Legenda Futian

Sergapan



Sergapan

1Kaisar Xia memiliki tujuh anak—lima pangeran dan dua puteri.      2

Xia Qingyuan adalah satu-satunya puteri dari Dunia Kaisar Xia sebelum Yao Xi datang ke istana kekaisaran, dan dia adalah anak bungsu.     

Para kakak laki-laki memiliki hubungan yang dekat dengan adik perempuan mereka. Para pangeran sangat menyayangi Xia Qingyuan, terutama pangeran pertama, yang paling menyayanginya saat mereka masih muda.     

Xia Qingyuan tumbuh besar dengan mendapatkan cinta dari banyak orang. Meskipun para pangeran mungkin memiliki hubungan yang tidak begitu baik antara satu sama lain, namun dia tidak pernah terjebak dalam perseteruan mereka.     

Ketika Ye Futian bertanya padanya siapa pangeran yang paling dekat dengan Xia Kun, tentu saja dia mengetahui jawabannya—Xia Rong, sang pangeran pertama.     

Kala itu, Xia Rong tidak berada di istana kekaisaran, berbeda dengan Xia Kun.     

Dua bersaudara itu memiliki ambisi yang sama—mereka adalah maniak perang, dan sangat berbakat dalam kultivasi.     

Apa yang dilakukan oleh dua bersaudara itu telah membuat nyawa Ye Futian dalam bahaya, bahkan dia nyaris tewas terbunuh.     

Dan mereka melakukannya di Dunia Kaisar Li.     

Orang-orang bisa membayangkan betapa rumitnya perasaan sang Puteri saat ini.     

Semenjak tewasnya Li Yao, dia membenci apa yang telah dilakukan oleh kakak pertamanya dan bagaimana kakaknya mengabaikan pendapatnya. Dia tidak bisa memaafkannya.     

Namun, jika Ye Futian berniat untuk menyelesaikan konflik dengan kakaknya, dia bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan pada saat itu.     

Dua peristiwa itu sangat brutal bagi Ye Futian. Meskipun tindakan itu tidak secara khusus ditujukan padanya, namun orang-orang terdekatnya yang menerima konsekuensinya. Long Ling'er dan Penasihat Kekaisaran nyaris tewas terbunuh.     

Dia dan kakaknya masih memiliki ikatan darah tidak peduli apa-pun yang terjadi pada mereka, tetapi tidak dengan Ye Futian.     

Setelah mengawasinya selama bertahun-tahun, dia mengetahui bagaimana cara Ye Futian dalam memperlakukan musuh yang berani menyakiti orang-orang terdekatnya.     

"Kalau begitu, kita akan membicarakan masalah ini di lain waktu, Puteri." Ye Futian tahu bahwa Xia Qingyuan sedang mengalami masa-masa yang sulit. Dia bisa memahaminya. Setiap orang memiliki sikap masing-masing terkait hal-hal yang sensitif, dan roda akan selalu berputar.     

Para pangeran lainnya tidak begitu peduli padanya. Dari sudut pandang mereka, akan sangat normal bagi mereka untuk mencelakainya sehingga mereka dapat mencapai tujuan masing-masing.     

Tetapi semua itu bisa dikesampingkan untuk sementara waktu. Hal yang paling penting saat ini adalah perang melawan Dunia Kaisar Li dan menyelamatkan Penasihat Kekaisaran. Masalah lainnya bisa diselesaikan di kemudian hari.     

…     

Para kultivator dari Dunia Kaisar Xia bergerak dari wilayah barat Dinasti Dali. Pasukan mulai menyebar ketika mereka memasuki Dinasti Dali, dimana masing-masing dari mereka menjaga jarak tertentu dari satu sama lain dan seorang kultivator tingkat Nirvana bertugas memimpin setiap pasukan.     

Cara itu dilakukan untuk menjamin bahwa jika terjadi hal yang tak terduga, akan selalu ada kultivator tingkat Nirvana di setiap pasukan serta mempermudah pergerakan mereka sehingga memungkinkan para kultivator tingkat Nirvana itu untuk memberikan bala bantuan di seluruh penjuru wilayah secepat mungkin.     

Meskipun pasukan-pasukan besar memiliki keunggulan mutlak, namun tetap saja mereka sedang berada di wilayah musuh.     

Dinasti Dali memiliki keuntungan sebagai tuan rumah, dan kemungkinan untuk disergap ketika pasukan mereka bergerak semakin dalam ke wilayah itu sangatlah tinggi. Karena itulah, mereka tidak langsung menerobos masuk tanpa rencana yang matang dan memilih untuk menyebar, melakukan segala cara untuk memastikan bahwa mereka bergerak pada kecepatan yang sama.     

Monster-monster iblis bisa merasakan apa yang sedang terjadi, dimana hal itu sangat berguna bagi mereka. Informasi terus menerus diperbarui dan disebarkan. Itulah sebabnya strategi seperti itu dibuat sejak awal.     

Karena bagaimanapun juga, mereka mengirimkan pasukan secara besar-besaran, dan akan sangat konyol jika mereka melakukan penyerangan tanpa perencanaan yang matang.     

Setiap pasukan memiliki peta terperinci dari Dinasti Dali. Mereka semua memiliki misi masing-masing dan bergerak secara bersamaan.     

Sekelompok pendekar pedang tampak mengendarai pedang mereka menuju wilayah barat. Aura mereka sangat kuat. Sosok yang memimpin kelompok itu tidak lain adalah Pendekar Lihen dan Yaya. Mereka membawa para kultivator dari Istana Pedang Lihen jauh ke dalam wilayah musuh. Mereka adalah pasukan khusus dan juga pasukan terkecil di antara semua pasukan yang dikerahkan ke Dinasti Dali.     

Tapi kembali lagi, Pendekar Lihen dan Yaya sudah lebih dari cukup untuk menghadapi pasukan besar dengan kemampuan mereka sendiri.     

"Kita hampir sampai di Gunung Daoli," ujar Pendekar Lihen. Ekspresi semua orang kini menjadi semakin serius. Tubuh mereka memancarkan aura pedang, namun mereka tetap bersikap waspada.     

Gunung Daoli adalah markas dari pasukan barat di Dinasti Dali. Tempat itu juga pernah menjadi tempat suci terbesar kedua untuk berkultivasi di Dinasti Dali.     

Raja Tiandao adalah sosok yang bertanggung jawab di sana.     

Namun, dia pernah berada di barisan terdepan untuk bertarung melawan Pasukan Tian. Jadi dia tidak selalu berada di Gunung Daoli.     

Deretan awan di atas langit berubah saat bilah-bilah pedang itu melesat di udara. Sekelompok orang turun dengan kecepatan tinggi.     

Orang-orang yang berada di bawah bisa merasakan aura pedang yang mengerikan datang dari atas langit dan mereka mendongak dengan hati yang berdebar kencang.     

Yaya mengayunkan tangannya dan membentuk sebuah matriks pedang raksasa di atas langit. Dia melakukan gerakan tertentu dan dalam sekejap, matriks pedang itu melancarkan serangan pada aula yang menjulang tinggi dan megah tepat di hadapan mereka.     

Daya serang dari matriks pedang itu tidak terlalu kuat. Serangan itu hanya bertujuan untuk mengecek situasi.     

Berdasarkan apa yang bisa mereka rasakan, Gunung Daoli tampaknya tidak dihuni oleh siapa-pun.     

*Boom, Boom, Boom* Bilah-bilah pedang menghujani Gunung Daoli dan deretan istana serta aula runtuh satu per satu. Namun tidak ada seorang-pun yang muncul.     

Seharusnya gunung itu adalah markas dari pasukan barat. Gunung Daoli sangat besar, namun tampaknya tidak ada seorang-pun di dalamnya.     

"Tidak ada siapa-siapa di sini." Pendekar Lihen mengerahkan seberkas sambaran cahaya yang menyilaukan dari pedangnya pada Gunung Daoli.     

Bangunan-bangunan yang menjulang tinggi dan megah masih berdiri tegak, namun tempat itu benar-benar kosong.     

Semua orang tidak hanya telah menghilang, tampaknya mereka juga membawa semua sumber daya kultivasi mereka.     

Raja Tiandao benar-benar sosok yang luar biasa. Dia pergi meninggalkan markasnya begitu saja.     

Tetapi kembali lagi, dalam situasi dimana mereka mengetahui bahwa pasukan dari Dunia Kaisar Xia akan menyerang Dinasti Dali, Gunung Daoli pasti akan menjadi sasaran pertama. Raja Tiandao jelas telah pergi meninggalkan markas sekaligus sebuah kota untuk mencegah agar mereka tidak dibantai oleh pasukan lawan.     

Mengorbankan beberapa hal untuk bertahan hidup adalah langkah yang bijaksana.     

Tapi pertanyaannya, kemanakah para kultivator dari Gunung Daoli pergi?     

Kota kekaisaran?     

Ada juga kemungkinan bahwa mereka tersebar tepat di bawah Gunung Daoli, atau mereka bersembunyi tidak jauh dari sana.     

"Untuk saat ini kita berhenti terlebih dahulu. Beritahu pasukan lainnya," ujar Pendekar Lihen pada seekor monster iblis yang terbang di sampingnya, yang telah dikendalikan oleh Ye Futian. Kemudian monster iblis itu menyampaikan berita tersebut pada Ye Futian setelah menerima perintah dari Pendekar Lihen.     

Ye Futian, yang berada di Istana Kaisar Xia, merasa bahwa berita itu benar-benar tidak terduga, tetapi dia tidak terlalu terkejut. Berita itu masih masuk akal.     

Kemudian dia menyebarkan berita itu pada semua pasukan yang menyerang Dinasti Dali, lalu dia mengeluarkan sebuah peta, memberitahu perintah berikutnya pada semua orang.     

Selain memiliki misi tersendiri, alasan lainnya mengapa dia tetap tinggal di istana kekaisaran adalah karena dia adalah orang yang bertanggung jawab atas rencana itu secara keseluruhan.     

Dia mampu mengendalikan monster iblis, dan hanya dia yang bisa melihat apa yang sedang terjadi pada semua pasukan.     

Dia harus mengetahui lokasi dari semua pasukan setiap saat, dan kesulitan seperti apa yang sedang mereka hadapi.     

Para kultivator yang dipimpin oleh Pendekar Lihen masih berada di Gunung Daoli. Kemudian monster iblis itu berbicara dengan suara manusia, "Senior, sebaiknya anda pergi dari sana. Sekarang setelah anda berada jauh di dalam wilayah Dinasti Dali, musuh bisa saja bersembunyi dan mata-mata berada dimana-mana. Peluang untuk terjadinya penyergapan sangatlah tinggi."     

"Baiklah." Pendekar Lihen mengangguk. "Ayo kita pergi."     

Kemudian kelompok itu kembali mengendarai pedang mereka dan pergi menuju ke bagian yang lebih dalam.     

Beberapa jam kemudian, Pendekar Lihen mengangkat tangannya. Pedangnya berhenti bergerak dan semua orang melakukan hal yang sama.     

Mereka menemukan pilar-pilar batu raksasa di bagian bawah dan aura mistis menyebar di tempat tersebut.     

"Matriks," ujar Yaya. "Kemungkinan besar tipe ilusi, yang bertujuan untuk menyembunyikan aura."     

*Boom* Pendekar Lihen mengayunkan tangannya dan dalam sekejap, sinar-sinar pedang yang tak terhitung jumlahnya melesat di udara, menghujani pilar-pilar batu tersebut. Tidak lama kemudian, terdengar rentetan suara gemuruh yang keras. Mereka bisa merasakan sebuah kekuatan yang dahsyat dan mereka juga mendengar suara raungan raga yang mengerikan     

Pilar-pilar batu raksasa itu hancur dan matriks ilusi tersebut tampaknya juga telah dihancurkan.     

Sebuah aura yang mengerikan telah muncul dan bayangan naga yang tak terhitung jumlahnya tiba-tiba memenuhi langit. Kemudian seseorang tampak melesat ke udara.     

Pada saat yang bersamaan, banyak kultivator bermunculan di area tersebut. Mereka semua memancarkan aura yang mengerikan.     

Sekelompok kultivator dalam jumlah besar itu adalah pasukan Saint, yang selama ini telah bersembunyi dan menunggu untuk menyergap mereka.     

Ditambah lagi, dua aura yang sangat mengerikan juga dapat dirasakan.     

"Raja Tiandao, Prince Regent," ujar monster iblis itu setelah melihat sosok mereka berdua. Dua kultivator terkuat di bawah sang Kaisar telah muncul pada saat yang bersamaan. Kemungkinan besar mereka adalah dua Saint terkuat di seluruh penjuru Dinasti Dali.     

Tidak hanya itu, orang-orang yang mereka bawa jauh lebih kuat daripada para kultivator yang berada di belakang Pendekar Lihen. Dapat terlihat dengan jelas bahwa mereka telah memahami dengan baik pasukan yang akan mereka hadapi ketika Pendekar Lihen berhenti di Gunung Daoli, dan mereka menyiapkan sebuah sergapan di sini.     

Pasukan lawan tampaknya telah membentuk sebuah matriks. Ribuan naga sejati meraung di atas langit.     

"Bentuk formasi!" ujar Pendekar Lihen. Dalam sekejap, aura pedangnya menembus langit an menyelimuti tubuhnya. Sementara para kultivator dari Istana Pedang Lihen menghunus pedang masing-masing dan bersiap untuk bertarung.     

Badai-badai mengerikan dari seni pedang Lihen muncul di sekitar mereka dalam sekejap, dimana Pendekar Lihen berada di bagian tengahnya.     

Bilah-bilah pedang itu bergejolak tak terkendali. Kemudian semua bilah pedang itu membentuk sebuah jaring pedang raksasa pada saat yang bersamaan dan mengoyak ruang hampa di sekitar mereka.     

Kawanan naga sejati meraung saat mereka menerjang ke depan. Mereka langsung tercabik-cabik menjadi potongan-potongan yang tak terhitung jumlahnya begitu mereka mendekati jaring-jaring pedang tersebut.     

Saat ini Yaya berada di dalam matriks pedangnya dan diagram-diagram dari matriks pedang bermunculan di sekitarnya. Dia terus menerus melahap aura pedang di sekitarnya dan menggabungkan kekuatan itu ke dalam diagram-diagram tersebut.     

Pada saat yang bersamaan, pasukan yang berada paling dekat dengan Pendekar Lihen dipimpin oleh dua kultivator tingkat Nirvana. Salah satu dari mereka memisahkan diri dan pergi membantu pasukan Pendekar Lihen secepat mungkin.     

Sementara itu di Istana Kaisar Xia, Xia Qingyuan, Yan Yuan, dan yang lainnya memandang ke arah Ye Futian.     

"Pertempuran telah dimulai?"     

"Ya." Ye Futian mengangguk. "Raja Tiandao dan Prince Regent muncul secara bersamaan, dimana mereka bermaksud untuk mengepung Pendekar Lihen dan pasukannya. Tapi mereka dilindungi oleh matriks pedang. Pasukan lawan tidak punya peluang untuk mengalahkan mereka."     

"Apakah itu berarti pasukan dari Dinasti Dali juga sedang menyiapkan sebuah penyergapan di kota kekaisaran?" tanya Yan Yuan.     

"Sepertinya begitu. Tampaknya sudah saatnya bagi kita untuk turun tangan." Kemudian Ye Futian memandang ke arah Yan Yuan dan berkata, "Kakak senior, Feixue, tunggu kabar dariku."     

Yan Yuan dan Feixue mengangguk dengan serius. Ye Futian, Xia Qingyuan dan yang lainnya pergi dengan membawa sekelompok kultivator menuju matriks teleportasi.     

Tidak lama kemudian, cahaya yang mengerikan terpancar dari matriks tersebut. Dalam sekejap, Ye Futian dan yang lainnya menghilang dari istana kekaisaran.     

Tempat yang mereka tuju tidak berada dalam wilayah Dinasti Dali. Mereka menuju ke dunia yang telah diperebutkan oleh tiga dunia Renhuang sejak lama—Dunia Kosong. Dunia Kosong adalah tempat yang menghubungkan ketiga dunia Renhuang tersebut.     

Dunia yang mengandung sumber daya kultivasi yang luar biasa itu masih merupakan sebuah tempat yang kacau saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.