Legenda Futian

Keinginan Membunuh



Keinginan Membunuh

0Setelah para kultivator pergi meninggalkan gunung suci, mereka satu per satu mulai kembali ke tempat masing-masing, termasuk Ye Futian dan kelompoknya.      0

Kemana-pun mereka pergi, mereka selalu menerima banyak perhatian.     

Ye Futian dan Yu Sheng berasal dari Kota Qianye; orang-orang bisa menebak seberapa besar pengaruh yang mereka miliki. Dan sekarang, karena mereka bepergian bersama, mereka selalu menjadi pusat perhatian dari Dunia Naga Merah kemana-pun mereka pergi.     

"Saudara Ye!" Mereka mendengar seseorang memanggil Ye Futian ketika mereka sedang berjalan. Ye Futian mengikuti suara itu dan menemukan bahwa sosok yang baru saja memanggilnya adalah Duan Wuji, jadi dia mengangguk padanya sambil tersenyum.     

"Silahkan datang berkunjung ke Istana Timur jika kau punya waktu luang," ujar Duan Wuji sambil tertawa.     

"Untuk berlatih kemampuan bertarung?" tanya Ye Futian.     

"Tentu saja tidak..." Duan Wuji mengayunkan tangannya. Dia tidak akan bisa berlatih kemampuan bertarung dengannya. Duan Wuji sempat memiliki pemikiran seperti itu, tapi setelah Duan Wuji mengikuti Perjamuan Persik, dia mengurungkan niatnya itu. Ye Futian terlalu berbahaya; dia tidak ingin membuat masalah dengannya.     

Selain itu, Yu Sheng—sang monster—berdiri di sebelah Ye Futian; dia juga tidak ingin berurusan dengannya.     

Jika Yu Sheng bertarung melawannya, dia takut akan dibunuh olehnya.     

"Untuk minum-minum. Ya, kita bisa minum-minum bersama," ujar Duan Wuji setelah berpikir sejenak.     

Ye Futian mendengar kata-katanya dan tertawa, lalu dia berkata, "Baiklah kalau begitu. Jika suatu hari nanti aku datang berkunjung, jangan lupakan namaku, Yang Mulia."     

"Setelah Perjamuan Persik hari ini berakhir, hanya ada segelintir orang di Dunia Naga Merah yang tidak mengetahui namamu. Justru aku merasa khawatir bahwa nantinya, aku harus mengantri untuk memberimu hadiah," ujar Duan Wuji sambil tertawa terbahak-bahak. Dia berkata jujur.     

Perjamuan Persik disebut sebagai perjamuan nomor satu di Dunia Naga Merah, dan tidak lama lagi, segala sesuatu yang telah terjadi di Perjamuan Persik akan diketahui oleh seluruh penjuru Dunia Naga Merah.     

Pemimpin Kota Qianye, Ye Futian, dan Yu Sheng jelas akan menjadi sosok terkenal di Dunia Naga Merah.     

Ye Futian tertawa. Duan Wuji mengayunkan tangannya dan berkata, "Sampai jumpa."     

Kemudian dia berbalik dan pergi. Duan Wuji akan berangkat untuk kembali ke Istana Timur.     

Semua orang sedang dalam perjalanan kembali ke tempat masing-masing. Sehingga ada begitu banyak kultivator yang terbang di atas langit.     

"Sepertinya Duan Wuji adalah pria yang baik. Sebelumnya, dia telah membantumu di reruntuhan Kaisar Kua dan dia tidak merasa iri dengan peninggalan yang kau dapatkan," ujar Xia Qingyuan dengan suara pelan. Ye Futian mengangguk; Duan Wuji adalah orang yang bisa dipercaya, dia sangat berbeda dari Xing Kai.     

Mungkin hal itu dipengaruhi oleh cara mereka dibesarkan.     

Duan Wuji adalah seorang pangeran, jadi dia tidak perlu bersaing dengan orang lain. Apa-pun yang dimilikinya selalu yang terbaik.     

Sementara Xing Kai memiliki tanggung jawab tersendiri. Mungkin dia selalu berusaha menjadi sosok yang sempurna dan menjadi orang yang paling hebat.     

Dia sangat sombong dan menjunjung tinggi harga dirinya. Meskipun dia mengatakan bahwa semua orang pasti mengalami kegagalan, namun ketika dia dikalahkan, dia tidak menunjukkan sikap yang selaras dengan kata-katanya.     

"Mm, dia layak untuk diajak berteman," ujar Ye Futian sambil mengangguk.     

"Selain itu ada pula Yin Tianjiao, dia juga sosok yang baik," ujar Xia Qingyuan dengan suara pelan, sambil memandang ke depan.     

 "…"     

Ekspresi Ye Futian tampak aneh. Apa yang sedang dia bicarakan?     

Mengapa dia tiba-tiba menyinggung Yin Tianjiao?     

Pada saat ini, sebuah pancaran aura yang kuat muncul di belakang mereka. Mereka telah pergi meninggalkan Istana Kekaisaran beberapa waktu yang lalu, tetapi aura itu baru saja mencapai mereka.     

Setelah merasakan aura itu, Ye Futian dan yang lainnya berbalik ke sumber aura tersebut. Dua kultivator tingkat Nirvana, mantan Pemimpin Kota Qianye, Shen Tianzhan, dan Wu Yong juga berada di sana bersama Ye Futian.     

Warisan milik Kaisar Kua telah menyebabkan terjadinya pertempuran di Kota Qianye. Meskipun mereka berhasil memukul mundur pasukan lawan, namun mereka masih tidak berani menurunkan tingkat kewaspadaan mereka.     

Jadi kali ini ketika Ye Futian menghadiri Perjamuan Persik, dua kultivator tingkat Nirvana Plane dari Kota Qianye itu mendampinginya.     

Tetapi pada saat ini, dua kultivator tingkat Nirvana itu mengerutkan kening. Mereka menoleh dan memandang ke kejauhan, lalu keduanya berkata dengan suara pelan, "Mereka berasal dari Kota Kekaisaran Kuno."     

Di kejauhan, di antara hembusan angin dan deretan awan yang bergejolak, sekelompok kultivator bergerak mendekat, tanpa menyembunyikan identitas mereka. Sosok yang memimpin kelompok itu adalah Xing Kai.     

Kelompok ini dengan cepat menyusul Ye Futian dan rekan-rekannya, lalu mereka berjalan berdampingan.     

Ye Futian melanjutkan langkahnya dan mengabaikan mereka.     

Namun pada saat ini, Xing Kai mulai berbicara, "Penampilanmu di Perjamuan Persik cukup mengesankan. Aku merasa penasaran tentang kekuatanmu yang sesungguhnya."     

Tatapan matanya perlahan-lahan beralih ke tempat Ye Futian berada.     

Ye Futian juga memandang ke arahnya dan berkata, sambil tertawa, "Yah, tidak jauh berbeda dengan yang kau saksikan."     

"Aku tidak bisa memastikannya jika tidak mencobanya secara langsung," ujar Xing Kai. Kemudian dia langsung menerjang ke arah Ye Futian dan memancarkan sebuah aura yang mengintimidasi.     

Orang-orang yang berada di sekitar Ye Futian mengerutkan kening mereka. Seseorang berusaha menghadang jalannya.     

Hawa dingin terpancar di mata Ye Futian. Apa maksud dari tindakan Xing Kai ini?     

Dia mengambil satu langkah ke depan dan melesat menuju tempat Xing Kai berada. Metode Deed of Thorough Comprehension diaktifkan secara tiba-tiba, dan aura yang mengerikan kini menyelimuti tubuhnya.     

Meskipun penampilan Ye Futian di Perjamuan Persik sangat luar biasa, namun dia tidak menyombongkan diri untuk berpikiran bahwa dia mampu mengalahkan Xing Kai dengan mudah.     

Xing Kai adalah sosok yang telah menyamai rekor dari Perjamuan Persik sebelumnya, dan tingkat Plane-nya yang sesungguhnya adalah True Self Plane—satu tingkat lebih tinggi dari Ye Futian.     

Terdapat perbedaan besar di antara tingkatan yang ada di Saint Plane, apalagi Xing Kai telah menjadi sosok yang sangat terkenal di Dunia Naga Merah.     

Sebuah jejak telapak tangan raksasa muncul disertai dengan suara angin yang menderu. Jejak telapak tangan itu memancarkan aura yang mengintimidasi, dimana aura itu mengandung aura petarung yang mengerikan. Hanya dalam waktu singkat, jejak telapak tangan itu turun dengan kecepatan tinggi.     

Ye Futian mengangkat tangannya dan naik ke atas langit. Teknik Kepalan Tinju Huangting dikeluarkan dan terus menerus dikerahkan ke udara. Aura dari 11 kepalan Tinju itu bergabung menjadi satu kesatuan dan dikerahkan menuju jejak telapak tangan raksasa tersebut.     

Setelah terdengar suara ledakan, jejak telapak tangan raksasa dan aura kepalan tinju itu hancur menjadi abu.     

Xing Kai melangkah ke udara dan mengeluarkan Aura Petarung Penghukum Langit miliknya.     

Tiba-tiba, aura petarung menyebar ke seluruh penjuru dunia. Sementara lingkaran cahaya yang terbentuk dari aura petarung muncul di atas tubuhnya, yang beresonansi dengan Jalur Agung di antara langit dan bumi. Sinar-sinar cahaya dari Jalur Agung yang tak terhitung jumlahnya terbang di atas tubuhnya dan membentuk bayangan dari seorang dewa Perang. Seolah-olah sosok itu murni diciptakan oleh aura petarung tersebut.     

Selain itu, area di sekitar tubuh Ye Futian kini diselimuti oleh aura petarung milik Xing Kai.     

Begitu banyak aura petarung yang langsung berubah menjadi sebuah jejak telapak tangan raksasa yang turun dari atas langit. Seolah-olah ledakan itu berasal dari sang dewa perang. Tubuh Ye Futian terbelenggu oleh cahaya tersebut. Lingkaran cahaya itu bersinar ke bawah dan menyelimuti langit, tempat dimana jejak telapak tangan itu dikerahkan.     

*Boom* Ketika kekuatan dari Deed of Thorough Comprehension meledak, banyak tombak bermunculan dari tungku yang dibentuk oleh tubuhnya dan semua tombak itu berubah menjadi tombak-tombak suci yang melesat ke atas langit. Bahkan Tombak Ruang dan Waktu juga terbentuk dari sana dan muncul di tangan Ye Futian.     

Aura dari tombak itu melesat di udara. Kemudian Ye Futian mengambil satu langkah ke depan; tampaknya dia telah menggunakan apa yang telah dia pelajari dalam serangannya.     

Tombak Ruang dan Waktu langsung dikerahkan ke depan dan bertabrakan dengan jejak telapak tangan raksasa yang turun dari atas langit. Cahaya tombak yang tak berbatas menyebar di udara dan berkumpul di satu tempat.     

Tiba-tiba, sebuah retakan muncul di jejak telapak tangan raksasa itu, yang mengandung aura petarung mengerikan di dalamnya. Cahaya dari tombak itu terus menerus menabrak titik yang sama, dan tidak lama kemudian, semakin banyak retakan yang muncul di sana.     

*Boom* Tidak lama kemudian terdengar suara ledakan yang mengerikan. Tombak dan jejak telapak tangan raksasa itu telah hancur menjadi abu.     

Xing Kai mulai berjalan mendekati Ye Futian, selangkah demi selangkah.     

Semakin banyak jejak telapak tangan raksasa yang terbentuk, hingga akhirnya menutupi langit dan menyembunyikan matahari di dalamnya. Kemudian sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya muncul di atas bayangan Dewa Perang di belakangnya.     

Hembusan angin dan deretan awan bergejolak di antara langit dan bumi. Bahkan aura petarung yang mengerikan itu saja mampu menghancurkan dan menekan banyak orang.     

Ye Futian berdiri di hadapan Xing Kai dan bisa merasakan tekanan yang sangat kuat dari Aura Petarung Penghukum Langit.     

Dia menatap mata Xing Kai. Dia berusaha menembus sepasang mata dingin itu seolah-olah dia ingin mencari tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Xing Kai.     

Dia bisa melihat keinginan membunuh yang dingin di mata Xing Kai.     

Setelah merasakan keinginan membunuh itu, Ye Futian mengerutkan keningnya. Apakah Xing Kai ingin membunuhnya saat ini juga?     

Sesekali suara gemuruh terdengar dari kejauhan. Banyak kultivator yang telah pergi meninggalkan Perjamuan Persik tampaknya telah merasakan ada sesuatu yang aneh dan berkumpul di area tersebut.     

Mereka tampak antusias setelah mereka tiba di medan pertempuran.     

Xing Kai sedang bertarung melawan Ye Futian!     

Apa yang telah terjadi di sini?     

Apakah hal ini terjadi karena Xing Kai kesal dengan penampilan Ye Futian dan ingin memberinya pelajaran?     

Dia menggunakan cara ini untuk membuktikan harga dirinya.     

Tapi masalahnya, Xing Kai adalah seorang Saint tingkat True Self. Tingkat Plane-nya lebih tinggi dari Ye Futian, jadi meskipun dia mampu mengalahkan Ye Futian, hal itu tidak dapat membuktikan apa-pun, dan di sisi lain, orang-orang akan berpikiran bahwa dia merasa iri pada Ye Futian.     

Pada saat ini, jejak telapak tangan yang menyelimuti langit dan menyembunyikan matahari di dalamnya itu turun dan menutupi area tersebut.     

Xing Kai sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan.     

Saat ini, Ye Futian nyaris terkubur di dalam jejak telapak tangan raksasa yang menutupi langit dan matahari tersebut.     

Ye Futian mengerahkan kekuatan dari Deed of Thorough Comprehension hingga tingkat maksimal. Sebuah tombak muncul di tangannya di tengah-tengah aura yang mengintimidasi. Ketika jejak telapak tangan itu turun dari atas langit, dia segera melancarkan serangan dan menghancurkannya. Namun tombak itu hancur hingga menjadi abu oleh jejak telapak tangan tersebut setelah keduanya bertabrakan satu sama lain.     

Namun, jejak telapak tangan yang turun dari atas langit itu seolah-olah tidak ada habisnya.     

Sudah jelas, pertarungan ini jauh lebih sulit daripada pertarungannya dengan Xing Kai di Perjamuan Persik. Selama Perjamuan Persik berlangsung, Xing Kai telah membatasi auranya sendiri, namun pada saat ini, Xing Kai sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan padanya.     

*Brak, Brak, Brak* Tubuh Ye Futian berpindah-pindah dan melesat di udara. Dia terus menerus mengerahkan tombaknya dan menghancurkan jejak-jejak telapak tangan itu sambil menghindar.     

Xing Kai mendengus pelan. Sosoknya kini naik ke atas langit. Semua ilusi yang berada di sekitarnya tampak sangat menakjubkan. Kemudian dia mengerahkan telapak tangannya ke bawah, dan sosok dewa perang itu juga mengikuti pergerakannya dan mengeluarkan sebuah jejak telapak tangan.     

Tiba-tiba, jejak telapak tangan yang tak ada habisnya di atas kepala Ye Futian bergabung menjadi satu kesatuan dan berubah menjadi sebuah jejak telapak tangan Dewa Perang yang nyata. Langit dan bumi bergejolak seolah-olah segala sesuatunya akan hancur berkeping-keping.     

Tubuh Ye Futian berada di bawah jejak telapak tangan tersebut. Pada saat yang bersamaan, tombak-tombak yang tak terhitung jumlahnya melesat ke udara dan bertabrakan dengan jejak telapak tangan raksasa yang tak berbatas itu, tetapi aura petarung yang tak tertandingi di dalam serangan itu langsung menghancurkan tombak-tombak tersebut.     

Ye Futian mendongak dan bisa merasakan kekuatan itu. Tombak Ruang dan Waktu telah muncul di tangannya dan terus menerus memancarkan aura dari Jalur Agung. Tombak yang terbentuk dari auranya itu mampu menghancurkan segalanya hingga menjadi bagian-bagian kecil.     

*Whoosh* Ye Futian naik ke udara. Tubuhnya kini berubah menjadi bayangan, sementara Tombak Ruang dan Waktu dikerahkan ke depan. Langit dan bumi terus menerus bergemuruh seolah-olah segalanya akan berubah menjadi abu.     

Tombak itu dikerahkan menuju jejak telapak tangan yang turun dari atas langit, tetapi tombak tersebut tidak mampu menghancurkannya. Jejak telapak tangan itu seperti mengandung kekuatan surgawi sejati di dalamnya, yang mampu memusnahkan segala sesuatu yang ada di dunia ini. Aura petarung yang berada di sekitar jejak telapak tangan itu kini berubah menjadi sambaran petir emas yang tak terhitung jumlahnya, yang langsung turun dan melesat menuju tubuh Ye Futian.     

Saat ini area itu dipenuhi dengan kekuatan penghancur yang dahsyat, berusaha untuk melahap dan mengubur tubuh Ye Futian di dalamnya.     

"Kau cari mati rupanya," ujar Xing Kai. Kilatan cahaya dingin terlintas di mata Xing Kai. Ye Futian berani menghadapi serangannya secara langsung! Setelah itu, Aura Petarung Penghukum Langit berubah menjadi cahaya bencana. Siapa yang mampu bertahan dari serangan ini!?     

Melihat munculnya cahaya penghancur di area yang luas itu, banyak kultivator tertegun untuk beberapa saat, hati mereka berdebar kencang.     

Tiba-tiba mereka menyadari bahwa Xing Kai sama sekali tidak berniat untuk berlatih kemampuan bertarung dengan Ye Futian.     

Sudah jelas, dia berusaha membunuh Ye Futian.     

Sama seperti dugaan mereka, jika Xing Kai hanya sekedar mencoba mengalahkan Ye Futian, orang-orang akan beranggapan bahwa dia sedang menindasnya dengan adanya keuntungan tingkat Plane.     

Saat ini Xing Kai sedang berusaha melenyapkan Ye Futian. Dia benar-benar kejam!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.