Legenda Futian

Omong Kosong Belaka



Omong Kosong Belaka

1Ye Futian dan Xiang Ze saling berhadapan satu sama lain di bagian tengah dari aula perjamuan.     
0

Salah satu di antara mereka adalah sosok yang sedang naik daun di Dunia Naga Merah. Sementara satu sosok lainnya datang jauh-jauh dari Dunia Kaisar Xiang untuk balas dendam.     

Xiang Ze datang kemari dari Dunia Kaisar Xiang dan bertarung untuk bisa mendapatkan izin bergabung dalam Perjamuan Persik. Tidak perlu diragukan lagi bahwa dia adalah sosok yang berbakat dan tangguh.     

Sekarang dia telah menantang Ye Futian secara resmi.     

Siapa di antara keduanya yang memiliki pemahaman lebih kuat terkait Seribu Kata Kuno?     

"Tuan Ye menggunakan warisan milik seorang Renhuang untuk memanggil sosok Kaisar Kua dan membunuh seorang kultivator tingkat Nirvana dari Kota Xiang, sehingga dia bisa menjadi terkenal seperti ini. Sekarang aku akhirnya memiliki kesempatan untuk melihat orang seperti apa dirinya," ujar Xiang Ze. Nada bicaranya terdengar sangat tenang.     

Tetapi semua orang bisa mendengar betapa provokatif-nya kata-kata Xiang Ze tersebut.     

Kematian seorang kultivator tingkat Nirvana akan menjadi sebuah kerugian besar bagi banyak kota. Bahkan untuk dunia Renhuang seperti Dunia Kaisar Xiang, hal itu tetaplah sebuah kerugian bagi mereka.     

Karena kekalahan yang dialaminya ini, Xiang Nan tidak punya pilihan selain pergi meninggalkan Kota Xiang dan kembali ke Dunia Kaisar Xiang.     

Itulah sebabnya Xiang Ze datang kemari hari ini.     

"Selama pertempuran antara Dunia Kaisar Xia dan Dunia Kaisar Li berlangsung, Xiang Nan mengirimkan pasukannya ke Kota Qianye, dengan tujuan untuk mengamati pertempuran," jawab Ye Futian. "Mereka meminta sumber daya kultivasi sebagai imbalan, dan aku memberi mereka sumber daya kultivasi dalam jumlah banyak, tetapi tampaknya jumlah yang kuberikan tidak cukup untuk memuaskan Xiang Nan. Selama pertempuran besar berlangsung, orang-orang dari Kota Xiang juga datang ke medan pertempuran. Setelah itu, selama Pertempuran Kota Qianye berlangsung, posisiku sebagai pemimpin kota terancam. Xiang Nan sama sekali tidak menunjukkan rasa hormat. Dia mengirimkan kultivator tingkat Nirvana dari Kota Xiang untuk bergabung bersama orang-orang dari Sembilan Suku dan menghancurkan Kota Qianye. Aku telah berkompromi dengan Dunia Kaisar Xia untuk tidak melancarkan serangan, tetapi aku tidak akan membiarkan Kota Xiang bertindak semena-mena. Jadi kami bangkit dan melawan balik. Bagaimana kita bisa mempertimbangkan kepentingan dari kultivator tingkat Nirvana ini sementara statusnya jauh lebih rendah dari Yang Mulia Xiang Nan?"     

Mereka berdua berbicara dengan tenang dan tanpa ada kegelisahan sedikit-pun. Nada bicara mereka sama sekali tidak menunjukkan kemarahan maupun emosi di dalamnya.     

Tetapi saat ini Xiang Ze berusaha membuat Kota Xiang terlihat sebagai korban, dan sepertinya dia mengatakan bahwa Ye Futian adalah orang yang memulai segalanya. Itu benar-benar konyol.     

Perkataan Ye Futian yang sederhana membuat konflik di antara kedua belah pihak menjadi jelas. Tiba-tiba semua orang memandang ke arah orang-orang dari Dunia Kaisar Xiang dengan tatapan mengejek, terutama pada Xiang Nan. Dia pernah menjadi salah satu kultivator terbaik di Pertempuran Sungai Merah, tetapi sekarang dia terlihat seperti seorang badut.     

Mengatakan bahwa kematian seorang kultivator tingkat Nirvana dari Dunia Kaisar Xiang adalah kesalahan Ye Futian adalah suatu tindakan yang benar-benar konyol.     

Ekspresi Xiang Ze tampak muram. Apa yang dikatakan oleh Xiang Nan berbeda dari apa yang baru saja dikatakan oleh Ye Futian. Dia tidak bisa melarikan diri dari situasi ini.     

Lagipula setiap orang akan memiliki sudut pandang mereka masing-masing.     

Tetapi pada saat itu, dia langsung menimpali, "Aku menantangmu untuk bertarung, Tuan Ye."     

"Baiklah," ujar Ye Futian.     

Banyak orang tersenyum saat mendengar hal ini. Pertarungan tetaplah sebuah pertarungan. Mengapa mereka harus membuang-buang waktu untuk berdebat? Xiang Ze telah membawa kemalangan ini pada dirinya sendiri.     

Seberkas cahaya yang menyilaukan bersinar, dan banyak segel kuno tiba-tiba muncul di sekitar Xiang Ze.     

Segel-segel itu memenuhi seluruh area itu dalam sekejap.     

Semua orang tampak terkejut. Huruf-huruf yang ada dalam setiap segel kuno ini tampaknya mirip dengan Tablet Seribu Kata. Keduanya identik satu sama lain.     

Huruf kuno yang tak terhitung jumlahnya melayang di udara, dan semua huruf itu tampaknya mengandung kekuatan yang tak terlihat di dalamnya. Huruf-huruf kuno itu telah beresonansi dengan Jalur Agung dunia.     

Hembusan angin bergejolak saat kekuatan dari Jalur Agung menekan ke bawah dan mengelilingi tubuh Ye Futian.     

Semua orang bertanya-tanya, apakah pemahaman Xiang Ze tentang Seribu Kata Kuno benar-benar sekuat itu?     

Tetapi beberapa orang yang mengetahui beberapa hal tentang Dunia Kaisar Xiang tidak menganggap hal ini sebagai sesuatu yang aneh. Ini adalah sebuah kemampuan khusus yang diwarisi oleh Xiang Ze dari Kaisar Xiang.     

Xiang Ze menatap ke arah Ye Futian yang berada di depannya. Penampilannya tampak mengintimidasi, dan kedua matanya dipenuhi dengan kepercayaan diri yang luar biasa.     

Setelah itu, sekelompok segel pedang muncul di belakang Ye Futian. Segel-segel itu tampak seperti Pedang Kasyapa.     

Ketika Ye Futian merasakan aura dari Seribu Kata Kuno, dia dapat merasakan bahwa kata-kata kuno itu memiliki semacam resonansi yang misterius dengan Pedang Kasyapa. Tampaknya evolusi sempurna dari Pedang Kasyapa tidak hanya sebatas menjadi sebilah pedang belaka. Teknik itu juga mampu mengandung kekuatan hukum di dalamnya.     

Pedang Kasyapa rupanya memiliki banyak kekuatan tersembunyi.     

Namun, hal ini tidak menghentikannya untuk membentuk segel-segel pedang miliknya menyerupai Pedang Kasyapa.     

Aura pedang yang mengerikan terpancar dari Pedang Kasyapa. Semua aura pedang di sekitarnya telah berkumpul di satu tempat.     

Setiap segel pedang itu mengandung kekuatan dalam jumlah besar.     

33 Pedang Kasyapa kini telah mengelilingi Ye Futian. Cahaya pedang tampak mengalir ke depan, membuat cahaya itu terlihat seperti sebuah sungai pedang yang mengalir di sepanjang area tersebut.     

Keduanya belum melancarkan serangan, tetapi ada ketegangan yang luar biasa di antara mereka, begitu pula suasana di aula perjamuan tersebut.     

Xiang Ze mengulurkan tangannya dan menunjuk ke satu arah tertentu. "Maju!" ujarnya.     

Ketika dia mengatakan hal ini, segel-segel kuno itu melesat ke depan pada saat yang bersamaan, menutupi langit saat semua segel kuno tersebut ditembakkan ke arah Ye Futian.     

Begitu dia memberi perintah, semua segel kuno itu langsung bergerak..     

*Krak* Terdengar suara yang tajam saat sebuah tirai pedang muncul di sekitar Ye Futian. Pada saat itu, sebuah segel kuno menerjang ke arahnya.     

Ye Futian mengayunkan tangannya, dan tiba-tiba sebilah Pedang Kasyapa melesat ke depan disertai dengan bunyi yang keras, lalu menabrak segel kuno yang semakin mendekat, langsung menembus dan menghancurkan segel kuno tersebut.     

Tetapi setelah itu, segel kedua dikerahkan, dan suaranya terdengar semakin dekat. Segel itu menyebabkan Pedang Kasyapa mengeluarkan suara yang memekakkan telinga.     

Semua orang menyaksikan sebuah badai yang mengerikan muncul di hadapan Xiang Ze. Segel-segel kuno itu menutupi langit dan berjatuhan seolah-olah semua segel tersebut telah beresonansi dengan Jalur Agung. Segel-segel kuno itu menekan seluruh area tersebut.     

"Segel-segel kuno itu memiliki bentuk dan kekuatan yang tepat," pikir Ye Futian saat dia menyaksikan serangan yang dilancarkan oleh Xiang Ze. Teknik milik Xiang Ze itu memang memiliki bentuk yang sama dengan huruf-huruf dalam Seribu Kata Kuno, begitu pula dengan kekuatannya. Segel-segel kuno itu memiliki kekuatan yang dahsyat, dan kekuatan mereka semakin meningkat.     

Sudah jelas bahwa Xiang Ze jauh lebih kuat daripada Xiang Nan.     

Pedang Kasyapa melesat ke depan satu per satu. Aura pedangnya menjadi semakin kuat dan membentuk sebuah tirai pedang di depannya. Tirai itu memotong segel-segel kuno yang mendekatinya.     

33 Pedang Kasyapa milik Ye Futian kini telah membentuk sebuah badai pedang mengerikan di atas tubuh Ye Futian yang menghancurkan semua kekuatan dari serangan yang dilancarkan oleh Xiang Ze.     

Dia memandang ke arah segel kuno raksasa yang menutupi langit itu dan berpikir: jika Xiang Ze benar-benar memahami arti dari Seribu Kata Kuno, maka serangannya akan lebih mengerikan. Serangannya akan menutupi area tersebut, dan dia benar-benar tidak akan bisa menangkisnya.     

Namun meskipun demikian, dia tetaplah lawan yang sangat kuat.     

Dia mengulurkan tangannya, dan auranya sedikit berguncang. Tiba-tiba, huruf-huruf kuno yang tak terhitung jumlahnya itu berubah bentuk menjadi Tripod Precious. Seekor naga emas meraung di antara mereka dan menghancurkan aura pedang yang berada di bawahnya. Tirai pedang itu terus menerus bergetar dan sepertinya berada dalam ambang kehancuran.     

Pada saat yang bersamaan, Ye Futian mengulurkan tangannya dan mengayunkannya di udara. Tiba-tiba, aura pedangnya bertambah kuat, dan bilah-bilah pedang yang tak terlihat tampaknya akan terbentuk, menghalangi kekuatan yang semakin mendekat.     

Xiang Ze mendengus dan mengambil satu langkah ke depan. Dalam sekejap, aura yang sangat kuat menyebar di udara. Satu sosok raksasa tampaknya mulai terbentuk di belakang huruf-huruf kuno tersebut, menyerupai sosok Renhuang.     

Sosok yang terlihat seperti Renhuang ini mengerahkan tangannya ke bawah, dan terdapat sebuah aura penghancur yang mengerikan di dalamnya. Tampaknya sosok itu dibentuk dari huruf-huruf kuno. Saat huruf-huruf itu bersinar, pemandangan itu tampak seperti sebuah pola matriks raksasa sedang menerjang ke arah segel-segel pedang tersebut.     

Dalam sekejap, 33 segel pedang itu dihancurkan.     

"Xiang Ze memang kuat!"     

Semua orang tampak terkejut. Xiang Ze tidak hanya menciptakan sebuah serangan huruf kuno yang kekuatannya diambil secara langsung dari Tablet Seribu Kata, tetapi serangan itu juga mampu berubah menjadi berbagai bentuk.     

Pada saat itu, sepertinya sosok yang menyerupai Renhuang itu semakin mendekat, sambil mengerahkan kepalan tinjunya ke bawah.     

Terlebih lagi, semua serangan ini tampaknya telah dibentuk dari huruf-huruf kuno. Bahkan jika Xiang Ze menggunakan auranya sendiri, dia masih menggabungkan pemahaman tentang Seribu Kata Kuno di dalamnya.     

Jejak telapak tangan raksasa itu menutupi langit. Bahkan orang-orang yang berada di kejauhan dapat merasakan kekuatannya yang luar biasa.     

Selain itu, jika Ye Futian hanya membentuk 33 segel pedang dan semua segel itu telah dihancurkan, maka dia akan kalah.     

Xiang Ze memandangnya dengan dingin. Dia ingin melihat apakah Ye Futian dapat melancarkan serangan balasan.     

Langit dan bumi bergejolak saat telapak tangan itu menekan ke bawah. Tetapi pada saat itu, banyak huruf kuno bermunculan di sekitar Ye Futian.     

Kali ini, itu bukanlah segel pedang melainkan jejak-jejak telapak tangan.     

Ledakan kepalan tinju yang mengerikan telah terbentuk, membuat jejak-jejak telapak tangan itu berubah menjadi kepalan-kepalan tinju raksasa.     

Kemudian Ye Futian mengangkat tangannya dan mengerahkannya ke atas langit.     

*Boom*     

Sebuah suara yang keras terdengar saat salah satu jejak telapak tangan itu menabrak kepalan tinju yang mendekat, tetapi jejak telapak tangan itu tidak mampu mengguncangnya.     

Ye Futian melesat ke udara seperti sambaran petit. Semua jejak telapak tangan kini telah berkumpul di lengannya saat dia menembus langit, terus bergerak ke atas.     

*Boom, Boom, Boom*     

Jejak-jejak telapak tangan itu terus dikerahkan satu per satu dan momentum mereka menjadi semakin kuat. Namun, sebuah jejak telapak tangan raksasa muncul di tengah-tengah semua kepalan tinju yang semakin mendekat.     

Sepertinya jejak-jejak telapak tangan itu saling tumpang tindih satu sama lain, yang akhirnya menciptakan sebuah jejak telapak tangan raksasa.     

Terdengar sebuah suara yang keras saat sekitar sepuluh kepalan tinju dikerahkan, berusaha menghentikan jejak telapak tangan raksasa tersebut.     

Sementara jejak telapak tangan raksasa itu semakin membesar. Auranya yang kuat sepertinya akan menghancurkan segalanya.     

Selain itu pergerakannya sama sekali tidak terhenti. Semakin banyak jejak telapak tangan yang dikerahkan ke depan, lalu ikut bergabung ke dalam jejak telapak tangan raksasa tersebut. Pada saat Ye Futian tiba, dia mengulurkan lengannya dan semua jejak telapak tangan itu tampaknya telah bergabung ke dalam jejak telapak tangan raksasa tersebut. Sebuah kepalan tinju raksasa muncul, menabrak kepalan tinju raksasa milik Xiang Ze, lalu terus bergerak ke depan dan menembus sosok Renhuang tersebut. Satu kepalan tinju itu telah menghancurkannya.     

Xiang Ze tampak terkejut. Dia menatap ke arah Ye Futian, yan juga sedang menatapnya dari atas langit.     

Sebuah ledakan dari kepalan tinju yang mengerikan telah menutupi langit. Masih ada aura kepalan tinju yang tak berbatas di lengannya, dimana semua aura itu tampaknya dibentuk dari begitu banyak jejak telapak tangan. Semua kepalan tinju itu masih belum benar-benar menghilang.     

"Seranganmu tampak luar biasa, tetapi tidak memiliki kekuatan di dalamnya," ujar Ye Futian pada Xiang Ze. Kemudian dia mengulurkan tangan, dan semua kepalan tinju itu menerjang ke depan, hembusan angin yang ditimbulkan bertiup ke arah Xiang Ze dan membuat jubah panjangnya berkibar tertiup angin.     

"Apakah kau ingin menguji kemampuanku?" ujar Ye Futian sambil menunjuk ke arah Xiang Ze. Nada bicaranya dan kedua matanya dipenuhi dengan tekad yang tak tergoyahkan saat dia memandang ke arah Xiang Ze.     

Dalam sekejap, suasana di aula perjamuan menjadi sunyi. Tatapan mata semua orang di Gunung Suci tertuju pada pemandangan yang menegangkan ini. Mereka semua bisa melihat rasa malu yang luar biasa di wajah Xiang Ze.     

Serangannya tampak luar biasa, namun tidak memiliki kekuatan di dalamnya.     

Dia kalah telak dalam Pertempuran Memahami Seribu Kata Kuno!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.