Legenda Futian

Pedang Pembunuh



Pedang Pembunuh

2Suasana di Kantor Pemimpin Kota dari Kota Qianye saat ini tampak sangat tenang.     1

Hanya ada beberapa orang yang melintas dan mereka berpikir bahwa karena hari ini Pemimpin Kota Ye Futian sedang bertarung melawan Xing Kai di Sungai Merah, maka semua orang akan pergi ke Kota Naga Merah untuk menyaksikan pertarungan tersebut.     

Bagaimanapun juga, pertarungan itu sangat penting.     

Masih tidak bisa dipastikan apakah Ye Futian akan mampu memenangkan pertarungan tersebut. Banyak orang beranggapan bahwa akan sulit bagi Ye Futian untuk keluar sebagai pemenangnya.     

Beberapa orang terlihat sedang memandang ke atas langit, sambil berpikir bahwa pertarungan itu seharusnya telah berakhir.     

 "Huh?"     

Saat ini, beberapa orang sepertinya merasakan sebuah aura yang aneh. Tiba-tiba hembusan angin bertiup kencang dan menyebabkan mereka semua merasa kedinginan. Sepertinya mereka bisa merasakan tekanan dari hembusan angin tersebut.     

Tekanan itu perlahan-lahan menjadi semakin kuat.     

*Boom*     

Beberapa orang tiba-tiba mengerang kesakitan, dimana mereka mendapati bahwa tekanan itu sangat dahsyat. Mereka langsung berlutut di permukaan tanah dan wajah mereka menjadi pucat.     

Ekspresi mereka tampak ketakutan saat mereka memandang ke arah langit. Hembusan angin bergejolak di atas langit, dan tampaknya ada tekanan yang sangat kuat dari Jalur Agung yang turun dari atas langit dan menekan segala sesuatu yang berada di bawahnya.     

Area itu kini menjadi target dari tekanan tersebut, dimana Kantor Pemimpin Kota berperan sebagai titik pusatnya.     

"Siapa itu?"     

"Apa yang sedang terjadi?"     

Semua orang merasa sangat terkejut. Seseorang sedang menyerang Kantor Pemimpin Kota, dan dia sangat kuat.     

Tekanan itu terasa seperti kekuatan dari langit. Apakah sosok yang menyerang mereka adalah seorang kultivator tingkat Nirvana?     

Setelah itu satu sosok muncul di atas langit. Jubah yang dia kenakan berkibar tertiup angin. Kedua matanya yang dalam itu mengandung keinginan membunuh yang luar biasa.     

"Pelayan Kesembilan dari Kota Kekaisaran Kuno." Banyak orang bisa merasakan hati mereka berdebar kencang. Belum lama ini Pelayan Kesembilan telah datang berkunjung ke Kota Qianye. Ini adalah kedua kalinya dia datang kemari.     

Dia kembali mengunjungi Kota Qianye secara pribadi.     

Apa maksud dari kedatangannya ini? Mereka bertanya-tanya dalam hati.     

Mungkin saja Pemimpin Kota Ye dari Kota Qianye memenangkan pertarungan melawan Xing Kai pada pertempuran di Sungai Merah. Ditambah lagi, sang pemimpin kota mungkin telah membunuh Xing Kai.     

Karena itulah, Pelayan Kesembilan datang ke Kota Qianye untuk membalas dendam.     

Jika Xing Kai telah mengalahkan Ye Futian, seseorang seperti Pelayan Kesembilan tidak perlu bertindak seperti ini secara pribadi.     

Aura spiritualnya yang kuat menyebar ke seluruh tempat. Pelayan Kesembilan memandang area di bawahnya dengan tatapan sedingin es, dimana dia mendapati bahwa jumlah orang yang berada di Kantor Pemimpin Kota sangat sedikit.     

Beberapa orang yang tersisa di Kantor Pemimpin Kota semuanya memiliki aura yang sangat kuat.     

Itu adalah bukti dari kesiapan Ye Futian, dimana dia telah mengetahui bahwa dia akan mengalahkan Xing Kai dan Pelayan Kesembilan akan datang ke Kota Qianye.     

Tidak heran mengapa mereka yang pergi ke Sungai Merah bersama Ye Futian semuanya adalah orang-orang yang tingkat Plane-nya relatif rendah.     

'Huh, kau pikir aku tidak bisa melakukan apa-apa, hanya karena kau telah meninggalkan para kultivator tingkat Nirvana di Kota Qianye, yang telah menungguku untuk muncul?' pikir Pelayan Kesembilan dalam hati.     

Dia bertanya-tanya apakah Ye Futian berniat untuk melawannya juga.     

Dia harus mengakui bahwa pemuda yang telah membunuh Xing Kai dalam pertempuran di Sungai Merah itu memang brutal dan sangat gigih. Ye Futian tidak memberinya jalan keluar; dia telah merencanakan apa yang akan terjadi setelah dia menang melawan Xing Kai, mengantisipasi upaya balas dendam dari Pelayan Kesembilan.     

'Apa kau pikir hal ini dapat merubah sesuatu?' pikir Pelayan Kesembilan.     

Memangnya siapa sosok di bawah Renhuang Plane yang bisa melawanku?     

Mungkin ada beberapa Tetua di Kota Naga Merah yang mampu bertarung melawannya, tetapi dia menganggap bahwa tidak ada orang di luar Kota Naga Merah yang mampu menghentikannya.     

"Yang Mulia, pelayanmu ini telah mengecewakanmu, karena aku tidak mampu melindungi tuan muda." Pelayan Kesembilan menghela napas dalam-dalam. Kemudian dia mengangkat lengannya dan mengerahkannya ke bawah.     

Dalam sekejap, arus-arus yang sangat mengerikan melesat ke bawah dan mengarah menuju Kantor Pemimpin Kota.     

Deretan gelombang dari arus yang mengerikan itu menekan segala sesuatu yang berada di bawahnya. Kemudian sebuah serangan telapak tangan raksasa mengoyak ruang hampa, dan semua orang yang berada di kejauhan menyaksikan Kantor Pemimpin Kota diserang, meledak, dan hancur dalam sekejap. Tempat itu dihancurkan hanya dengan satu serangan.     

Kantor Pemimpin Kota dari Kota Qianye telah mengalami beberapa kali kehancuran dan pembangunan kembali. Hari ini, tempat itu kembali dihancurkan.     

Kerumunan orang yang berada di luar Kantor Pemimpin Kota bergegas mundur dan menjauh dari tempat tersebut. Orang-orang di tingkat Plane seperti Pelayan Kesembilan mampu menimbulkan kerusakan yang mengerikan jika mereka bertarung dengan sungguh-sungguh. Dia bisa menjadi perwujudan dari mimpi buruk jika dia memperluas area serangannya sesuka hatinya.     

Tapi kembali lagi, tidak ada seorang-pun yang akan melakukan hal itu dalam situasi pertempuran yang sesungguhnya, karena mereka hanya akan mengincar lawan yang mereka cari.     

Meskipun demikian, tetap saja sangat mengerikan untuk terjebak dalam gelombang kejut yang dihasilkan.     

Tidak ada seorang-pun dari tingkat Plane yang relatif rendah akan mampu menahan serangan seperti itu.     

Di antara puing-puing, muncul beberapa sosok di sana. Masing-masing dari mereka memancarkan aura yang luar biasa.     

Terdapat orang-orang seperti Wu Yong dan tiga pemimpin suku lainnya dari Sembilan Suku.     

Mereka semua berada di tingkat Nirvana. Shen Tianzhan juga hadir di sana.     

Mereka telah menunggu kedatangan Pelayan Kesembilan.     

Meskipun berada di tingkat Nirvana, mereka berbeda dari Pelayan Kesembilan. Dia adalah kultivator tingkat Nirvana yang namanya tertera dalam Peringkat Raja Regional yang juga dikenal sebagai Pemimpin Kota nomor satu di luar Kota Naga Merah, dan disebut-sebut sebagai sosok yang tidak terkalahkan di bawah Renhuang Plane. Bahkan jika ada beberapa kultivator tingkat Nirvana bekerja sama untuk melawannya, masih belum dipasikan bahwa mereka akan mampu mengalahkannya.     

Hal itu sama seperti bagaimana orang-orang seperti Ye Futian, Yu Sheng, dan Xing Kai dalam menghadapi sosok-sosok terkemuka di tingkat Plane mereka. Hasil dari pertempuran semacam itu tidak bisa ditentukan melalui jumlah petarungnya semata.     

Karena itulah, begitu Pelayan Kesembilan mengetahui bahwa orang-orang itu mengepungnya pada saat dia muncul, dia tidak peduli sama sekali akan hal tersebut.     

Masih ada satu sosok yang tampak lemah berdiri di Kantor Pemimpin Kota yang telah hancur, dimana sosok itu memiliki rambut berwarna hitam legam. Badai-badai pedang yang tak berbentuk berada di sekelilingnya dan dia berdiri di tengah-tengah sebuah area yang datar.     

Pada saat itu, cahaya pedang yang sangat menyilaukan muncul secara tiba-tiba dari area tersebut. Tampaknya ada sebuah matriks raksasa yang sedang diaktifkan pada saat itu.     

Wanita berpenampilan lemah yang berdiri di atas matriks pedang itu tidak lain adalah Yaya. Namun, auranya tampak sangat tajam. Dia mengeluarkan auranya, dan dalam sekejap, area yang sangat luas di sekitarnya berubah menjadi sebuah dunia pedang.     

Cahaya pedang menyelimuti tempat tersebut. Tubuhnya berkilauan dan tampaknya dia telah berubah menjadi sebilah pedang transparan. Kemudian sinar-sinar matriks yang mengerikan melesat ke arah awan. Pada saat itu, orang-orang yang berada di dalam Kota Qianye memandang ke arah itu dan melihat seberkas cahaya pedang itu melesat ke atas langit.     

Banyak pendekar pedang yang berada di kejauhan merasa seolah-olah aura mereka tidak lagi di bawah kendali mereka. Banyak aura pedang mengalir ke arah tersebut. Beberapa dari mereka yang membawa pedang di punggung mereka, pada saat itu pedang mereka berdering dengan keras. Bahkan beberapa pedang langsung melesat ke udara.     

Tubuh Pelayan Kesembilan menjadi sangat menakjubkan akibat cahaya pedang tersebut. Tatapan matanya tampak waspada saat dia merasakan kekuatan pedang di sekitarnya.     

Dia terkejut saat mendapati bahwa orang-orang yang berada di bawahnya telah menyiapkan sebuah matriks pedang sekuat itu hanya untuk melawannya.     

Cahaya pedang yang berada di seluruh tempat melesat melintasi ruang hampa dan bersinar ke arah Pelayan Kesembilan, seolah-olah sejak awal dia telah diincar. Ketika cahaya pedang itu bersinar ke arahnya, dia bisa merasakan aura pedang yang sangat kuat melancarkan serangan padanya. Namun, dia hanya berdiri di tempatnya tanpa melakukan apa-pun.     

Matriks itu begitu kuat sehingga nyaris bisa membunuh para kultivator di puncak tingkat Nirvana. Bahkan dia merasakan ancaman lainnya datang dari bawah.     

Tetapi kembali lagi, benar-benar konyol untuk berpikiran bahwa sebuah matriks sudah cukup untuk mengatasinya.     

Pada saat itu, sosok lainnya mendarat di tengah-tengah matriks tersebut. Sosok itu memiliki aura yang luar biasa dan tubuhnya berkilauan dengan cahaya suci, dan cahaya itu telah menyatu dengan matriks tersebut.     

Dalam sekejap, matriks itu bersinar semakin terang. Kemudian matriks itu berputar, dan simbol-simbol yang menakjubkan bermunculan di sekitarnya, sehingga menyebabkan matriks pedang itu diselimuti oleh aura yang lebih kuat dari sebelumnya. Seolah-olah matriks itu terus menerus menyerap aura dari Jalur Agung di sekitar mereka.     

Pelayan Kesembilan memandang sosok tersebut. Cahaya dari matriks pedang itu menjadi semakin terang. Cahaya tak berbatas itu melesat ke atas langit, dan matriks pedang raksasa itu terus beroperasi.     

Dia menyadari bahwa kemampuan itu menyerupai apa yang dimiliki oleh Ye Futian.     

Matriks itu dapat bergabung dan beresonansi dengan Jalur Agung.     

'Sepertinya dia adalah seseorang yang berasal dari Dunia Kaisar Li,' pikirnya dalam hati.     

Sosok yang baru saja muncul tidak lain adalah Yan Yuan. Dia telah membantu Yaya mengeluarkan Matriks Pedang Nether, sehingga memungkinkan matriks itu untuk meningkatkan kekuatan Yaya seperti saat dia berada di puncak kekuatannya. Bagaimanapun juga, Yan Yuan juga seorang Saint tingkat Nirvana.     

Lawan yang akan mereka hadapi adalah Pelayan Kesembilan, dan mereka harus bisa mengalahkannya dengan satu serangan terkuat mereka dan tidak memberinya kesempatan untuk memulihkan diri.     

Pelayan Kesembilan bisa merasakan bahwa ancaman itu semakin menguat. Kemudian dia mengerutkan keningnya.     

Tampaknya dia telah meremehkan lawan-lawannya.     

Kota Qianye telah mempersiapkan segalanya dengan baik dan menunggu kehadirannya.     

Dia bertanya-tanya apakah pertanyaan yang diajukan oleh Ye Futian padanya di tengah-tengah pertarungan sebelumnya bertujuan untuk memprovokasinya.     

*Whoosh* Pelayan Kesembilan berniat untuk pergi meninggalkan area di atas Kantor Pemimpin Kota. Kekuatan dari matriks pedang itu akan berlipat ganda pada jarak sedekat itu, dan serangan semacam itu tampaknya dapat mencelakainya.     

Namun pada saat yang bersamaan, bintang-bintang muncul di sekelilingnya. Seseorang telah muncul di atas langit, dimana sosoknya seperti telah menyatu dengan bintang-bintang.     

Pria itu tidak lain adalah Saint Star Plucking.     

Pelayan Kesembilan tentu saja telah mendeteksi kehadirannya sebelumnya, namun Pelayan Kesembilan tidak peduli akan hal tersebut dan bersiap-siap untuk memusnahkannya bersama kultivator lainnya. Saint Star Plucking hanya sedang beruntung saat dia mampu melarikan diri kala itu.     

Namun, sudah jelas bahwa Saint Star Plucking telah menyiapkan sebuah jebakan untuk Pelayan Kesembilan bahkan sebelum dia tiba di Kota Qianye.     

Sementara itu, Wu Yong dan tiga kultivator Nirvana lainnya juga mengambil posisi di empat titik yang berbeda, dimana mereka memancarkan aura yang luar biasa.     

*Boom* Tidak lama kemudian terdengar suara gemuruh yang keras, dan Saint Star Plucking telah melancarkan serangan pada sosok yang berada di bawahnya. Tangan raksasa pengambil bintang miliknya dikerahkan ke bawah, yang tampaknya juga membawa bintang-bintang bersamanya.     

Pelayan Kesembilan mengangkat lengannya dan mengerahkan kepalan tinjunya pada serangan telapak tangan yang ditujukan padanya. Kepalan tinju itu mengenai targetnya, dan serangan telapak tangan itu mengeluarkan suara gemuruh yang keras serta banyak retakan muncul di permukaannya. Bintang-bintang di sekitar mereka juga bergemuruh. Seolah-olah sebuah kekuatan tak berbentuk telah melintasi ruang hampa dan mengguncang bintang-bintang tersebut. Banyak retakan juga mulai terbentuk di dalamnya.     

Pelayan Kesembilan melesat ke atas saat dia melancarkan serangan.     

Namun, seberkas cahaya yang sangat menyilaukan terpancar keluar. Yaya bergegas masuk ke dalam matriks tersebut dan berubah bentuk menjadi sebilah pedang.     

Matriks pedang raksasa itu berputar, dan aura pedang yang tak terhitung jumlahnya menyatu dengan pedang tersebut. Pedang itu masih belum bergerak dari tempatnya, tetapi pedang itu telah menembakkan seberkas cahaya pedang yang mampu mengoyak langit, tepat menuju deretan awan.     

Kemudian pedang itu naik ke udara.     

Seberkas cahaya pedang yang sangat menakjubkan muncul di antara puing-puing dari Kantor Pemimpin Kota dan langit. Seolah-olah cahaya itu telah menembus langit.     

Semua kekuatan dari matriks itu telah dimasukkan ke dalam sebilah pedang, tanpa meninggalkan sisa sedikit-pun.     

Mereka telah menggunakan serangan terkuat sejak awal. Sudah jelas bahwa mereka tidak mungkin bisa bertarung dalam jangka waktu lama melawan seseorang seperti Pelayan Kesembilan.     

Tidak ada seorang-pun yang bisa melakukannya.     

Pelayan Kesembilan mengetahui apa yang akan terjadi saat cahaya pedang itu meledak. Ekspresinya berubah menjadi muram dan dia bergegas mengerahkan tangannya ke bawah. Dalam sekejap, cahaya dari Jalur Agung meledak, dan sebuah dinding batu suci telah muncul, yang bertujuan untuk menghentikan serangan pedang yang diarahkan padanya itu.     

*Boom*     

Cahaya pedang itu mengoyak ruang hampa dan menghancurkan dinding batu tersebut. Meskipun kekuatan pedang itu telah melemah, namun tetap saja serangan itu mampu meruntuhkan dinding yang kokoh tersebut.     

Setelah itu, Pelayan Kesembilan memanfaatkan gelombang kejut yang dihasilkan dari serangan itu untuk melesat semakin tinggi ke udara. Tubuhnya kini dikelilingi oleh jejak telapak tangan dari Jalur Agung yang tak terhitung jumlahnya. Kemudian jejak-jejak telapak tangan itu dikerahkan menuju pedang yang bergerak ke arahnya, namun semua jejak telapak itu mampu ditembus dan dihancurkan dalam sekejap.     

Dia mengerahkan lengannya ke bawah, dan tidak lama kemudian suara gemuruh yang keras terdengar di udara. Seolah-olah ada sesuatu yang akan dihancurkan dengan satu kepalan tinju tersebut.     

Kekuatan pedang itu terhenti sejenak, tetapi tidak lama kemudian pedang itu melanjutkan pergerakannya dan terus mengoyak langit.     

*Boom*     

Cahaya yang menyilaukan bersinar di atas langit saat cahaya pedang itu menyelimuti area di sekitarnya.     

Tatapan mata semua orang tertuju pada pemandangan tersebut. Satu serangan pedang yang dikerahkan dari matriks raksasa itu adalah Matriks Pedang Nether, yang telah dipersiapkan secara khusus untuk menghadapi Pelayan Kesembilan. Mereka bertanya-tanya apakah serangan itu mampu membunuh Pelayan Kesembilan di tempat dimana dia berdiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.