Legenda Futian

Sang Pelaku



Sang Pelaku

3Beberapa hari kemudian, pasukan-pasukan besar berangkat dari Dunia Kaisar Xia. Mereka pergi menuju ke medan pertempuran dan bersiap-siap untuk bertemu dengan Delapan Pasukan Suci dari Dunia Kaisar Xia.      0

Ye Futian juga mengirimkan empat kultivator tingkat Nirvana, termasuk Yaya di dalamnya, tapi dia pergi bersama orang-orang dari Istana Pedang Lihen.     

Pendekar Lihen dan Yaya sama-sama berjuang untuk menjadi pendekar pedang terbaik di Dunia Kaisar Xia. Namun saat ini, dua pendekar pedang terkemuka itu bekerja sama untuk menerobos ke dalam wilayah musuh. Tidak ada seorang-pun yang bisa menghalangi mereka.     

Mereka bisa saja membiarkan Kaisar Xia langsung mengantarkan mereka ke Kota Kekaisaran dari Dinasti Dali sama seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya, tetapi mereka tidak melakukannya. Mereka memilih untuk berperang di Dunia Kaisar Li dari arah yang berbeda-beda, lalu bergerak menuju istana kekaisaran. Itulah satu-satunya cara agar mereka dapat benar-benar menekan sang Kaisar.     

Apa yang sebenarnya mereka lakukan adalah menyulut sebuah perang, bukan melakukan sebuah operasi penyelamatan.     

Setiap kelompok yang berangkat memiliki beberapa monster iblis ikut bersama mereka, dimana semua monster itu telah dikendalikan oleh Ye Futian. Dengan cara itu, setiap kelompok dapat berkomunikasi satu sama lain. Sementara Ye Futian berperan sebagai pusat komando, dimana dia mengetahui setiap tindakan yang dilakukan oleh semua orang.     

Ye Futian hanya menyisakan satu kultivator tingkat Nirvana di sisinya, dan dia adalah Wu Yong.     

Para pemimpin dari Suku Nanli, Suku Beili, dan Suku Burung Vermilion, serta Shen Tianzhan, semuanya telah pergi.     

Ye Futian tetap tinggal di istana kekaisaran, bukan karena dia tidak akan berpartisipasi dalam pertarungan, tetapi karena dia memiliki misi tersendiri.     

Kaisar Xia telah menyiapkan agar Ye Futian dan kelompoknya memiliki istana sendiri di dalam istana kekaisaran. Tidak ada orang lain selain keluarga kerajaan yang pernah menikmati hak istimewa seperti itu.     

Bahkan orang-orang seperti sang Shaman Agung hanya diberikan akses ke pusat pelatihan dan tempat tinggal mereka, alih-alih mendapatkan istana mereka sendiri.     

Namun, tidak ada seorang-pun yang menganggap tindakan itu sebagai suatu hal yang aneh. Kaisar Xia sudah lama memperlakukan Ye Futian sebagai anggota keluarganya sendiri. Hubungan antara Ye Futian dengan sang Kaisar sudah menjadi rahasia umum.     

Istana itu memiliki beberapa paviliun, menara, bahkan air terjun di dalamnya, yang membuat tempat itu seperti surga.     

Ye Futian dan pangeran kelima, Xia Lun, saat ini sedang bermain catur. Xia Qingyuan juga hadir di sana.     

"Aku baru ingat bahwa ada sesuatu yang harus kuselesaikan. Aku pamit undur terlebih dahulu. Qingyuan, gantikan posisiku," ujar Xia Lun pada adiknya. Kemudian dia berdiri dari tempat duduknya dan menepuk-nepuk tubuhnya sendiri. Tanpa repot-repot untuk menoleh, dia mulai pergi meninggalkan tempat tersebut, dimana sosoknya tampak gagah dan begitu santai.     

"Tiga kekalahan beruntun," ujar Xia Qingyuan dengan suara pelan, "Benar-benar seorang pemain catur yang tangguh."     

Mulut Xia Lun berkedut, namun dia tetap tidak berbalik. Dia terus berjalan ke kejauhan dengan bangga.     

Dia merasa frustrasi. Ye Futian tidak hanya sangat berbakat dalam aspek kultivasi, yang membuat reputasi para pangeran terlihat buruk, tetapi banyak orang di luar istana kekaisaran membicarakan tentang Ye Futian. Mereka mengatakan bahwa Ye Futian lebih cocok sebagai 'putra sang Kaisar' daripada para pangeran.     

Xia Lun sangat mahir dalam seni catur, dan dia sebenarnya berniat untuk mengungguli beberapa kemampuan yang dimiliki oleh Ye Futian, sehingga dia mampu menyelamatkan reputasi dari para pangeran.     

Hasilnya sungguh mengejutkan. Permainan catur yang mereka jalani hanya membuat sang pangeran merasa bahwa kemampuan Ye Futian dalam perhitungan sangatlah mengerikan.     

"Anda sudah siap untuk bermain, Puteri?" Ye Futian bertanya pada Xia Qingyuan.     

Xia Qingyuan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa bermain catur."     

"Kalau begitu, izinkan saya menggantikan posisi anda," Yan Yuan menimpali saat dia mendekati mereka berdua.     

"Baiklah, kakak senior. Mari kita bermain." Ye Futian menyiapkan papan catur yang akan mereka gunakan. Nan Zhai dan Feixue juga berada di sana.     

Keduanya mulai bermain dan Ye Futian mendapati bahwa Yan Yuan juga seorang pemain catur yang sangat terampil. Sebuah permainan catur yang sangat sengit terjadi di antara keduanya.     

Ye Futian mempelajari cara bermain catur di Villa Saint Chess bertahun-tahun yang lalu, tetapi itu bukan berarti dia tidak bisa dikalahkan. Saint Chess hanyalah seorang Saint biasa. Di sisi lain, Yan Yuan telah menjadi seorang Saint tingkat Nirvana. Dia jadi bertanya-tanya seberapa hebat kemampuan kakak seniornya ini dalam perhitungan.     

Ditambah lagi, Yan Yuan bermain dengan sungguh-sungguh, dimana dia mengepung Ye Futian dari semua sisi. Tampaknya hal itu mencerminkan kondisi pikirannya saat ini.     

Yan Yuan pasti mengkhawatirkan kondisi dari Penasihat Kekaisaran.     

Mereka ingin membantu tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Jika tidak, mereka akan menyulut kemarahan Kaisar Li, dan guru mereka masih menjadi tahanan dari Kaisar Li.     

"Kakak tidak perlu khawatir. Kaisar Li tidak bodoh. Dia tidak akan bertindak macam-macam pada guru kita sebelum kebenarannya terungkap. Jika tidak, mereka pasti akan berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Mereka takut membuat kita marah," ujar Ye Futian. Bagaimanapun juga, penyerangan ini beralasan untuk menyulut perang antar dunia Renhuang.     

"Benar." Yan Yuan mengangguk. Sebagai seorang kultivator tingkat Nirvana, pola pikirnya telah berubah cukup lama dan menjadi semakin tak tergoyahkan.     

Namun, masalah yang sedang mereka hadapi saat ini masih ada hubungannya dengan guru mereka, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa mereka masih merasa frustrasi. Meskipun mereka secara tidak langsung dapat melihat hasil akhirnya, mereka tetap merasa khawatir.     

Yan Yuan bukan satu-satunya orang yang merasa seperti itu. Nan Zhai, Feixue dan yang lainnya juga tidak mengatakan sepatah kata-pun. Dapat terlihat dengan jelas bahwa ada beban di pundak mereka.     

Tapi kembali lagi, mereka semua sangat mendukung rencana Ye Futian. Jika mereka hanya membiarkan guru mereka dipenjara, maka tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi padanya.     

Guru mereka tidak lagi seperti dulu. Kultivasinya telah dihancurkan dan kondisinya saat ini mungkin sangat lemah.     

Hal itu sangat disayangkan. Meskipun mereka semua telah terlatih dalam metode Deed of Thorough Comprehension, namun tidak ada satu-pun dari mereka yang mampu memahami metode ini seperti guru mereka. Mereka tidak dapat melihat nasib dan keberuntungan di Jalur Agung.     

"Kalian benar-benar bermain dengan serius." Suara yang baru saja terdengar itu berasal dari pangeran keempat, Xia Kun, yang terlihat sangat tampan. Dia mendekati dua orang yang sedang bermain catur tersebut.     

"Yang mulia." Ye Futian berdiri dari tempatnya dan membungkuk untuk menunjukkan rasa hormatnya.     

Xia Kun tersenyum. "Tidak perlu bersikap sesopan itu, aku datang kemari hanya untuk melihat-lihat."     

"Baiklah." Ye Futian kembali duduk dan melanjutkan permainan.     

Xia Kun hanya berada di sana untuk menyaksikan permainan mereka. Kemudian dia berkata, "Luar biasa. Aku tidak tahu bahwa Tuan Yan Yuan dan Ye Futian sangat pandai bermain catur. Aku yakin adikku mengalami kesulitan saat melawanmu sebelumnya."     

"Pangeran kelima juga sangat terampil," jawab Ye Futian.     

"Yah, dia sendiri yang berpikiran seperti itu." Xia Kun tersenyum, lalu dia melanjutkan kata-katanya, "Qingyuan, sejak kapan kau tertarik dengan catur?"     

"Aku hanya menyaksikan permainan mereka," ujar Xia Qingyuan.     

"Yah, hanya saja kami tidak pernah melihatmu menyaksikan permainan catur sebelumnya." Xia Kun tertawa.     

Xia Qingyuan menatapnya dengan tercengang.     

"Baiklah, aku sudah selesai mengganggu waktu kalian. Datanglah ke tempatku jika kau punya waktu luang, Saudara Ye," ujar Xia Kun.     

Ye Futian tersenyum dan mengangguk. Pada saat yang bersamaan, dia menerima sebuah pesan telepati dari Feixue.     

Dalam sekejap, tangannya terhenti di tempatnya dan pion catur masih berada di tangannya. Kemudian Ye Futian mengangkat kepalanya dan bertanya sambil tersenyum, "Bagaimana kabar Klan Xiao sekarang setelah Xiao Sheng tewas terbunuh?"     

Langkah Xia Kun terhenti dan berbalik, tubuhnya terpaku di tempatnya. Kemudian dia menoleh untuk memandang ke arah Ye Futian. Dia melihat bahwa Ye Futian sedang berbicara dengan adiknya.     

Ye Futian menoleh ke arah Xia Kun dan bertanya, "Ada apa Yang Mulia?"     

"Tidak ada apa-apa." Xia Kun menggelengkan kepalanya, sebelum dia berbalik dan pergi.     

Xia Qingyuan menatap Ye Futian dengan ekspresi bingung di wajahnya. Pertanyaan itu muncul secara tiba-tiba. Baik dirinya maupun Xia Kun tidak tahu bagaimana harus bereaksi.     

"Aku belum pernah pergi meninggalkan istana kekaisaran sejak aku kembali kemari, jadi aku tidak tahu apa-apa mengenai hal tersebut. Tapi setelah apa yang terjadi, kakek merasa dia harus bersikap tegas pada anggota klannya," jawab Xia Qingyuan.     

"Semuanya telah berlalu, dan Xiao Sheng telah menerima konsekuensinya. Jangan sampai masalah ini merusak hubungan anda dengan Tuan Xiao, Puteri," ujar Ye Futian sambil menatap ke arah Feixue, yang berada di sampingnya.     

Ekspresi Feixue sedikit berubah. "Aku bisa merasakan keinginan membunuh," dia berkata secara telepati pada Ye Futian.     

Tangan Ye Futian kembali terhenti di tempatnya, lalu dia memindahkan pionnya yang berada di atas papan catur.     

Kemampuan Feixue hanya diketahui oleh orang-orang dari Istana Penasihat Kekaisaran. Dia belum memberitahu hal ini pada siapa-pun di Dunia Kaisar Xia, termasuk Xia Qingyuan.     

Jika informasi mengenai kemampuan Feixue tersebar, maka orang-orang akan selalu bersikap waspada terhadap dirinya.     

Setelah menerima pesan telepati dari Feixue, dia sengaja bertanya pada Xia Qingyuan tentang Klan Xiao dan secara khusus menyinggung nama Xiao Sheng.     

Dia melakukan hal itu hanya untuk melihat bagaimana reaksi Xiao Kun saat mendengarnya. Sang pangeran mampu menyembunyikan reaksinya dengan cukup baik, namun tetap saja ada kejanggalan di sana. Ditambah lagi, reaksinya itu nyaris tidak membuktikan apa-apa, karena berbalik adalah suatu reaksi yang normal. Tetapi emosi tidak mungkin bisa dipalsukan, dan itu bukanlah sesuatu yang bisa dia sembunyikan.     

Keinginan membunuh memenuhi benak Xia Kun begitu nama Xiao Sheng disebutkan. Dia bertanya-tanya apa maksud dari hal tersebut.     

Mereka tidak dapat menemukan sang pelaku kala itu dan semua bukti juga telah dihancurkan.     

Namun, saat penyelidikan terus berlanjut, Ye Futian berspekulasi bahwa sang tersangka kemungkinan besar berasal dari istana kekaisaran. Hanya seseorang di istana kekaisaran yang bisa mengetahui semua yang dia lakukan, serta memastikan bahwa dia telah pergi ke Dunia Kaisar Li kala itu.     

Namun, semua itu hanyalah spekulasi belaka. Status yang dia miliki tidak memungkinkan baginya untuk menyelidiki orang-orang dari istana kekaisaran. Dia tidak mungkin bisa melakukan hal seperti itu tanpa memiliki bukti yang kuat.     

Xia Qingyuan mengerutkan keningnya setelah Xia Kun pergi meninggalkan mereka. Dia memandang ke arah Ye Futian dan bertanya, "Apa maksud dari tindakanmu barusan?" Dia tidak bodoh dan tentu saja dia menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh. Dia beranggapan bahwa Ye Futian mungkin sedang menyelidiki sesuatu. Tetapi kembali lagi, dia tidak dapat memahami mengapa Ye Futian tiba-tiba ingin menyelidiki kakak keempatnya.     

Ditambah lagi, dia hanya menyelidiki Xia Kun seorang.     

Ye Futian menatap ke arah Xia Qingyuan dan tidak tahu harus berbuat apa. Ini bukanlah hasil akhir yang dia inginkan. Masalah ini ada hubungannya dengan para pangeran. Dia bingung harus bertindak seperti apa.     

Sebuah pertanyaan muncul di dalam benaknya. Dia dan Xia Kun belum pernah berkenalan sebelumnya. Jika ada kekhawatiran mengenai sang penerus takhta, Ye Futian akan memiliki peran penting karena dia selalu bersama Xia Qingyuan. Tapi seharusnya bukan Xia Kun yang mengkhawatirkan tentang hal tersebut.     

"Puteri, pangeran mana yang paling dekat dengan Xia Kun?" Ye Futian bertanya pada sang Puteri.     

Ekspresi Xia Qingyuan terus berubah dalam menanggapi pertanyaan tersebut. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia telah mengingat sesuatu yang sangat buruk, sehingga dia tidak bisa memaksakan diri untuk mengatakannya.     

"Puteri," panggil Ye Futian.     

Xia Qingyuan menoleh dan memandang ke arah lainnya. Sudah jelas dia telah menyadari sesuatu.     

"Apakah dia adalah pelakunya?" Xia Qingyuan kembali mengalihkan pandangannya ke arah Ye Futian.     

Ye Futian menatapnya dengan sikap yang sama dan berkata, "Tidak perlu diragukan lagi. Bahkan jika dia bukan pelakunya, dia pasti mengetahui sesuatu, atau mungkin dia terlibat secara langsung di dalamnya."     

Apakah ada alasan lainnya mengapa Feixue mendeteksi keinginan membunuh dalam pikiran Xia Kun saat dia menyebutkan nama Xiao Sheng?     

Statusnya saat ini begitu tinggi sehingga bahkan jika dia ingin membunuh Ye Futian bertahun-tahun yang lalu, dia akan dapat dengan mudah menyembunyikan emosinya.     

Namun, peristiwa terkait Xiao Sheng merupakan sebuah ancaman yang belum terselesaikan, dan hal itu ada hubungannya dengan apa yang terjadi kala itu.     

Maka dari itu, sudah bisa dipastikan bahwa Xia Kun ikut terlibat di dalamnya.     

"Bagaimana kau bisa membuat kesimpulan seperti itu?" tanya Xia Qingyuan.     

"Anda tidak perlu mengetahui detailnya. Hal ini ada hubungannya dengan beberapa sosok lainnya dan saya tidak ingin mereka ikut terseret dalam masalah ini. Apakah anda mempercayai saya, Puteri?"     

Xia Qingyuan tidak mengatakan apa-pun. Sebenarnya dia memiliki jawabannya di dalam lubuk hatinya. Nalurinya berkata bahwa dia harus mempercayainya. Hasil penyelidikan kala itu menunjukkan bahwa kemungkinan besar seseorang dari istana kekaisaran ikut terlibat dan sosok itu bisa saja seseorang yang penting.     

Semua itu, ditambah dengan bagaimana reaksi kakaknya terhadap pertanyaan Ye Futian, membuat dirinya menyadari apa yang sedang terjadi saat ini.     

Dia merasa sedih dengan hasil akhir yang diterimanya. Ini adalah skenario terburuk yang ingin dilihatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.