Legenda Futian

Pertempuran Terakhir



Pertempuran Terakhir

0Empat orang berjalan ke tengah-tengah kerumunan penonton yang hadir di Perjamuan Persik. Tatapan mata semua orang kini tertuju pada mereka.      1

Nama Xing Kai dan Luo Yang sudah lama dikenal di seluruh penjuru Dunia Naga Merah dan keduanya termasuk di antara anggota paling kuat dan terkenal dari generasi mereka.     

Sementara Ye Futian dan Xia Qingyuan baru saja meraih ketenaran karena kekuatan yang dimiliki oleh Kota Qianye, dimana mereka berdua adalah pemimpinnya.     

Melihat mereka berdua berjalan berdampingan, semua orang berpikir bahwa keduanya terlihat cocok satu sama lain. Mereka memberi kesan pada orang-orang bahwa mereka tampak seperti sepasang dewa-dewi.     

Namun, mengingat penampilan yang ditunjukkan oleh Ye Futian sebelumnya, sepertinya ada wanita lain yang dia cintai.     

Apakah Xia Qingyuan memilih untuk bertarung karena dia takut Ye Futian akan dipermalukan?     

Tetapi jika dia bertarung, maka akan ada dua orang dari Kota Qianye yang terlibat dalam pertempuran. Jika Xing Kai dan Luo Yang bekerja sama dan mengincar mereka, maka hal itu akan sangat tidak menguntungkan.     

Situasinya akan menjadi dua Saint tingkat True Self melawan dua Saint tingkat Proving Holiness.     

Tentu saja, dalam pertempuran seperti ini, para Saint di tingkat True Self harus membatasi kekuatan mereka, sehingga perbedaan kekuatan di antara mereka menjadi tidak terlalu besar. Mereka hanya akan mendapatkan sedikit keuntungan dari hal tersebut.     

Tetapi mereka semua adalah kultivator-kultivator terbaik dari generasi mereka. Mungkin mereka dapat menentukan hasil dari pertempuran ini dengan mudah.     

Pertempuran untuk memperebutkan Tablet Seribu Kata akan berakhir dengan pertarungan ini.     

Xing Kai mengalihkan pandangannya pada mereka. Dia masih terlihat acuh tak acuh. Meskipun ada konflik yang terjadi antara Kota Kekaisaran Kuno dan Kota Qianye, tidak ada emosi yang terlihat di matanya saat dia memandang ke arah Ye Futian. Pria itu seperti orang asing baginya.     

"Sebaiknya kita singkirkan mereka dulu. Pilih salah satu dari mereka," ujar Xing Kai pada Luo Yang.     

Hal ini mengejutkan semua orang. Xing Kai sama sekali tidak menahan diri.     

Karena Ye Futian dan Xia Qingyuan telah maju ke depan bersama-sama, maka dia dan Luo Yang masing-masing akan memilih salah satu dari mereka untuk bertarung dan menyingkirkan mereka terlebih dahulu.     

Pada akhirnya, hanya tersisa dirinya dan Luo Yang yang bersaing untuk mendapatkan Tablet Seribu Kata.     

"Terserah kau saja," ujar Luo Yang dengan acuh tak acuh. Kemudian keduanya berbalik dan menghadap ke arah Ye Futian dan Xia Qingyuan.     

Dua aura yang kuat langsung terpancar di udara, mengelilingi Ye Futian dan Xia Qingyuan.     

Tiba-tiba, aura Ye Futian dan Xia Qingyuan juga terpancar saat mereka berhadapan dengan Xing Kai dan Luo Yang.     

*Boom*     

Xing Kai melangkah ke depan, dan auranya yang dahsyat menyebar di udara. Ye Futian dan Xia Qingyuan bisa merasakan ancaman yang sangat kuat dari aura yang tak terlihat ini.     

Aura itu tampaknya akan menyelimuti tubuhnya. Tidak lama kemudian, segel-segel kuno muncul di sekelilingnya.     

Pemahamannya terkait Tablet Seribu Kata telah memungkinkannya untuk membentuk segel-segel perang.     

Kata-kata kuno dari Seribu Kata Kuno itu sepertinya telah menjadi segel perang baginya. Jika dia mampu mengkultivasi Seribu Kata Kuno dan memahami kekuatan yang dapat dia gabungkan dengan serangannya, maka itu sudah cukup untuk meningkatkan kekuatan serangannya secara drastis.     

Bahkan seseorang seperti Xing Kai tidak akan menolak kesempatan untuk mendapatkan metode kultivasi tingkat Renhuang. Maka dari itu, tentu saja dia akan berjuang untuk mendapatkan Tablet Seribu Kata.     

Adapun perselisihan antara dirinya dan Ye Futian, untuk saat ini hal itu tidak terlalu penting. Itu bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan di Perjamuan Persik.     

Menurutnya, Ye Futian saat ini tidak lebih dari seorang lawan yang akan dia kalahkan. Dia hanyalah sebuah batu loncatan, tidak lebih.     

Banyak segel kuno telah terbentuk di sekitar Xing Kai dan berputar-putar. Sebuah kekuatan yang mengerikan terpancar dari tubuhnya.     

Beberapa segel ini sangatlah kuat, dan segel-segel itu telah menghisap semua aura yang ada di area tersebut. Semua segel kuno itu telah beresonansi dengan Jalur Agung dunia, dan aura yang dahsyat bergejolak di dalamnya.     

Segel-segel kuno ini telah terbentuk dari pemahamannya tentang Tablet Seribu Kata.     

Dia mampu melakukan semua yang ditampilkan oleh Ye Futian sebelumnya.     

Di suatu tempat dari aula tersebut, cahaya yang menyilaukan terpancar dari Luo Yang. Sepertinya tubuhnya kini bermandikan kobaran api matahari. Dia tampak seperti seorang dewa matahari.     

Cahaya matahari yang mengerikan terpancar dari tubuhnya, yang menyakiti mata semua orang dan membakar jiwa mereka. Cahaya itu langsung ditembakkan ke arah Ye Futian dan Xia Qingyuan, menyerang mereka tanpa belas kasihan.     

Xing Kai dan Luo Yang berbeda dengan Pei Min. Mereka tidak peduli siapa yang memiliki pemahaman lebih dalam mengenai Seribu Kata Kuno. Hal yang mereka pedulikan hanyalah kemenangan.     

Namun, mereka masih membatasi jumlah kekuatan yang mereka gunakan.     

Terdapat sebuah tekanan yang sangat dahsyat menimpa tubuh Ye Futian dan Xia Qingyuan. Cahaya dari segel-segel kuno yang menakjubkan itu juga bersinar dari mereka.     

Huruf-huruf kuno berputar-putar di depan Ye Futian, langsung berhadapan dengan Xing Kai.     

Saat ini tubuh Xia Qingyuan diselimuti oleh sebuah tirai cahaya yang dibentuk oleh teratai-teratai suci. Selain itu, segel-segel pedang yang tak ada habisnya telah terbentuk hingga menutupi langit dan sebuah bunga teratai raksasa mekar di udara. Bunga teratai itu tampaknya memiliki semacam pesona misterius di dalamnya, yang membuat kobaran api milik Luo Yang tidak mampu membakarnya. Kobaran api itu terhenti di luar bunga teratai tersebut.     

Xing Kai terus bergerak ke depan, dan tiba-tiba, segel-segel kuno itu melesat ke depan, seolah-olah semua segel itu adalah segel-segel perang dan kini menerjang ke arah Ye Futian.     

Sementara itu, aura kepalan tinju yang mengerikan mengalir melalui segel-segel kuno yang berada di depan Ye Futian. Dia juga melangkah ke depan, dan tiba-tiba huruf-huruf kuno itu terbang ke udara, lalu berubah menjadi kepalan-kepalan tinju yang dikerahkan menuju segel-segel perang milik Xing Kai.     

*Boom*     

Sebuah suara yang memekakkan telinga terdengar saat segel-segel itu bertabrakan di udara. Tapi ini baru permulaan. Segel-segel yang berada di sekitar Xing Kai terbang ke udara dan bergerak menuju Ye Futian.     

Rambut Ye Futian yang berwarna abu-abu berkibar tertiup angin. Huruf-huruf kuno di sekitarnya kini berubah menjadi kepalan-kepalan tinju yang dikerahkan menuju lawannya. Tidak lama kemudian terdengar suara ledakan di udara yang menembus telinga semua orang. Kepalan-kepalan tinju itu menembus cahaya keemasan tersebut.     

Dua kekuatan itu bertabrakan di udara, dan menghasilkan suara gemuruh yang terus menerus terdengar. Dalam sekejap, sebuah aliran udara penghancur muncul di area tersebut.     

Xing Kai dan Ye Futian bertarung dengan sangat sengit, dimana mereka mengerahkan segel-segel kuno yang telah mereka buat pada lawan masing-masing.     

Pemahaman mereka tentang Seribu Kata Kuno tampaknya berada di tingkat yang sama.     

Melihat bahwa semua serangannya telah ditangkis, Xing Kai mengayunkan tangannya, dan tiba-tiba sebuah segel raksasa yang dipenuhi dengan aura mengerikan muncul di antara semua segel lainnya. Pada saat yang bersamaan, dia mengerahkan banyak segel lainnya ke depan. Segel-segel itu bergerak di sekelilingnya, menekan Ye Futian dan berusaha menembus kepalan-kepalan tinjunya. Semua segel kuno itu terus bergerak ke depan dan menghancurkan segalanya.     

Ye Futian mendongak dan menyaksikan sebuah segel perang raksasa sedang dibentuk. Dia bisa merasakan aura Xing Kai di dalamnya dan keinginannya untuk bertarung yang luar biasa.     

Rumor mengatakan bahwa orang-orang dari Kota Kekaisaran Kuno berasal dari garis keturunan Dunia Kaisar Zhan yang telah lenyap.     

Xing Kai dan Xing Chou adalah keturunan dari Kaisar Zhan. Rumor ini belum bisa dipastikan kebenarannya.     

Aura semacam ini sangat kuat dan mampu menghancurkan apa-pun, bahkan udara. Kemudian, aura tersebut menerjang ke arah Ye Futian.     

Dengan satu perintah dalam pikirannya, 33 segel kepalan tinju muncul di antara semua kepalan tinju tersebut. Semua segel itu tampak seperti kepalan tinju Ye Futian yang sesungguhnya dan langsung dikerahkan ke depan, menembus udara saat segel-segel itu menerjang ke arah segel perang raksasa tersebut.     

Udara berguncang dan mengeluarkan suara-suara gemeretak yang terdengar dengan jelas. Banyak retakan perlahan-lahan muncul di permukaan segel perang raksasa itu saat dibombardir oleh serangan, tetapi cahaya menyilaukan yang terpancar dari segel itu berusaha menangkis semua serangan tersebut. Tubuh Ye Futian terhempas ke belakang, tapi segel kepalan tinju miliknya terus bergerak ke depan dan mencapai targetnya.     

Pada akhirnya, segel perang itu dihancurkan. Serangan yang dilancarkan oleh Xing Kai telah dihentikan.     

"Sepertinya Ye Futian akan membuat Xing Kai berada dalam kesulitan. Tapi segel yang dibentuk oleh Xing Kai dari auranya lebih kuat daripada segel milik Ye Futian, jadi pada akhirnya mungkin Ye Futian akan kalah," seseorang berbisik saat dia menyaksikan pemandangan itu terjadi.     

"Jika Ye Futian adalah seorang Saint tingkat True Self, mungkin kita bisa menyaksikan pertempuran yang lebih menarik," jawab orang yang berada di sampingnya. Mereka berpikir bahwa Ye Futian akan dihancurkan oleh Xing Kai.     

Mereka berspekulasi bahwa pemenang dari pertarungan dua lawan dua ini adalah Xing Kai dan Luo Yang.     

…     

Pada pertempuran lainnya, segel-segel api suci bermunculan di sekitar Luo Yang, melahap Kobaran Api Jalur Agung di area tersebut. Hawa panas yang mengerikan terpancar dari segel-segel itu dan dikerahkan menuju Xia Qingyuan.     

*Whoosh* Cahaya api yang mengerikan memasuki kobaran api tersebut dan ditembakkan ke arah tirai teratai milik Xia Qingyuan. Cahaya itu perlahan-lahan menembus tirai tersebut, membakarnya sedikit demi sedikit saat berusaha menerobos masuk.     

Dan ada lebih dari satu berkas cahaya.     

Cahaya api suci yang terbentuk di sekitar Luo Yang bersinar, dan dalam sekejap, sebuah lubang raksasa muncul pada tirai teratai tersebut.     

"Kobaran Api Jalur Agung Luo Yang memiliki kekuatan penghancur yang luar biasa. Dia benar-benar layak disebut sebagai Manusia Api," ujar seorang Tetua yang berada di Gunung Suci.     

Xia Qingyuan mungkin akan dipermalukan oleh Luo Yang.     

Luo Yang telah mewarisi bakat dari leluhurnya dan tentu saja terampil dalam menggunakan Kobaran Api Jalur Agung. Klan Luo telah menaruh semua harapan mereka padanya.     

Kobaran Api Jalur Agung milik Luo Yang sepertinya akan berubah bentuk menjadi sebilah pedang api yang tidak bisa ditangkis, dan pedang itu dapat menghancurkan apa-pun.     

Xia Qingyuan mengerutkan keningnya saat dia melihat tirai teratai miliknya ditembus dan kobaran api suci melesat ke arahnya. Pada saat yang bersamaan, bilah-bilah pedang bencana muncul di sekelilingnya, dan semua pedang itu melesat ke arah yang ditunjuknya. Bilah-bilah pedang itu bergerak satu per satu dalam garis lurus, menembus kobaran api suci yang semakin mendekat.     

Pedang-pedang bencana yang dahsyat itu tampaknya mencoba untuk menembus kobaran api suci tersebut dan menghancurkannya. Tapi semua pedang itu sepertinya akan meleleh akibat kobaran api milik Luo Yang. Setiap bilang pedang menjadi sangat panas dalam sekejap.     

Ekspresi Xia Qingyuan sedikit berubah. Kemudian semakin banyak segel pedang bencana yang bermunculan dan terbang satu per satu. Bilah-bilah pedang itu menjadi semakin kuat saat mereka melesat ke arah kobaran api suci tersebut.     

Akhirnya, kobaran api suci itu terbelah, namun Xia Qingyuan melihat bahwa begitu kobaran api itu terbelah, alih-alih hancur, kobaran api itu justru menjadi dua kobaran api suci yang terus menerus ditembakkan ke depan. Kobaran api itu seperti cahaya: tidak bisa dihancurkan.     

Ribuan pedang bencana berputar-putar di sekelilingnya, membentuk sebuah badai pedang. Bilah-bilah pedang yang berputar-putar itu tampak seperti sebuah bunga teratai raksasa dengan kelopak bunga yang tak terhitung jumlahnya bermekaran untuk menangkis kobaran api yang semakin mendekat.     

Xia Qingyuan melangkah ke depan, penampilannya tampak mengesankan dan tangguh. Bilah-bilah pedang yang kuat mengelilingi tubuhnya, dan dia tampaknya dapat melancarkan sebuah serangan yang dahsyat kapan saja.     

Kobaran api suci itu tampaknya berhasil ditangkis saat Xia Qingyuan bergerak ke depan. Dia melayang di udara seperti seorang dewi, dimana dia terus bergerak ke depan sampai dia tiba di atas Luo Yang. Pedang bencana yang tak berbatas menyebar di seluruh penjuru langit. Kemudian sebuah badai penghancur bergejolak saat bilah-bilah pedang bencana yang berjatuhan tampaknya hendak membelah langit.     

Tapi Luo Yang seperti tidak merasakan apa-pun. Dia hanya menatap ke arah Xia Qingyuan dengan tenang.     

"Begitu kau menjadi seorang Saint tingkat True Self, temui aku, dan kita bisa bertarung lagi," ujarnya. Kemudian kobaran api bergejolak di sekelilingnya, dan tiba-tiba sebuah lingkaran api muncul di sekitarnya, menyelimuti sekujur tubuhnya. Kobaran api itu menjadi semakin mengerikan.     

Kekuatan penghancur yang muncul dari Luo Yang sepertinya dapat menghancurkan apa saja.     

"Maju!"     

Xia Qingyuan melangkah ke depan, dan pedang bencana yang tak ada habisnya itu melesat ke arah Luo Yang.     

Lingkaran api yang berada di sekitar Luo Yang berkobar, dan kobaran api suci yang tak berbatas terpancar dari lingkaran api tersebut, membentuk sebuah cincin api raksasa yang menerjang ke dalam deretan awan.     

Ketika bilah-bilah pedang bencana yang mengerikan itu tiba di dekatnya, semua pedang itu langsung dilahap oleh kobaran api itu secara tiba-tiba.     

Hal itu telah menciptakan sebuah pemandangan yang indah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.