Legenda Futian

Kedua Belah Pihak Kalah dan Terluka



Kedua Belah Pihak Kalah dan Terluka

3Tatapan mata semua orang kini tertuju pada kekuatan yang mengerikan tersebut. Orang-orang yang berada di dekatnya mengalihkan pandangan mereka ke arah medan pertempuran dengan hati yang berdebar kencang.     
2

Xing Kai adalah orang yang ingin membunuh Ye Futian untuk membuktikan tekadnya, karena apa yang telah terjadi di Perjamuan Persik.     

Namun, dia telah dikalahkan oleh Ye Futian dan Yu Sheng.     

Saat ini situasinya telah berbeda.     

Ye Futian menjadi orang yang ingin membunuh Xing Kai, bahkan dia tetap ingin membunuhnya meskipun aura milik Pelayan Kesembilan memberi keuntungan bagi Xing Kai.     

Semua orang yang hadir disana mengetahui seperti apa kekuatan yang dimiliki oleh Ye Futian setelah menggunakan kekuatan milik Kaisar Kua pada saat pertempuran di Kota Qianye beberapa waktu yang lalu. Dia mampu mengalahkan sejumlah kultivator tingkat Nirvana. Terdapat pula beberapa tokoh penting yang tewas di tangannya. Situasinya begitu mengerikan sehingga Saint Jiuyang tidak berani bertindak macam-macam padanya, bahkan orang-orang seperti Gai Huang tidak dapat melakukan apa-pun pada Ye Futian.     

Semua orang bertanya-tanya sebesar apa kekuatan yang akan digunakan oleh Ye Futian, dan apakah dia mampu menunjukkan penampilan yang sama seperti pertempuran beberapa waktu yang lalu.     

Mereka juga bertanya-tanya seberapa kuat jejak aura yang diberikan Pelayan Kesembilan pada Xing Kai.     

Jika Pelayan Kesembilan memang datang kemari secara pribadi, maka mereka tidak perlu berspekulasi lebih lanjut. Bahkan jika Ye Futian hendak menggunakan semua kekuatan milik Kaisar Kua, sama seperti yang dia lakukan dalam pertempuran sebelumnya, tetap saja dia masih meminjam kekuatan milik orang lain. Kekuatan itu tidak akan cukup untuk berhadapan dengan seseorang seperti Pelayan Kesembilan, yang berada di puncak Nirvana Plane.     

Namun, Pelayan Kesembilan hanya melakukan pertempuran jarak jauh melalui jejak aura yang ada di dalam tubuh Xing Kai, serta memanfaatkan tubuhnya. Dia tidak mungkin bisa mengerahkan semua kekuatannya untuk bertarung melawan Ye Futian.     

Saat ini Tombak Ruang dan Waktu memiliki kekuatan api yang mengerikan di dalamnya. Roh Bola Api di dalam tubuh Ye Futian tampaknya telah menyalurkan semua aura dari Jalur Agung miliknya ke dalam tombak tersebut. Setelah itu, pusaran api yang mengerikan muncul di sekeliling mereka, mengalir ke dalam tombak itu tanpa henti, dan membuatnya terbakar. Tombak itu kini berubah menjadi Tombak Ruang dan Waktu yang diselimuti dengan kobaran api. Tombak yang mengerikan itu dikerahkan tepat menuju leher Xing Kai.     

Kedua mata Ye Futian yang berapi-api itu tampak sangat serius, dimana keinginan membunuhnya menyatu dengan kobaran api yang menyelimuti tubuhnya.     

Sementara itu, satu sosok tampak berdiri tegak di atas istana dari Kota Kekaisaran Kuno. Auranya yang mengerikan terpancar keluar dan menyelimuti area di sekelilingnya.     

Kota Kekaisaran Kuno yang begitu luas tampaknya telah diselimuti oleh kekuatan yang mengerikan itu. Semua orang yang berada di dekat kantor pemimpin kota dari Kota Kekaisaran Kuno bisa merasakan hati mereka berdebar kencang.     

Mereka semua bertanya-tanya apa yang sedang terjadi saat ini.     

Mereka menatap titik tertinggi dari Kota Kekaisaran Kuno. Samar-samar mereka bisa melihat sosok dari Pelayan Kesembilan melayang di udara. Tatapan matanya mengarah ke kejauhan, dan auranya terus menerus terpancar ke suatu tempat di kejauhan.     

Jubah Pelayan Kesembilan berkibar di udara, dan kekuatannya tampak sangat mengerikan. Seolah-olah dia adalah seorang dewa.     

Ditambah lagi, kedua mata Pelayan Kesembilan dipenuhi dengan keinginan membunuh yang luar biasa.     

Ye Futian dari Kota Qianye berniat untuk membunuh Xing Kai tepat di depan matanya.     

Sebagai pelindung dari keturunan Kaisar Zhan, makna dibalik keberadaannya tidak lain untuk menyaksikan mereka berkembang dan pada akhirnya melampaui dirinya untuk melangkah ke tingkat Plane legendaris itu, sehingga mereka mampu mendapatkan kembali kejayaan Kaisar Zhan di masa lalu.     

Dia tidak akan bisa menyaksikan Xing Kai dan Xing Qiu tewas terbunuh.     

Dia benar-benar tidak akan membiarkan siapa-pun mengancam nyawa Xing bersaudara, apalagi membunuh keduanya.     

Jika ada yang berani melakukannya, maka dia pasti akan membunuh mereka.     

'Ye Futian mengira bahwa dia bisa mampu membunuh Xing Kai hanya dengan memanfaatkan kekuatan milik Kaisar Kua, huh?' gumam Pelayan Kesembilan dalam hati.     

'Dia tidak tahu seperti apa kekuatan dari Segel Dewa Perang,' pikirnya.     

Setelah itu Pelayan Kesembilan mengangkat lengannya dan mengarahkan jarinya ke depan. Dalam sekejap, tempat yang berada di depannya berguncang, seolah-olah jari itu telah menembusnya.     

Pada saat yang bersamaan, Xing Kai, yang berada di Kota Naga Merah, juga mengangkat lengannya, lalu mengarahkan jarinya ke depan.     

Pada saat itu, tampaknya ada sebuah bayangan yang muncul dari tubuh Xing Kai, yang tampaknya bukan bayangannya sendiri. Saat ini, Ye Futian sepertinya bisa melihat satu sosok lainnya di kejauhan, jauh menembus bayangan tersebut—itu adalah bayangan dari sang sosok legendaris, yang sedang berdiri di puncak Kota Kekaisaran Kuno.     

Serangan jari itu tidak dilakukan oleh Xing Kai, tetapi oleh pria yang mewakili bayangan tersebut.     

Serangan jari itu tampaknya telah diperkuat oleh kekuatan Jalur Agung dunia di sekitar mereka, yang terkumpul pada satu titik dan dikerahkan menuju Tombak Ruang dan Waktu.     

Fakta bahwa dia mampu menghadapi senjata sekuat itu hanya dengan satu jarinya telah menunjukkan kepercayaan dirinya yang luar biasa.     

Benturan antara jari dan tombak itu tampaknya telah menciptakan sebuah pusaran kegelapan yang mengerikan, dan mendistorsi Jalur Agung. Pusaran itu melahap segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Kemudian aura api dikerahkan menuju jari itu dengan tujuan untuk membakar segalanya. Namun, pada saat yang bersamaan, Ye Futian bisa merasakan lengannya sedikit bergetar. Seolah-olah dia mulai kehilangan kendalinya pada tombak tersebut. Kekuatan yang sangat dahsyat itu menerobos masuk, mencoba menghancurkan tubuh Ye Futian melalui tombak tersebut.     

Tiba-tiba terdengar suara erangan, dan tubuh Ye Futian terhempas ke udara. Suara gemuruh yang keras terdengar dari tempat kedua serangan itu bertabrakan, lalu membentuk sebuah pusaran mengerikan yang hendak menghancurkan segala sesuatu yang masih tersisa.     

Kobaran api tampak menyelimuti jari Xing Kai. Sepertinya jari itu telah dibakar hingga hangus. Kemudian sebuah aura dari Jalur Agung yang dahsyat menyelimuti jari tersebut, memperbaiki setiap bagian yang terluka.     

Sudah jelas bahwa kedua pria itu menggunakan kekuatan yang bukan milik mereka, selain itu dapat terlihat dengan jelas bahwa serangan mereka memiliki banyak kelemahan, karena keduanya tidak memiliki kekuatan yang mumpuni untuk menguasai kekuatan sebesar itu.     

Ye Futian, yang memperkuat tubuh fisiknya dengan memanfaatkan kekuatan eksternal, tidak dapat menahan satu serangan yang dilancarkan oleh Pelayan Kesembilan, yang terbukti dari fakta bahwa Pelayan Kesembilan masih bisa melukainya melalui tombak tersebut.     

Ye Futian mungkin telah menggunakan kekuatan milik Kaisar Kua, tapi dia bukanlah Kaisar Kua. Tetap saja dia adalah seorang Saint tingkat Proving Holiness. Ditambah lagi, dia tidak menggunakan kekuatan itu sepenuhnya. Dia berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga dirinya sendiri agar tidak menggunakan kekuatan itu melebihi kapasitasnya, dimana dia mengkhawatirkan tentang besarnya dampak yang akan dideritanya.     

Xing Kai berdiri berhadapan dengan Ye Futian. Pada saat itu, Ye Futian merasa seolah-olah Pelayan Kesembilan di Kota Kekaisaran Kuno sedang mengawasinya dari kejauhan. Aura yang mengerikan itu benar-benar tak tergoyahkan. Itu bukanlah sesuatu yang mampu dia hadapi.     

Pria itu berada di puncak Nirvana Plane, tepat di bawah Renhuang Plane, dan dia juga seorang kultivator tingkat Nirvana berperingkat tinggi di Peringkat Raja Regional.     

Dia mampu mengeluarkan kekuatan sejatinya hanya dengan meminjam tubuh Xing Kai. Ye Futian bertanya-tanya kekuatan seperti apa yang mereka miliki.     

Terlepas dari metode apa yang digunakan, namun tidak perlu diragukan lagi bahwa metode itu menimbulkan konsekuensi cukup besar bagi Pelayan Kesembilan untuk bertindak sejauh ini.     

Pada saat itu, Ye Futian melihat Xing Kai mulai membuat gerakan mencengkeram di udara. Dalam sekejap, Jalur Agung di sekitar mereka bergejolak. Seolah-olah tempat dimana dia berada telah tersegel. Aura dari Jalur Agung yang tak berbatas dikerahkan menuju Ye Futian. Seolah-olah banyak tangan telah terbentuk di udara, dan menyelimuti area di sekitar mereka.     

"Kekuatan dari seorang kultivator tingkat Nirvana." Semua orang yang berada di sekitar mereka terguncang. Itu adalah kekuatan dari Pelayan Kesembilan sendiri. Meskipun dia tidak hadir secara langsung, dia masih bisa menggunakan kekuatannya dari jarak jauh.     

Para penonton memandang ke arah medan pertempuran itu, dimana mereka melihat tubuh Ye Futian diselimuti oleh aura dari Jalur Agung. Area di sekitar mereka tampaknya telah tersegel oleh aura dari Jalur Agung tersebut, sehingga mencegah orang lain untuk masuk ke dalamnya. Area itu telah tersegel, mencoba untuk membunuh Ye Futian di dalam sana.     

Ye Futian mencengkeram Tombak Ruang dan Waktu di tangannya dengan erat. Tubuhnya tampak berwarna merah menyala, seperti sedang terbakar. Sementara tempat di sekitarnya masih terbakar, dan seorang dewa perang berapi-api yang menjulang tinggi dan mengesankan telah muncul. Dia menatap sosok di depannya, dan kobaran api yang terlihat di matanya sepertinya mampu membakar area tersebut.     

*Boom* Kobaran api dari Jalur Agung itu meledak, dan tubuh Ye Futian bergetar, tampak seperti sedang menahan rasa sakit, namun tatapan matanya tetap terlihat serius.     

Keinginan membunuh dari Pelayan Kesembilan di Kota Kekaisaran Kuno menjadi semakin mengerikan setelah melihat tatapan mata Ye Futian.     

Pelayan Kesembilan mulai menyadari mengapa Xing Kai bisa kalah dari pria ini.     

Kemudian dia mengulurkan tangannya dan membuat gerakan mencengkeram dengan erat. Dalam sekejap, telapak-telapak tangan dari Jalur Agung yang mengelilingi Ye Futian turun secara bersamaan. Area di sekitar mereka berguncang, berniat untuk mengubur tempat tersebut.     

Ditambah lagi, setiap serangan yang dilancarkan oleh telapak-telapak tangan itu sungguh luar biasa. Semua telapak tangan itu mengoyak ruang hampa dan mendarat di tubuh Ye Futian dengan keras.     

Dia tidak mungkin bisa menahan satu serangan sekali-pun meskipun dia memiliki tubuh seorang Saint. Karena dia masih berada di tingkat Proving Holiness, rentetan serangan itu akan langsung membunuhnya.     

Di tengah-tengah rentetan serangan yang mengerikan itu, tubuh Ye Futian tampaknya telah berubah menjadi sebuah matahari. Setelah itu, sinar matahari bersinar ke depan, dimana pemandangan itu tampak seperti matahari yang dilihat oleh Ye Futian di reruntuhan Kaisar Kua kala itu.     

Sinar matahari yang mengerikan itu menyelimuti segala sesuatu di sekitar Ye Futian, bergerak menuju serangan dari tangan-tangan yang berada di sekitarnya.     

Serangan itu mengeluarkan suara gemuruh, berniat untuk terus bergerak ke depan dan membunuh Ye Futian, namun semua tangan itu perlahan-lahan melebur hingga tak bersisa, lalu mereka dihantam oleh cahaya suci dari matahari tersebut.     

Tubuh Ye Futian kini diselimuti oleh kobaran api suci yang tak berbatas disertai dengan cahaya yang menyilaukan, seolah-olah dia adalah seorang dewa perang matahari.     

Dia melangkah ke depan dan melancarkan serangan, dengan mengerahkan kekuatan kobaran api suci dari matahari tersebut. Tombak itu sendiri sepertinya sedang terbakar. Cahaya dari kobaran api itu menembus segalanya saat serangan tersebut dikerahkan menuju tubuh Xing Kai.     

Pelayan Kesembilan melihatnya bergerak mendekat dan kini dia mengambil satu langkah ke depan. Dalam sekejap, sebuah dinding suci berwarna emas muncul tepat di hadapannya, yang tampak seperti segel suci dari Jalur Agung, yang mengeluarkan suara raungan saat bergerak menuju targetnya.     

Tombak dan segel itu saling bertabrakan satu sama lain. Kekuatan yang dihasilkan membuat tempat itu seperti akan terkoyak, namun segel milik Xing Kai dilahap oleh kobaran api, dan meninggalkan sebuah lubang yang berapi-api. Sementara sebuah kilatan tombak terlihat menembus segel tersebut. Pelayan Kesembilan mengangkat lengannya dan menangkis tombak itu sambil bergegas mundur.     

Seberkas cahaya yang mengerikan menyelimuti tombak itu saat bergerak menuju Xing Kai. Sosok dewa perang yang berapi-api milik Ye Futian juga menjadi goyah. Tubuhnya bergetar hebat, dan darah terlihat di sudut mulutnya, yang langsung mengering akibat kobaran api di sekelilingnya.     

"Mundur." Tiba-tiba terdengar sebuah suara. Pelayan Kesembilan mengatakan hal ini saat dia tampak bergegas mundur. Kemudian para kultivator dari Kota Kekaisaran Kuno juga mundur satu per satu.     

Gai Huang melancarkan sebuah serangan telapak tangan. Dalam sekejap, cahaya ruang dan waktu bersinar di area tersebut, dan dia juga bergegas mundur, bersama dengan Xing Qiu dan kultivator lainnya di belakangnya.     

Shen Tianzhan dan Wu Yong melangkah ke depan, sambil memandang orang-orang yang berusaha melarikan dengan tatapan dingin. Namun, tidak ada satu-pun dari mereka yang melakukan pengejaran, dan mereka justru menghampiri Ye Futian.     

"Ayo kita kembali." Aura di sekitar Ye Futian perlahan-lahan meredup. Kemudian dia berbalik dan pergi. Meskipun dia tidak menggunakan seluruh kekuatannya dalam pertempuran itu, namun saat ini dia benar-benar kelelahan. Luka-luka di tubuhnya juga cukup parah.     

Namun, dia merasa yakin bahwa Pelayan Kesembilan juga mengalami hal yang sama. Bagaimanapun juga, dia meminjam tubuh Xing Kai untuk bertempur, dan hal itu jelas akan membatasi kemampuan bertarungnya.     

Orang-orang dari Kota Qianye mundur ke arah lainnya.     

Orang-orang yang tak terhitung jumlahnya di tempat itu menyaksikan mereka semua pergi. Pikiran mereka masih terguncang akibat apa yang mereka saksikan barusan.     

Jika Pelayan Kesembilan tidak muncul, Ye Futian kemungkinan besar akan membunuh Xing Kai.     

Ditambah lagi, bahkan setelah kedatangan Pelayan Kesembilan, Ye Futian tetap bersikeras untuk membunuh lawannya.     

Namun, Pelayan Kesembilan terlalu kuat. Meskipun dia bertarung melalui penggunaan Segel Dewa Perang, namun dia masih terlihat seperti hadir secara langsung di atas medan pertempuran, dengan mengerahkan kekuatan tingkat Nirvana pada Ye Futian.     

Konflik antara kedua belah pihak akan meningkat akibat pertempuran ini.     

Lebih buruk lagi, mereka tidak perlu menahan diri lagi setelah mereka pergi meninggalkan Kota Naga Merah.     

Tampaknya sebuah badai yang mengerikan sedang terbentuk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.