Legenda Futian

Dihancurkan



Dihancurkan

1Xiang Nan bukanlah satu-satunya orang yang menyadari hal ini. Beberapa kultivator yang berada di sana ikut berpartisipasi dalam pertempuran yang terjadi bertahun-tahun lalu tersebut.     
2

Secara khusus, orang-orang dari Kota Qianye telah menyaksikan pertempuran itu, dan mereka semua mengenali sosok Penasihat Kekaisaran dari Dinasti Dali.     

Penasihat Kekaisaran pernah berada di pihak yang berlawanan dari Ye Futian dan kelompoknya, namun dia tidak bisa memaksa dirinya untuk membunuh Ye Futian. Sekarang mereka berdua berada di pihak yang sama?     

Terlebih lagi, Penasihat Kekaisaran tidak terhentikan dalam pertempuran itu dan dia telah mengalahkan Pelayan Kesembilan, sehingga memaksanya untuk mundur.     

Jantung semua orang berdegup kencang saat mereka merasakan ketegangan yang luar biasa di area tersebut. Bagaimana mereka bisa bersikap tenang dalam situasi seperti ini?     

Mereka semua bisa merasakan bahwa pertempuran ini tidak akan berjalan seperti yang mereka bayangkan. Sebaliknya, situasi pertempuran akan memburuk bagi mereka.     

Apa yang akan terjadi setelah Penasihat Kekaisaran dan Pelayan Kesembilan mulai bertarung?     

Orang-orang dari Klan Situ memahami apa yang sedang terjadi saat ini. Inilah sebabnya Ye Futian memilih untuk tidak membubarkan pasukannya setelah mereka memperingatkannya, tetapi dia malah terus menghadapi Pelayan Kesembilan.     

Sudah jelas, pihak yang paling kebingungan adalah orang-orang dari Dunia Kaisar Xiang. Ekspresi di wajah dua bersaudara itu sungguh luar biasa untuk dilihat.     

Alasan mereka bersekutu dengan Pelayan Kesembilan dalam pertempuran ini adalah karena tindakan ini tidak berisiko bagi mereka.     

Jika mereka memiliki kesempatan untuk membunuh Ye Futian tanpa menempatkan diri mereka dalam bahaya, mengapa mereka tidak mengambil kesempatan tersebut?     

Bahkan jika Pelayan Kesembilan mengalami kekalahan dan tidak mampu membunuh Ye Futian, mereka masih bisa melarikan diri dengan mudah. Lagipula seorang kultivator seperti Pelayan Kesembilan seharusnya mampu menghancurkan Ye Futian.     

Tapi sekarang?     

Xiang Ze bisa merasakan sepasang mata yang dingin sedang menatapnya. Itu adalah Ye Futian.     

Ye Futian berdiri di tempatnya dan kedua matanya dipenuhi dengan hawa dingin. Dia tidak berencana untuk kembali berurusan dengan Xiang Ze dan Xiang Nan. Keduanya mungkin telah bersekongkol untuk melawannya, tetapi mereka berdua memiliki sebuah dunia Renhuang untuk membantu mereka. Selama mereka tidak terlalu memengaruhinya, dia berusaha untuk mengabaikan mereka, karena akan terlalu sulit untuk berurusan dengan mereka. Dia tidak ingin membuat musuh kemana-pun dia pergi, terutama musuh-musuh yang kuat seperti dunia Renhuang. Hal ini akan membuatnya sangat sulit untuk bepergian.     

Tapi dia tidak memperhitungkan musuh-musuhnya yang menargetkannya dimana-pun dia berada.     

Dan kali ini, mereka datang kemari untuk membunuhnya.     

Siapa yang tidak mengetahui tentang konflik antara Kota Kekaisaran Kuno dan Kota Qianye?     

Ekspresi Xiang Ze menjadi muram, lalu dia memandang ke arah lain, yaitu pada tempat dimana Pelayan Kesembilan dan Qin Xuangang berada. Pertarungan antara mereka berdua akan menentukan hasil akhir dari pertempuran ini dan akan menentukan hasil dari konflik antara Kota Kekaisaran Kuno dan Kota Qianye.     

Namun, Ye Futian tidak repot-repot untuk menunggu hasil dari pertarungan mereka berdua. "Tangkap mereka," ujarnya dengan tenang.     

Saat dia mengatakan hal ini, sekelompok kultivator tingkat Nirvana melangkah ke depan, termasuk Zhu Kong dan yang lainnya. Pada saat itu, jumlah para kultivator tingkat Nirvana miliknya benar-benar melebihi lawannya.     

"Yang Mulia, kita harus mundur," ujar seorang kultivator tingkat Nirvana dari Dunia Kaisar Xiang. Saat dia mengatakan hal ini, sebuah kepalan tinju tiba di dekat mereka. Ini adalah serangan yang dikerahkan oleh Tetua dari Suku Zhong. Sekarang mereka tidak bisa melarikan diri. Suku Zhong hanya bisa tunduk pada Ye Futian, sehingga tentu saja mereka harus berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan kembali kesan baik dari Ye Futian.     

Karena itulah, mereka mengambil inisiatif sebelum Wu Yong bertindak.     

Pertempuran besar terjadi dalam sekejap. Gai Huang memang sosok yang kuat, namun beberapa kultivator tingkat Nirvana telah mengincarnya dan mengepungnya.     

Pertempuran sengit kembali terjadi di Kantor Pemimpin Kota dari Kota Qianye.     

Orang-orang dari Kota Qianye sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Pertempuran ini bahkan tidak seburuk apa yang biasanya terjadi di sini.     

Ye Futian melangkah ke depan, dan Wu Yong tetap berada di belakangnya untuk menjaganya. Ye Futian bisa menggunakan kemampuannya untuk bertarung; dengan demikian, akan menguntungkan baginya untuk tetap berada di dekat Ye Futian.     

Xiang Ze tampak ketakutan saat Ye Futian mendekatinya. Dia mencoba untuk melarikan diri.     

"Bahkan dalam situasi seperti ini kau ingin melarikan diri?" Ye Futian membuat gerakan mencengkeram ke arah Xiang Ze, kemudian aura ruang dan waktu menyebar di udara. Dalam sekejap, Xiang Ze merasa tubuhnya telah membeku. Seolah-olah dia sedang menahan sebuah tekanan yang sangat dahsyat.     

Cahaya menyilaukan terpancar dari tubuhnya, yang terlihat seperti cahaya Renhuang.     

Namun, cahaya menyilaukan itu terlalu lambat, karena Ye Futian sudah berada di dekat Xiang Ze. Teknik Star Plucking Handprint dikerahkan ke udara disertai dengan suara gemuruh, dan Xiang Ze tidak cukup kuat untuk menangkisnya. Tubuhnya dicengkeram dengan mudah, dan wajahnya langsung berubah menjadi pucat.     

*Krak* Tiba-tiba terdengar suara gemeretak. Xiang Ze menjerit kesakitan saat tulang-tulangnya patah. Kemudian Ye Futian mengayunkan tangannya, dan jejak telapak tangan raksasa itu dikerahkan menuju permukaan tanah disertai dengan suara benturan. Xiang Ze menghantam permukaan tanah dengan keras sehingga tubuhnya menjadi bungkuk.     

Dia berusaha merangkak keluar dari lubang yang dibentuk oleh tubuhnya sendiri, tetapi dia melihat sebuah kaki dikerahkan padanya. Serangan itu memaksanya kembali ke lubang tersebut diikuti dengan suara benturan lainnya dan dia memuntahkan darah.     

Ekspresi marah muncul di wajahnya. Ye Futian mempermalukannya hingga seperti ini.     

Tidak jauh dari tempatnya berada, wajah Xiang Nan menjadi pusat pasi. Ketika dia menyaksikan apa yang terjadi pada kakaknya, dia seperti melihat dirinya sendiri.     

"Apakah Kota Xiang berpikir bahwa Kota Qianye adalah target yang cocok untuk ditindas?" Ye Futian melangkah ke depan dan mengangkat tubuh Xiang Ze dari permukaan tanah dengan mencengkeram lehernya. Dia mengangkat tubuhnya sampai Xiang Ze menggantung di udara. Dia mengerahkan sedikit tekanan pada cengkeramannya, dan Xiang Ze merasa seolah-olah dia tidak bisa bernapas.     

Wajah Xiang Ze menjadi pucat. "Apakah kau ingin menjadikan Dunia Kaisar Xiang sebagai musuhmu, Ye Futian?" ujarnya dengan suara serak.     

"Aku tidak menginginkan hal itu terjadi, jadi aku tidak pernah mencarimu untuk menyelesaikan konflik di antara kita. Tetapi meskipun aku tidak ingin menjadikan Dunia Kaisar Xiang sebagai musuhku, kau masih berusaha membunuhku. Jadi menurutmu, haruskah aku membunuhmu?" Kedua mata Ye Futian kini dipenuhi oleh keinginan membunuh yang luar biasa. Tatapan matanya seperti bisa menembus mata Xiang Ze.     

"Mulai sekarang, aku tidak akan mencari masalah denganmu lagi," ujar Xiang Ze.     

Ye Futian tersenyum masam. Apakah masalah ini bisa diselesaikan sesederhana itu?     

Dia menyadari bahwa Xiang Ze masih menyaksikan pertempuran lainnya. Ye Futian tahu bahwa Xiang Ze masih memiliki harapan pada pertempuran yang dijalani oleh Pelayan Kesembilan. Dia berharap bahwa Pelayan Kesembilan mampu mengalahkan guru Ye Futian.     

"Karena kau sangat ingin menyaksikan pertempuran mereka, maka kau bisa menyaksikannya dengan tenang. Setelah itu, kita akan menyelesaikan konflik di antara kita." Ye Futian memutar tubuh Xiang Ze saat dia mencengkeram lehernya dan mengangkatnya ke udara dimana dia bisa menyaksikan pertempuran tersebut. Penghinaan semacam ini jelas merupakan nasib yang lebih buruk daripada kematian bagi Xiang Ze.     

…     

Pada pertempuran lainnya, Qin Xuangang terus bergerak ke depan, sehingga memaksa Pelayan Kesembilan mundur ke udara. Cahaya dari huruf-huruf kuno bersinar saat mereka menyelimuti segala sesuatu yang ada di area tersebut.     

Seseorang seperti Pelayan Kesembilan tentu saja bisa merasakan betapa kuatnya Qin Xuangang. Seseorang yang berada di tingkatnya bisa mengetahui tingkat kultivasi lawannya setelah menerima satu serangan darinya.     

Pelayan Kesembilan mengetahui bahwa Qin Xuangang tidak mungkin berada di tingkat yang lebih rendah darinya. Dia telah menyentuh gerbang menuju tingkat Renhuang.     

Dia melangkah ke depan, mengabaikan jarak di antara mereka. Auranya terpancar dari tubuhnya dan mengguncang udara di sekitarnya. Kemudian dia mengerahkan kepalan tinjunya ke depan, sehingga menyebabkan langit berguncang dan bergemuruh. Kepalan tinjunya itu tampaknya mampu melintasi jarak sejauh apa-pun untuk membunuhnya.     

Seberkas cahaya yang sangat menyilaukan bersinar, dan sebuah huruf yang bertuliskan "kuat" telah terbentuk di hadapan Pelayan Kesembilan, seperti sebuah batu ukiran dari Jalur Agung.     

Huruf itu dipenuhi dengan aura kepalan tinju yang mengerikan. Kemudian semua huruf kuno itu bergetar hebat, sehingga menyebabkan suara raungan yang mengerikan bergema di udara. Namun, huruf-huruf itu tampaknya telah menyatu dengan Jalur Agung Dunia, sehingga mereka tidak akan pernah bisa dihancurkan.     

*Whoosh* Saat ini huruf kuno lainnya muncul di dekat Pelayan Kesembilan. Huruf itu bertuliskan "bumi."     

*Whoosh, Whoosh, Whoosh* Suara-suara ini terus menerus terdengar saat huruf-huruf yang dipenuhi oleh aura dari Jalur Agung Dunia bermunculan di sekitar Pelayan Kesembilan. Huruf-huruf itu tampaknya telah menyegel area tersebut secara keseluruhan.     

"Ini…"     

Semua orang merinding saat mereka menyaksikan pemandangan yang terjadi di udara. Huruf-huruf kuno dari Jalur Agung itu mengelilingi Pelayan Kesembilan dan berputar-putar sambil memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan. Seluruh area itu tampaknya telah tersegel di dalamnya, termasuk Pelayan Kesembilan.     

Seseorang sekuat Pelayan Kesembilan, yang namanya tertera dalam Peringkat Raja Regional, kini telah terperangkap dalam sekejap.     

Tidak ada seorang-pun yang mengira bahwa pertempuran akan menjadi seperti ini. Ternyata ada seseorang yang mampu menekan Pelayan Kesembilan.     

Pelayan Kesembilan mengambil napas dalam-dalam. Saat ini ekspresinya tampak serius.     

Dia menyadari bahwa dia telah bertemu lawan terkuat yang pernah dia hadapi dalam hidupnya.     

Bagaimanapun juga, sebagai seorang Saint, dia tidak mampu bertarung melawan para kultivator tingkat Renhuang. Sementara pria yang berada di hadapannya ini adalah kultivator terkuat yang pernah dihadapinya.     

Saat ini dia membentuk segel dengan kedua tangannya, dan tubuhnya menjadi samar dan sulit untuk dilihat. Dia berbalik ketika seberkas cahaya yang menyilaukan bersinar dari tubuhnya.     

Tidak lama kemudian, semua orang melihat banyak sosok yang tampak seperti Pelayan Kesembilan bermunculan dan sepertinya sosok-sosok itu memiliki kekuatan yang mengerikan.     

Udara di sekelilingnya berguncang hebat seolah-olah udara akan hancur akibat aura yang memenuhinya.     

Aura petarung yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Kemudian seberkas cahaya melesat ke atas awan, berusaha menembus langit. Namun di atas langit, cahaya itu dihancurkan oleh huruf-huruf kuno yang berputar-putar di udara.     

*Boom*     

Sebuah aura yang mengerikan menyebar di udara, dan sosok Pelayan Kesembilan yang tak terhitung jumlah muncul pada saat yang bersamaan dan bergerak ke arah yang berbeda-beda.     

Ini bukanlah tubuh ganda. Setiap sosok itu tampaknya terbentuk dari aura milik Pelayan Kesembilan.     

Ribuan sosok muncul di segala arah dan mengerahkan kepalan tinju mereka pada saat yang bersamaan.     

*Brak, Brak, Brak*     

Tidak lama kemudian, terdengar suara-suara yang sangat keras, dan huruf-huruf kuno itu bergetar. Di setiap arah, bayangan yang tak terhitung jumlahnya tampaknya saling tumpang tindih satu sama lain dalam sekejap, dan ribuan kepalan tinju mereka bergabung menjadi satu kepalan tinju. Kekuatan yang mengerikan terpancar dari kepalan tinju tersebut.     

Suara retakan terus menerus terdengar dari dinding huruf-huruf kuno tersebut. Sepertinya dinding itu akan hancur.     

Dan bukan hanya itu saja; semakin banyak bayangan yang bermunculan, dimana bayangan itu sepertinya tak ada habisnya. Di hadapan semua bayangan tersebut, dinding yang dibentuk dari huruf-huruf kuno itu akan dihancurkan.     

Qin Xuangang melangkah di depan dinding huruf kuno tersebut. Dia mengulurkan tangannya ke atas seolah-olah dia sedang mengangkat langit.     

Kemudian, semua orang menyaksikan sebuah pemandangan yang sangat mengejutkan.     

Huruf-huruf kuno yang tak ada habisnya bermunculan dan terus menerus dikerahkan menuju dinding yang akan hancur tersebut.     

Selain itu, seberkas cahaya suci yang mengerikan muncul di atas langit.     

"Enyahlah!" tiba-tiba terdengar sebuah suara, dan cahaya suci yang menyilaukan itu melesat ke tempat dimana Pelayan Kesembilan berdiri. Sepertinya cahaya itu akan menembus tubuhnya.     

Kemudian, semua huruf kuno yang berputar-putar itu hancur dan tampaknya berubah menjadi sinar-sinar cahaya tak berbatas yang menembus semua bayangan dari Pelayan Kesembilan yang tak terhitung jumlahnya.     

Seluruh penjuru area itu akan dihancurkan.     

Pelayan Kesembilan berdiri di tengah-tengah area tersebut dan sinar-sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya itu ditembakkan ke arahnya. Tubuhnya kini membesar, berusaha menghancurkan ledakan energi yang mendekatinya, tetapi bayangan-bayangan di sekitarnya terus menerus ditembus oleh cahaya itu dan dihancurkan. Saat cahaya suci yang tak berbatas itu tiba, seberkas cahaya lainnya juga melesat ke arahnya.     

Pada detik berikutnya, semua sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya menembus tubuhnya.     

Tubuh Pelayan Kesembilan terpaku di tempatnya dan dia memandang ke arah langit. Pada saat itu, perjalanan hidupnya tampak bermunculan di depan matanya.     

"Yang Mulia, saya telah mengecewakan anda. Saya tidak mampu memenuhi kepercayaan anda pada saya."     

Pelayan Kesembilan menghela napas dalam-dalam. Terdapat air mata di sudut matanya. Dia memikirkan kembali bagaimana dia telah ditindas saat dia masih muda. Dia baru bisa memiliki masa depan setelah menerima perhatian dan dukungan dari Yang Mulia.     

Saat ini, dia tidak merasa sedih dengan kenyataan bahwa dia akan mati. Hatinya hanya terasa sakit karena dia akan mengecewakan Yang Mulia-nya, yang telah menaruh begitu banyak kepercayaan padanya.     

Dia telah berusaha untuk membantu tuan muda menjadi seorang Kaisar dengan sepenuh hati. Tetapi dia tidak menyangka bahwa dia akan menemui ajalnya seperti ini.     

Jika dia telah melakukan kesalahan, dia melakukannya hanya karena tuan muda telah menghadapi lawan yang salah.     

Tatapan mata semua orang kini tertuju pada pertempuran yang terjadi di atas langit.     

Apakah pertempuran ini telah berakhir?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.