Legenda Futian

Mencapai Puncak



Mencapai Puncak

3Banyak orang yang berada di Gunung Suci Wutu juga menyadari sosok Ye Futian di atas sana, karena dia adalah satu-satunya orang di dekat puncak gunung yang masih terus bergerak ke atas.      0

Sang burung petir dan Zhu Qi telah menuruni gunung dan memilih untuk menyerah, sehingga membiarkan Lu Yu meraih segalanya.     

Kini mereka semua bertanya-tanya: sebenarnya apa yang sedang direncanakan oleh Ye Futian?     

Apakah dia benar-benar akan menantang sosok legendaris seperti Lu Yu?     

Apakah dia mampu menghadapi bilah-bilah pedang milik Lu Yu?     

'Siapa identitas dari pria itu?' banyak orang bertanya-tanya dalam hati, dan beberapa di antara mereka menyuarakan pertanyaan itu.     

"Entahlah." Semua orang menggelengkan kepala, karena tidak ada seorang-pun yang mengetahui identitas Ye Futian.     

Namun, Qi You, putra dari Kaisar Qi, mengetahui siapa sebenarnya pria tersebut. Dia memandang ke arah Ye Futian dan merasa khawatir.     

Bakat Ye Futian yang begitu luar biasa membuat namanya dikenal sebagai sang jenius nomor satu di Dunia Naga Merah. Tapi kembali lagi, serangan pedang milik Lu Yu itu sangat luar biasa. Jika Ye Futian tidak mampu mengatasi serangan sekuat itu, maka dia harus menanggung konsekuensi yang mengerikan.     

Mencapai puncak dari Gunung Suci Wutu bukanlah hal yang mudah. Tidak ada seorang-pun dengan kemampuan biasa-biasa saja yang akan mampu melakukannya.     

Banyak orang bertanya-tanya apakah dia hanyalah seorang Saint yang tidak tahu diri.     

Akan tetapi, Ye Futian tidak peduli dengan pendapat orang lain tentang dirinya. Sambaran petir menghujaninya, namun dia terus bergerak ke atas dan semakin mendekati puncak gunung.     

Dia bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan tidak butuh waktu lama baginya untuk menyalip burung petir tersebut.     

Pemandangan itu membuat hawa dingin terpancar dari kedua mata burung petir tersebut.     

Dia sulit menerima fakta bahwa Ye Futian mampu melewatinya dengan begitu mudah.     

Burung itu telah menghentikan langkahnya. Serangan pedang yang dilancarkan oleh Lu Yu itu membuat burung petir tersebut tetap berada di tempatnya untuk berlatih.     

Dia tidak keberatan untuk mengakui kekuatan yang dimiliki oleh Lu Yu, tetapi dia terdiam saat menyaksikan Ye Futian berjalan melewatinya.     

"Berhentilah di tempatmu berada," Lu Yu, yang berada di puncak Gunung Suci Wutu, berbicara dengan nada datar. Suaranya sama sekali tidak mengandung emosi saat dia menyuruh Ye Futian untuk tetap berada di bawah puncak gunung.     

Pedangnya masih melayang di udara dan menarik kilatan petir dari atas langit. Seolah-olah dia hendak melancarkan serangan petir ke arah kepala Ye Futian jika dia tetap bersikeras untuk terus bergerak ke atas.     

Saat ini terdengar rentetan suara gemuruh. Seberkas sambaran petir dikerahkan menuju tubuh Ye Futian, yang membuat tubuhnya bergetar. Namun, dia sudah terbiasa dengan hal tersebut, jadi dia tetap terlihat tenang, dan hampir tidak ada ekspresi yang terlihat di wajahnya.     

"Turunlah," Ye Futian menatap ke arah Lu Yu dan berbicara dengan nada datar. Lu Yu menyaksikan bahwa Ye Futian justru memprovokasinya alih-alih menghentikan langkahnya. Tindakan itu menunjukkan kepercayaan diri yang tiada duanya.     

Lu Yu bukanlah satu-satunya orang yang terkejut; semua orang yang berada di Gunung Suci Wutu juga tampak tercengang.     

Ye Futian menyuruh Lu Yu untuk turun, bahkan setelah menyaksikan serangan pedangnya. Hal itu memang menunjukkan rasa percaya diri yang begitu luar biasa.     

Bahkan sang burung petir tampaknya tidak mampu menahan emosinya lebih lama lagi. Burung itu menatap Ye Futian dengan kedua matanya yang tampak sombong.     

"Enyahlah," ujar burung itu dalam suara manusia. Tatapan matanya tampak sangat mengerikan.     

Monster iblis dilahirkan dengan sifat yang sangat sombong. Bahkan jika monster iblis mencapai tingkat Saint Plane, masih sulit untuk mengubah sifat bawaan tersebut. Terlebih lagi ketika mereka termasuk dalam spesies predator, karena mereka adalah spesies yang paling susah diatur.     

Burung petir itu baru bersikap patuh setelah dikalahkan oleh Lu Yu.     

Namun, pada saat ini, Ye Futian juga akan melewatinya.     

Ye Futian memandang burung itu, dan seberkas hawa dingin terpancar di matanya. Sebuah aura dari Jalur Agung yang sangat kuat melesat ke dalam mata dari burung tersebut. Saat ini kedua mata Ye Futian tampak seperti sepasang mata dewa. Dalam sekejap, burung itu sepertinya tidak mampu melihat hal lainnya dengan kedua matanya yang berukuran besar, dia hanya bisa melihat sosok Ye Futian.     

Aura spiritualnya menjadi tidak bisa dikendalikan dan tubuh raksasa dari burung itu bergetar hebat.     

*Kaaaww*     

Suara pekikan panjang dan melengking terdengar dari burung petir tersebut. Seolah-olah burung itu sedang menahan rasa sakit yang luar biasa.     

Burung itu berusaha melawan balik, tetapi pada saat itu pula dia melihat kilatan petir di mata Ye Futian melesat ke arah matanya.     

"Berlututlah," ujar Ye Futian dengan nada dingin seolah-olah dia sedang memberi perintah. Orang-orang yang berada di Gunung Suci Wutu kini bertanya-tanya dengan siapa dia berbicara.     

Berlutut?     

Mereka semua bertanya-tanya dengan siapa dia berbicara.     

*Boom*     

Kekuatan petir itu hancur dalam sekejap, dan kedua mata dari burung petir yang menakjubkan itu menjadi terlihat linglung. Kakinya mulai menekuk. Seolah-olah burung itu akan berlutut setelah dibentak oleh Ye Futian.     

*Boom*     

Sambaran petir ungu lainnya melesat menembus langit. Kilatan petir juga terpancar dari mata burung tersebut, namun tampaknya burung itu sudah tersadar dari lamunannya. Dia beberapa kali menggelengkan kepalanya. Tampaknya pikirannya telah terhenti beberapa saat yang lalu, dan otaknya seperti tidak mampu berfungsi dengan baik.     

Dia merasa terkejut saat menyadari bahwa dirinya benar-benar akan berlutut pada Ye Futian.     

Ekspresi burung itu berubah menjadi sangat muram dalam sekejap.     

Dia nyaris dikendalikan oleh Ye Futian, dan burung itu menganggap tindakan Ye Futian benar-benar tidak dapat dimaafkan.     

Burung itu kini bertanya-tanya apakah Ye Futian ingin mempermalukannya di hadapan semua orang.     

Ketika pemikiran itu muncul di dalam benaknya, sosok yang berada di dalam sepasang mata raksasa itu semakin membesar. Dia tampak terkejut saat sayapnya dibentangkan dan hendak menutupi sekujur tubuhnya. Namun, sosok itu bergerak terlalu cepat. Tidak lama kemudian terdengar suara gemuruh yang keras, dan ribuan sambaran petir menghantam tubuh burung itu, sehingga membuat tubuhnya bergetar hebat sebelum terhempas ke udara.     

Burung petir itu jatuh ke permukaan tanah dan berguling menuruni Gunung Suci Wutu. Ye Futian tidak mempedulikan burung itu dan terus bergerak ke atas, karena tidak lama lagi dia akan mencapai puncak gunung.     

Awan petir yang berbentuk seperti cawan itu bergejolak dan bergemuruh. Selain itu, kekuatan penghancur yang menyesakkan telah menyelimuti area tersebut. Lu Yu dan Ye Futian adalah dua orang yang paling bisa merasakan apa yang sedang terjadi di atas sana. Kekuatan dari Jalur Agung elemen petir telah menyelimuti area di sekeliling mereka.     

Lu Yu memandang Ye Futian yang terus bergerak ke atas, dan dia mulai menanggapinya dengan serius.     

Ye Futian mampu mengendalikan dan mengalahkan burung petir itu dalam waktu yang singkat, sehingga dia bahkan tidak dapat melihat bagaimana cara Ye Futian melakukannya.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa pria yang berada di depannya itu bukanlah sosok yang lemah.     

'Tetapi kembali lagi, memangnya kenapa dengan hal itu? Kau berniat mengalahkanku dengan mudah?' pikir Lu Yu dalam hati.     

Kala itu ketika Gunung Suci Wutu kembali dibuka untuk umum, dia menganggap bahwa sosok yang memenuhi syarat untuk berdiri di puncak Gunung Suci Wutu, hanya dirinya seorang, Lu Yu.     

Lu Yu tidak akan membiarkan orang lain bertarung melawannya demi mendapatkan kejayaan yang akan menjadi miliknya..     

Itu adalah sesuatu yang ingin dia dapatkan.     

Dia mengayunkan tangannya, dan bilah-bilah pedang miliknya berdentangan. Sembilan pedang muncul di atasnya dan menarik sambaran petir dari Jalur Agung. Awan-awan petir ikut bergerak, dan kekuatan petir bergejolak. Setiap bilah pedang itu mengandung kekuatan petir yang sangat mengerikan.     

Namun Ye Futian tetap tidak terpengaruh bahkan setelah menyaksikan semua tindakan yang dilakukan oleh Lu Yu. Dia mengulurkan tangannya, lalu Tombak Ruang dan Waktu muncul di genggamannya.     

Tombak itu sepertinya telah dibentuk dari sambaran petir Jalur Agung. Benih petir yang tertanam di dalam Roh Kehidupan Pohon Dunia di tubuhnya kini bersinar terang, sehingga menyebabkan pohon itu berkilauan dengan cahaya yang menakjubkan. Aura dari Jalur Agung yang tak berbatas mengalir ke dalam tubuhnya, yang kemudian diarahkan menuju tombak tersebut.     

Bukan hanya itu saja; setiap aura dari Jalur Agung elemen petir yang berada di atas Gunung Suci Wutu kini menjadi tak terkendali, yang kemudian berubah bentuk menjadi kawanan naga. Kemudian kawanan naga itu menerjang di atas tubuh Ye Futian. Pada saat itu, Ye Futian tampaknya telah mengumpulkan kekuatan petir dari Gunung Suci Wutu di tubuhnya, yang kemudian ditempa oleh metode Deed of Thorough Comprehension dan mengalir ke dalam tombak miliknya.     

Segala sesuatu yang berada di sekelilingnya kini tampak diselimuti oleh kilatan petir. Pemandangan itu sangat menakjubkan.     

"Bunuh dia," ujar Lu Yu dengan nada dingin, sambil mengerahkan kekuatan penghancur di sekitarnya menuju Ye Futian.     

Kekuatan petir yang menyerupai bencana pada hari kiamat turun dari atas langit, dan awan petir yang berbentuk seperti cawan itu bergejolak, yang kemudian berkumpul di atas bilah-bilah pedang saat mereka melancarkan serangan. Bilah-bilah pedang itu dikerahkan untuk menghancurkan segala sesuatu yang berada di hadapan mereka.     

*Boom.*     

Sambaran petir yang tak terhitung jumlahnya turun pada saat yang bersamaan, sehingga membuat pandangan mata banyak orang terganggu. Pada saat itu, seberkas sambaran petir sepertinya telah menembus ruang hampa. Jalur Agung kini telah bergabung menjadi satu kesatuan, dan hanya tombak itu yang tersisa di sana.     

Para penonton menyaksikan dua sinar cahaya saling bertabrakan satu sama lain. Tidak lama kemudian, muncul cahaya yang sangat menyilaukan sehingga tidak ada seorang-pun yang bisa membuka mata mereka. Area itu kini disinari oleh cahaya putih tersebut.     

Kilatan petir menyambar di sekitar mereka, dan semua orang memusatkan pandangan mereka ke arah tersebut. Tidak lama kemudian segala sesuatunya menjadi terlihat dengan jelas. Seseorang sedang berdiri di puncak gunung dengan tenang. Seolah-olah selama ini dia sudah berada di sana.     

Banyak orang tertegun saat mereka bisa memastikan siapa yang masih berdiri di puncak gunung.     

Rambut abu-abu milik pria itu berkibar tertiup angin. Secara mengejutkan, sosok yang berdiri di puncak Gunung Suci Wutu adalah Ye Futian.     

*Uhuk, Uhuk*     

Kemudian terdengar suara orang terbatuk, dan baru pada saat itulah banyak orang menyaksikan seseorang berdiri di bawah puncak gunung, dimana sekujur tubuhnya berlumuran darah dan auranya tampak sangat lemah.     

Orang itu tidak lain adalah Lu Yu, yang tampak seperti sosok tak terkalahkan beberapa saat yang lalu.     

Seolah-olah surga telah berubah menjadi neraka dalam sekejap.     

"Apa yang…"     

Banyak orang mengira bahwa mata mereka sedang mempermainkan mereka. Lu Yu benar-benar telah dikalahkan.     

"Sebenarnya siapa identitas dari pria itu?" banyak orang memandang ke arah Ye Futian dan mengajukan pertanyaan.     

Mereka bertanya siapa identitas Ye Futian yang sesungguhnya.     

Lu Yu telah menampilkan kekuatan yang menakjubkan dan bermaksud untuk menantang rekor dari Gunung Suci Wutu. Namun, pada saat ini, seseorang telah muncul dan menendangnya dari puncak gunung dalam waktu singkat.     

Pemandangan itu terlalu mengejutkan bagi banyak orang.     

"Dia benar-benar berhasil mencapai puncak." Qi You tidak bisa berkata-kata saat menyaksikan pemandangan tersebut. Ye Futian adalah orang yang berhasil mencapai puncak dari Gunung Suci Wutu.     

Lu Yu, yang berada tepat di bawah puncak gunung, tampak sangat kacau. Suara batuk kembali terdengar, dan darah mengalir dari mulutnya. Dia menatap ke arah Ye Futian, dan dia benar-benar telah kehilangan semua kepercayaan diri yang telah dia tampilkan beberapa saat yang lalu. Saat ini dia tampak seperti seorang pecundang.     

Dia mengira bahwa dia tidak akan menemukan saingan di Gunung Suci Wutu. Saingannya akan berada di Gunung Suci lainnya dan dalam catatan sejarah di masa lalu.     

Pakaian Ye Futian yang berwarna putih berkibar di udara saat dia berdiri di puncak gunung. Ekspresinya terlihat sangat tenang. Meskipun dia telah sampai di puncak gunung, dia sama sekali tidak menunjukkan kegembiraan.     

Saat ini pola pikirnya nyaris tak tergoyahkan.     

Dia tidak hanya ingin mencapai puncak gunung; dia ingin Kaisar Purple Underground menaruh perhatian padanya.     

Dia mengambil napas dalam-dalam dan memandang ke atas langit. Awan petir yang bergejolak di atasnya seperti berada beberapa inci di atas kepalanya. Seolah-olah dia bisa menyentuh deretan awan itu hanya dengan mengulurkan tangannya.     

Menaklukkan 900 sambaran petir, huh?     

Kemudian dia menempatkan kedua tangannya di belakang punggungnya. Seberkas sambaran petir turun dari atas langit. Dia membiarkan petir itu menyambarnya alih-alih menangkisnya.     

*Boom*     

Tubuh Ye Futian kini diselimuti oleh Divine Thunder disertai dengan suara gemuruh, yang membuat penampilannya tampak gagah dan menakjubkan. Kedua tangannya masih berada di belakang punggungnya, dan dia sama sekali tidak tergoyahkan. Sosoknya tampak berdiri tegak di puncak gunung.     

*Boom, Boom, Boom* Sambaran petir lainnya menghujani tubuhnya saat awan petir itu menyelimuti seluruh penjuru dari Gunung Suci Wutu dan mulai menghujani semua orang. Ye Futian, yang berada di puncak gunung, selalu menjadi orang pertama yang menerima sambaran petir tersebut. Namun, dia tampak seperti sebuah patung yang menerima semua sambaran petir itu tanpa mengucapkan sepatah kata-pun.     

Banyak pemikiran muncul di dalam benak mereka saat melihat sosok yang berada di hadapan mereka itu.     

Mereka semua berpikir bahwa pria yang berada di depan mereka itu mungkin akan mampu memecahkan rekor dari Gunung Suci Wutu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.