Legenda Futian

Bekerja Sama



Bekerja Sama

3Pada saat ini, Xing Kai memang berpikiran untuk membunuhnya. Setelah mengalami kekalahan secara berturut-turut, dia bertanya pada dirinya sendiri apakah dia bisa melupakan masalah ini atau tidak.      3

Selama Perjamuan Persik berlangsung, dia sudah dua kali dikalahkan oleh Ye Futian, yang telah mempengaruhi keyakinannya.     

Dia merasa Ye Futian telah menjadi penghalang dalam jalur kultivasinya. Akan sulit baginya untuk memasuki tingkat Flawless Holiness karena pria tersebut. Bagi Xing Kai, hal itu benar-benar tidak dapat diterima.     

Siapa-pun yang menghalangi perkembangan kultivasinya harus dilenyapkan—menghilang dari hadapannya untuk selama-lamanya.     

Maka dari itu, Ye Futian harus dimusnahkan, dan jika memungkinkan, Xing Kai harus membunuhnya dengan tangannya sendiri.     

Dengan cara ini, Xing Kai dapat memperkuat kembali keyakinannya.     

Belum lagi dendam yang dimiliki oleh Xing Kai terhadap Ye Futian. Entah bagaimanapun caranya, Ye Futian harus mati. Kalau tidak, dia akan menjadi sebuah ancaman bagi Kota Kekaisaran Kuno.     

Xing Kai juga merasa khawatir bahwa Ye Futian memendam kebencian akibat pertempuran kala itu, dimana Gai Huang dan Xing Qiu telah menyerang mereka. Selain itu, Xing Qiu nyaris tewas terbunuh oleh Yu Sheng.     

Semua faktor ini membuatnya memutuskan untuk melenyapkan Ye Futian.     

Jejak telapak tangan Dewa Perang itu mengandung tekanan dari Jalur Agung yang tak tertandingi di dalamnya, dan dengan bantuan dari Aura Petarung Penghukum Langit, serangan itu mampu menyegel semua makhluk hidup yang berada di bawah langit. Ditambah lagi, sambaran petir emas penghancur itu juga mengandung Hukum Pengoyak yang berasal dari elemen emas dan elemen petir. Sambaran petir itu mampu menghancurkan segalanya dan penampilannya tampak sangat mengerikan.     

Selain itu, aura dari seorang Saint tingkat True Self jauh lebih kuat daripada aura milik seorang Saint Proving Holiness. Bagaimana mungkin Xing Kai menunjukkan belas kasihan sementara dia berniat untuk membunuh Ye Futian? Aura petarung terpancar dari tubuhnya. Dengan adanya aura penghancur itu, sepertinya Ye Futian bisa dimusnahkan kapan saja.     

Wajah para kultivator dari Kota Qianye menjadi pucat; mereka semua mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Xing Kai.     

Baik Wu Yong maupun Shen Tianzhan berada di tingkat Nirvana. Mereka langsung bereaksi. Melihat Xing Kai yang berada di tingkat True Self Plane mencoba membunuh Ye Futian, mereka segera mengeluarkan kekuatan dalam jumlah besar. Di antara langit dan bumi, hembusan angin dan deretan awan tampak berubah warna. Kemudian pancaran aura api yang mengerikan tiba di area tersebut, dan jejak telapak tangan raksasa yang berapi-api muncul dari atas langit, lalu dikerahkan menuju Xing Kai.     

*Boom*     

Seberkas cahaya yang mengerikan terpancar keluar. Seseorang mencoba menangkisnya secara langsung di hadapan mereka. Gai Huang, yang tubuhnya diselimuti oleh aura dari Jalur Agung, kini telah muncul. Dia mengarahkan kedua matanya yang berwarna emas pada Shen Tianzhan dan Wu Yong.     

Sudah jelas, dia tidak membiarkan Wu Yong dan Shen Tianzhan menghalangi rencana Xing Kai dalam membunuh Ye Futian.     

Xing Kai sangat tegas dalam bertindak. Karena dia telah memutuskan untuk membunuh Ye Futian, maka dia tahu apa yang harus dilakukannya.     

Dengan menggunakan latihan kemampuan bertarung sebagai alasan, Xing Kai akan membunuh Ye Futian, melenyapkan ancaman satu ini.     

"Gai Huang!" Shen Tianzhan berteriak, lalu dia melangkah ke depan. Kekuatan yang dimiliki oleh Gai Huang sangat dahsyat. Dalam pertempuran di Kota Qianye, dia telah dihadang oleh Saint Star Plucking.     

"Mereka ingin berlatih kemampuan bertarung setelah Perjamuan Persik berakhir. Mengapa kau ingin mengganggu mereka?" ujar Gai Huang dengan nada dingin. Kedua matanya memantulkan sinar keemasan. Dalam sekejap, sebuah badai emas yang mengerikan terbentuk di sekitar tubuhnya dan bergerak menuju dua kultivator tingkat Nirvana Plane ini.     

Selain itu, pancaran aura dari Jalur Agung elemen ruang dan waktu yang sangat mengintimidasi menyebar di udara dan bertujuan untuk memutus semua rute mereka untuk melarikan diri.     

Semakin banyak kultivator yang berkumpul di sekitar mereka. Kultivator-kultivator ini menatap tiga sosok seperti dewa yang berada di atas langit dan mereka bisa memastikan bahwa Gai Huang sedang membantu rencana Xing Kai dalam membunuh Ye Futian.     

Itu bukanlah sebuah latihan biasa.     

Saat ini Xing Kai berusaha membunuh Ye Futian.     

Xing Kai adalah orang yang berkemauan keras. Ye Futian telah mengalahkannya di Perjamuan Persik, jadi dia ingin membunuh Ye Futian dan memusnahkan ancaman satu ini.     

Jika Ye Futian mencapai True Self Plane, Xing Kai mungkin tidak bisa menekannya lagi.     

Di medan pertempuran tempat Xing Kai dan Ye Futian berada, jejak telapak tangan Dewa Perang dikerahkan menuju Ye Futian. Sementara sambaran petir emas yang tak berbatas terpancar dari jejak telapak tangan Dewa Perang itu dan menyegelnya di area ini, mencoba untuk membunuhnya.     

Tombak-tombak itu terus menerus dihancurkan di tangannya. Kemudian Ye Futian mengulurkan telapak tangannya. Dalam sekejap, Tombak Ruang dan Waktu muncul di telapak tangannya, sambil memancarkan aura yang mengerikan.     

*Boom*     

Sebuah guncangan yang kuat mulai terasa. Orang-orang dapat menyaksikan bahwa pergerakan Ye Futian tidak berhenti di bawah tekanan dari Jalur Agung itu, tetapi dia justru terus bergerak ke depan sambil melawan tekanan tersebut. Kemudian dia kembali mengambil satu langkah ke depan dan auranya langsung bergejolak. Tombak Ruang dan Waktu memancarkan cahaya tak berbatas yang mampu mengoyak ruang hampa. Cahaya itu bertabrakan dengan sambaran petir emas yang turun dari atas langit.     

Dua kekuatan ini semakin mendekati satu sama lain, dan masing-masing kekuatan mengandung energi pengoyak yang mengerikan. Ketika keduanya bertabrakan di atas langit, area tempat Ye Futian berada langsung diselimuti oleh puluhan ribu sinar cahaya bencana. Dia berdiri di dalam sana dan menahan kekuatan pembunuh dari aura Saint.     

*Brak*     

Dia mengambil satu langkah lagi. Teknik Footwork of Xuanyuan kini menjadi semakin kuat. Semua Hukum di antara langit dan bumi telah dilebur di atas tubuhnya. Energi yang dikeluarkan dari metode Deed of Thorough Comprehension telah berkumpul di bagian tengah dari telapak tangannya dan menyatu ke dalam Tombak Ruang dan Waktu di tangannya.     

Tombak itu memancarkan aura yang tak ada habisnya. Jejak telapak tangan Dewa Perang dikerahkan dari atas kepalanya seolah-olah langit akan runtuh.     

*Boom*     

Ye Futian mengambil langkah ketiga. Tubuhnya berputar, dan seberkas cahaya yang mengerikan melesat ke atas langit. Setelah itu, Tombak Ruang dan Waktu di tangannya dikerahkan ke depan.     

Pada saat ini, sinar cahaya itu melesat ke arah langit. Di area yang luas di antara langit dan bumi, sebuah tombak suci raksasa yang tak berbatas telah muncul dan menyelimuti Tombak Ruang dan Waktu di dalamnya. Tombak itu langsung menusuk jejak telapak tangan Dewa Perang yang turun dari atas langit.     

Setelah terdengar suara ledakan yang keras, kekuatan penghancur menyebar ke seluruh penjuru area tersebut. Langit dan bumi berguncang, dan jejak telapak tangan Dewa Perang itu mengeluarkan suara yang keras.     

Di atas langit, tombak suci raksasa yang menembus jejak telapak tangan Dewa Perang itu menahan serangan tersebut di atas langit dan menghentikan tekanan dari jejak telapak tangan tersebut.     

Tubuh Ye Futian memancarkan aura suci yang menyelimuti langit dan telah beresonansi dengan Jalur Agung. Dia mendongak dan memandang ke atas langit. Cahaya dari tombak itu menembus deretan awan, seperti cahaya yang membelah langit, tapi cahaya itu tidak sepenuhnya menghancurkan jejak telapak tangan Dewa Perang tersebut.     

Aura Petarung Penghukum Langit milik Xing Kai disebut-sebut sebagai warisan dari sang Dewa Perang. Ketika aura itu dimasukkan ke dalam kekuatan bertarung, maka kekuatan dari Dewa Perang dapat terpancar keluar dan membunuh para dewa.     

Semua serangan yang dilancarkan oleh Xing Kai sangat kuat, dan dengan bantuan dari Aura Petarung Penghukum Langit, efeknya menjadi sangat mengerikan.     

Suara gemuruh di antara langit dan bumi terus terdengar. Bayangan raksasa dari Dewa Perang itu berdiri di atas langit. Xing Kai kini naik ke udara, tatapan matanya tampak sedingin es. Kemudian dia mengerahkan telapak tangannya ke permukaan tanah.     

Dalam sekejap, bayangan Dewa Perang itu mengikuti tindakannya dan mengerahkan telapak tangannya ke bawah.     

Jejak telapak tangan Dewa Perang terus menerus dikerahkah ke bawah, berusaha untuk menghancurkan Ye Futian.     

Dia tidak akan menyerah sampai Ye Futian tewas terbunuh.     

Cahaya dari tombak raksasa itu sedang dilahap. Apa yang ada di atas tubuh Ye Futian tidak lagi hanya satu jejak telapak tangan raksasa, pemandangan itu lebih mirip seperti langit akan runtuh dan menimpanya. Dia tidak bisa bergerak; tidak lama lagi dia akan dihancurkan hingga mati.     

Bahkan Tombak Ruang dan Waktu tidak mampu menangkis jejak telapak tangan Dewa Perang tersebut.     

Para kultivator lainnya menyaksikan pemandangan itu dan merasa takjub. Kekuatan Xing Kai yang sesungguhnya benar-benar mengerikan... Selama ini dia dikenal sebagai sosok yang tak tertandingi di Dunia Naga Merah. Dia tidak pernah dikalahkan dan namanya sudah lama tertera dalam Peringkat Raja Regional.     

Saat ini dia berada di tingkat True Self Plane, tetapi bahkan sosok-sosok luar biasa dari Plane yang sama-pun akan mengalami kesulitan saat berhadapan dengannya; seharusnya dia mampu mengalahkan Saint tingkat Proving Holiness manapun dengan cepat.      

Namun, Ye Futian mampu bertarung melawannya. Orang-orang bisa melihat bahwa Pemimpin Kota Qianye ini, yang telah meninggalkan kesan mendalam selama Perjamuan Persik berlangsung, memang memiliki kemampuan bertarung yang sangat mengerikan. Jika orang lain menggantikan posisinya untuk bertarung melawan Xing Kai, mereka akan tewas terbunuh setelah jejak telapak tangan Dewa Perang itu muncul.     

Pada saat yang bersamaan, dari arah lainnya, para kultivator dari Kota Qianye bergegas pergi menuju medan pertempuran tersebut.     

Sudah jelas, itu bukanlah sebuah pertarungan yang adil, dan tujuan Xing Kai bukan untuk berlatih dengan Ye Futian; dia berusaha membunuhnya.     

Dia ingin memusnahkannya, karena Ye Futian adalah sebuah ancaman baginya.     

Para kultivator dari Kota Kekaisaran Kuno juga mulai bertindak. Mereka semua bergerak dan menghalangi jalan para kultivator dari Kota Qianye.     

Melihat pemandangan itu, Xing Kai kembali mengangkat tangannya dan mengeluarkan jejak telapak tangan lainnya. Dua jejak telapak tangan itu saling tumpang tindih dan menekan seluruh penjuru langit. Tidak lama kemudian, terdengar suara ledakan yang keras, dan tubuh Ye Futian kini akan dihancurkan oleh kekuatan dari Jalur Agung yang dahsyat.     

Cahaya dari tombak suci raksasa itu tidak lama lagi akan hancur. Ye Futian bisa merasakan tekanan tersebut, dan tiba-tiba, sebuah aura bintang muncul di sekitar tubuhnya.     

Cahaya bintang yang tak berbatas meledak; area yang luas di antara langit dan bumi kini berubah menjadi sebuah dunia bintang.     

Bintang-bintang telah terbentuk di dunia tersebut; bintang-bintang dari Jalur Agung berputar-putar dan bergerak ke atas langit.     

*Boom, Boom, Boom* Orang-orang menyaksikan bintang-bintang itu bertabrakan dengan jejak telapak tangan Dewa Perang milik Xing Kai. Langit ikut berguncang karena tabrakan tersebut, tetapi pada saat bintang-bintang itu bersentuhan dengan jejak telapak tangan Dewa Perang tersebut, semua bintang itu langsung hancur menjadi abu. Serangan itu hanya berfungsi untuk memperlambat pergerakan dari jejak telapak tangan Dewa tersebut.     

Namun, cahaya dari bintang-bintang itu menjadi semakin terang. Ye Futian kini berada di tengah-tengah dunia bintang. Bintang-bintang yang tak berbatas berputar-putar di sekelilingnya. Dengan bantuan dari Deed of Thorough Comprehension, sebuah lingkaran cahaya suci telah muncul dan membentuk sebuah galaksi.     

Pada saat ini, bintang-bintang yang ada di atas langit bergabung menjadi satu kesatuan dan membentuk sebuah Tablet Bintang, dimana bintang-bintang dari seluruh penjuru langit telah dimasukkan ke dalamnya.     

"Ini..."     

Orang-orang yang menyaksikan pemandangan itu dari kejauhan tampak tertegun.     

Bukankah itu adalah Tablet Bintang dari Jalur Divine Martial di Perjamuan Persik?     

Itu adalah jalur kuno yang dilalui Ye Futian kala itu.     

Apakah itu berarti Ye Futian telah menyerapnya dan menggunakannya dalam pertarungan setelah dia keluar dari Jalur Divine Martial?     

Kemudian bintang-bintang itu bergerak. Tablet Bintang yang tak berbatas itu bergerak ke atas bersama bintang-bintang dari seluruh penjuru langit dan menghantam jejak telapak tangan Dewa Perang tersebut. Setelah itu, langit berguncang hebat seolah-olah hendak runtuh.     

Sambil memegang Tombak Ruang dan Waktu di tangannya, Ye Futian bergerak dan melepaskan diri dari kekuatan Jalur Agung yang membelenggunya. Kemudian dia melesat melintasi langit dan bergerak menuju tempat Xing Kai berada.     

Xing Kai memandang Ye Futian dengan tatapan mengejek. Perbedaan antara tingkat Plane mereka terlalu besar. Jika dia adalah seorang kultivator biasa, Ye Futian mungkin mampu mengalahkannya.     

Tapi dia adalah Xing Kai, sosok yang belum pernah dikalahkan sebelumnya. Jika Ye Futian mampu mengabaikan perbedaan tingkat Plane dan mengalahkannya, maka mulai sekarang dia akan berhenti berkultivasi.     

Seberkas cahaya tombak yang mengerikan terpancar keluar. Setelah itu, Ye Futian mengerahkan Tombak Ruang dan Waktu ke depan, yang menembus Jalur Agung dan bergerak ke arah Xing Kai.     

Lingkaran cahaya dari Jalur Agung terbang di atas kedua tangan Xing Kai dan terhubung dengan langit dan bumi. Kemudian lingkaran-lingkaran cahaya berwarna emas yang indah melesat keluar dan menangkis rentetan serangan dari Tombak Ruang dan Waktu. Pada saat yang bersamaan, dia mengulurkan kedua tangannya, yang menembus langit dan menerobos ke dalam Jalur Agung.     

Dua kekuatan itu saling bertabrakan satu sama lain. Kekuatan yang dikerahkan oleh Ye Futian terdorong ke belakang, tetapi auranya sama sekali tidak melemah.     

Pada saat yang bersamaan, pancaran kekuatan iblis yang mengerikan muncul secara tiba-tiba. Xing Kai mendongak dan melihat sosok lainnya tiba dari atas langit.     

Yu Sheng memegang sebuah tombak kapak yang menakjubkan di tangannya dan mengayunkannya dari atas langit. Dalam sekejap, cahaya iblis menerangi langit. Saat tombak kapak itu diayunkan, langit seolah-olah telah terbelah menjadi dua bagian.     

"Kau datang di waktu yang tepat," ujar Xing Kai.     

Tatapan matanya kini beralih pada Yu Sheng, yang dipenuhi dengan hawa dingin dan keinginan membunuh yang lebih kuat dari sebelumnya.     

Selama Perjamuan Persik berlangsung, Yu Sheng dan Ye Futian menunjukkan penampilan yang sangat baik, dan karena Yu Sheng mengambil inisiatif untuk bertarung dengannya, dia tidak perlu mengkhawatirkan masalah terkait Istana Regional!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.