Legenda Futian

Pertempuran Sengit



Pertempuran Sengit

0Sungai Crimson mengeluarkan suara keras dan bergejolak. Kobaran api yang sangat panas menghiasi langit di atas semua orang sehingga berubah warna menjadi merah. Xing Kai berdiri di tempatnya dengan aura petarung yang menyelimuti sekujur tubuhnya. Tatapan matanya tampak sedingin es, namun dipenuhi oleh tekad di dalamnya. Tubuhnya yang menjulang tinggi dan mengesankan tampak seperti sebuah pilar batu, hanya pakaiannya yang berkibar tertiup angin.      2

Dia sedang menyesuaikan auranya, mengaturnya hingga ke kondisi yang paling sempurna. Bagi Xing Kai, ini adalah sebuah pertempuran dimana dia tidak boleh kalah. Ye Futian telah mengajukan tantangan untuk bertarung-sampai-mati padanya meskipun dia hanya berada di tingkat Proving Holiness. Xing Kai adalah sosok paling menonjol di antara generasinya di Dunia Naga Merah dan dia belum pernah kalah sebelumnya. Hari ini dia juga harus memenangkan pertempuran di atas Sungai Merah.     

Dia akan mengalahkan Ye Futian, membalaskan dendamnya, dan membuat keyakinannya kembali seperti sedia kala. Pelayan Kesembilan juga berada di sana. Banyak orang yang berada di tepi Sungai Merah memberi jalan baginya. Tatapan mata semua orang kini tertuju pada Pelayan Kesembilan.     

Pertempuran ini akan menentukan nasib Xing Kai.     

Pada saat itu, terdengar keributan di tepi sungai dan banyak orang membuka jalan. Kemudian sekelompok orang terlihat bergerak ke depan, melintasi kerumunan orang.     

Sosok yang memimpin kelompok itu berpakaian serba putih dan memiliki rambut berwarna abu-abu. Dia tampak sangat gagah. Pria itu tidak lain adalah Ye Futian. Banyak kultivator dari Kota Qianye juga berada di sana. Xia Qingyuan dan Yu Sheng berdiri di sampingnya. Jika Ye Futian memenangkan pertempuran ini, maka mereka bertiga akan berlatih di Istana Regional bersama-sama.     

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu telah tiba.     

Banyak orang mengalihkan pandangan mereka pada Ye Futian. Xing Kai, yang berada di atas Sungai Merah, berbalik untuk menghadap ke arah Ye Futian. Aura petarung di sekujur tubuhnya tampaknya menjadi semakin kuat saat dia mengatur aura spiritualnya     

Meskipun dia merasa sangat yakin bahwa dia pasti bisa membunuh Ye Futian, namun dia tidak akan lengah. Dia akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan mengalahkan Ye Futian untuk membuktikan kemampuannya.     

Begitu dia mencapai tepi sungai. Ye Futian mengambil satu langkah ke depan dan langsung bergerak menuju bagian tengah dari Sungai Merah.     

Beberapa aura yang kuat menyelimuti langit di atas Sungai Merah. Mereka adalah orang-orang dari Istana Regional. Ye Futian telah meminta agar Istana Regional menjadi saksi dalam pertempuran ini.     

Namun tidak lama kemudian, muncul aura kuat lainnya, yang melesat di udara di atas kerumunan orang. Banyak orang memandang ke atas Sungai Merah. Mereka sempat merasa kesal, tetapi kemarahan mereka dengan cepat mereda. Orang-orang dari istana kekaisaran telah tiba.     

Dua sosok muncul di atas kerumunan orang dan mendarat di tepi Sungai Merah. Mereka berdiri di bagian paling depan dari kerumunan tersebut, namun tidak ada seorang-pun yang merasa keberatan akan hal itu.     

"Bukankah itu adalah Chi Shang, sang pemandu acara dari Perjamuan Persik? Dia juga datang kemari untuk menyaksikan pertempuran!" Banyak orang memandang sosok yang berada di barisan terdepan dari kerumunan orang. Memang benar, sosok itu tidak lain adalah Pangeran Chi Shang. Sementara sosok yang berada di sampingnya tidak lain adalah Yu Shifei, kekasihnya. Keduanya terdaftar dalam Peringkat Raja Regional.     

"Ini sangat disayangkan," ujar Chi Shang, sambil memandang ke arah Sungai Merah. Meskipun sosok yang lebih kuat dari dua kultivator ini telah ditentukan di Jalur Divine Martial, tetap saja Ye Futian adalah sosok yang memiliki potensi lebih besar. Namun, Xing Kai adalah orang yang menyamai rekor dari Perjamuan Persik sebelumnya. Sayang sekali dia harus berhadapan dengan Ye Futian dan Yu Sheng pada babak terakhir.     

Ditambah lagi, dia tidak dapat menerima kenyataan bahwa mereka berdua lebih hebat darinya.     

Dua sosok legendaris itu tidak dapat hidup berdampingan. Hari ini telah ditakdirkan bahwa salah satu dari mereka harus mati, yang sebenarnya cukup disayangkan. Karena bagaimanapun juga, kedua pria itu adalah para jenius terbaik dari Dunia Naga Merah.     

Tapi kembali lagi, terlepas dari pendapat Chi Shang mengenai pertempuran tersebut, dia tidak akan ikut campur di dalamnya. Konflik di dunia kultivator bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dengan diskusi. Karena mereka berdua telah sepakat untuk bertarung sampai mati, maka hal yang perlu dilakukan oleh sang pangeran hanyalah menjadi saksi dari pertempuran antara keduanya.     

Kerumunan orang segera mengalihkan pandangan mereka dari Chi Shang dan Yu Shifei menuju ke Sungai Merah. Tidak perlu diragukan lagi bahwa pertarungan sampai mati antara Ye Futian dan Xing Kai jauh lebih menarik daripada siapa-pun yang muncul untuk menyaksikannya, bahkan jika salah satu dari penonton adalah sang pangeran.     

Ditambah lagi, meskipun kedua pria itu berdiri berjauhan satu sama lain, namun aura mereka telah bertabrakan di udara.     

Ketika Ye Futian melangkah ke depan, aura petarung milik Xing Kai langsung turun dari atas langit, menyelimuti area di sekitarnya dan dikerahkan menuju Ye Futian. Aura petarung itu tampaknya telah menyatu menjadi serangan-serangan yang nyata, dan terus menerus menyerang ke arah Ye Futian.     

Ye Futian berjalan ke depan secara perlahan-lahan, setiap langkah yang diambilnya mengguncang area di sekitarnya. Bahkan Sungai Merah di bawahnya ikut bergejolak.     

Dia menyerang dengan Deed of Thorough Comprehension tanpa ragu-ragu, dan menyatu dengan Jalur Agung, sehingga membuat segala sesuatu di area sekitarnya berada di bawah kendalinya, menangkis aura petarung yang dikerahkan padanya.     

Cahaya menyilaukan bersinar saat aura petarung milik Xing Kai menjadi nyata. Aura itu berubah menjadi sebuah segel yang kekuatannya menyebar di area sekitar mereka dan menyelimuti langit di atas Sungai Merah, kemudian langsung bergerak menuju Ye Futian. Saat ini Xing Kai telah melancarkan serangannya pada Ye Futian dari seberang Sungai Merah.     

Ye Futian menatap Xing Kai yang berada di kejauhan. Sama sekali tidak ada kegelisahan di dalam matanya. Tiba-tiba aliran aura bergejolak di sekelilingnya seperti sambaran petir penghancur.     

Area di sekitarnya kini telah berubah menjadi dunia kehancuran. Bencana Divine bergejolak di sekelilingnya. Sambaran petir bencana yang tak terhitung jumlahnya menyelimuti tempat tersebut dan berderak tanpa henti.     

Seberkas cahaya keemasan yang menyilaukan bertabrakan dengan segel tersebut, sehingga menghasilkan suara gemuruh yang keras. Segel itu langsung hancur seolah-olah telah dihantam oleh sebuah serangan yang mengerikan.     

Cahaya bencana itu mengoyak segala sesuatu yang berada di sekitar Ye Futian tanpa pandang bulu, menyelimuti area di sekelilingnya dan menyerang setiap segel yang ditemuinya. Sungai Merah mengeluarkan suara keras saat langit di atas sungai itu tampak seperti hari kiamat yang akan segera tiba. Banyak segel telah dihancurkan oleh sambaran petir bencana yang menakjubkan itu.     

"Serangan-serangannya sekuat itu?" Tatapan mata semua orang kini terpaku pada sosok yang diselimuti oleh cahaya bencana yang mengerikan itu. Bagaimanapun juga, tingkat Plane Futian lebih rendah dari Xing Kai, namun dia mampu menghancurkan aura dari Jalur Agung milik Xing Kai hanya dengan menggunakan kekuatan dari Jalur Agung yang dia pinjam dari bantuan eksternal.     

Seolah-olah dia sama sekali tidak berada di posisi yang tidak menguntungkan.     

Xing Kai tampak tidak terpengaruh, dia menyaksikan semuanya tanpa mengatakan sepatah kata-pun. Kemudian dia melihat Ye Futian mendekatinya, dan dia merespon dengan mengerahkan aura petarung miliknya.     

Aura Petarung Penghukum Langi terpancar dari tubuhnya saat Roh Kehidupan miliknya dikeluarkan, yang membuat sosoknya terlihat seperti seorang dewa perang yang telah terbangun. Cincin-cincin cahaya yang menyilaukan muncul di atas tubuhnya. Aura petarung itu telah memengaruhi aura dari Jalur Agung di sekelilingnya. Suara yang terdengar dari Sungai Merah menjadi semakin mengerikan, sehingga membuat orang-orang merasa bahwa deretan awan di atas mereka juga mengeluarkan suara yang keras.     

Tubuh Xing Kai kini menjadi sangat tinggi, seolah-olah dia adalah seorang dewa perang yang baru saja terbangun, dan dia mengerahkan Aura Petarung Penghukum Langit hingga tingkat maksimal, sehingga tubuhnya memancarkan tekanan ke seluruh penjuru langit di sekelilingnya.     

Dia telah berulang kali diserang oleh Yu Sheng dalam pertempuran sebelumnya di Kota Naga Merah, yang sangat memengaruhi kemampuan bertarungnya, sehingga dia tidak memiliki kesempatan untuk mengeluarkan seluruh kekuatannya     

Dalam pertempuran yang sedang dia hadapi saat ini, dia bertekad untuk membuat Ye Futian menyaksikan sosok Xing Kai yang berbeda, seseorang yang layak menyandang status sebagai keturunan dari Kaisar Zhan.     

Aura Petarung Penghukum Langit bergabung menjadi satu kesatuan saat dia mengulurkan tangannya, membentuk sebuah tombak raksasa yang diselimuti oleh cahaya suci. Hal yang lebih mengerikan lagi adalah, terdapat sinar-sinar cahaya penghancur dari Jalur Agung yang mengoyak ruang hampa di sekitar mereka, dimana semua sinar itu tampaknya merupakan sebuah perwujudan dari Aura Petarung Penghukum Langit, yang saat ini turun dari atas langit, dan mengoyak area di sekitar mereka saat dikerahkan menuju Ye Futian.     

Banyak orang memandang ke arah pemandangan yang ada di atas langit, dimana mereka menganggap pemandangan itu sangatlah mengerikan.     

Meskipun belum lama ini Xing Kai telah dikalahkan, itu bukan berarti bahwa ketenarannya hanya omong kosong belaka. Xing Kai benar-benar sosok yang kuat dan dia telah berulang kali membuktikan kemampuannya dalam banyak pertempuran. Kekuatannya merupakan salah satu yang terbaik dan hanya segelintir orang di seluruh penjuru Dunia Naga Merah yang mampu menandinginya. Tekanan yang dipancarkan dari tubuhnya pada saat itu tampaknya merupakan sebuah bukti betapa mengerikannya kekuatan yang dimiliki oleh Xing Kai.     

Sikap dan tindakan yang benar-benar mengintimidasi itu tampaknya membuat orang-orang melupakan tingkat Plane-nya saat ini, karena dia tampak seperti seorang dewa perang sejati. Sementara itu, Ye Futian memandang ke atas langit. Sinar-sinar cahaya keemasan yang menyilaukan itu melesat ke bawah seperti bilah-bilah tombak, langsung bergerak menuju ke arahnya.     

Dia mengambil satu langkah ke depan dengan keras dan seluruh area tersebut berguncang. Kekuatan Space-freezing dikeluarkan saat cahaya yang dipancarkan dari Deed of Thorough Comprehension menyelimuti area di sekelilingnya. Tidak lama kemudian, pemandangannya berubah menjadi sebuah dunia bintang. Bintang-bintang tampak berputar-putar di sekitarnya, melindungi tubuh Ye Futian di dalamnya.     

Bilah-bilah tombak yang turun dari atas langit itu akhirnya bertabrakan dengan bintang-bintang raksasa tersebut, sehingga menimbulkan suara gemuruh yang mengguncang bumi. Rentetan suara ledakan yang mengerikan terdengar di seluruh penjuru Sungai Merah.     

*Boom*     

Xing Kai melesat di udara saat Aura Petarung Penghukum Langit dikerahkan ke tingkat maksimal dimana-pun tombak-tombak itu diarahkan. Seluruh penjuru langit di sekitar mereka tampaknya telah diselimuti oleh aura tersebut. Kemudian tombak yang tak terhitung jumlahnya dikerahkan ke bawah sekaligus, mengoyak ruang hampa saat mereka bergerak menuju Ye Futian.     

Xing Kai telah menggunakan Aura Petarung Penghukum Langit sejak pertempuran dimulai. Dia sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda ingin mengulur-ulur waktu dalam pertarungannya melawan Ye Futian. Dia berusaha menjatuhkan Ye Futian tanpa ragu-ragu.     

Ye Futian tentu saja bisa merasakan apa yang ingin dilakukan oleh Xing Kai. Dia telah melancarkan serangan-serangan yang mengerikan sejak awal pertempuran. Keinginan membunuh yang dimiliki oleh Xing Kai terhadapnya jelas sangat kuat.     

Aura spiritual yang kuat telah dikeluarkan dan menyatu dengan area yang begitu luas di sekitar mereka.     

Jalur Agung terus membesar dan berlipat ganda, menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta. Dimana-pun aura dari Jalur Agung menyebar, segala sesuatunya telah berubah menjadi perwujudan dari kekuatan mereka.     

Sebuah dunia bintang yang menakjubkan berkilauan di atas Sungai Merah. Semakin banyak bintang yang terbentuk dan bermunculan di sekitar mereka, dimana bintang-bintang itu memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan. Bintang-bintang itu mengelilingi tubuh Ye Futian, yang tampaknya akan menyatu dengan bintang-bintang tersebut, sehingga menjadikannya sebagai titik pusat dari dunia bintang tersebut.     

Bintang-bintang yang berada di sekitarnya bergerak dalam lintasan yang misterius. Area di sekitar mereka bergemuruh saat bintang-bintang yang terus berputar-putar itu bertabrakan dengan tombak-tombak raksasa yang turun dari atas langit, sehingga menghasilkan sebuah ledakan kekuatan yang mengguncang langit.     

Pelayan Kesembilan, yang sedang berdiri di tepi sungai, mengerutkan keningnya saat dia menyadari bahwa semua serangan ini mirip dengan seni yang merupakan spesialisasi dari Saint Star Plucking. Menurut Gai Huang, lelaki tua itu pernah bertarung dengannya di Kota Qianye untuk menahan pergerakannya. Tampaknya Saint Star Plucking memang berada di pihak Kota Qianye.     

Namun, tidak mudah untuk menangkis tombak-tombak dari dewa perang tersebut.     

Saat ini, Xing Kai berubah menjadi sambaran petir berwarna emas, mengoyak ruang hampa saat tombak-tombak yang tak terhitung jumlahnya itu dikerahkan, hingga akhirnya menabrak bintang-bintang dari Jalur Agung yang mengelilingi Ye Futian. Rentetan suara gemuruh yang keras terus menerus terdengar saat bintang-bintang dan semua tombak itu dihancurkan.     

Bilah-bilah tombak suci berwarna emas bermunculan dan menghantam bintang-bintang yang terus menerus berputar. Cahaya yang dipancarkan dari Aura Petarung Penghukum Langit dikerahkan dalam sekejap, sehingga menyebabkan lintasan dari bintang-bintang itu hancur dan menjadi kacau saat bintang-bintang itu terus menerus dihancurkan.     

Cahaya penghancur yang menyelimuti tombak-tombak itu terus bergerak ke depan, hingga akhirnya menabrak tirai-tirai cahaya itu dan berniat untuk membunuh Ye Futian.     

Namun pada saat itu, Ye Futian melangkah ke depan. Dia mengayunkan tangannya saat dia bergerak, dan membentuk sebuah tombak tangannya. Kemudian dia melancarkan serangan dengan tombaknya. Bintang-bintang yang mengelilinginya kini berubah menjadi sinar-sinar cahaya yang mengincar tubuh Xing Kai, berniat untuk menguburnya di dalam bintang-bintang tersebut.     

Kemudian Xing Kai melangkah ke depan dan terus menyerang dengan tombak-tombaknya. Kekuatannya tak bisa dihentikan dan bintang-bintang itu hancur satu per satu saat dia terus menghancurkan apa-pun yang menghalangi jalannya.     

Pada saat itu, cahaya bintang-bintang di sekitar Ye Futian berkumpul di satu titik. Kemudian dia mengerahkan tombaknya ke depan, dan bertabrakan dengan tombak milik Xing Kai yang bergerak ke arahnya. Cahaya tak berbatas dari bintang-bintang itu terpancar dan menyatu dengan tombak tersebut seolah-olah satu serangan itu kini membawa kekuatan dari semua bintang yang berada di sekitarnya.     

Pada saat itu, tombak milik Ye Futian dan tombak milik Xing Kai bertabrakan satu sama lain. Segala sesuatu yang berada di sekitar tombak-tombak itu hancur hingga tak bersisa. Sementara itu, Sungai Merah yang berada di bawah mereka mengeluarkan suara keras dan bergejolak. Aliran lava di dalam sungai itu bercipratan, melebur area di sekitar mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.