Legenda Futian

Mengembangkan Hal Baru



Mengembangkan Hal Baru

0Ye Futian berlatih seorang diri begitu dia kembali ke Kota Qianye. Para kultivator yang tinggal di Kantor Pemimpin Kota juga sibuk dengan urusan masing-masing. Xia Qingyuan memerintahkan beberapa orang untuk pergi menuju ke Sembilan Suku di wilayah barat dari Dunia Naga Merah, bersiap-siap untuk mengumpulkan para kultivator dari suku-suku tersebut.     
2

Kota Kekaisaran Kuno dan Kota Qianye telah berhadapan satu sama lain dalam pertempuran di Kota Naga Merah, yang secara resmi membuat mereka bermusuhan satu sama lain. Kedua Pemimpin Kota telah terlibat dalam konflik, dimana Pelayan Kesembilan meminjam tubuh Xing Kai untuk bertarung melawan Ye Futian.     

Pertempuran itu menunjukkan bahwa dua kota terkuat selain Kota Naga Merah telah menyatakan perang satu sama lain. Dalam situasi seperti itu, Kota Qianye harus mengerahkan segala upayanya untuk bersiap-siap menghadapi perang.     

Meskipun lawan mereka kali ini hanya satu kota, bukan seluruh wilayah atau dunia Renhuang, namun sepertinya mereka masih berada di posisi yang tidak menguntungkan jika dibandingkan dengan pertempuran-pertempuran yang mereka alami sebelumnya. Dalam dunia kultivator, sosok yang benar-benar berada di puncak sebuah tingkat Plane tidak akan bisa diatasi hanya dengan mengandalkan jumlah kultivator saja.     

Ancaman dari Pelayan Kesembilan, yang dikenal sebagai sosok nomor satu di luar Kota Naga Merah, telah menimbulkan ancaman yang jauh lebih besar daripada sosok-sosok yang pernah mereka hadapi di masa lalu. Orang-orang di Kota Qianye harus bersiap-siap untuk berperang dalam situasi seperti ini.     

Berita tentang apa yang telah terjadi di Perjamuan Persik dan pertempuran di Kota Naga Merah telah menyebar dengan sangat cepat. Nama Ye Futian dan Yu Sheng menjadi dikenal di seluruh penjuru Dunia Naga Merah. Banyak orang membicarakan mereka.     

Dua pria dari Kota Qianye itu telah menunjukkan bakat dan kemampuan bertarung yang luar biasa dalam satu pertempuran tersebut. Bahkan jika seseorang menilai dari penampilan mereka selama di Perjamuan Persik, mereka pasti mampu mengungguli semua orang yang hadir di sana.     

Xing Kai mungkin merasa iri dengan semua ketenaran yang seharusnya menjadi miliknya, sehingga membuatnya ingin membunuh Ye Futian.     

Masa depan Kota Qianye mungkin akan berubah menjadi sangat suram.     

Sebagai Pemimpin Kota Qianye, kekuatan yang dimiliki Ye Futian mulai dikenal oleh semua orang. Dia menjadi pemimpin dari Sembilan Suku yang ditinggalkan oleh Kaisar Kua, dan menyatukan mereka semua di bawah satu kepemimpinan. Dia juga mendapatkan warisan milik Kaisar Kua. Sementara Xia Qingyuan, sang Puteri dari Dunia Kaisar Xia, tampaknya telah mengamati Ye Futian dalam dua pertempuran sebelumnya, dimana dia menyaksikan bagaimana Ye Futian menggunakan kekuatan yang bukan miliknya.     

Semua itu, ditambah dengan apa yang telah terjadi di Perjamuan Persik, telah memastikan bahwa, jika Pemimpin Kota Qianye dapat keluar dari konflik dengan Kota Kekaisaran Kuno dalam keadaan selamat, maka keberhasilannya di masa depan akan tak terhitung jumlahnya.     

Seperti yang telah diduga oleh banyak orang, semakin banyak berita yang tersebar. Berita dari Istana Regional mengatakan bahwa Ye Futian akan dimasukkan ke dalam Peringkat Raja Regional. Ditambah lagi, tidak ada daftar tunggu baginya. Pihak yang berwenang telah membuat pengecualian dan dia diberi peringkat tanpa menjalani proses apa-pun.     

Dengan bakat dan kemampuan bertarung yang dia tunjukkan di Perjamuan Persik dan pertempuran di Kota Naga Merah, maka tidak perlu diragukan lagi bahwa dia akan berhasil masuk ke dalam peringkat tersebut.     

Dia mampu mengalahkan banyak sosok legendaris yang terdaftar dalam Peringkat Raja Regional, selain itu dia juga mengalahkan Xing Kai, yang merupakan seorang Saint tingkat True Self, dengan bertarung bersama Yu Sheng, sehingga memaksa Pelayan Kesembilan untuk muncul dan menyelamatkan Xing Kai.     

Pengaruh dari pertempuran itu jelas tidak perlu dipertanyakan lagi. Perbedaan tingkat Plane di antara mereka cukup besar, namun keduanya mampu mengatasi perbedaan itu dan mengalahkan Xing Kai. Jika mereka bertiga berada di tingkat Plane yang sama, baik Yu Sheng maupun Ye Futian mungkin akan mampu mengalahkan Xing Kai dengan mengandalkan kemampuan mereka sendiri.     

Xing Kai sudah bisa dianggap sebagai sosok legendaris. Namanya tertera dalam Peringkat Raja Regional. Maka dari itu, wajar saja apabila Ye Futian juga masuk ke dalam peringkat tersebut. Namun, pada saat ini, Ye Futian tidak mengetahui tentang apa-pun yang sedang terjadi di dunia luar. Dia telah berlatih seorang diri di Kantor Pemimpin Kota sejak dia kembali dari Kota Naga Merah.     

Ye Futian sedang duduk bersila di tempat latihan yang tertutup rapat. Dedaunan berwarna hijau batu giok dan ranting-ranting dari Pohon Dunia menyelimutinya. Kekuatan kehidupan menjalar di sekujur tubuhnya, memulihkan semua luka yang dideritanya.     

Meskipun dia tidak memanfaatkan kekuatan milik Kaisar Kua secara keseluruhan selama pertempuran di Kota Naga Merah, namun tetap saja dia telah mengaktifkan Roh Bola Api di dalam Istana Kehidupannya, dan menerima kekuatan yang melebihi batasan dari tingkat Plane-nya sendiri. Karena itulah, wajar saja jika tubuhnya telah menerima dampak cukup besar akibat tindakan tersebut, sehingga dia butuh waktu cukup lama untuk memulihkan diri.     

Untungnya, tubuh Ye Futian memiliki kemampuan khusus untuk memulihkan diri. Ditambah lagi, tubuh fisiknya memang sangat kokoh, yang menunjukkan bahwa luka-luka yang dideritanya tidak terlalu parah.     

Saat ini, dia sedang memfokuskan diri dalam latihannya.     

Luka-luka yang berada di bagian luar maupun bagian dalam tubuhnya sedang mengalami proses pemulihan. Sementara pemandangan yang terjadi di dalam Istana Kehidupan-nya sangatlah berbeda.     

Satu sosok yang dibentuk oleh aura telah muncul di dalam dunia dari Istana Kehidupan-nya, dimana sosok itu sedang berlatih dan memahami apa yang telah dia pelajari. Dia mendapat cukup banyak pengetahuan dari Perjamuan Persik. Meskipun saat ini dia belum bisa menggunakan Zither Magis, namun Tablet Seribu Kata dan Tablet Bintang terbukti sangat berguna. Dia harus meluangkan waktu untuk memahami semuanya, menyatukan apa yang dia pelajari dengan kekuatannya yang dimilikinya.     

Baik itu Tablet Seribu Kata maupun Tablet Bintang, keduanya adalah pusaka tingkat Renhuang, yang akan meningkatkan kemampuan bertarungnya secara drastis.     

Ditambah lagi, dua kemampuan yang dihasilkan berbeda-beda namun saling melengkapi satu sama lain, sehingga mampu bergabung menjadi satu kesatuan dan menghasilkan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya.     

Saat ini, simbol-simbol kuno mengelilingi tubuh Ye Futian. Simbol-simbol itu telah beresonansi dengan Jalur Agung di sekitarnya. Setiap simbol itu mengandung kekuatan dari Jalur Agung, yang kemudian ditempa di dalam auranya. Setiap simbol berisi aura dari Jalur Agung yang sangat kuat.     

Berlatih dengan Seribu Kata Kuno tidak memungkinkan dirinya untuk menggunakan seluruh kekuatannya dalam pertempuran karena batasan dari tingkat Plane-nya saat ini. Dia hanya bisa menggunakan simbol-simbol kuno sebelumnya. Metode pertempuran seperti itu mirip dengan teknik pembakaran. Namun, kekuatan Jalur Agung yang dihasilkan ketika simbol-simbol itu melancarkan serangan layak untuk dipahami. Jika pemahamannya cukup mendalam, dia akan dapat memanfaatkan kekuatan semacam itu pada saat-saat tertentu.     

Dia berspekulasi bahwa dia perlu mendekati Renhuang Plane sebelum dia mampu menggunakan kekuatan dari Seribu Kata Kuno sesuka hatinya. Cara itu akan memungkinkan dirinya untuk memahami kekuatan yang ada di dalam simbol-simbol itu dan menggunakan kekuatan dari Jalur Agung setiap kali simbol-simbol itu muncul di dalam pikirannya.     

Sementara teknik-teknik serangan yang ada pada Tablet Bintang memiliki kemiripan dengan teknik-teknik yang ada di Tablet Seribu Kata, namun tetap saja ada perbedaan di antara keduanya. Ye Futian telah menyaksikan sebagian besar kemampuan dari Tablet Bintang di Jalur Divine Martial. Itu benar-benar sebuah tablet dari Jalur Agung yang mampu memanggil bintang-bintang dan menghancurkan segala sesuatu yang berada di hadapannya.     

Mungkin itu bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh para Saint, sehingga dia perlu meluangkan waktu untuk memahami semuanya dan berlatih. Bagaimanapun juga, kekuatan yang terkandung dalam pusaka tingkat Renhuang adalah sesuatu yang tidak dapat diakses sepenuhnya oleh para kultivator di tingkat Saint Plane.     

Setelah berlatih untuk beberapa saat, bayangan yang dibentuk oleh auranya itu berdiri dari tempatnya. Sebuah tongkat muncul di tangannya dan dia mulai melatih teknik tongkatnya. Serangannya dengan menggunakan tongkat itu tidak memiliki kekuatan yang mampu mengguncang bumi, namun setiap ayunan tongkat itu mengandung kekuatan dari Jalur Agung di dalamnya. Serangan-serangan itu telah menyatu dengan baik dengan Jalur Agung.     

Nine Heavenly Attacks adalah sesuatu yang telah diperolehnya dari pengamatan secara mendalam. Setelah berlatih dengan teknik itu selama bertahun-tahun, Nine Heavenly Attacks tidak hanya sekedar sebuah teknik yang diberikan padanya oleh Kera Salju. Setiap serangan di dalamnya telah digabungkan dengan semua hal yang telah dia pahami selama bertahun-tahun dan selalu berubah-ubah. Meskipun serangannya mungkin tidak sekuat apa yang dimiliki oleh Kera Salju bertahun-tahun yang lalu, namun Nine Heavenly Attacks adalah teknik yang paling cocok untuk digunakan olehnya dalam situasi seperti saat ini.     

Rentetan suara gemuruh terdengar di dalam Istana Kehidupan-nya. Ye Futian menghentikan latihannya setelah memfokuskan diri dengan tongkat itu untuk beberapa saat. Kemudian dia berlatih dengan tombaknya. Teknik tombak miliknya adalah sesuatu yang dia buat sendiri dengan menggunakan referensi dari Nine Heavenly Attacks dan banyak metode kultivasi lainnya. Hal ini membantunya dalam menyempurnakan teknik tombaknya.     

Orang-orang bisa melihat teknik tongkatnya dalam bagaimana dia menggunakan tombak, namun caranya memegang tombak tetaplah berbeda. Caranya dalam menggunakan tongkat sangat agresif dan mengintimidasi, sementara caranya dalam menggunakan tombak seperti telah diperkuat oleh ketajaman yang mampu mengoyak apa-pun. Kesamaan di antara keduanya menunjukkan bahwa dua teknik itu sangat kuat. Kesamaan ini semakin terlihat jelas saat dia berusaha untuk menyempurnakan dua teknik tersebut.     

Pertempuran antara dirinya dan Xing Kai di Kota Naga Merah telah membuat dirinya mengerahkan teknik tombaknya hingga tingkat maksimal. Setiap serangan yang dilancarkan menjadi lebih kuat dari serangan sebelumnya, sehingga membuat Xing Kai tidak mampu lagi menahan serangan-serangannya.     

Ye Futian, yang masih berlatih di dalam Istana Kehidupan-nya, terus melatih teknik tombaknya. Kekuatan dari setiap pergerakannya terus meningkat karena aura dari Jalur Agung yang terkandung di dalamnya.     

Kemudian dia mengerahkan tombaknya ke depan. Udara di sekitarnya berguncang, hingga akhirnya situasi kembali normal. Dia berdiri di tempatnya tanpa mengatakan sepatah kata-pun, sepertinya dia telah mengembangkan sesuatu.     

Dia mengulangi pergerakan itu beberapa kali seolah-olah berusaha memahami sesuatu yang sulit untuk dipahami. Akhirnya dia menghentikan latihannya dan memilih untuk berpikir dengan tenang.     

Ye Futian memfokuskan diri di dalam tempat latihan yang sunyi tersebut. Dia berdiri dari tempatnya dan mengulurkan tangannya. Dalam sekejap, sebuah tombak muncul di tangannya. Aliran aura bergejolak di sekitar tubuhnya saat dia melangkah ke depan. Lengannya mulai beraksi dan bergerak ke depan, mengerahkan tombaknya tepat di hadapannya.     

*Boom* Kemudian terdengar suara gemuruh yang keras. Kekuatan Space-tearing yang mengerikan dapat dirasakan tepat di depan tombak tersebut. Tombak itu mengandung berat dari bintang-bintang dan menekan seluruh area tersebut.     

"Ada sesuatu yang tidak beres," Ye Futian bergumam pada dirinya sendiri. Dia masih tidak dapat menemukan perasaan yang dia cari.     

Dia melangkah ke samping dan menggerakkan tubuhnya ke depan sambil mengerahkan tombaknya dengan tangannya. Pada saat itu, tampaknya aura dari Jalur Agung telah terkumpul pada satu titik, dan membentuk sebuah pusaran yang mengerikan.     

Setelah itu, Ye Futian tampak seperti tidak sadar, dimana dia terus menerus mengulangi gerakan tersebut. Dia melakukan hal ini berkali-kali sehingga dia sepertinya telah melupakan semua luka-luka yang dideritanya.     

Setelah mengulangi gerakan itu berkali-kali, Deed of Thorough Comprehension diaktifkan dengan sendirinya. Kemudian, aura dari Jalur Agung mengalir di dalam tungku Jalur Agung dari tubuhnya. Kekuatan yang dihasilkan terpancar melalui tombak tersebut, dan terus meningkat.     

Selain itu, seberkas cahaya suci menyelimuti sekujur tubuhnya. Kemudian dia kembali mengerahkan tombaknya ke depan. Pada saat itu, seberkas cahaya yang menyilaukan bersinar di udara, melancarkan serangan dalam satu garis lurus.     

*Boom*     

Suara gemuruh terdengar saat area di sekitarnya hancur. Matriks yang menyegel tempat latihan itu hancur dalam sekejap, seolah-olah segala sesuatunya telah lenyap dalam waktu sepersekian detik.     

Ye Futian akhirnya menghentikan pergerakannya. Dia memandang tombak di tangannya dan memfokuskan diri untuk merasakan kekuatan yang dia rasakan. Kemudian dia mengulurkan tangan kirinya, dan sebuah aura yang kuat terpancar dari tangannya.     

Sinar-sinar bencana dan sambaran petir melesat ke kejauhan. Pada saat itu, setiap sambaran petir memancarkan kekuatan yang dahsyat saat mereka melesat ke depan, menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalan mereka.     

Aura dari Jalur Agung tampak tersebar di atas langit.     

Ye Futian menatap ke arah langit dan melihat sesuatu yang menggembirakan.     

Tanpa diduga-duga, dia telah mengembangkan aura mistis dari Jalur Agung lainnya saat mencoba berlatih dengan metode mistis yang dia pelajari. Aura yang baru saja dia kembangkan itu adalah sesuatu yang bukan miliknya sendiri.     

Aura dari Jalur Agung itu mengandung kekuatan Space-tearing yang dahsyat sekaligus kekuatan dari bintang-bintang yang sangat mengerikan dan kekuatan tekanan di dalamnya.     

Kekuatan yang dipancarkan dari serangan itu bisa dianggap sebagai hasil perpaduan dari beberapa jenis aura Jalur Agung.     

"Entropi," [1][1] Ye Futian bergumam pada dirinya sendiri. Aura dari Jalur Agung itu dinamai sebagai entropi, yang merupakan kekuatan dengan daya serang tingkat tinggi. Aura dari Jalur Agung semacam itu akan meningkatkan setiap serangan yang diperkuat olehnya, membuat serangan-serangan itu menjadi begitu luar biasa dan mengerikan. Hanya satu serangan yang dibutuhkan untuk melenyapkan segalanya.     

Tubuh Ye Futian diselimuti oleh cahaya suci setelah dia mengembangkan aura baru dari Jalur Agung tersebut. Cahaya dari Deed of Thorough Comprehension kini menjadi semakin menyilaukan.     

Auranya juga menjadi semakin kuat, dan menyatu dengan Jalur Agung. Pemahamannya tentang Jalur Agung menjadi semakin dalam. Tanpa dia sadari, dia telah mencapai puncak dari tingkat Proving Holiness.     

---     

[1] Entropi adalah keseimbangan termodinamis, terutama mengenai perubahan energi yang hukumnya disebut hukum termodinamika kedua yang menyatakan bahwa semua energi hanya dapat berpindah dari tempat yang mengandung banyak energi ke tempat yang kurang mengandung energi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.