Legenda Futian

Pertempuran Para Puteri



Pertempuran Para Puteri

0Ketika mereka berdua semakin dekat dengan satu sama lain, sebuah badai yang mengerikan menimpa mereka.      2

Banyak segel bermunculan di samping Hua Ye, dan masing-masing segel itu tampaknya mengandung sebuah badai ruang dan waktu yang sangat kuat di dalamnya. Segel-segel itu dipenuhi dengan kekuatan Hukum Space-tearing.     

Segel-segel itu mengalir di sekujur tubuhnya, hingga mencapai lengannya. Tiba-tiba, cahaya dari Jalur Agung yang sangat menyilaukan bersinar di lengannya. Kemudian sebuah badai ruang dan waktu yang mengerikan menyebar dari tubuhnya.     

Dia menunjuk ke depan, dan semua energi yang telah muncul tampaknya mulai berkumpul di jarinya. Orang-orang yang berada di Gunung Suci hanya bisa melihat sebuah badai penghancur menimpa area tersebut, dan udara di hadapan badai itu tampaknya telah dihancurkan seutuhnya.     

Gu Dongliu berada di tengah-tengah badai tersebut.     

Apakah pria dari Kota Qianye itu mampu menahannya?     

Huruf-huruf kuno mengelilingi tubuh Gu Dongliu dan beresonansi dengan Jalur Agung Dunia. Jubah putihnya berkibar tertiup angin. Bahkan saat menghadapi badai penghancur di hadapannya, ekspresinya sama sekali tidak berubah. Dia langsung melangkah ke dalam badai itu dan menyatukan kedua tangannya.     

Dalam sekejap, sebuah suara gemuruh yang sangat keras memenuhi area tersebut.     

Pusaran itu menghancurkan huruf-huruf kuno tersebut. Tetapi setiap huruf kuno itu berbentuk seperti sebuah jejak telapak tangan raksasa; bahkan ketika huruf-huruf kuno itu hancur, jari-jari itu terus bergerak ke depan.     

Namun, cahaya dari huruf-huruf kuno yang mengelilingi Gu Dongliu terus bersinar terang. Sebuah aliran udara yang mengerikan muncul di sekitarnya dan Jalur Agung bergejolak saat auranya mengalir melalui langit dan bumi. Huruf-huruf kuno itu berubah menjadi segel, dan segel-segel itu menjadi semakin kuat.     

*Boom, Boom, Boom* Hua Ye bisa merasakan serangkaian serangan yang tidak kalah kuat dari kumpulan badai. Kemudian dia mengoyak ruang hampa dengan jarinya, yang menyebabkan banyak pusaran bermunculan di udara saat dia mendorong semua pusaran itu ke depan, menghancurkan jejak-jejak telapak tangan dari Jalur Agung yang semakin mendekat.     

Namun jejak-jejak telapak tangan milik lawannya menjadi semakin kuat. Akhirnya, deretan huruf kuno berbaris dan dikerahkan ke bawah pada saat yang bersamaan. Jarinya menabrak huruf-huruf kuno tersebut, dan dia merasa seperti telah menabrak sebuah dinding suci, dimana dinding itu begitu kokoh sehingga tidak bisa dihancurkan.     

Hua Ye melihat bahwa ini adalah penghalang terakhir yang harus dia hadapi. Sementara itu, huruf-huruf kuno yang berada di sekitar Gu Dongliu telah bergabung menjadi satu kesatuan untuk bersiap-siap melancarkan serangan tunggal ini. Jika Hua Ye mampu menembus dinding ini, maka dia akan dapat menghancurkan Gu Dongliu.     

Hua Ye menarik lengannya ke belakang, yang sedikit gemetar, kemudian kembali mendorongnya ke depan. Suara melengking yang memekakkan telinga terdengar dari huruf-huruf kuno di sekitarnya.     

Pada saat yang bersamaan, Gu Dongliu bergerak ke depan, dimana pergerakannya telah menyatu dengan dunia. Kemudian dia mengerahkan tangannya ke depan, dan serangan itu beresonansi dengan langit serta bumi di segala arah. Suara itu membuat gendang telinga Hua Ye bergetar, dan darahnya bergejolak.     

*Brak*     

Terdengar sebuah suara yang keras saat huruf-huruf kuno itu dikerahkan ke bawah, menuju lengan Hua Ye. Tidak lama kemudian, terdengar suara benturan yang keras. Tubuh Hua Ye terhempas ke belakang, dan akhirnya mendarat di permukaan tanah. Dia juga memuntahkan darah dari mulutnya.     

Semua orang yang berada di Gunung Suci tampak terkejut, kecuali seorang lelaki tua di tingkat Nirvana yang menunjukkan ekspresi gembira di wajahnya.     

Murid dari Gai Huang benar-benar telah dikalahkan. Meskipun ini bukanlah sebuah pertempuran sesungguhnya, namun kedua orang ini tidak mungkin hanya menggunakan kekuatan yang baru saja mereka pahami dari Tablet Seribu Kata. Beberapa kekuatan yang mereka gunakan adalah milik mereka sendiri, contohnya seperti kekuatan dari aura mereka.     

Mereka telah menggabungkan kekuatan ini dalam serangan mereka.     

Intinya adalah, pria bernama Gu Dongliu dari Kota Qianye ini belum dikenal oleh siapa-pun sebelumnya dan bukan sosok yang terkenal.     

Pada saat itu, semua orang yang hadir di perjamuan menyaksikan bahwa dia diselimuti oleh cahaya menyilaukan dari Jalur Agung, dan aura di sekelilingnya tampaknya telah dipengaruhi oleh auranya sendiri, sehingga menghasilkan suatu resonansi tertentu. Dia jelas bukan pria biasa.     

Tampaknya Kota Qianye memiliki banyak hal yang menarik di dalamnya.     

Gu Dongliu berjalan ke posisi semula. Mereka berdua hanya 'bertukar pendapat,' mereka tidak benar-benar bersaing untuk memperebutkan Tablet Seribu Kata, sehingga mereka tentu saja tidak akan berlama-lama di bagian tengah dari aula perjamuan.     

Hua Ye berdiri dari tempatnya. Dia tidak mengatakan apa-pun saat berjalan kembali ke posisinya, tetapi dia tampak agak sedih.     

Dia tidak menyangka bahwa sebagai seseorang yang belajar di bawah bimbingan Gai Huang sekaligus sosok yang memiliki ketenaran, dia justru dikalahkan dalam pertempuran pertamanya oleh seorang kultivator tak dikenal dari Kota Qianye.     

Hasil pertempuran ini akan memalukan bagi gurunya.     

Chi Shang juga ikut menyaksikan pertempuran itu dengan penuh minat. Bahkan pertempuran pertama telah dipenuhi oleh kejutan.     

Jadi pertempuran-pertempuran berikutnya pasti akan sangat menarik.     

Pada saat itu, satu sosok berjalan ke bagian tengah dari aula perjamuan.     

Banyak orang tampak terkejut. Mereka jelas tidak menyangka bahwa 'dia' akan muncul secepat ini.     

Sosok ini adalah salah satu dari tiga wanita yang telah menerima Undangan Persik.     

Dia adalah sang putri kebanggaan dari Kaisar Shu, Shu Zi, yang berkultivasi di Istana Regional. Dia seringkali dibandingkan dengan Yin Tianjiao.     

Salah satu di antara mereka adalah Puteri dari Dunia Kaisar Wu; sementara yang lainnya adalah putri dari Kaisar Shu.     

Keduanya memiliki daya serangan yang luar biasa. Mereka jelas bukan wanita yang lemah.     

Sang Puteri dari Dunia Kaisar Shu benar-benar akan mulai bertarung secepat ini?     

Tapi siapa yang akan menjadi lawannya?     

Dia mengeluarkan sebuah kartu dengan gambar persik emas di permukaannya. Itu adalah Undangan Persik.     

Dia adalah salah satu tamu undangan pada perjamuan kali ini.     

"Bolehkah aku menantang Pemimpin Kota Qianye?" ujar Shu Zi. Sebelumnya, Hua Ye mencoba menantang Ye Futian, tetapi Gu Dongliu menghalangi jalannya karena dia tidak memiliki Undangan Persik dan pada akhirnya Gu Dongliu mengalahkannya.     

Tapi kali ini, baik Shu Zi maupun Ye Futian telah menerima Undangan Persik.     

Ye Futian menatapnya dengan heran. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan sang Puteri dari Dunia Kaisar Shu.     

Dia hanya mengetahui identitasnya dengan membaca namanya pada Undangan Persik yang baru saja dikeluarkan olehnya.     

Sekarang, mengapa dia ingin 'bertukar pendapat' dengannya?     

Apakah Kota Qianye benar-benar seterkenal ini?     

"Kaisar Shu dikenal sebagai Kaisar Petir. Kemampuannya dalam Jalur Petir sangat menakjubkan," ujar seseorang di Gunung Suci.     

"Ah ya, dia mendapatkan julukan itu berdasarkan gaya serangannya yang luar biasa. Rumor mengatakan bahwa sang Puteri telah mewarisi bakat ayahnya dengan sempurna. Mungkin dia terlihat lemah, tetapi ketika kalian melihatnya bertarung, kalian tidak akan berpikiran seperti itu," ujar sosok lainnya sambil tersenyum.     

"Tapi mengapa Shu Zi ingin menantang Ye Futian?"     

"Aku mendengar informasi bahwa ketika sang Puteri baru saja memasuki Istana Regional, dia adalah sosok yang sangat sombong. Tapi dia diberi pelajaran oleh Xing Kai dan kini menjadi jauh lebih jujur. Dia memfokuskan diri untuk berkultivasi dan mampu menahan emosinya yang meledak-ledak. Bahkan dia meminta Xing Kai untuk melatihnya," ujar seseorang yang mengetahui beberapa hal tentang Istana Regional sambil tersenyum.     

Semua orang yang berada di Gunung Suci kini tampak tertarik setelah mendengarkan semua penjelasan tersebut.     

Para puteri bangsawan ini sangat berambisi, dan biasanya tidak mempedulikan orang-orang biasa. Mereka telah mengkultivasi diri mereka sendiri hingga menjadi sangat kuat dan mereka memiliki bakat yang luar biasa, sehingga satu-satunya orang yang mampu menarik perhatian mereka adalah orang-orang yang lebih kuat dari mereka.     

Tetapi beberapa orang yang telah berkultivasi di Istana Regional lebih lama dari Shu Zi tidak menganggap hal ini sebagai sesuatu yang aneh. Semuanya tampak biasa-biasa saja bagi mereka.     

Pei Min tersenyum. Shu Zi telah menantang Ye Futian secara langsung. Ada kemungkinan bahwa dia akan dipermalukan.     

Penampilan Ye Futian mungkin tidak terlalu menonjol hingga titik ini, tetapi semua orang masih menaruh harapan tinggi untuknya.     

Ye Futian hendak melangkah ke depan, tetapi pada saat yang bersamaan, seseorang melangkah di depannya, lalu orang itu menatap Shu Zi, dan berkata, "Aku akan bertarung melawanmu."     

Shu Zi memandang orang yang baru saja melangkah ke depan dan dia mengerutkan keningnya.     

"Ye Futian adalah orang yang ingin kutantang," ujar Shu Zi dengan nada dingin. Orang yang melangkah ke depan adalah Xia Qingyuan.     

Semua orang menyaksikan pemandangan itu dengan penuh minat. Shu Zi telah menantang Ye Futian, tetapi Xia Qingyuan-lah yang maju ke depan.     

Shu Zi mungkin baru saja menekankan bahwa orang yang ingin dia tantang adalah Ye Futian, tetapi berdasarkan status mereka, keduanya jauh lebih cocok untuk bertarung satu sama lain.     

Putri dari Kaisar Shu melawan putri dari Kaisar Xia.     

Mereka adalah dua puteri dari dua dunia Renhuang yang luar biasa.     

Xia Qingyuan tidak begitu terlibat dalam urusan yang ada di Kota Qianye. Yu Sheng dan Ye Futian sangat terkenal sehingga sang Puteri dari Dunia Kaisar Xia tidak memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.     

Namun situasi itu berubah saat Xia Qingyuan mengambil alih Sembilan Suku di wilayah barat. Sejak saat itu, orang-orang telah melihat betapa mengerikannya Xia Qingyuan.     

"Dia tidak tahu bagaimana caranya menahan diri saat berhadapan dengan wanita. Dia tidak akan menunjukkan belas kasihan padamu," ujar Xia Qing Yuan dengan nada dingin.     

"..." Ekspresi Ye Futian tampak muram. Apa maksud dari ucapannya itu?     

Shu Zi mengerutkan keningnya saat dia melihat Xia Qingyuan mendekatinya tanpa menunjukkan sopan santun sedikit-pun. Dia tidak melanjutkan pertanyaannya, tetapi sebaliknya, sebuah aura yang mengerikan terpancar di sekitarnya.     

Suara gemuruh terdengar di area sekitarnya, dan cahaya dari petir berwarna ungu sepertinya berada dimana-mana. Seolah-olah cahaya itu akan menyelimuti area tersebut.     

Segel-segel petir bermunculan di sekitar Shu Zi, dimana masing-masing segel mengandung kekuatan penghancur dalam jumlah besar. Kemudian sambaran petir yang tak berbatas muncul di antara langit dan bumi, lalu sambaran petir itu langsung melesat menuju segel-segel tersebut.     

Segel-segel ini terbentuk dari pemahamannya terkait Seribu Kata Kuno, tetapi dia juga menggabungkan auranya sendiri di dalamnya.     

Situasi di bagian tengah dari aula perjamuan kini telah berubah. Tampaknya sambaran petir mengerikan telah menyelimuti segalanya, dimana petir itu mengandung kekuatan penghancur di dalamnya.     

Namun pada saat yang bersamaan, sebuah badai yang mengerikan terbentuk di sekitar Xia Qingyuan: itu adalah badai yang terbentuk dari pedang bencana.     

Segel-segel pedang bencana bermunculan di sekujur tubuhnya.     

Setiap segel pedang bencana itu tampaknya terdiri dari satu huruf, yaitu "bencana". Semua segel pedang bencana ini tampaknya adalah satu kesatuan karena segel-segel itu terus mengalir di sekitar Xia Qingyuan.     

*Krak*     

Terdapat seberkas kilatan cahaya berwarna ungu saat suara gemuruh petir bergema di seluruh penjuru aula tersebut. Sambaran petir tiba-tiba bermunculan dan menghiasi langit. Kemudian sebuah segel petir meledak dan dikerahkan menuju Xia Qingyuan.     

Seberkas sambaran petir penghancur mencoba menghancurkan Xia Qingyuan. Serangan itu sangat mengerikan.     

Tetapi Xia Qingyuan tidak menghindar. Dia justru melangkah ke depan di antara semua petir penghancur itu, dan kemudian pedang bencana miliknya ditembakkan disertai dengan suara teriakan. Cahaya bencana yang tak berbatas muncul saat aura pedang bencana yang mengerikan itu tiba.     

Petir penghancur itu menabrak bilah-bilah pedang bencana milik Xia Qingyuan. Dua serangan yang dahsyat itu bertabrakan, dan udara sepertinya akan hancur.     

Kekuatan dari segel petir dan segel pedang bencana itu berada pada tingkat kekuatan yang sama.     

Gaun Shu Zi berkibar tertiup angin, dan rambutnya yang berwarna hitam tergerai di udara. Kemudian dia bergerak ke atas langit, dan segel petir lainnya melesat keluar secepat kilat, mengirimkan sambaran petir yang tak berbatas ke tempat dimana Xia Qingyuan berdiri.     

Xia Qingyuan menunjuk ke depan, dan sebuah segel pedang bencana ditembakkan, menghalangi serangan dari segel petir tersebut.     

Setelah itu, semua orang bisa mendengar suara keras yang ditimbulkan oleh segel-segel di sekitar Xia Qingyuan dan Shu Zi saat mereka saling menembakkan segel pada satu sama lain.     

Untuk sesaat, sepertinya energi penghancur yang dihasilkan akan benar-benar menghancurkan aula perjamuan tersebut. Bumi seperti terbelah dan langit terlihat seolah-olah hari kiamat akan segera tiba.     

Semua orang yang menghadiri Perjamuan Persik bergegas membentuk pertahanan masing-masing untuk menangkis badai yang mengerikan tersebut. Bahkan gelombang kejut yang dihasilkan saja sudah cukup untuk membuat mereka bisa merasakan aura penghancur yang mengerikan.     

Shu Zi melangkah ke depan melewati sambaran petir seperti seorang dewi petir. Dia tampak sangat sombong.     

Kedua matanya dipenuhi dengan sambaran petir ungu, dan tubuhnya yang tampak rapuh bermandikan cahaya petir. Kemudian dia mengulurkan jari-jarinya, dan cahaya ungu itu juga menyelimuti jemarinya.     

Sebuah kekuatan penghancur yang lebih mengerikan dari sebelumnya kini telah muncul. Pada saat itu, segel-segel petir yang semakin mendekat sepertinya telah beresonansi dengan aura Shu Zi, dan saat ini dia memegang kendali atas semua kekuatan petir di area tersebut.     

Area tempat Xia Qingyuan berdiri tampaknya telah disegel oleh sambaran petir yang tak ada habisnya.     

"Hancurkan dia," Shu Zi bergumam. Saat dia mengatakan hal ini, ribuan sambaran petir turun dan berubah menjadi cahaya penghancur yang mengerikan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.