Legenda Futian

Beban Pikiran



Beban Pikiran

2Di luar Istana Regional, tepatnya di Sungai Merah, yang terletak di Kota Naga Merah, Ye Futian, Xia Qingyuan dan kultivator lainnya sedang menunggu berita, alih-alih terburu-buru untuk memasuki Istana Regional.      2

Meskipun mereka memang telah menyiapkan sebuah jebakan untuk menghadapi Pelayan Kesembilan di Kota Qianye, namun tingkat kesuksesan dari jebakan itu masih belum bisa dipastikan. Dia tidak bisa menenangkan diri sampai dia mendengar berita tentang hal tersebut.     

Dia tahu bahwa sang Pemimpin Kota dari Kota Kekaisaran Kuno bukanlah sosok yang mudah untuk ditaklukkan.     

Namun, ketegangan di antara kedua belah pihak telah meningkat secara drastis sehingga mereka harus melakukan sesuatu.     

Jika mereka hanya duduk diam, maka Pelayan Kesembilan-lah yang akan membuat jebakan untuk melawan mereka.     

Akhirnya, seseorang muncul di pandangan Ye Futian. Itu adalah Wu Yong.     

Saat melihat ekspresi Wu Yong, rasanya beban di bahu Ye Futian telah terangkat. Setidaknya, rencana mereka tampaknya berjalan dengan baik.     

Wu Yong menghampiri Ye Futian dan melaporkan apa yang telah terjadi di Kota Qianye secara terperinci sebelum dia membawa orang-orang dari Kota Qianye kembali ke markas mereka. Sementara Ye Futian memberikan beberapa perintah sebelum mereka pergi. Dia, Yu Sheng, dan Xia Qingyuan berbalik dan masuk ke dalam Istana Regional setelah Wu Yong dan kultivator lainnya pergi.     

Berita tentang pertempuran yang terjadi di Kota Qianye menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru Dunia Naga Merah. Ye Futian telah membunuh Xing Kai di Sungai Merah, dan para kultivator tingkat Nirvana di Kota Qianye berhasil memotong salah satu lengan dari Pelayan Kesembilan, membuatnya terluka parah dan memaksanya untuk mundur.     

Kota Qianye mampu bertahan dalam pertempuran antara kedua kota tersebut.     

Banyak orang merasa terkesan. Gelar sebagai kota nomor satu di luar Kota Naga Merah mungkin akan berpindah tangan.     

Suasana di Kota Kekaisaran Kuno menjadi sunyi setelah pertempuran itu berakhir. Terdapat rumor yang mengatakan bahwa Pelayan Kesembilan menderita luka-luka yang serius dan kini dia sibuk untuk memulihkan diri di Kota Kekaisaran Kuno.     

Bagaimanapun juga, pertempuran itu telah membuktikan bahwa Kota Qianye memang kuat. Jika Pelayan Kesembilan hendak menghadapi Kota Qianye lagi, maka dia harus mempertimbangkan serangan balasan dari Kota Qianye dan kemungkinan mereka akan menyerang Kota Kekaisaran Kuno.     

Kecuali dia mampu mengalahkan semua kultivator tingkat Nirvana di Kota Qianye dalam satu kali serangan.     

Kota Qianye telah mengirimkan beberapa orang untuk mengawasi pergerakan dari Kota Kekaisaran Kuno—atau lebih tepatnya, setiap pergerakan dari Pelayan Kesembilan. Pada saat yang bersamaan, para pemimpin suku dari Sembilan Suku tetap tinggal di Kantor Pemimpin Kota untuk berlatih, langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila Pelayan Kesembilan memutuskan untuk melancarkan serangan balasan.     

Ditambah lagi, mereka semua bersedia untuk tetap tinggal di sana. Karena bagaimanapun juga, Ye Futian telah memerintahkan Wu Yong untuk memberikan warisan milik Kaisar Kua pada mereka.     

Setelah Yaya memulihkan diri, dia dan Yan Yuan membentuk dua Matriks Pedang Nether lainnya di Kota Qianye sebagai pertahanan untuk melawan ancaman yang mengintai mereka.     

Namun, Pelayan Kesembilan tidak pernah mengunjungi Kota Qianye lagi setelah penyerangan sebelumnya. Sepertinya segala sesuatunya telah kembali normal.     

Xing Kai—satu sosok legendaris yang namanya pernah terkenal di seluruh dunia—perlahan-lahan memudar dari ingatan orang-orang di Dunia Naga Merah. Namanya sesekali disebutkan saat ada orang yang membahas tentang pertempuran di Sungai Merah.     

Saat ini, satu-satunya nama yang selalu dibicarakan oleh semua orang adalah Ye Futian—Pemimpin Kota Qianye.     

Namun, sosok Ye Futian nyaris tidak pernah terlihat setelah dia memasuki Istana Regional untuk berlatih. Dia sudah cukup lama tidak terlihat di depan umum.     

Sungai Merah terus mengalir seperti biasanya, sama seperti aliran waktu.     

Dua tahun berlalu dengan begitu cepat.     

Banyak sosok legendaris bermunculan dalam kurun waktu dua tahun tersebut. Pertempuran Sleeping Dragon yang diadakan satu bulan sekali tetap memiliki daya tarik yang luar biasa. Dua pertempuran lainnya kembali diadakan di Sungai Merah, dan dua orang jenius yang sangat tangguh berhasil masuk ke jajaran anggota dari Istana Regional.     

Namun, tidak ada seorang-pun yang mampu menyamai pencapaian Ye Futian dua tahun lalu, ketika dia muncul seperti bintang dari langit.     

…     

Tahun 10027 dari Kalender Prefektur Ilahi.     

Dua sosok terlihat sedang berdiri di atas bukit api di sebuah gunung kuno yang sangat panas di Istana Regional. Keduanya memancarkan aura yang sangat luar biasa.     

Salah satu dari mereka memegang sebuah tombak sementara sosok lainnya memegang sebilah pedang.     

Kerumunan orang berkumpul di bawah bukit api tersebut. Tatapan mata mereka tertuju pada kedua pria tersebut.     

Seberkas kilatan pedang yang mengerikan sepertinya akan menerjang ke seluruh tempat, dan pendekar pedang itu akhirnya melancarkan serangannya.     

3.000 bilah pedang melesat keluar begitu dia melancarkan serangannya. Kilatan pedang yang tak terhitung jumlahnya melesat di atas langit dan menyilaukan mata para penonton.     

Sosok lainnya juga bergerak, dimana dia menyerang dengan tombak di tangannya.     

Sebuah pemandangan seperti hari kiamat muncul di bukit api tersebut. Sementara itu bukit-bukit di sekitarnya meledak dan hancur. Kilatan pedang itu semakin menguat, dan hal yang sama juga terjadi pada tombak tersebut, dimana setiap serangan terlihat seperti sebuah pelangi yang melengkung di atas langit, mengoyak ruang hampa dan menghancurkan Jalur Agung di sekitarnya.     

Deretan sambaran petir yang menyilaukan melesat di atas langit. Kedua pria itu memisahkan diri setelah terdengar suara gemuruh yang sangat keras dan keduanya kembali ke posisi mereka sebelum bertarung.     

Pei Min menundukkan kepalanya, sambil memandang pedang di tangannya, dimana kini hanya gagang pedangnya yang tersisa, lalu dia tersenyum masam pada pemuda berambut abu-abu itu.     

Ketika Ye Futian masih berada di tingkat Proving Holiness, pedang milik Pei Min masih bisa mengalahkannya tanpa menggunakan serangan terkuatnya.     

Namun, ketika Ye Futian menjadi seorang Saint tingkat True Self, kini dia mampu menghancurkan pedang milik Pei Min hanya dengan menjalani pertempuran jarak dekat, dimana dia hanya dipersenjatai oleh teknik tombaknya.     

"Kau ingin bertarung sekali lagi?" tanya Ye Futian.     

"Mulai sekarang, tolong jangan menemuiku lagi untuk hal seperti ini." Kemudian Pei Min melesat di udara dan menghilang dari pandangan mata semua orang setelah membentuk sebuah lengkungan di atas langit dengan pedangnya.     

Ekspresi Ye Futian tampak aneh saat dia menyaksikan Pei Min pergi. Dia ingat bahwa Pei Min adalah orang yang meminta untuk bertarung dengannya ketika dia memasuki Istana Regional.     

Dia berbalik dan menatap para penonton yang berdiri di berbagai tempat untuk menyaksikan pertempuran tersebut. Kemudian dia bertanya, "Apakah ada di antara kalian yang ingin mencoba melawanku?"     

"Ayo kita pergi dari sini." Tidak lama kemudian kerumunan orang itu membubarkan diri.     

'Bahkan Pei Min memilih untuk menyerah, dan sekarang kau bertanya pada kami untuk mencoba melawanmu?' pikir mereka dalam hati, ini benar-benar konyol.     

'Apakah kau gemar menyiksa kami atau semacamnya?'     

'Sial, kita tidak bisa lagi bermain-main seperti dulu semejak baj*ngan itu menjadi seorang Saint tingkat True Self,' pikir mereka dalam hati.     

Semua orang yang berada di dalam kerumunan bertekad untuk bersikap seolah-olah mereka tidak mendengar apa-apa jika Ye Futian meminta untuk bertarung dengan siapa-pun dari mereka.     

Ye Futian merasa kesal setelah dia melihat kerumunan orang berpaling darinya. Menjadi sosok yang tak terkalahkan memang membuatnya kesepian.     

Dia telah bertarung dengan hampir semua orang di dua tingkat Saint pertama di Istana Regional selama dua tahun terakhir. Ironisnya, mereka-lah yang menantangnya saat dia pertama kali menginjakkan kaki ke Istana Regional.     

Bagaimanapun juga, dia telah mengalahkan Xing Kai dalam pertempuran di atas Sungai Merah.     

Namun, satu sosok lainnya kini sedang berjalan menuju ke Ye Futian.     

Sosok itu tiba di hadapan Ye Futian, dimana dia terlihat sangat elegan dan memancarkan pesona yang dingin. Sosok itu tidak lain adalah putri dari Kaisar Wu, Yin Tianjiao.     

"Kau ingin bertarung denganku?" tanya Ye Futian.     

"Tentu saja." Yin Tianjiao mengangguk pelan dan berkata, "Yah, ini tidak bisa disebut sebagai sesi latihan. Lagipula aku bukanlah tandinganmu. Anggap saja aku sedang meminta bimbingan darimu, karena saat ini aku menemui beberapa masalah dalam kultivasiku."     

Mereka menjadi akrab satu sama lain setelah Ye Futian bergabung dengan Istana Regional.     

Ditambah lagi, Ye Futian berbeda dari Xing Kai.     

Xing Kai adalah sosok yang sombong dan tidak ramah. Dia bertindak seolah-olah dia lebih kuat dari kultivator lainnya dan sepertinya sulit untuk didekati. Di sisi lain, Ye Futian selalu tampak santai dan ramah. Dia bahkan sering bercanda dengan kultivator lainnya. Dia sangat ramah sehingga seseorang yang sombong seperti Pei Min bisa bergaul dengannya. Meskipun kedua pria itu jarang sekali mengobrol dan mereka hanya menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan bertarung satu sama lain, Yin Tianjiao tahu bahwa Pei Min mengakui bakatnya, bahkan dia juga terkesan oleh Ye Futian.     

Tapi kembali lagi, dia tahu betul apa yang telah dilakukan oleh Ye Futian di masa lalu, dan dia mengetahui betapa brutal dan seriusnya Ye Futian dalam menghadapi musuh-musuhnya.     

Tidak perlu dijelaskan lagi bahwa dia juga memiliki bakat yang luar biasa. Pemahaman dan perkembangan Ye Futian dalam kultivasi jauh melampaui kemampuannya.     

"Baiklah." Ye Futian mengangguk, dimana dia merasa bahwa tidak ada alasan baginya untuk menolak penawaran Yin Tianjao.     

"Jika kau menemui masalah dengan kultivasimu, mengapa kau tidak mencari bantuan dari para Tetua atau Cave Master? Dia baru saja menjadi seorang Saint tingkat True Self, dan dia tidak bisa membantumu dalam banyak hal." Tiba-tiba terdengar sebuah suara di suatu tempat. Xia Qingyuan melayang ke tempat mereka berada, sambil memandang ke arah Ye Futian dan Yin Tianjiao.     

"Yah, lebih baik meminta bantuan dari orang banyak. Ditambah lagi, bakat Ye Futian telah melampauiku. Akan lebih mudah untuk menemukan solusi dari beberapa masalah dari rekan-rekan kita sendiri," jawab Yin Tianjiao dengan nada datar, sambil menatap ke arah Xia Qingyuan, yang telah menghampiri mereka.     

"Ucapanmu memang benar adanya." Xia Qingyuan mengangguk dan melanjutkan kata-katanya, "Tapi kembali lagi, mungkin kau bukanlah tandingannya dalam sesi latihan ini, dan hal itu tidak akan membantumu dalam mengembangkan kultivasimu sendiri. Bagaimana kalau kita saja yang bertarung? Bagaimanapun juga, mungkin kita bisa menemukan kelemahan masing-masing."     

Yin Tianjiao tampak sedikit kebingungan. Dia menatap kedua mata Xia Qingyuan dan dia hanya bisa melihat ketenangan di matanya. Nada bicara Xia Qingyuan juga terdengar santai. Seolah-olah dia hanya memberikan sebuah saran padanya.     

"Baiklah kalau begitu." Yin Tianjiao mengangguk dan melesat menuju ke medan pertempuran di bagian samping.     

Xia Qingyuan juga pergi menuju Yin Tianjiao.     

Tidak lama kemudian, sebuah pertempuran besar yang sangat menarik telah terjadi, dimana efeknya mampu mengguncang langit dan bumi dalam sekejap. Serangan-serangan dari kedua wanita itu sangat mengerikan. Keduanya bertarung tanpa mempedulikan opsi untuk membuat pertahanan.     

'Tunggu, apa yang...' Ye Futian berpikir dalam hati.     

Ye Futian, yang berada di bagian samping, mengamati pertempuran yang terjadi antara kedua wanita tersebut.     

'Kalian benar-benar harus bertarung seperti itu?'     

'Oke, sebaiknya aku tidak ikut campur dengan kalian berdua,' pikirnya.     

Ye Futian berbalik dan pergi meninggalkan tempatnya berdiri. Dia berhenti di depan satu sosok dan berkata, "Yu Sheng, ayo kita pergi."     

Yu Sheng bergerak dari tempatnya dan pergi bersama Ye Futian.     

Keduanya tiba di sebuah dataran tinggi, dan Ye Futian duduk di permukaan tanah.     

Mereka telah memasuki tahun 10027 dari Kalender Prefektur Ilahi. Dia telah berlatih dengan tenang di Istana Regional selama dua tahun terakhir dan telah berhasil mencapai tingkat Plane berikutnya, yaitu menjadi seorang Saint tingkat True Self.     

Kekuatannya telah berkembang pesat.     

Tapi Ye Futian mengetahui bahwa jika dia masuk ke dalam peringkat di antara semua orang di Wilayah Naga Merah, kekuatannya tidak bisa dianggap menonjol di antara kultivator lainnya.     

Tapi kembali lagi, dia tidak bisa hanya duduk diam dan melanjutkan latihannya lagi.     

Masih ada dua hal yang menggantung di dalam benaknya.     

Saat ini dia ingin mencoba menyelesaikan salah satunya.     

Tidak lama kemudian, seseorang menghampiri mereka. Dia adalah Xia Qingyuan.     

"Kalian sudah selesai bertarung?" tanya Ye Futian.     

'Kalian benar-benar bertarung dengan sungguh-sungguh rupanya,' dia bergumam dalam hati.     

Kemudian Xia Qingyuan memandang Ye Futian dengan tatapan dingin dan bertanya, "Kau ingin membicarakan sesuatu denganku?"     

"Tepat sekali." Ye Futian mengangguk dan melanjutkan kata-katanya, "Puteri, saya ingin kembali ke Dunia Kaisar Xia sebentar, dan saya membutuhkan bantuan dari anda."     

Xia Qingyuan memandang ke arah Ye Futian. Jika itu bukan sesuatu yang penting, dia tidak akan bersikap seperti ini ketika dia membutuhkan bantuannya.     

Dia merasa kesal pada pemikiran itu, dan tatapan matanya masih sedingin es.     

Dia ingin mengabaikannya, tetapi dia bisa menebak apa yang ingin dilakukan oleh Ye Futian dan dia mengetahui betapa pentingnya hal itu baginya.     

"Baiklah," Xia Qingyuan langsung menyetujuinya.     

"Apakah anda tidak bertanya bantuan seperti apa yang saya minta, Puteri?" tanya Ye Futian.     

"Kau memanggilku sebagai 'puteri.' Apakah aku perlu bertanya lagi?" Tatapan mata Xia Qingyuan masih sedingin es dan Ye Futian tersenyum malu. Dia tahu bahwa Xia Qingyuan bisa menebak apa yang ingin dia lakukan.     

Ye Futian hanya memanggilnya sebagai 'puteri' ketika dia membutuhkan bantuannya, dan dia memang tidak tahu malu.     

Sudah jelas dia merasa malu saat mendengar kata-kata Xia Qingyuan.     

Namun, ini adalah sesuatu yang perlu dia selesaikan, dan dia tidak ingin menunggu lebih lama lagi.     

Kemudian dia menatap Ye Futian sambil tersenyum masam, lalu dia bertanya, "Apakah kau yakin ingin melakukan hal ini sekarang?"     

Lagipula apa yang ingin dia lakukan cukup berisiko.     

"Ya." Ye Futian mengangguk. Terlalu lama menunggu akan menyakitkan baginya, apalagi bagi saudara-saudarinya di kampung halamannya.     

"Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang. Aku akan meminta bantuan dari ayahku." Kemudian Xia Qingyuan tidak berkomentar apa-apa lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.