Legenda Futian

Pemahaman Terkuat



Pemahaman Terkuat

2Setelah Xia Qingyuan pergi meninggalkan medan pertempuran, hanya ada tiga orang yang tersisa di sana.     3

Xing Kai baru saja memisahkan diri dari Ye Futian dan kini sedang bersiap-siap untuk menyerangnya dari dua sisi bersama Luo Yang.     

Luo Yang melihat bahwa mereka berdua masih terus bertarung, dan dia mengambil beberapa langkah menuju Ye Futian. Cahaya api suci masih bersinar terang dari tubuhnya.     

Ye Futian baru saja berkata, "Serahkan semua ini padaku."     

Dia tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh Ye Futian.     

Mungkinkah dia masih berpikiran bahwa dia memiliki kesempatan untuk mendapatkan Tablet Seribu Kata?     

Pada saat itu, terdengar suara teriakan saat Ye Futian dan Xing Kai bergerak ke depan. Sebuah segel raksasa melesat ke udara, hingga akhirnya menutupi langit.     

Pada saat itu, cahaya suci yang menyilaukan tiba-tiba bersinar dari tubuh Ye Futian. Pada saat cahaya itu bersinar, tampaknya dia telah menyatu dengan dunia dan beresonansi dengan Jalur Agung. Aura yang berada di sekitarnya masuk ke dalam tubuhnya, dan huruf-huruf raksasa bermunculan di sekelilingnya.     

Huruf-huruf itu bertuliskan "Alam Semesta," "Mengalir," "Pergi," "Batasan"...     

Metode Deed of Thorough Comprehension telah diaktifkan.     

Ini bukan lagi sebuah pertempuran pemahaman yang sederhana.     

Sebelumnya, Luo Yang dan Xia Qingyuan telah menggunakan kekuatan mereka sendiri untuk bertarung, jadi hal ini sudah tidak mengejutkan lagi bagi orang-orang.     

Ye Futian sepertinya telah berubah menjadi sumber dari segalanya. Jalur Agung dunia telah beresonansi dengannya, dan huruf-huruf kuno di sekitarnya melesat ke atas langit.     

Setiap huruf kuno yang berada di udara itu mengandung aura kepalan tinju di dalamnya, namun pada saat itu, huruf-huruf kuno tersebut diselimuti oleh aura ruang dan waktu, yang membuat mereka terlihat seperti tombak yang tak terhitung jumlahnya. Kemudian Ye Futian naik ke atas langit dan mengayunkan tangannya. Dalam sekejap, semua huruf kuno itu terbang ke atas. Setelah itu sebilah tombak suci menembus huruf-huruf kuno tersebut, memanfaatkan kekuatan mereka saat tombak itu dikerahkan ke depan.     

*Boom*     

Terdengar sebuah suara yang keras, dan udara tampak berguncang. Semua huruf kuno itu bergerak ke bawah, dan tombak suci itu menghantam segel-segel milik Xing Kai, sehingga membuat banyak retakan muncul di permukaannya sebelum semua segel itu hancur tak bersisa.     

Sementara itu, huruf-huruf kuno berputar-putar di sekitar Ye Futian. Semua orang tampak bingung saat mereka menyaksikan pemandangan yang menakjubkan ini.     

Dia mampu mengubah huruf-huruf kuno itu menjadi berbagai macam aura. Pemahaman semacam ini sangat mirip dengan makna sesungguhnya dari Tablet Seribu Kata.     

Ye Futian melayang di atas aula perjamuan. Waktu sepertinya telah terhenti.     

Tapi dia tidak menatap ke arah Xing Kai. Sebaliknya, dia mengalihkan pandangannya pada Luo Yang.     

"Jika pertempuran ini hanyalah sebuah ujian bagi pemahaman seseorang tentang Tablet Seribu Kata, maka kalian berdua sebaiknya mundur saja. Seharusnya kalian tahu bahwa satu-satunya alasan mengapa kalian masih berdiri di sini adalah karena kalian berada pada tingkat Plane yang lebih tinggi dari kami," ujar Ye Futian pada Luo Yang.     

"Wanita itu benar-benar luar biasa. Jika dia adalah seorang Saint True Self, maka pertarungan itu benar-benar akan menjadi sebuah pertarungan yang sulit untuk diatasi," ujar Luo Yang sambil menatap ke arah Ye Futian. "Tapi kemenangan tetaplah kemenangan, dan sekarang aku adalah orang yang masih berdiri di sini. Seharusnya kau-lah yang mundur dari kompetisi ini."     

Saat dia mengatakan hal ini, cahaya yang menyilaukan melesat ke arah Ye Futian dan melukai matanya.     

Ye Futian menyipitkan matanya saat cahaya itu membakar matanya dan menyinari tubuhnya. Dia merasa sangat kesakitan meskipun dia memiliki tubuh Saint. Jika seseorang yang tidak memiliki tubuh Saint menerima serangan itu, maka mereka akan berada dalam bahaya besar.     

Luo Yang tidak akan menunjukkan belas kasihan pada Ye Futian.     

Cahaya suci yang menyilaukan menyelimuti tubuhnya, tapi Ye Futian bahkan tidak berusaha melindungi dirinya dari cahaya tersebut. Luo Yang sangat terampil, itulah sebabnya dia mampu mengalahkan Xia Qingyuan.     

Dia juga memiliki tubuh Saint dan menggunakan cahaya api suci untuk membakarnya. Ini bukanlah sebuah pertarungan yang mudah.     

*Boom*     

Ye Futian melangkah di udara, pergi meninggalkan Xing Kai dan bergerak menuju Luo Yang.     

Semua orang tampak terkejut saat menyaksikan pemandangan ini.     

Apakah pria ini ingin mengincar Luo Yang pada saat dia sedang terlibat dalam pertempuran melawan Xing Kai?     

Tindakannya itu terlalu bodoh.     

Begitu Xing Kai memutuskan untuk mengikutinya, dan Luo Yang juga menyerangnya, apakah dia mampu melawan mereka berdua sekaligus?     

Rencana ini sangat gegabah. Apakah dia sama sekali tidak mempertimbangkan konsekuensi yang akan dia hadapi?     

Bahkan Xing Kai tampak terkejut saat dia menyaksikan sosok yang pergi menjauh di hadapannya itu.     

Apakah pria ini hendak pergi dan berurusan dengan orang lain saat dia sedang bertarung melawannya?     

Ye Futian bergerak dengan kecepatan tinggi, lalu tiba di atas Luo Yang dalam sekejap, sama seperti yang dilakukan oleh Xia Qingyuan sebelumnya.     

Huruf-huruf kuno yang tak berbatas mengalir di sekelilingnya.     

Pada saat itu, semua huruf kuno tersebut membentuk huruf "tombak." Kemudian cahaya bersinar dari semua tombak yang terbentuk.     

Seberkas cahaya yang menyilaukan bersinar dari Kobaran Api Jalur Agung milik Luo Yang, tetapi ketika metode Deed of Thorough Comprehension diaktifkan, tubuh Saint Ye Futian kini beresonansi dengan Jalur Agung. Dia telah menyatu dengan huruf-huruf kuno di sekitarnya. Cahaya api itu tidak mampu mencapai tubuhnya, dan akhirnya benar-benar padam.     

"Semua segel kuno yang kau bentuk telah hancur. Sekarang kau hanya menggunakan kekuatanmu sendiri. Karena kau harus membatasi kekuatanmu, bagaimana caranya kau bisa melukaiku?" ujar Ye Futian. Saat dia mengatakan hal ini, huruf-huruf "tombak" melesat ke depan dan menembus udara.     

Luo Yang mengerutkan keningnya, dan huruf-huruf kuno itu turun dalam sekejap, menghantam udara di sekitarnya.     

Cahaya api suci kembali terpancar dari tubuhnya. Kobaran Api Jalur Agung miliknya mampu menghancurkan segalanya, dan kobaran api itu juga membakar huruf-huruf "tombak" tersebut. Situasinya sama seperti yang terjadi pada Xia Qingyuan. Dia tidak akan membiarkan serangan-serangan itu mendekatinya.     

Sikap Xing Kai tampak aneh, tapi dia tidak berhenti bergerak. Dia juga tidak membantu Luo Yang melawan Ye Futian.     

Dia tidak perlu melakukan hal seperti itu.     

"Sepertinya pertarungan ini akan berakhir seperti Xia Qingyuan. Dia tidak akan bisa menjadi ancaman bagi Luo Yang." Semua orang berpikir dalam hati saat mereka menyaksikan tombak-tonbak itu terbakar di dalam kobaran api milik Luo Yang. Tubuh dan sihir api Luo Yang terlalu kuat.     

"Apa itu?"     

Pada saat itu, semua orang mengerutkan kening mereka. Mereka menyaksikan bahwa tidak semua tombak itu menerjang ke arah Luo Yang; sebagian tombak lainnya berada di sekelilingnya, sepertinya tombak-tombak itu telah memenuhi area tersebut.     

Tidak lama kemudian, seluruh area itu diselimuti oleh aura ruang dan waktu, membuat segala sesuatunya menjadi satu kesatuan.     

Sinar-sinar cahaya mengalir saat aura ruang dan waktu itu semakin ganas.     

Tapi pergerakannya tidak berhenti sampai disitu saja.     

*Boom* Luo Yang kembali mengerahkan sebuah gelombang hawa panas menuju tombak-tombak tersebut. Kemudian dia mengerutkan keningnya saat memandang ke sekelilingnya. Dia tahu bahwa dia telah terjebak di dalam aura ruang dan waktu ini.     

"Apa maksud dari tindakanmu ini?" dia bertanya, sambil menatap ke arah Ye Futian. Aura itu terus mendekatinya, namun tetap tidak bisa melukainya.     

"Jadi, seberapa banyak pemahaman dari Tablet Seribu Kata yang kau mengerti?" ujar Ye Futian. Sebuah segel tombak yang sangat mengerikan muncul di depannya. Segel itu tampaknya telah menyatu dengan aura Ye Futian yang begitu kuat, dan cahaya penghancur bersinar dari segel tersebut.     

Semua tombak telah beresonansi dengan aura ruang dan waktu di sekelilingnya, dan aura yang lebih mengerikan dari sebelumnya kini menyebar di udara.     

"Maju!" ujar Ye Futian. Salah satu huruf turun dari atas langit: itu adalah sebuah tombak yang mampu membelah langit dan bumi. Semua aura yang ada di area itu tampaknya telah menyatu ke dalam tombak tersebut. Pada akhirnya, tombak itu berubah menjadi Tombak Ruang dan Waktu.     

Tombak itu melesat ke bawah seperti sambaran petir, menembus udara saat turun dari atas langit.     

*Boom*     

Target dari Tombak Ruang dan Waktu itu bukanlah Luo Yang. Tombak itu menghantam sesuatu yang berada tidak jauh di depannya, namun tombak itu tidak mendekatinya. Akan tetapi, sebuah aura yang sangat mengerikan terpancar dari dalam tombak tersebut dan membelah udara.     

Suara geraman terdengar di seluruh area tersebut.     

Lingkaran api milik Luo Yang berbunyi. Dia bisa merasakan saat serangan yang tak terlihat itu menghantam tubuhnya.     

Itu adalah sebuah serangan yang mampu melintasi ruang hampa.     

Semua orang merinding saat mereka menyaksikan pemandangan itu.     

Ye Futian telah menggunakan aura ruang dan waktu miliknya yang kuat untuk menyerangnya dari jarak yang sangat jauh.     

Tapi dia tidak berhenti sampai disitu saja.     

Ye Futian melangkah di udara, membuat udara ikut berguncang. Sebilah tombak lainnya melesat melintasi langit, yang beresonansi dengan semua tombak yang ada di area tersebut.     

*Boom*     

Kali ini, udara berguncang hebat. Kemudian sebuah badai yang mengandung kekuatan Space-tearing menghancurkan area itu, dimana badai itu sepertinya dipenuhi dengan tombak yang tak terhitung jumlahnya di dalamnya.     

Area itu sepertinya akan terkoyak oleh tekanan tersebut.     

Ye Futian mengulurkan tangannya, dan sepertinya Tombak Ruang dan Waktu yang sesungguhnya telah terbentuk di tangannya. Dia mencengkeramnya dengan erat.     

Pada saat itu, semua huruf kuno tersebut turun pada saat yang bersamaan, mengikuti pergerakan Ye Futian saat dia melangkah ke depan. Sosoknya melesat di udara seperti sambaran petir.     

Aura dari Jalur Agung mengalir di sekitarnya. Sementara cahaya yang tak berbatas dari huruf-huruf kuno itu memasuki tubuh Ye Futian dan menyatu ke dalam tombaknya.     

Setelah itu, bayangan raksasa dari sebuah tombak muncul di atas langit, menjulang tinggi hingga ke ujung langit.     

Semua aura yang berada di area itu tampaknya telah bergabung menjadi satu kesatuan, kemudian terpancar keluar.     

Sementara itu, Tombak Ruang dan Waktu melesat ke depan, dengan membawa kekuatan dari teknik ketiga, Unending Void, [1][1] di dalamnya.     

Segala sesuatu yang disentuh oleh tombak itu akan berubah menjadi ketiadaan.     

Semua orang menyaksikan bayangan dari sebuah tombak raksasa muncul di atas Luo Yang. Bahkan Kobaran Api Jalur Agung tidak bisa menghancurkan tombak itu seutuhnya. Sepertinya dia akan menjadi target dari sebuah serangan yang mengerikan.     

*Brak*     

Terdengar suara yang keras saat Luo Yang terhempas ke belakang. Dia mencoba menangkis serangan itu sambil berusaha mengendalikan kekuatannya, tetapi dia tidak mampu melakukannya.     

Aura Saint tingkat True Self terpancar dari tubuhnya. Kemudian dia melangkah ke depan. Ini adalah satu-satunya cara agar dia mampu menangkis serangan yang mengerikan itu.     

Tapi pada saat Luo Yang membiarkan aura ini terpancar dari tubuhnya. Dia sudah kalah dalam pertarungan ini.     

Ye Futian telah menyingkirkannya dengan kekuatannya yang menakjubkan.     

Tapi meskipun dia telah menggunakan kekuatannya sendiri, dia masih mengandalkan kekuatan yang dia dapatkan dari pemahamannya tentang Tablet Seribu Kata untuk melancarkan serangan ini.     

Badai Qi itu masih belum mereda dan terus bergerak menuju Luo Yang.     

Dia telah dikalahkan oleh Ye Futian dari Kota Qianye.     

 "Ini…"     

Semua orang yang berada di Gunung Suci memusatkan perhatian mereka pada pemandangan yang sedang berlangsung di hadapan mereka.     

Ye Futian telah menghadapi Luo Yang dan membalaskan dendam Xia Qingyuan.     

Dia telah melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh sang Puteri.     

Dia mampu mengendalikan seluruh area itu dengan sihir-sihir elemen ruang dan waktu miliknya yang luar biasa.     

Hal ini sama seperti yang dia katakan sebelumnya. Jika mereka hanya membandingkan pemahaman mereka tentang Tablet Seribu Kata, Luo Yang belum tentu mampu mengalahkan Xia Qingyuan.     

Selain itu pemahaman Ye Futian tentang Seribu Kata Kuno jauh lebih mendalam daripada Luo Yang. Pertempuran yang baru saja mereka jalani telah membuktikan hal tersebut.     

Ribuan tombak itu tampaknya telah dibentuk dari huruf-huruf kuno dan mengandung kekuatan Jalur Agung di dalamnya. Ketika semua tombak itu menyerang, Luo Yang, yang masih mengendalikan kekuatannya dan hanya mengandalkan Kobaran Api Jalur Agung, tidak mampu menangkis tombak-tombak tersebut.     

Di bagian samping, Pei Min tersenyum dan berkata, "Sepertinya dia belum menunjukkan seluruh pemahamannya sebelumnya."     

Jika seseorang hanya membandingkan pemahaman mereka tentang Tablet Seribu Kata, maka Ye Futian benar-benar lebih unggul daripada Luo Yang, dan karena itulah dia mampu mengalahkannya. Tingkat pemahaman ini cukup mengerikan. Tidak ada seorang-pun yang mengetahui bagaimana cara Ye Futian mendapatkannya.     

Semua orang juga menyadari hal ini. Mungkin pemahamannya juga lebih baik daripada lawan terakhirnya, Xing Kai.     

Mungkin Ye Futian adalah orang yang paling layak untuk mendapatkan Tablet Seribu Kata!     

[1] Unending Void: Ketiadaan yang Tak Berakhir     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.