Legenda Futian

Aura Itu Muncul Kembali



Aura Itu Muncul Kembali

2*Boom*     0

Terdengar suara gemuruh yang keras, dan tubuh raksasa milik Xing Kai terhempas ke udara. Banyak kultivator yang berada di sekitar mereka tertegun saat mereka menyaksikan pemandangan yang terjadi di hadapan mereka.     

Xing Kai dipukul mundur sebelum dua kultivator lainnya menyerah.     

'Tunggu, apa yang...' pikir mereka dalam hati.     

Saat ini tubuh Ye Futian diselimuti oleh cahaya suci. Kekuatan dari Deed of Thorough Comprehension dikerahkan hingga tingkat maksimal. Simbol-simbol kuno mengelilingi tubuhnya, dan dia telah menyatu dengan Jalur Agung. Tubuhnya yang dipenuhi oleh kekuatan itu tampak seperti perwujudan dari Jalur Agung. Setiap napas dan setiap langkah yang diambilnya tampaknya berasal dari Jalur Agung.     

*Boom* Tubuhnya dikelilingi oleh bintang-bintang saat dia berjalan ke depan. Cahaya yang sangat menyilaukan menyelimuti Tombak Ruang dan Waktu, seolah-olah kekuatan dari bintang-bintang telah terkumpul dalam satu titik, sekaligus diperkuat dengan kekuatan ruang dan waktu yang sangat dahsyat. Setiap serangan yang dia lancarkan dengan tombak itu tampaknya merupakan peningkatan dari serangan sebelumnya. Baik itu kekuatan aura spiritualnya maupun kekuatan dari Jalur Agung; semuanya telah meningkat secara drastis.     

Xing Kai menggeram dan mengambil satu langkah yang mengguncang bumi. Aura Petarung Penghukum Langit tampaknya telah menyebar di seluruh bagian dari Istana Kehidupannya, menyelimuti tubuh dewa perang miliknya. Tatapan matanya sedingin es, dan keinginan membunuhnya tampak begitu luar biasa saat dia menatap ke arah Ye Futian dan Yu Sheng.     

Dia benar-benar dihempaskan ke udara oleh rentetan serangan yang dilancarkan oleh dua pria di hadapannya ini.     

Itu adalah sebuah pertarungan sejati yang tidak memiliki batasan. Tidak ada satu-pun dari mereka yang menekan kekuatan dari Jalur Agung masing-masing. Pertempuran itu jauh lebih efektif menunjukkan sejauh mana kekuatan mereka daripada di Perjamuan Persik.     

Xing Kai seharusnya mampu mengalahkan mereka berdua dengan mudah, yang memiliki tingkat Plane lebih rendah darinya. Perbedaan kekuatan di antara mereka sangat besar sehingga dia bermain-main dengan Ye Futian sejak awal pertempuran, dimana dia menganggap bahwa dia akan mampu menyingkirkan mereka berdua dalam waktu singkat.     

Namun, seiring berjalannya waktu, Yu Sheng dan Ye Futian bertarung dengan semakin ganas dan kekuatan mereka terus meningkat. Dia tidak diberi kesempatan untuk beristirahat di bawah rentetan serangan dari kedua pria tersebut.     

Rentetan suara gemuruh terdengar saat tekanan iblis yang mengerikan menyebar di udara. Yu Sheng kembali menjadi orang pertama yang melancarkan serangan-serangan yang menekan.     

Ye Futian dan Yu Sheng tampaknya telah mencapai kesepakatan tertentu saat mereka bertarung bersama-sama, dimana Yu Sheng bertugas menekan lawan mereka sementara Ye Futian melancarkan serangan pamungkas.     

*Boom* Sinar-sinar cahaya yang sangat menyilaukan terpancar dari tubuh raksasa milik Xing Kai. Kekuatan dari aura spiritualnya kini telah dikerahkan hingga tingkat maksimal. Kemudian aura spiritualnya satu per satu berubah bentuk bayangan dewa perang, yang menumpuk tepat di hadapannya.     

Ditambah lagi, beberapa lapisan bayangan muncul pada saat yang bersamaan. Seolah-olah setiap bayangan itu adalah tiruan dari tubuhnya sendiri. Setiap bayangan itu diperkuat dengan Aura Petarung Penghukum Langit di dalamnya. Kemudian dia kembali membentuk segel.     

"Ini…"     

Banyak orang tampak terkejut saat menyaksikan apa yang sedang terjadi tepat di depan mata mereka. Seolah-olah terdapat ribuan dewa perang muncul pada saat yang bersamaan, sambil membentuk Segel Dewa Perang dengan tangan masing-masing. Area di sekitarnya berguncang, seolah-olah akan runtuh.     

"Segel Seribu Dewa."     

Para kultivator dari Istana Regional terkejut saat mereka menyaksikan apa yang dilakukan oleh Xing Kai. Mereka tidak menyangka Xing Kai akan terpojok sehingga dia perlu mengerahkan Segel Seribu Dewa—teknik tertinggi dari Segel Dewa Perang—pada lawan-lawannya.     

Serangan itu seperti para dewa yang melancarkan serangan pada saat bersamaan. Xing Kai perlu mengerahkan aura spiritualnya hingga tingkat maksimal untuk melakukannya. Jika tidak, dia tidak akan bisa menggunakan Segel Seribu Dewa.     

Jika serangan itu terbukti tidak mampu membunuh atau setidaknya membuat Yu Sheng dan Ye Futian terluka parah, maka Xing Kai akan menjadi pihak yang berada dalam bahaya. Bagaimanapun juga, ada batasan dari berapa banyak aura spiritual yang bisa dia gunakan. Serangan dengan tingkat seperti itu bukanlah sesuatu yang bisa dia lakukan sembarangan.     

Segel Seribu Dewa telah diaktifkan. Teknik itu terlihat seperti segel-segel dari semua Jalur Agung di dunia ini, yang tidak dapat dihancurkan dan nyaris tak terkalahkan. Serangan itu dikerahkan langsung menuju Yu Sheng, yang mendekatinya dengan kecepatan tinggi. Segel-segel itu akan menenggelamkannya, dan menyelimuti seluruh area di sekitarnya.     

Yu Sheng bisa merasakan tekanan tak tertandingi yang terkandung dalam serangan tersebut. Kedua matanya berkilauan dengan cahaya iblis yang mengerikan. Kemudian sebuah aura iblis yang dahsyat menyebar di udara. Sama seperti Xing Kai, Yu Sheng tampak seperti dikelilingi oleh semua iblis yang ada di dunia ini.     

Semua iblis itu tunduk padanya, dan ikut bergerak bersama dirinya.     

Kapak milik Yu Sheng, yang mampu mengguncang para dewa, diayunkan ke bawah.     

Ribuan iblis itu juga mengayunkan kapak mereka pada saat yang bersamaan, diarahkan menuju segel-segel yang semakin mendekat.     

Area di sekitar mereka tampaknya berada di ambang kehancuran saat kedua pria itu bertabrakan. Hati banyak orang berdebar kencang saat mereka menyaksikan apa yang sedang terjadi di hadapan mereka.     

Aura iblis yang menyelimuti tubuh Yu Sheng benar-benar memiliki tingkat kekuatan yang sama dengan Aura Petarung Penghukum Langit yang mengalir di sekujur tubuh Xing Kai. Banyak orang bertanya-tanya sekuat apa aura iblis itu sebenarnya.     

Mereka jadi bertanya-tanya apakah Yu Sheng sebenarnya adalah keturunan dari seorang iblis dan garis keturunan siapa yang dia warisi.     

*Boom* Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, yang menarik perhatian para penonton di tempat lainnya, mengingatkan mereka bahwa selain Xing Kai, yang tampak sangat mengintimidasi, dan Yu Sheng, yang aura iblisnya begitu luar biasa, masih ada satu sosok lainnya di atas medan pertempuran tersebut—Ye Futian. Setiap serangan yang dia keluarkan diperkuat dengan kekuatan pembunuh yang sangat dahsyat.     

Kekuatan dari auranya terus meningkat saat dia bergerak. Tombak di tangannya diselimuti oleh cahaya yang menakjubkan. Kekuatan dari Deed of Thorough Comprehension mengalir ke dalam tombak tersebut. Kemudian cahaya tak berbatas dari tombak suci itu terpancar pada saat yang bersamaan, dan menyebabkan area di sekitarnya bergejolak.     

Ye Futian mengangkat kakinya, lalu dia kembali mengambil satu langkah ke depan. Jalur Agung di sekitarnya langsung bergejolak. Satu langkah itu tampaknya telah mengerahkan kekuatan dari aura spiritualnya hingga tingkat maksimal.     

Dia mengayunkan tangannya dan mengerahkan Tombak Ruang dan Waktu dari atas langit.     

Tombak-tombak yang tak terhitung jumlahnya itu mengoyak ruang hampa, namun sepertinya semua cahaya di sekitarnya kini telah berkumpul menjadi sebuah senjata.     

Senjata itu menembus udara dan tiba tepat di hadapan targetnya. Terdengar rentetan suara gemuruh saat tombak-tombak itu menghantam segel milik Xing Kai, yang hancur dalam sekejap. Seolah-olah segel-segel itu telah dimusnahkan oleh cahaya tak berbatas yang berada di sekitar senjata tersebut.     

Kemudian para penonton menyaksikan sebuah tombak suci raksasa yang tampaknya telah menembus langit dan bumi. Cahaya dari tombak itu sepertinya telah menyatu dengan tubuh Ye Futian. Semua kekuatan yang ada di dalam tubuhnya mengalir ke dalam tombak tersebut. Cahaya yang dipancarkan dari metode Deed of Thorough Comprehension kini telah dimasukkan ke dalam tombak tersebut.     

Serangan itu tampaknya memiliki kekuatan yang tak berbatas.     

Segel Dewa Perang milik Xing Kai telah hancur, dan bayangan-bayangan yang dibentuk dari aura spiritual milik Xing Kai itu juga sedang dihancurkan satu per satu. Cahaya dari tombak itu mengoyak segalanya saat dikerahkan menuju Xing Kai. Sepertinya tidak ada yang bisa menghentikan tombak tersebut.     

Xing Kai tampak terkejut. Dalam sekejap, bayangan dewa-dewa perang di sekitarnya berkumpul dan menerjang ke depan. Namun, upaya itu terbukti sia-sia, karena semua bayangan itu langsung ditembus oleh tombak milik Ye Futian.     

Satu serangan tombak itu telah mengoyak setiap kekuatan aura spiritual yang dikerahkan oleh Xing Kai. Jarak antara kedua pria itu telah dilampaui dalam waktu singkat saat tombak itu langsung bergerak menuju Xing Kai.     

"Tombak itu terus menerobos ke depan!"     

Semua orang yang menyaksikan serangan tombak yang menakjubkan itu tampaknya akan berhenti bernapas. Pada saat itu, waktu seolah telah terhenti. Xing Kai merasa seolah-olah segala sesuatu yang ada di dunia ini telah melambat, termasuk pikiran dan kecepatan dari serangan balasannya.     

Tidak bisa dipastikan apakah dia yang menjadi lambat, atau serangan yang mendekatinya yang bergerak terlalu cepat.     

*Boom*     

Tidak lama kemudian, terdengar suara gemuruh yang keras. Banyak orang menyaksikan bayangan dewa-dewa perang yang tak berbatas milik Xing Kai dihancurkan. Seolah-olah aura spiritualnya telah terluka parah saat semua bayangan di sekelilingnya dihancurkan.     

Namun suara gemuruh kembali terdengar. Tombak suci raksasa itu menembus tubuh dewa perang milik Xing Kai. Cahaya yang dipancarkan dari tubuh Ye Futian terus mengalir ke dalam tombaknya, yang membuat tombak itu terlihat seperti bagian dari tubuhnya.     

Suara gemuruh terus menerus terdengar saat tubuh dewa perang yang menjulang tinggi dan mengesankan itu hancur.     

Tubuh asli dari Xing Kai kini muncul tepat di hadapan mereka berdua. Roh Kehidupan dewa perang di belakangnya masih terlihat sangat menakjubkan. Namun, Aura Petarung Penghukum Langit miliknya tampaknya hampir terkuras habis, yang membuatnya tampak kelelahan.     

Hal yang lebih buruk lagi adalah, serangan Ye Futian benar-benar berhasil menghantam tubuhnya.     

"Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?" Xing Qiu, yang sedang bertarung di kejauhan, berhenti bertarung dan menyaksikan pemandangan itu dengan ekspresi tercengang.     

Kakaknya, Xing Kai, telah dikalahkan dalam pertempuran yang sesungguhnya.     

Ditambah lagi, dia dikalahkan sebagai seorang Saint tingkat True Self, di tangan Ye Futian dan Yu Sheng, dimana keduanya memiliki tingkat Plane lebih rendah darinya.     

Semua kultivator juga menyaksikan pemandangan itu dengan ekspresi tercengang di wajah mereka.     

Xing Kai, yang berada di tingkat True Self, seharusnya tidak akan kalah, bahkan jika dia berhadapan dengan dua kultivator sekaligus.     

Perbedaan dalam tingkat Plane tidak pernah dianggap sebagai sesuatu yang bisa dilampaui dengan jumlah lawan yang dihadapi. Tidak perlu diragukan lagi bahwa seorang kultivator tingkat Nirvana mampu menghadapi puluhan Saint tingkat Flawless Holiness.     

Tapi kembali lagi, hal itu terjadi jika perbedaan dalam kemampuan bertarung mereka sangatlah besar.     

Nah, apakah kemampuan bertarung antara Xing Kai, dan dua kultivator lainnya—Ye Futian dan Yu Sheng—ternyata tidak jauh berbeda?     

Xing Kai adalah seseorang yang selama ini telah berdiri di puncak.     

Berdasarkan pemikiran itu, orang-orang dapat dengan mudah menyadari betapa menakutkannya kemampuan bertarung dari Ye Futian dan Yu Sheng.     

"Sungguh luar biasa. Teknik tombak macam apa ini? " Pei Min mengungkapkan kekagumannya. Teknik tombak yang dimiliki Ye Futian bahkan lebih mengerikan daripada ilmu pedang milik Pei Min. Satu serangan itu benar-benar mampu menembus serangan milik Xing Kai yang sangat kuat, dan pria itu sendiri menerima serangan dari tombak tersebut.     

Saat ini ekspresi Xing Kai terlihat muram. Jubah dan rambutnya berkibar di udara. Tatapan matanya masih tertuju pada Ye Futian, dia masih tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi.     

Dia benar-benar dikalahkan olehnya.     

Pertarungan itu bukanlah sebuah sesi latihan seperti yang terjadi di Perjamuan Persik. Dia sama sekali tidak menahan kekuatannya dan bertarung dengan sungguh-sungguh. Bahkan dia telah menggunakan teknik Segel Seribu Dewa.     

Namun, dia tetap saja kalah.     

Dia ingin membunuh Ye Futian sebagai cara untuk menunjukkan tekadnya. Tetapi situasinya tidak terjadi seperti yang direncanakan.     

Dia mengerang, dan darah terlihat di sudut mulutnya. Wajahnya tampak pucat.     

Pola pikirnya jelas terpengaruh oleh pertempuran ini.     

Tidak ada seorang-pun yang mampu menjalani jalur kultivasi mereka tanpa mengalami kegagalan.     

Namun, dia tidak dapat memahami mengapa kekalahannya begitu memalukan.     

Dia telah dikalahkan oleh dua kultivator dengan tingkat Plane yang lebih rendah darinya.     

Sejak lahir, Xing Kai ditakdirkan untuk menjadi sosok yang luar biasa. Dia mewarisi Aura Petarung Penghukum Langit, dan sejak awal dia mengetahui jalur mana yang harus dia ambil.     

Dia telah ditakdirkan untuk menjadi seorang Renhuang, seseorang yang akan mengembalikan kejayaan leluhurnya.     

Dia memikul tanggung jawab besar, dan dia berusaha mati-matian untuk mencapai tujuan tersebut. Dia tidak sendirian, karena Pelayan Kesembilan dan orang-orang di sekitarnya juga berjuang bersamanya.     

Tidak ada seorang-pun yang bisa menghalangi jalur mereka dan takdirnya.     

Namun, Ye Futian telah mempengaruhi jalurnnya. Ye Futian adalah seseorang yang berasal dari Dunia Kaisar Xia dan disukai oleh sang puteri dari dunia tersebut. Dia juga tampil luar biasa di Perjamuan Persik.     

Namun, semua itu tidak penting bagi Xing Kai. Ye Futian dianggap sebagai sebuah penghalang baginya, dan karena itulah, dia harus dibunuh.     

Dia hendak membunuh Ye Futian untuk membuktikan keyakinan dan tekadnya, sehingga memungkinkannya untuk terus berkembang.     

Pola pikirnya harus kembali tak tergoyahkan seperti sebelumnya, dan tidak ada seorang-pun yang bisa mengguncangnya.     

Namun, pertarungan yang terjadi tepat setelah Perjamuan Persik selesai ini telah menghancurkan pola pikirnya.     

Saat ini Xing Kai mulai meragukan kemampuannya sendiri. Dia bahkan tidak mampu menang melawan seseorang yang memiliki tingkat Plane lebih rendah darinya, dan hal itu membuat dirinya bertanya-tanya bagaimana caranya dia mampu mengembangkan jalur kultivasinya dan mencapai Renhuang Plane. Dia meragukan bagaimana dia bisa mengembalikan kejayaan leluhurnya dan mencapai ketenaran yang tak tertandingi serta kekuatan yang hanya menjadi miliknya.     

Pertempuran pada hari ini akan membuat semua orang mengetahui bahwa Xing Kai lebih lemah dari Ye Futian dan Yu Sheng.     

Darah terus mengalir dari mulutnya, dan Ye Futian tidak repot-repot menunjukkan belas kasihan sementara Xing Kai terbawa dalam pemikiran tersebut. Tombak milik Ye Futian diselimuti oleh aura pengoyak dari Jalur Agung saat tombak itu menembus tubuh Xing Kai, berniat untuk membunuhnya saat itu juga.     

Xing Kai ingin membunuhnya terlebih dahulu, jadi dia tidak melihat alasan untuk bersikap ragu-ragu. Mereka semua terjebak dalam konflik ini, jadi salah satu dari mereka harus mati.     

Peluang untuk membunuh Xing Kai telah muncul dengan sendirinya, dan Ye Futian tidak akan menyia-nyiakan peluang tersebut.     

Pada saat itu, kedua matanya dipenuhi dengan keinginan membunuh yang luar biasa     

Sinar-sinar cahaya penghancur mencabik-cabik tubuh Xing Kai, berniat untuk membuat pria itu hancur berkeping-keping. Namun pada saat itu, sebuah aura spiritual yang sangat mengerikan terpancar dari tubuh Xing Kai. Aura itu sangat kuat, yang membuat Ye Futian merasa seolah-olah keinginan membunuhnya telah dihentikan.     

Dia menatap kedua mata Xing Kai, yang kini telah berubah. Sepasang mata itu tampak sangat dalam dan mengerikan. Seolah-olah mata itu akan menghancurkan aura spiritual milik Ye Futian.     

Pelayan Kesembilan dari Kota Kekaisaran Kuno benar-benar menjaga keselamatan dari Xing bersaudara!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.