Legenda Futian

Dihajar Sampai Mati



Dihajar Sampai Mati

1Aura Xing Kai menjadi tidak stabil saat tubuhnya membungkuk. Sosok dewa perangnya telah dihancurkan oleh satu tusukan tombak. Lengannya sedikit gemetar. Itu bukanlah reaksi dari rasa takut, melainkan karena kenyataan bahwa dia telah kalah dalam pertarungan ini.     0

Segel Dewa Perang dan sosok dewa perang miliknya telah dihancurkan oleh Ye Futian. Dia tidak dapat menerima bahwa dia, seorang Saint tingkat True Self, benar-benar telah dikalahkan oleh Ye Futian.     

Aura Petarung Penghukum Langit mampu mengerahkan aura spiritual seseorang ke tingkat maksimal dalam situasi mendesak, sehingga memungkinkan seseorang untuk mendapatkan kekuatan yang jauh melebihi batasan Plane-nya. Semua serangannya dipenuhi dengan kekuatan yang sangat mengerikan, apalagi Segel Dewa Perang miliknya.     

Meskipun dia memiliki kekuatan yang luar biasa dan tingkat Plane-nya jauh lebih tinggi dari Ye Futian, namun pada akhirnya dia tetap dikalahkan dan dia tidak dapat memahami mengapa dia bisa kalah.     

Xing Kai adalah keturunan dari Kaisar Zhan. Dia ditakdirkan untuk menjadi seorang Renhuang, dan dia mewarisi Aura Petarung Penghukum Langit.     

"Bagaimana mungkin aku bisa kalah? Kenapa hal ini bisa terjadi?"     

*Boom*     

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang mengguncang area di sekitar mereka. Kobaran api yang mengerikan bergejolak dan membelenggu tubuhnya.     

Xing Kai mendongak dan melihat Ye Futian bergerak ke depan. Auranya terus meningkat pesat dan cahaya yang menyilaukan berputar-putar di sekelilingnya. Seolah-olah dia diselimuti oleh semua bintang yang ada di galaksi. Dia tampak mengintimidasi dengan tombak di tangannya. Kedua matanya dipenuhi dengan ejekan saat dia menatap ke arah Xing Kai.     

Dia sedang bersiap-siap untuk membunuh Xing Kai.     

Suasana di tepi Sungai Merah menjadi sunyi saat para penonton memusatkan perhatian mereka pada medan pertempuran. Apakah Xing Kai mampu untuk melanjutkan pertarungan?     

Pelayan Kesembilan juga hadir di sana dan ekspresinya tampak tenang. Pemuda dari Dunia Kaisar Xia itu mampu mengalahkan Xing Kai baik dalam aspek kekuatan maupun bakat yang dimilikinya. Hal ini tidak dapat disangkal.     

Namun, Ye Futian belum bisa membunuh Xing Kai. Situasinya belum seburuk itu. Xing Kai pasti akan memperjuangkah nyawa dan kehormatannya.     

Pelayan Kesembilan berharap bahwa Xing Kai akan membuka lembaran baru setelah pertempuran ini berakhir. Bahkan jika dia harus menanggung konsekuensi besar untuk melakukannya, itu akan menjadi sebuah awal baru bagi Xing Kai selama dia mampu memenangkan pertempuran ini.     

Jika dia bisa melewati tahap tersebut, Xing Kai akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Pola pikirnya akan menjadi lebih kokoh dan hal itu akan membuka jalan baginya untuk mencapai tingkat Saint ketiga—Flawless Holiness.     

Konsekuensi seperti apa-pun akan dia hadapi.     

Itu adalah sebuah pertempuran yang harus dihadapi oleh Xing Kai suatu hari nanti. Ye Futian, seorang jenius yang tak tertandingi, adalah sebuah berkah dari langit untuk Xing Kai.     

*Boom* Terdengar suara gemuruh lainnya. Ye Futian mengangkat lengannya. Dia sepertinya mampu mengakhiri nyawa Xing Kai kapan saja.     

*Krak* Seberkas petir melesat di udara dan sosok Ye Futian kini telah menghilang dari tempatnya berdiri. Dia mengerahkan tombaknya ke depan, dimana tombak itu memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan sehingga tidak ada seorang-pun yang mampu memandangnya.     

Apakah Xing Kai dapat menerima serangan ini?     

*Boom* Tatapan mata semua orang terpaku pada pemandangan tersebut. Ketika para penonton bisa menyaksikan dengan jelas apa yang sedang terjadi di atas Sungai Merah, hati mereka berdebar kencang.     

"Itu…"     

Banyak orang melihat tombak milik Ye Futian dikerahkan menuju Xing Kai. Sementara bintang-bintang di atas langit bergabung menjadi satu kesatuan. Rentetan serangan yang sangat dahsyat itu diarahkan pada Xing Kai.     

Namun, Xing Kai masih berdiri tegak di tempatnya.     

Roh Kehidupannya seperti sedang terbakar. Bayangan dewa perang yang menjulang tinggi dan mengesankan itu diselimuti oleh kobaran api suci berwarna emas. Sinar-sinar cahaya yang sangat menyilaukan berkilauan di sekujur tubuh Xing Kai. Setelah itu, satu sosok dewa pelindung yang sangat mengerikan muncul di sekitar Xing Kai.     

Aura Petarung Penghukum Langit terus terbakar dan melahap kekuatan dari Jalur Agung dunia di sekitar mereka. Kobaran Api Jalur Agung di seluruh penjuru langit yang berwarna merah itu dilahap oleh tubuhnya, yang kemudian menyelimuti sekujur tubuhnya.     

Tubuh Xing Kai kini semakin membesar. Terdengar suara gemeretak saat ekspresinya berubah. Kemudian dia berteriak dengan penuh amarah ke arah langit.     

*Boom*     

Pancaran aura yang mengerikan menyebar ke depan dan membuat Ye Futian terhempas ke udara. Dia membelalakkan matanya saat menatap ke arah Xing Kai, yang tubuhnya terus membesar.     

Suara gemeretak terus menerus terdengar. Tulang-tulang di tubuh Xing Kai semakin membesar dan Roh Kehidupannya terbakar. Aliran darah di dalam tubuhnya serta setiap bagian dari Aura Petarung Penghukum Langit juga terbakar.     

Seolah-olah Xing Kai sedang membakar nyawanya sendiri dalam pertarungan tersebut. Tubuh raksasa dari Xing Kai muncul di atas Sungai Merah. Para penonton yang berada di tepi Sungai Merah merinding. Bahkan para kultivator dari Istana Regional belum pernah melihat Xing Kai menggunakan kekuatan seperti itu sebelumnya.     

"Dia memaksakan diri untuk menembus batas dari tubuh fisiknya dengan membakar Roh Kehidupan dan Aura Petarung Penghukum Langit miliknya, sehingga menjadikan dirinya sebagai perwujudan dari Aura Petarung Penghukum Langit," Pei Min bergumam pada dirinya sendiri. "Saat ini Xing Kai telah terpojok dan dia melanjutkan pertarungan dengan mempertaruhkan nyawanya. Konsekuensi yang harus diterimanya adalah sesuatu yang sulit untuk diukur. Mungkin dia akan menerima konsekuensi yang mengerikan."     

"Keturunan Kaisar Zhan tidak bisa diremehkan. Namun, bahkan jika dia mampu memenangkan pertarungan ini, itu bukanlah kemenangan yang patut untuk dirayakan. Butuh waktu kurang lebih satu tahun baginya untuk memulihkan kondisinya seperti sedia kala," ujar seseorang di antara kerumunan. "Tapi kembali lagi, Ye Futian-lah yang berada dalam kesulitan sekarang."     

Banyak orang yang mendengarkan penjelasan itu tetap terdiam. Tidak dapat dipungkiri bahwa Xing Kai sangat menakutkan dalam kondisinya saat ini. Setelah dia membakar sekujur tubuhnya untuk mengeluarkan semua kekuatannya, maka mulai sekarang pertarungan ini akan menjadi bencana bagi Ye Futian.     

*Boom*     

Terdengar suara gemuruh saat Xing Kai melangkah ke udara. Kemudian dia berlari ke atas langit, yang cukup mengejutkan bagi banyak orang. Setiap langkah yang diambilnya menyebabkan area di sekelilingnya berguncang. Sementara itu, Sunga Merah di bagian bawah terus menerus mengeluarkan suara. Permukaan air dari Sungai Merah bergejolak seperti gelombang pasang, membanjiri langit dengan deretan ombak raksasa yang menjulang tinggi.     

"Pergerakannya sangat cepat."     

Hati para penonton berdebar kencang. Xing Kai, yang telah berubah bentuk menjadi seorang dewa perang, kini mampu bergerak dengan kecepatan dan kelincahan yang dia miliki dalam kondisi normal. Tubuhnya telah membesar dan kekuatan serta pertahanannya telah meningkat pesat. Banyak orang bertanya-tanya seperti apa kekuatan Xing Kai sekarang.     

Terdengar suara gemuruh saat Xing Kai mengangkat lengannya dan mengerahkannya pada Ye Futian. Langit ikut terhalang saat jejak telapak tangannya berubah menjadi Segel Dewa Perang, mengoyak segalanya dan menekan area di sekitarnya.     

Pada saat yang bersamaan, cahaya menyilaukan terpancar dari tubuh Ye Futian. Kemudian dia mengerahkan tombaknya ke depan, yang bertabrakan dengan jejak telapak tangan yang berada di udara. Sebuah kekuatan yang mengerikan terbentuk dan tombak itu hancur. Namun, Ye Futian memanfaatkan kekuatan itu untuk mendorong tubuhnya sendiri ke udara, menjauhkan dirinya dari Xing Kai.     

"Bagaimana caramu untuk membunuhku sekarang?" Xing Kai memandang Ye Futian dari kejauhan. Suaranya terdengar seperti sesuatu yang berasal dari neraka.     

Ye Futian telah memojokkan Xing Kai sehingga lawannya itu perlu membakar dirinya sendiri untuk bertarung. Setelah pertempuran ini berakhir, mungkin perlu waktu selama satu atau dua tahun baginya untuk memulihkan kondisinya seperti semula. Bahkan dia mungkin telah merusak fondasi dari kultivasinya, yang menyebabkan perkembangannya menjadi terhambat. Bagaimanapun juga, kemampuan yang mampu meningkatkan kekuatan seseorang secara paksa jelas memiliki efek samping yang mengerikan.     

Namun, dia tidak mungkin bisa lolos dari pertarungan ini dengan menggunakan kemampuan tersebut.     

Pertempuran di Sungai Merah kali ini adalah sebuah pertarungan sampai mati. Bahkan Pelayan Kesembilan tidak akan bisa melindunginya lagi. Jika dia tidak menggunakan kekuatan seperti itu, maka dia akan mati.     

Ekspresi Ye Futian masih terlihat tenang saat dia mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh Xing Kai. Dia memandang sosok yang menjulang tinggi dan mengesankan itu lalu berkata dengan nada datar, "Seseorang yang berada di ambang kekalahan hanya bisa membual. Bakarlah dirimu sendiri sesuka hatimu. Lagipula pada akhirnya kau akan mati."     

Pohon Dunia di dalam Istana Kehidupannya berayun-ayun saat sinar-sinar cahaya yang menyilaukan menjalar di sekujur tubuhnya dan memancarkan cahaya suci di seluruh penjuru tempat.     

Pohon Dunia miliknya kini telah beresonansi dengan kekuatan dari Deed of Thorough Comprehension dan mengeluarkan sebuah cincin cahaya yang bersinar lebih terang dari sebelumnya. Kemudian seberkas cahaya ditembakkan ke bagian ujung dari Sungai Merah.     

Jalur Agung dunia di sekitar mereka tampaknya telah menyatu dengan sinar tersebut, lalu berubah menjadi aura dari Jalur Agung. Tubuhnya kini mirip dengan sebuah tungku dari Jalur Agung, yang berusaha menggabungkan Jalur Agung dari segala sesuatu yang ada di dunia ini.     

*Whoosh*     

Area luas di sekelilingnya kini telah berubah menjadi sebuah dunia bintang. Bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya berputar-putar di sekitarnya saat semua cahayanya mengalir ke dalam tubuh Ye Futian. Dengan diselimuti oleh cahaya dari Deed of Thorough Comprehension, tubuhnya telah berubah menjadi Sosok Petarung Bintang.     

*Boom*     

Satu sosok yang menjulang tinggi dan tangguh muncul di sekitar mereka. Sosok itu tampaknya telah melahap Jalur Agung dunia di sekitar mereka. Fenomena itu disebabkan oleh kombinasi dari Deed of Thorough Comprehension dan cahaya bintang-bintang dari Jalur Agung.     

"Ini adalah Sosok Petarung Bintang."     

Beberapa Tetua bisa merasakan jantung mereka berdegup kencang. Mereka mengenali sosok itu sebagai kekuatan milik Saint Star Plucking.     

Tetua yang menyelinap ke tengah-tengah kerumunan itu menunjukkan pengakuannya atas bakat Ye Futian dan dia merasa takjub bahwa dia mampu mempelajari cara menggunakan teknik seperti itu dalam waktu singkat. Ditambah lagi, Tetua itu juga menyaksikan bahwa pemuda itu mampu menggabungkan kekuatannya ke dalam sosok petarung tersebut, sehingga membuat Sosok Petarung Bintang itu menjadi sempurna.     

"Bakatmu telah setara denganku," gumamnya. Namun, semua orang di sekitarnya terlalu memfokuskan diri pada pertempuran sehingga mereka tidak mendengar apa yang dia katakan.     

Ye Futian mengulurkan tangannya dan membentuk sebuah tongkat bintang raksasa dengan menggunakan kekuatan bintang yang tak berbatas di sekitarnya. Tongkat itu memancarkan cahaya bintang yang menakjubkan.     

Sinar-sinar dari cahaya bintang yang mengerikan melesat hingga menembus awan. Saat ini kekuatan Ye Futian sepertinya tidak jauh berbeda dari Xing Kai.     

*Boom*     

*Brak*     

Dua sosok raksasa itu berjalan ke depan pada saat yang bersamaan dan menerjang satu sama lain. Deretan gelombang di Sungai Merah yang berada di bawah mereka bertabrakan, yang menyebabkan langit ikut berguncang.     

Xing Kai mengerahkan sebuah serangan telapak tangan sementara Ye Futian, yang telah berubah menjadi Sosok Petarung Bintang, mengangkat tongkatnya dan mengayunkannya ke bawah. Sepertinya bintang-bintang telah dikerahkan ke bawah dan menghancurkan segala sesuatu yang berada di bawahnya.     

*Boom*     

Rentetan suara gemuruh yang memekakkan telinga terdengar saat sebuah cincin cahaya yang mengerikan melesat di udara. Selain itu, beberapa tornado bergejolak di seluruh tempat. Para penonton yang berada di tepi Sungai Merah bergegas mengeluarkan kekuatan mereka untuk menahan gelombang kejut yang dihasilkan.     

Kedua pria itu tampaknya terdorong ke belakang pada waktu yang hampir bersamaan, namun Ye Futian terus mengangkat tongkatnya dan bergerak ke depan. Tongkatnya berputar di udara saat dia kembali mengayunkannya ke bawah.     

*Boom*     

*Boom*     

*Boom*     

Setiap serangan dari tongkat itu membuat area di sekitar mereka berada di ambang kehancuran. Xing Kai berteriak dengan penuh amarah. Kemudian dia mengangkat lengannya dan mengerahkan serangan telapak tangan yang tak terhitung jumlahnya, hingga menutupi langit di hadapannya.     

Namun, Ye Futian, yang terus bergerak ke depan, mengayunkan tongkatnya dan kembali melancarkan serangan. Bintang-bintang di sekitarnya berjatuhan dan menyatu dengan tongkat tersebut. Serangan telapak tangan dari Jalur Agung itu terus menerus dihancurkan. Kemudian Ye Futian mengayunkan tongkat bintang itu ke bawah, dengan membawa kekuatan yang dahsyat di dalamnya.     

*Boom, Boom, Boom*     

Rentetan suara gemuruh yang mengguncang bumi terdengar saat lengan Xing Kai hancur secara perlahan-lahan. Tubuhnya terhempas ke udara akibat rentetan serangan dari tongkat tersebut. Kemudian dia memuntahkan banyak darah dari mulutnya.     

Namun, Ye Futian tidak berniat untuk berhenti. Dia kembali melangkah ke depan, melancarkan serangan dengan tongkatnya dan mengayunkannya dengan keras ke dada Xing Kai.     

Namun suara gemuruh kembali terdengar. Tubuh raksasa milik Xing Kai terus menerus dihancurkan. Tulang-tulangnya patah dan titik-titik meridiannya rusak. Xing Kai harus menanggung konsekuensi yang mengerikan karena menggunakan sosok petarung yang merupakan perwujudan dari Aura Petarung Penghukum Langit. Hal itu, ditambah dengan apa yang dialaminya saat ini, membuat luka-lukanya tidak dapat dipulihkan. Bahkan jika dia selamat dari pertempuran ini, dia pasti akan menjadi lumpuh.     

"Apa yang..." Hati para penonton terus berdebar kencang. Pertarungan ini benar-benar gila.     

Xing Kai telah berubah bentuk menjadi sosok petarung yang merupakan perwujudan dari Aura Petarung Penghukum Langit, namun dia tetap saja kalah.     

Ye Futian kembali mengangkat tongkatnya. Jika serangan berikutnya mengenai targetnya, maka riwayat Xing Kai akan tamat.     

"Hentikan." Tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang mengguncang area di sekitar mereka, bahkan membuat pergerakan Ye Futian melambat.     

"Jika dia mati, maka Kota Qianye akan lenyap." Terdengar sebuah suara sedingin es dengan nada mengancam.     

Meskipun Pelayan Kesembilan tidak bisa ikut campur, sekarang dia mengancam Ye Futian dengan memanfaatkan Kota Qianye.     

"Apakah anda yakin bisa melakukannya?" sebuah suara sedingin es merespon kata-katanya. Kemudian tongkat itu langsung diayunkan ke kepala Xing Kai.     

Semua orang memusatkan perhatian mereka pada pemandangan tersebut, menyaksikan tongkat itu diayunkan tanpa ragu-ragu.     

Seolah-olah waktu telah melambat.     

*Boom*     

Tongkat bintang itu mengenai targetnya dan terdengar suara gemuruh yang pelan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.