Legenda Futian

Mengalahkan



Mengalahkan

1Xing Kai kini berubah bentuk menjadi sosok dewa perang di tengah-tengah medan pertempuran yang kacau. Tatapan matanya sedingin es dan dipenuhi oleh tekad, tanpa ada sedikit-pun keraguan. Tombak di tangannya telah hancur tak bersisa. Dia bisa merasakan kekuatan entropi yang mengerikan dari apa yang baru saja terjadi. Seolah-olah terdapat beberapa kekuatan Space-tearing yang terkandung dalam kekuatan bintang-bintang tersebut. Seperti itulah kekuatan entropi.      1

Kekuatan entropi itu adalah sesuatu yang belum dia lihat saat dia bertarung melawan Ye Futian sebelumnya.     

Bintang-bintang yang berada di sekitar Ye Futian juga telah dihancurkan. Tombak di tangannya ditembus oleh seberkas sinar cahaya yang kuat, sehingga tombak itu hancur hingga tak bersisa.     

Namun, dia masih bisa bertarung dengan baik tanpa menggunakan senjata. Dia menerima gelombang kejut dari tombak itu secara langsung dengan menggunakan sosok dewa perangnya, kemudian dia mengambil satu langkah ke depan untuk menekan area di sekitarnya.     

Kemudian dia mengangkat lengannya, yang menyebabkan banyak segel bermunculan dimana-mana. Setiap segel itu dipenuhi dengan Aura Petarung Penghukum Langit yang mengerikan di dalamnya. Segel-segel ini berubah menjadi segel-segel suci yang dibuat khusus untuk pertempuran.     

Dia mengerahkan lengannya ke depan dan dalam sekejap, sebuah jejak telapak tangan raksasa menyegel area di sekitar mereka dan menutupi langit serta mengubur tubuh Ye Futian di dalamnya. Pada saat yang bersamaan, jejak telapak tangan itu mengeluarkan suara keras saat dihancurkan oleh segel-segel lainnya di sekitarnya. Segel-segel itu begitu kuat sehingga mereka tampaknya mampu mengoyak langit.     

Kedua mata Xing Kai dipenuhi dengan keinginan membunuh. Dia adalah seorang Saint tingkat True Self, yang menunjukkan bahwa kekuatannya berada jauh di atas Ye Futian. Dia juga dipersenjatai dengan Aura Petarung Penghukum Langit dan Segel Dewa Perang. Dalam aspek kemampuan bertarung jarak dekat, dia menganggap bahwa Ye Futian tidak akan bisa menahan serangan-serangannya.     

Banyak orang yang berada di tepi Sungai Merah dan Istana Regional menyaksikan pemandangan tersebut. Mereka melihat tubuh Xing Kai menyatu dengan Roh Kehidupannya dan sekujur tubuhnya kini memancarkan cahaya yang menyilaukan. Seolah-olah dia telah diselimuti oleh Aura Petarung Penghukum Langit, dimana dia memancarkan aura dewa perang yang tak tertandingi. Sosoknya yang sangat mengintimidasi itu membuat banyak orang mampu mendeteksi kekuatannya bahkan dari kejauhan.     

Sebenarnya seberapa besar kekuatan yang sedang dihadapi oleh Ye Futian?     

Pertempuran itu bukan hanya sekedar 'sesi latihan', tetapi pertarungan sampai mati. Xing Kai tidak berniat untuk menjalani sesi latihan bersama Ye Futian. Dia langsung mengeluarkan teknik terkuatnya dengan tujuan untuk membunuh Ye Futian.     

Ye Futian memandang sosok Xing Kai yang terlihat sangat mengintimidasi. Jadi, dia langsung mengerahkan kemampuan terbaiknya sedari awal?     

Bilah tombak lainnya terbentuk saat tubuhnya diselimuti oleh cincin cahaya yang dibentuk oleh Deed of Thorough Comprehension. Dia menyaksikan banyak segel dikerahkan padanya dari segala arah, namun dia tidak berniat untuk mundur. Dia mengambil satu langkah ke depan, sama seperti yang dilakukan oleh Xing Kai.     

"Kau membuang-buang waktumu sendiri." Suara Xing Kai terdengar sedingin es saat bergema di area sekitar mereka. Suaranya dipenuhi dengan aura mengerikan di dalamnya, yang mampu mengguncang aura milik orang lain.     

Namun pada saat itu, di dalam lingkaran cahaya yang dibentuk oleh Deed of Thorough Comprehension, sinar-sinar cahaya yang lebih menyilaukan dari sebelumnya muncul secara tiba-tiba.     

Seolah-olah ribuan simbol kuno kini telah muncul pada saat yang bersamaan dan mengelilingi Ye Futian. Setiap simbol itu tampaknya dipenuhi dengan kekuatan yang luar biasa. Area di sekitar mereka bergemuruh dan meledak saat simbol-simbol itu mengelilingi Ye Futian. Suara gemuruh itu adalah sebuah tanda bahwa tekanan tak berbentuk yang dipancarkan oleh Xing Kai telah dihancurkan, sehingga dia tidak akan bisa menghentikan pergerakan dari simbol-simbol kuno tersebut.     

"Seribu Kata Kuno!"     

Chi Shang, yang berdiri di bagian terdepan dari kerumunan orang di tepi Sungai Merah tampak terkejut. Ye Futian adalah orang yang paling memahami Seribu Kata Kuno di Perjamuan Persik. Dia juga mendapatkan tablet tersebut, yang dibuat oleh seorang Renhuang, sehingga memungkinkan seseorang untuk memasukkan aura spirtual mereka ke dalamnya untuk berkultivasi.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa Ye Futian mampu menggunakan kekuatan dari Seribu Kata Kuno ke dalam pertarungannya melawan Xing Kai meskipun dia belum lama memiliki tablet tersebut.     

Jadi itu sebabnya dia berani mengajukan tantangan seperti itu pada Xing Kai!     

Ye Futian terus menerus mengayunkan tombak di tangannya. Simbol-simbol di sekelilingnya mengeluarkan suara pada saat yang bersamaan. Setiap simbol itu tampaknya telah diperkuat dengan aura dari Jalur Agung milik Ye Futian, dimana simbol-simbol yang berada di bagian terdepan telah bertabrakan dengan segel-segel milik Xing Kai.     

*Boom*     

Suara gemuruh terdengar saat simbol-simbol itu menabrak segel-segel tersebut seperti bintang-bintang dari Jalur Agung, menghancurkan mereka semua. Setelah itu, ribuan segel membanjiri tempat tersebut dan menutupi langit saat segel-segel itu terbang ke arah Ye Futian. Namun, simbol-simbol di sekitarnya kini tampak mengalir seperti cahaya meteor, menghantam segel yang tak terhitung jumlahnya dari arah lainnya.     

Area di sekitar mereka tampaknya bisa hancur kapan saja. Sementara suara-suara yang memekakkan telinga terus menerus terdengar di atas Sungai Merah, yang menyebabkan gendang telinga dari semua orang di sekitarnya terasa sakit. Meskipun begitu, mereka tetap memusatkan pandangan mereka pada medan pertempuran di hadapan mereka, dimana mereka tidak ingin melewatkan satu detail-pun dari pertempuran tersebut.     

Pertempuran yang sedang berlangsung pada saat itu tampak sangat sengit dan menakjubkan. Simbol-simbol kuno itu terus bergerak ke depan dalam sebuah pola mistis, hingga akhirnya bertabrakan dengan segel-segel yang datang dari arah lainnya. Seolah-olah setiap simbol itu berhadapan dengan satu segel dari pihak lawan.     

*Boom*     

Kedua pria itu benar-benar tak tergoyahkan di medan pertempuran yang sangat mengerikan tersebut. Mereka bergerak ke depan pada saat yang bersamaan saat jejak-jejak telapak tangan yang dikerahkan oleh Xing Kai terus menerus bertabrakan dengan simbol-simbol milik Ye Futian. Selain segel-segel kuat yang menyelimuti tempat tersebut dan menutupi langit, semua simbol kuno itu juga dihancurkan dalam waktu singkat.     

Namun, ketika Ye Futian mengayunkan tombaknya, simbol-simbol itu meledak satu per satu dan menyebabkan jejak-jejak telapak tangan yang menutupi langit itu menjadi berguncang. Semakin banyak suara gemuruh yang terdengar, tetapi kekuatan mereka tampaknya telah melemah.     

Pada saat itu, tombak milik Ye Futian memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan saat tombak itu dikerahkan menuju jejak telapak tangan tersebut seperti sebuah senjata surgawi. Simbol-simbol kuno yang berada tepat di depan tombak sepertinya telah bergabung menjadi satu kesatuan. Setiap simbol itu tampak seperti sebuah bintang saat mereka semua dikerahkan bersama dengan tombak itu menuju jejak telapak tangan tersebut.     

Dalam sekejap, terdengar suara gemuruh yang keras. Kemudian suara gemeretak terdengar saat Segel Dewa Perang itu mulai hancur. Sementara tombak milik Ye Futian diselimuti oleh cahaya tak berbatas, yang diakibatkan oleh menyatunya cahaya dari Deed of Thorough Comprehension di dalamnya.     

*Boom*     

Tidak lama kemudian, suara gemuruh terdengar saat jejak telapak tangan yang telah menutupi langit itu dihancurkan hingga tak bersisa.     

"Serangan itu telah dihancurkan."     

Hati banyak orang yang menyaksikan pemandangan itu berdebar kencang. Ye Futian mampu menghancurkan Segel Dewa Perang miliki Xing Kai dalam waktu singkat, dimana dia melakukannya hanya dengan mengandalkan kekuatannya sendiri. Dia tidak membutuhkan senjata-senjata para dewa. Serangan yang baru saja dia hancurkan selama ini dianggap memiliki daya serang yang tak tertandingi, namun kini dia berhasil menghancurkannya!     

Xing Kai tidak pernah kalah dalam pertarungan melawan rekan-rekannya sebelum Perjamuan Persik berlangsung. Dia mampu memenangkan setiap pertarungan dengan menggunakan kemampuan bertarungnya yang tak tertandingi.     

Namun pada saat ini, teknik terkuatnya mampu diatasi oleh tombak milik Ye Futian.     

Apakah ini adalah kekuatan dari Seribu Kata Kuno?     

Setiap simbol itu mengandung kekuatan dari Jalur Agung di dalamnya. Ketika simbol-simbol itu bergerak dan melancarkan serangan, seolah-olah bintang-bintang juga meledak pada saat yang bersamaan. Kekuatan entropi yang dikerahkan dalam sekejap itu sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan segalanya. Bahkan Segel Dewa Perang miliki Xing Kai juga telah dihancurkan.     

Xing Kai tampak tercengang. Ekspresinya menunjukkan bahwa dia telah lengah. Teknik tombak dan kekuatan dari Segel Dewa Perang miliknya telah dikalahkan oleh Ye Futian. Serangan-serangan yang selama ini membuat dirinya tak terkalahkan baru saja dihancurkan oleh seseorang dengan tingkat Plane lebih rendah darinya.     

Ditambah lagi, Ye Futian sama sekali tidak menghindari serangan-serangannya. Selama ini dia selalu menyerang secara langsung. Teknik-teknik terkuat milik Xing Kai juga telah bertabrakan dengan serangan-serangan yang dilancarkan oleh Ye Futian secara langsung, dan dia juga tidak pernah menghindar.     

Xing Kai menundukkan kepalanya dan menatap ke arah Ye Futian, yang diselimuti oleh cahaya suci. Ketika metode Deed of Thorough Comprehension diaktifkan, kekuatannya berubah menjadi sebuah tungku dari Jalur Agung, yang berusaha menyatu dengan Jalur Agung di sekitar mereka. Tidak lama kemudian, aura spiritual yang kuat terpancar keluar dan mengerahkan kekuatannya hingga tingkat maksimal.     

Ye Futian dan Jalur Agung kini bergabung menjadi satu kesatuan. Aura spiritual, tubuh fisik, dan kekuatan Jalur Agung telah menyatu, sehingga dia kini mencapai kondisi bertarung yang paling sempurna.     

Xing Kai menyaksikan Ye Futian sedang menciptakan keajaiban. Bintang-bintang muncul dimana-mana, hingga akhirnya menutupi langit di atas Sungai Merah dan berputar-putar di sekelilingnya. Bintang-bintang itu tampaknya memancarkan cahaya suci yang menyilaukan dan menyinari Ye Futian lalu bergabung dengan tubuhnya. Saat ini, pria itu tampaknya telah memegang kendali atas langit, bumi, dan segala sesuatu di sekitarnya.     

Seorang Tetua berpenampilan sederhana muncul di tengah-tengah kerumunan orang di tepi Sungai Merah. Ekspresinya tampak aneh ketika dia menyaksikan pemandangan yang menakjubkan di hadapannya. Meskipun dia memang telah mengajarkan metode kultivasinya pada Ye Futian belum lama ini, namun dia tidak menyangka bahwa hasil dari pembelajaran itu akan semenakjubkan ini.     

Itu adalah sebuah bukti bahwa Ye Futian memang mampu menggabungkan teknik-teknik mistis itu dengan sempurna melalui aura spiritualnya. Bakat seperti itu sangat mengejutkan. Tidak mengherankan mengapa teknik yang dilancarkan oleh Ye Futian mampu menangkis serangan-serangan dari Xing Kai, yang telah diperkuat dengan Aura Petarung Penghukum Langit.     

Jika posisi Xing Kai digantikan oleh seorang Saint tingkat True Self dengan kemampuan yang biasa-biasa saja, maka Saint itu mungkin akan langsung dihancurkan. Apakah ini benar-benar kekuatan yang mampu dikeluarkan oleh seorang Saint tingkat Proving Holiness?     

Seberkas sinar yang menyilaukan melesat ke depan tepat ketika Tetua itu memikirkan tentang hal ini, dimana sinar itu membentuk sebuah lengkungan di atas Sungai Merah.     

Ye Futian telah membalikkan situasi dan kini dia melesat ke atas langit, kembali melancarkan serangan dengan tombaknya lagi. Tombak itu menembus langit dan langsung diarahkan menuju tubuh raksasa milik Xing Kai. Tombak itu membawa kekuatan bintang-bintang di dalamnya saat dan mencapai targetnya dalam sekejap. Tombak itu sendiri tampak dipenuhi dengan kekuatan bintang-bintang dan mengandung kekuatan entropi yang sangat kuat.     

Segel-segel yang dikeluarkan oleh Xing Kai hancur dalam sekejap. Kemudian tombak itu menghantam tubuh raksasa milik Xing Kai. Secara mengejutkan, sosok dewa perang yang berukuran besar itu terhempas ke udara dan menghasilkan suara gemuruh yang memekakkan telinga. Tubuh raksasa itu hancur saat kekuatan entropi menghempaskannya ke udara.     

Sosok dewa perang milik Xing Kai telah dihancurkan hingga tak bersisa.     

"Serangan macam apa..." Para penonton dibuat tercengang oleh serangan-serangan milik Ye Futian yang begitu luar biasa. Banyak orang bertanya-tanya seberapa kuat tombak itu sebenarnya. Mungkin jawabannya hanya diketahui oleh Xing Kai, yang menerima serangan itu secara langsung.     

Sungai Merah terus menerus mengeluarkan suara, namun medan pertempuran itu telah berubah menjadi sunyi. Tatapan mata semua orang tertuju ke depan. Pertempuran antara hidup dan mati itu telah berlangsung sangat sengit sejak awal, dimana kedua belah pihak telah mengeluarkan serangan terkuat mereka. Namun tetap saja, tidak ada yang menyangka bahwa Ye Futian mampu mengalahkan Xing Kai.     

Kemudian semua orang memandang kultivator yang sosok bertarungnya telah hancur, bertanya-tanya apakah dia memang Xing Kai, sosok yang selama ini dikenal sangat menjunjung tinggi harga dirinya dan tak terkalahkan di antara rekan-rekannya.     

Xing Qiu merasa ketakutan saat menyaksikan pertarungan tersebut. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, kakaknya tidak pernah mengalami kekalahan seperti ini sebelumnya. Namun, dua pria yang muncul secara tiba-tiba dari Kota Qianye itu telah membuat kejayaan kakanya menjadi meredup.     

Semua ini dimulai dari pertempurannya melawan Yu Sheng.     

"Apakah kau sudah siap untuk mati sekarang?" Ye Futian bertanya saat dia berjalan di udara. Tatapan matanya tampak datar dan acuh tak acuh saat dia menatap Xing Kai.     

Sejak awal ini adalah sebuah pertarungan sampai mati.     

Sang pemenang akan tetap hidup dan pihak yang kalah akan mati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.