan kultivator lainnya sudah tidak bisa membalikkan situasi. Takdir mereka telah ditentukan.     

Wu Yong bergegas pergi setelah Pemimpin Suku Jue tewas terbunuh, dia membantu Pemimpin Suku Burung Vermillion melawan Zhu Kong.     

Saat ini, hanya ada tiga kultivator tingkat Nirvana yang tersisa di kubu Zhu Kong—Klan Zhu, Suku Zhong, dan Suku Gagak.     

Sementara pemimpin suku lainnya telah berkhianat atau tewas dalam pertempuran.     

Tidak ada seorang-pun yang meramalkan semua itu sebelum pertempuran ini terjadi.     

*Boom* Tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari suatu tempat. Zhu Kong melesat ke udara dengan dorongan dari tangannya lalu mundur dengan kecepatan tinggi, tidak memberi Wu Yong kesempatan untuk mendekat. Kemudian dia berteriak, "Mundur!"     

Dia mengetahui bahwa hasil akhir dari pertempuran ini sudah bisa ditebak. Nyaris mustahil bagi mereka untuk membalikkan situasi saat ini.     

Sembilan Suku di wilayah barat bermaksud mengambil kembali warisan dan pusaka milik Kaisar Kua yang telah didapatkan oleh Ye Futian, tetapi upaya itu ditakdirkan untuk gagal.     

Lebih buruk lagi, mereka harus menanggung konsekuensi yang sangat berat untuk upaya ini.     

Ye Futian dan suku-suku yang tunduk padanya mungkin tidak akan membiarkan mereka pergi begitu saja.     

Di antara dua kubu yang terbagi dari Sembilan Suku, memang telah ditakdirkan bahwa satu kubu akan menghilang dari Dunia Naga Merah untuk selama-lamanya.     

Suku Zhong dan Suku Gagak juga memilih untuk mundur dan pergi meninggalkan medan pertempuran. Dapat terlihat dengan jelas bahwa mereka mengetahui bahwa mereka sudah tidak bisa membalikkan situasi. Kesempatan untuk mendapatkan kembali warisan milik Kaisar Kua telah lenyap.     

Sosok Kaisar Kua yang dibentuk oleh Ye Futian tetap berdiri tegak di atas langit, tetapi dia tidak mengejar mereka yang melarikan diri. Dia mengetahui bagaimana kondisi mereka saat ini. Tekanan yang dia rasakan saat ini membuatnya tidak bisa memaksakan diri untuk terus bertarung.     

Sementara itu, pertempuran antara Saint Gai dan Saint Star Plucking di udara masih berlangsung dengan sengit. Bintang-bintang benar-benar mengelilingi mereka. Tingkat pertempuran itu telah melebihi pertempuran-pertempuran yang terjadi antara kultivator tingkat Nirvana.     

Sudah jelas bahwa kekuatan kedua pria itu jauh lebih besar daripada para kultivator tingkat Nirvana lainnya.     

Pada kenyataannya, Saint Gai tidak dapat berbuat apa-apa untuk mengubah situasi selama Saint Star Plucking masih berada di sana.     

Lebih buruk lagi, Xing Qiu sedang mengalami kesulitan di medan pertempuran bagian bawah.     

Rentetan serangan yang dilancarkan oleh Yu Sheng menyebabkan aura Xing Qiu terus melemah, bahkan Xing Qiu telah menggunakan sebuah peralatan ritual untuk membantunya bertarung. Setiap serangan yang dilancarkan padanya membuat Xing Qiu merasa seolah-olah dia akan hancur kapan saja.     

Pada akhirnya terdengar suara gemuruh yang keras. Sebuah jejak telapak tangan mendarat di tubuh Xing Qiu, berusaha untuk menghancurkannya.     

*Uhuk* Darah mengalir dari mulut Xing Qiu saat tubuhnya yang tak berdaya terhempas ke udara. Namun, Yu Sheng tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.     

Pada saat ini, sebuah kekuatan yang mengerikan terpancar dari tubuh Xing Qiu. Kekuatan itu menekan segala sesuatu yang berada di sekitarnya. Yu Sheng bisa merasakan sebuah tekanan yang kuat saat dia mendekati Xing Qiu.     

Kedua mata Xing Qiu tampaknya telah berubah. Sepertinya ada aura lain yang berasal dari tubuhnya, dimana aura itu sangat mengerikan. Yu Sheng menatap ke arah lawannya. Matanya seolah-olah mampu menembus pikiran Xing Qiu, dimana dia bisa melihat pemandangan lain di dalam sana.     

Satu sosok sedang berdiri dengan menaruh kedua tangannya di belakang punggungnya di dalam sebuah kota yang menjulang tinggi dan tampak begitu megah, dimana sosok itu memandangnya dengan tatapan mata yang tajam dan mengintimidasi, seolah-olah seluruh area itu sedang mengerahkan tekanan padanya.     

Tempat itu tidak lain adalah kota nomor satu selain Kota Naga Merah di Dunia Naga Merah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.